A Precious Voice

By nickhy03

28.8K 2.6K 1.5K

(Cover By @thornesia) Status complete season 1 Ketika Perjuangan Forth menaklukan keras Dan dinginnya Hati be... More

Author prov (revisi)
Prolog
[revisi] Capter 1 (Mimpi buruk yang berulang)
[Revisi ] Capter 2 (Lembaran Baru)
[Revisi] Capter 3 (Pertemuan pertama)
[revisi] Capter 4 ( accident)
Capter 5 (That Night)
Capter 6 (A confession)
Capter 7 (decision)
Capter 8 (Am i fall now?)
Thank for support
Capter 9 ( The Problem)
Capter 10 (chance)
Capter 12 (frist dates)
Capter 13 (My New Relationship)
Capter 14 (New Rival)
Capter 15 (Dilema)
Capter 16 (Regret)
Capter 17 (Truth)
Capter 18 (Happy ?)
Spesial Cuplikan Season 2
A.Q

Capter 11 (My Feeling)

1.1K 122 81
By nickhy03


Sorry updatenya lama
Hari ini full costumer
Jadi aku nyuri waktunya susah payah
Btw ditunggu jejaknya

Happy reading

{beam}

Mimpi

Kilasan memori gelap ku memuncak.
Hampa udara menempati dinding paru-paru ku yang sempit.
Terasa dikulit lembutnya kain seprai menjalar panjang mengitari kasur yang sedikit lusuh.
Namun hanya kegelapan saja yang ter pana di dalam bola mata ini.
Setitik cahaya mulia menerangi kesendiriannya ku ini.

Aku pun mencoba melihat sekeliling.

"Ini dimana?"
"Ini kamarku yang dulu"
"Mengapa aku bisa Ada disini?"
Tanya ku pada diri sendiri

Ku coba menapakan kaki di lantai kamar yang kotor karna debu, serakan barang-barang tersebar sampai ke penjuru.

Sejenak langkah ini berhenti, melihat pas foto berwajah diriku sendiri.

Aku sedikit senyum sembari mengusap butiran debu yang menempel di pas foto tersebut.

Tiba-tiba

*Treng*

Suara benda berjatuhan membuatku menoleh seketika.
Kakiku melangkah sendirinya menuju suara tersebut, tak terasa aku sudah berada di ruang tamu.
Mataku mencoba memperhatikan keadaan.
Pecahan kaca foto keluargaku tergeletak di lantai, lalu aku mencoba memungutnya.
Namun teriakan demi teriakan terdengar bak kerasnya bunyi senapan mesin menerpa.
Namun diriku yang lemah terbujur kaku di lantai.

Melihat bagaimana papa melakukan kekerasan pada ibu di depan mata kepalaku sendiri begitu menyayat hati.
Teriakan kucoba lontarkan namun suaraku menghilang, badan ku seperti mengambang di atas penderitaan yang telah lalu.

Namun tatapan tajam papa mulai menoleh pada ku lalu mendekat dan menghampiri ku yang masih terbujur kaku.

"Dasar anak sialan" teriak papa sembari mencoba melayangkan tamparan pada wajah kaget ku.

Aku pun mencoba menahannya dengan sekuat tenaga.

Namun semua menghilang dengan sendirinya.

Aku mencoba berlari kesana kemari mencari dimana mereka berada. Namun cahaya terang mulai menghampiri lalu menerangi jiwa yang sunyi akan kasih sayang.

****

Sempitnya udar mulai kembali melonggar, aliran napa mulai kembali normal.
Kedua Mataku yang berat coba di angkat perlahan.

*Emmmhhh*

"Barusan mimpi !" Pikir ku!

Kilasan ingatan mulai mengisi pikiran yang kosong ini.
Silau cahaya membuat ku sedikit memejamkan kembali mata ini namun bayangan hitam bak dinding tembok terlihat di depan mataku.

"Siapa dia?"
"Aku Ada dimana?"
Tanya ku pada diri sendiri.
"Tunggu" aku berpikir sejenak sembari melihat sekeliling kamar.
"Ini kamar ku?"ujar ku heran.
"Terus dia siapa?"batin ku masih bertanya .

Namun orang tersebut masih berdiri membelakangi ku melihat keluar lalu sedikit berjalan kemudian menyeder di sisi kaca.


"Shitt!!!, forth" pikir ku kaget
"Mengapa dia disini?"pikirku berat
Lalu aku mencoba menarik selimut yang tebal namun aku menyadari aku telanjang hanya celana dalam bertuliskan "Calvin Klein" tertara.

"Shitt!!!!"
"Mengapa lagi aku telanjang?"
"Apa yang forth lakukan pada ku?
"Mengapa ini terjadi lagi?
Batinku masih bertanya-tanya.

(Author)

Beam shock melihat forth berada di kamarnya menyender santai begitu membuat beam bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

"Forth!" teriak beam sembari menutupi badan dengan selimut tebal.

"Mengapa kamu disini?"
"Apa yang Kamu lakukan di kamar ku?" Teriak beam keras sembari melotot pada Forth yang masih menikmati pemandangan luar rumah.

