The Devil Prince [ENDING!]✔️

By Mellyeye1154

7.1K 701 99

Park Yoo Ra gadis polos yang bermimpi ingin bertemu dengan seorang pangeran tampan dambaan hatinya. Tapi baga... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21 [Ending]

Chapter 5

324 34 0
By Mellyeye1154

THE DEVIL PRINCE 👑


.
Yoo Ra masih berada di tempatnya setelah mobil sedan hitam yang dikendarai Yesung melesat dengan kecepatan penuh meninggalkannya, tatapan kebencian itu tergambar sangat jelas di kedua mata gadis polos itu, bercampur dengan luka dan sedih disana.

Yoo Ra baru saja membalik tubuhnya dan seketika terhenti saat mendapati seseorang yang berdiri tepat di depannya, menangkap sosok pria bertubuh jangkung tersenyum manis padanya.

"Y-young Woo-ya?" Seru Yoo Ra terkejut.

"Kau merindukanku?" Ujar Young Woo meraih salah satu pergelangan tangan Yoo Ra lalu menggenggam erat jemarinya. "Siapa pria tadi?" Tanyanya melihat kearah mobil Yesung pergi sebelumnya.

Yoo Ra masih dengan raut terkejutnya, menatap raut pria dihadapannya dan tangannya yang digenggam erat. "Kapan kau sampai? Kenapa aku tidak melihatmu?" Yoo Ra balik bertanya, mengabaikan pertanyaan yang ditujukan Young Woo padanya.

Pria jangkung itu tersenyum membawa Yoo Ra untuk mengikuti langkahnya menuju sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari mereka. "Aku ingin memberi kejutan, kebetulan aku memiliki waktu luang" Ujarnya membukakan pintu mobil untuk Yoo Ra.

"A-ku sungguh sangat terkejut" Yoo Ra nampak kaku.

"Kalau begitu usahaku tidak sia-sia" Seru Young Woo senang, menatap lekat pada Yoo Ra yang sudah duduk didalam mobilnya. Young Woo lalu beralih ke pintu kemudi, duduk bersebelahan dengan Yoo Ra di sisinya.

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu" Young Woo kembali meraih jemari tangan Yoo Ra yang berada di sisinya.

Yoo Ra menatap Young Woo yang duduk pada kursi kemudi di sebelahnya, kekasihnya itu menghadap sepenuhnya ke arahnya, menatapnya intens. "Aku juga" Sahut Yoo Ra lembut.

Gadis polos itu tidak bergeming saat Young Woo mulai mendekatkan wajahnya, memutuskan jarak diantara mereka hingga sangat dekat. Namun mendadak Yoo Ra mengalihkan wajahnya membuat Young Woo urung untuk menciumnya.

"A-ku sangat lelah, apa kau tidak keberatan jika mengantarku pulang sekarang?" Ucap Yoo Ra agak terbata di awal kalimatnya. Ia tahu Young Woo mungkin kecewa dengan penolakannya tadi.

Young Woo menatap raut di depannya, sesaat terdiam lalu beralih pada setir kemudi. Melepaskan jemari Yoo Ra dalam genggamannya. "Mianhae, seharusnya aku tahu jika kau sangat kelelahan setelah bekerja" Lirihnya, mulai menstarter mesin mobil.

~*¥*~

.
Yoo Ra hanya melambai sesaat pada Young Woo setelah kekasihnya itu mengantarnya sampai di depan gedung apartemen, ia sengaja langsung menyuruh pria itu pergi setelahnya dengan alasan ingin beristirahat lebih cepat. Yoo Ra tahu mungkin Young Woo masih ingin menghabiskan waktu bersama setelah sekian lama mereka jarang bertemu karna kesibukan masing-masing, tapi keadaan Yoo Ra sekarang benar-benar membuatnya ingin menyendiri. Setidaknya sampai ia bisa sedikit menerima nasib buruk yang baru di alaminya dan tidak berpikir untuk bunuh diri ataupun membunuh pria brengsek itu.

"Eonni?"

Gadis itu kontan tersentak saat sebuah suara terdengar tepat setelah ia membuka pintu apartemen, menatap seorang gadis yang duduk pada sofa di ruang tengah yang juga menatap ke arahnya.