"Beam, kamu sudah siuman?"tanya forth rendah sembari mendekati beam.

"Awas, menjauh"teriak beam sembari mundur mendekati tembok.

"Aw, Ada apa beam?" tanya forth sedikit senyum.

"Apa yang Kamu lakukan di kamar ku?"
"Dan mengapa aku bisa begin?"
ujar beam sembari menunjukan sedikit situasi dirinya.

"Kamu tidak ingat semalam?" ujar forth senyum sembari merayap perlahan mendekati beam yang sedikit ketakutan.

"Menjauh!!"teriak beam sembari melemparkan bantal dari atas kasur.

Namun tae hanya menghidar sembari senyum licik.

"Tak kena!"ujar forth 😀😀😀 sembari menghindari.

"Sialan kamu forth menjauh dari ku?" Teriak beam kembali sembari melemparkan bantal yang terisia.

"Aw, beam tenang!"ujar Forth merendah lalu semakin mendekati beam yang hanya terbalutkan selimut.

*Bruggg*

Forth menindih beam yang sibuk memegan selimut supaya tidak turun.

"Beam, kamu tidak ingat semalam?"ujar Forth senyum liciknya keluar.

"Apa?" Teriak beam.

"Menyingkir, aku tidak bisa bernapas?"teriak beam mencoba lepas dari tindihan forth.

Namun wajah forth semakin mendekat menuju wajah beam.
Jantung beam kembali berdegup kencang, pipi beam mulai merah merona, napas beam mulai tak karuan.

"Menyingkir dari hadapan ku?"cetus beam cemberut.

"Aw, tidak, beam semakin manis kalu marah?"ujar forth sembari senyum mencoba mencuri ciuman.

Wajahnya semakin mendekati bibir, beam hanya meronta tak kuasa.

Sedikit lagi mereka akan bericuman namun, forth tertawa yang membuat beam heran.

"Hahaha!" tawa forth tak terbendung.

"Sialan kamu forth"beam mengutuk.

"Kamu, bahan ejekan yang tak pernah bosan aku goda!"ujar forth sembari mengusap air mata kecilnya yang keluar dari mata kiri.

"Sialan"
"Dasar kambing kenyot"
"Ular busuk"
"Macan belang"
Sumpah serapah beam keluar dengan sendirinya yang membuat forth terkejut seketika.

"Waw, kamu bisa juga"ujar forth heran.

"Lepaskan!, terus"suruh forth.

"Apanya yang lepaskan?" Tanya beam sinis sembari memegang selimutnya.

"Pikiran mu selalu negatif ya?" Tanya forth.

"Kupret kamu?" kutuk beam kembali.

"Tok-tok-tok"

Tak lama kit datang ke kamar beam setelah mendengar percakapan yang keras tersebut.

"Beam kamu sudah bangun"Tanya kit sembari memegang baki penuh dengan makanan.

"Eh"jawab beam singkat.

"Beam"Tanya kit sembari mendekat lalu duduk di sampingnya.

"Beam"ujar kit sembari menatap beam berkaca-kaca lalu memeluk.

*Puk,puk,puk*
Kit menepuk punggung beam.

"Ada apa ?" Tanya beam heran sembari mencoba melepaskan pelukan kit.

Kemudian kit tersenyum.

"Beam jangan di pendam sendiri donk!, cerita"ujar kit sembari sedikit senyum sembari mengelus kepala beam.
Lalu kit sedikit merapikan rambut beam yang berantakan.

Tiba-tiba.

*Pletak*

Kit menjitak beam yang masih bingung akan tidakan kit.

"Aw, kenapa kau lakukan ini?Tanya beam heran sembari memegang kepala merasakan sakit dari jitakan beam.

"Oy, kamu gila apa?"
"Mengapa kamu loncat ke kolam?"
"Sudah tahu kamu trauma?"
"Renang gaya batu aja di pamerin"
Teriak kit marah melotot pada beam.

"Apa aku?"Tanya beam tak percaya.
"Iya kamu!"ujar kit menegaskan.
"Coba kalu forth tidak sigap, sudah melayang nyawa mu!"ujar kit memberi penjelasan.

"Apa forth" teriak beam.😶

"Tidak mungkin!"
"Pasti bohong"
Pikir beam menyangkal.🤔🤔
"Terus kalu benar, berarti dia yang memberi ku ciuman di dalam air"pikir beam kembali wajahnya mulai memerah.
"Aaaa"😚😚beam memejamkan mata.

"Oy, bengong juga"ujar kit.😕

"Oh"🙄
Ingatan beam kejadian di kolam mulai masuk, janjinya pada tuhan pun mulai dia ingat kembali.

"So aku harus membalas kebaikannya forth"batin beam berkata.😮

"Sudah, yang lalu biarlah berlalu!" Ujar forth membenarkan.

*Keringg*

Dering telepon forth menghentikan percakapan mereka sebentar, forth pun mengangkatnya.