"Kenapa kau terkejut? Memangnya aku ini hantu?" Protes gadis itu lalu mengalihkan perhatiannya pada layar televisi yang menyala, mengganti chanel dengan remot di tangannya.

"Yeon Joo? Kenapa kau ada disini?" Tanya Yoo Ra mendekat kesisi sofa lalu duduk di sebelah Yeon Joo.

"Memangnya kenapa? Aku ini adikmu, apa aku tidak boleh menginap disini? Eoh?" Ujar Yeon Joo memberengut.

"Aish!" Dengus Yoo Ra kesal tangan kanannya reflek memukul kepala Yeon Joo. "Kau harusnya bisa bicara lebih sopan pada kakakmu ini!"

"Yak!" Teriak Yeon Joo meringis, mengelus kepalanya yang sakit karna pukulan Yoo Ra barusan.

"Aku bertanya kenapa kau bisa ada disini? Kau meninggalkan ibu sendirian di rumah?" Yoo Ra mengulang pertanyaannya.

"Aku disini hanya sehari saja" Yeon Joo sedikit menggeser posisinya, menjauh dari sang kakak, takut jika akan mendapatkan pukulan lagi kalau-kalau ia salah bicara. "Tadinya aku ingin mencari pekerjaan, tapi tidak jadi"

Yoo Ra berdecak. "Kalau kau ingin bekerja, lalu bagaimana dengan kuliahmu? Lagi pula, apa kau berniat meninggalkan ibu sendirian di busan?"

"Itulah yang ku pikirkan. Kau tenang saja, besok pagi-pagi sekali aku akan kembali ke busan"

"Itu lebih baik, karna kau hanya akan merepotkanku jika tinggal disini" Yeon Joo nampak mendelik mendengar perkataan Yoo Ra, tapi tidak bisa protes setelah kakaknya itu melotot kearahnya.

"Kenapa kau kejam sekali" Gumam Yeon Joo menunduk.

Yoo Ra beranjak dari sofa, sekilas menatap kearah Yeon Joo. "Aku menyuruhmu untuk menjaga ibu, jadi cepatlah pulang. Biar aku saja yang bekerja untuk kalian, arra!" Titah Yoo Ra dan kemudian berlalu menuju pintu kamar.

Dari ekor matanya Yeon Joo diam-diam memperhatikan kepergian Yoo Ra kakaknya, ia menarik nafas lega setelah Yoo Ra akhirnya menghilang dari balik pintu kamar. "Dia tidak pernah semarah itu sebelumnya? Apa dia berubah setelah tinggal di seoul?" Yeon Joo nampak berpikir.

~*¥*~

.
Yesung baru saja tiba di apartemennya saat mendapati Hyun Ji yang tertidur pada sofa di ruang tengah, seulas senyum tipis tampak terukir di bibir tipis Yesung menatap raut cantik Hyun Ji yang tengah terlelap. Pria bermata sipit itu lantas mengangkat tubuh kekasihnya, membawanya masuk ke dalam kamar. Membaringkan tubuh Hyun Ji diatas ranjang dengan perlahan agar tidak membangunkannya.

"Kau menungguku sangat lama sampai tertidur seperti ini" Gumam Yesung duduk di tepi ranjang. Tangan kanannya membelai lembut helai rambut Hyun Ji, menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu agar bisa menatapnya lebih jelas.

Yesung hendak beranjak dari sana namun terhenti saat tangan hyun ji mendadak menahannya, menggenggam salah satu lengannya.

"Tetap disini?" Ujar Hyun Ji membuka matanya.

Yesung memgeryit. "Kau tidak tidur?"

"Tentu saja aku terbangun saat kau menggendongku tadi" Sebuah senyuman menghias di bibir merah Hyun Ji, membuat Yesung ikut tersenyum setelahnya.

"Kemarilah" Hyun Ji menggeser tubuhnya memberi tanda pada Yesung untuk berbaring di sebelahnya. Yesung mengikuti perintah Hyun Ji, berbaring bersama gadis itu, menggenggam jemari Hyun Ji yang berada di sisi tubuhnya erat.