Wajah serius froth terlihat jelas ketika menerima panggilan tersebut.
"Apa yang terjadi?"pikir beam.

"Oy, ini makan dulu "ujar kit sembari memberikan bubur. Pada pangkuan beam.

"Kamu kenapa belum memakai baju"ujar kit sembari memberikan baju yang tergelatak di meja.

"Makan dulu"suruh kit.
"Aku keluar sebentar, ibu menyuruh ku membeli tambahan obat buatmu!"ujar kit sembari meninggalkan beam dengan forth.

"Oh, oke"jawab beam singkat kemudian mencoba meakan bubur yang di bawa kit barusan.
Tak beam sadari forth sudah berada di sebelah beam memperhatikan beam yang Mau makan.

"Aw, kenapa lagi?"Tanya beam heran.
"Mau"beam menawarkan Satu sendok penuh bubur pada wajah forth.

"Emmmh"forth menggelengkan kepala.
"Tidak, aku sudah kenyang melihat makan."jawab forth senyum.
"Weeee"😛😛😛jawab beam.
"Beam"tanya forth
"Apa"sentak beam.
"Aw, beam aku seharian nungguin kamu, Bantu kamu, memandikan mu!Belum sempat forth selesai.
"Apa kau memandikan ku?"Tanya beam serius.
"Ah, bukan ituh maksud ku, seharian ini aku hanya menjagamu aku lelah!"keluh forth.
"Bisakah aku meminta sesuatu?"Tanya forth gerogi.

"Iya Terimakasih, lantas apa yang kamu minta?"jawab beam sinis.
"Besok weekend, kamu harus menemani ku pergi ke Taman, aku tunggu di taman jam 8 di tempat!"ujar forth.
"Hah, ngapain di sana? ujar beam heran
"pokonya kamu harus Ada jam 8 disana!"ujar forth serius.
"Tapi"jawab beam.
"Tiada tapi, masa minta segini saja kamu susah menyanggupinya!"ujar forth memelas.

"Oke oke oke"ujar beam menyetujinya.

"Sip, besok aku tunggu disana!"ujar Forth sembari berdiri lalu meninggalkan beam.

"Kemana?" Tanya beam melirik.

"Sekarang aku Ada urusan"ujar forth.
"Bye-bye" ujar forth sembari menutup pintu.

"Aneh dia"pikir beam

Beam pun kembali beristirahat sembari memikirkan apa yang forth akan perbuat besok.

****


Esok hari pun telah datang ajakan forth kemarin begitu membebani pikiran beam saat ini, namun hati beam merasa bersukur akan ajakan tersebut.
Beam pun mulai salah tingkah dia mencoba beberapa pasang pakaian untuk di pakainya.
Tumpukan baju yang telah dia pilih berserakan di atas kasur.

"Yang mana yang bagus"pikir beam
"Yang hijau, jelek!
"Yang merah sedikit kusam"
"Akh yang ini!! "
Beam masih sibuk memilih baju.

"Oy, mau kemana?" ujar kit

"Ke depan?"jawab beam singkat.

"Dengan baju seperti itu?".
"Ahhhhh, ngedate yah?".
"Sama siapa?".
"Forth pasti yah!".
Kit bertanya bertubi-tubi namun ketika kit menyebut nama forth spontan beam terkejut.

"Bukan"teriak beam.
"Awas sana akau ganti baju"ujar beam sembari mendorong kit keluar kamar.

"Auh si mulut ember kit tak pernah berhenti !" ujar beam.

Beam pun memakai pakaian yang telah ia pilih.

Kemudian bercermin.
"Yosh! Perpect"pikir beam.

Beam pun bergegas keluar rumah mencoba menghindari kit dengan mengendap-endap.

"Huh semoga dia tidak melihat"pikir beam.

*****

Taman


Dengan hati sedikit grogi di balut nervous beam melangkah pasti mencari dimana forth berada.

Kedua matanya sibuk melihat sekeliling taman berjajar banyak coupel sedang duduk-duduk menikmati pemandangan.

"Kemana si Forth?" Pikir beam sembari melangkah mencari kesanah kemari dimana sesosok forth berada.

Namun seseorang menepuk pundak beam dari belakang.

"Beam"

Spontan beam pun menoleh ke belakang.

Terlihat forth memakai baju casual yang betah untuk di pandang.
Senyum semeringahnya keluar tak tertahankan bak cahaya matahari pagi silau namun hangat di rasakan.

"Forth, lama sekali kau?"cetus beam
"Sorry, tadi macet!"jawab forth.

Namun forth menarik tangan beam ke depan dan membawanya berlari.

"Oy, Kita kemana?"tanya beam.

"Ada!"jawab forth singkat sembari melirik kebelakang lalu senyum.

"Apa lagi yang dipikirkan anak ini?"

To be continued 🔔🔔🔔🔔🔔🔔

Monggo
Next capter suprise kayanya.

Continue Reading

You'll Also Like

37.8M 1.1M 68
Deadly assassins Allegra and Ace have been trying in vain to kill each other for years. With a mutual enemy threatening their mafias, they find thems...