Senyuman di bibir Hyun Ji kian melebar merasakan hangat berkat sentuhan tangan Yesung. "Apa kau tahu kalau aku sangat menyukaimu?" Tanya Hyun Ji menatap langit-langit kamar bersama Yesung.

"Aku tahu"

"Dan apa kau tahu jika aku tidak bisa hidup tanpamu?" Tanya Hyun Ji sekali lagi. Kali ini gadis itu memiringkan tubuhnya menghadap pada Yesung. "Berjanjilah bahwa kau akan terus bersamaku?"

Yesung menoleh menatap wajah Hyun Ji yang berada tepat di dekatnya, melihat dengan jelas betapa cantiknya kekasihnya itu. "Apa kau takut kehilanganku?"

"Aku sangat takut" Hyun Ji mengangguk.

"Kau pasti sangat tergila-gila padaku bukan?" Yesung terkekeh pelan. Sedang Hyun Ji langsung melotot padanya saat itu.

"Aku tidak sedang bercanda" Protes Hyun Ji kesal.

"Aku tahu!" Sahut Yesung meletakan jari telunjuknya di bibir merah gadisnya. "Apa kau tidak tahu jika aku juga sangat tergila-gila karnamu"

Sebelum ini kekhawatiran sempat memenuhi seluruh pikiran Hyun Ji, saat Yesung pergi meninggalkannya tadi sore dan sejak saat Ryeowook datang menemuinya. Tapi semua kekhawatiran itu langsung lenyap begitu saja, setelah kata-kata Yesung barusan, setelah Yesung ada di hadapannya dan menatap lekat padanya seperti saat ini.

~*¥*~

.
Hanuel meletakkan satu kantung berisi makanan siap saji beserta minuman tepat di atas meja Yoo Ra membuat gadis yang berada disana mengeryit menatapnya.

"Kau belum makan sejak tadi siang" Kata Hanuel mengalihkan pandangannya ke arah lain, sengaja tidak melihat pada Yoo Ra. "Aku tidak akan bertanya apa masalahmu, tapi setidaknya kau harus makan agar tidak sakit" Lanjutnya lalu duduk pada meja kerja di depan Yoo Ra, duduk membelakangi gadis itu.

Yoo Ra belum bergeming menatap kantung makanan yang di berikan Hanuel sebelumnya, tersenyum lirih menatap punggung Hanuel. Perlahan Yoo Ra meraih kantung makanannya, menunduk menggigit bibir bawahnya. Ia merasa sedikit bersalah karna tidak bisa menceritakan apapun pada Hanuel, meski ia tahu hanuel sangat mengkhawatirkannya.

"Apa kau tahu?"

Pandangan mata Yoo Ra kembali terfokus pada Hanuel saat rekannya itu tiba-tiba kembali bersuara, masih duduk membelakanginya.

"Aku sedang sangat marah saat ini. Sebagai temanmu aku sangat mengkhawatirkanmu tapi kau bahkan menyembunyikan semua masalahmu tanpa ingin membaginya padaku..." Terdengar helaan nafas Hanuel setelah kalimatnya barusan, memberi sedikit jeda. "Jika memang kau tidak ingin orang lain mengetahui masalahmu, setidaknya kau harus cukup pintar untuk berpura-pura baik agar tidak membuat orang sepertiku mengkhawatirkan orang sepertimu yang tidak ingin dikhawatirkan"

"Hanuel-Ah?" Lirih Yoo Ra setelah sebelumnya hanya terdiam.

"Aniya" Potong Hanuel segera. "Jangan terganggu dengan kata-kataku barusan, kau tetap boleh diam jika itu yang kau inginkan karna itu memang hakmu. Aku hanya berharap semoga kau baik-baik saja setelah ini"

Yoo Ra terdiam, mulutnya sudah hampir terbuka untuk bicara tapi urung. Yoo Ra menundukkan kepalanya, memainkan jari-jari tangannya di atas meja.

Drrttt... ddrrtt...

Pandangan Yoo Ra teralih pada ponsel di atas mejanya, nampak berpikir menatap layar ponsel beberapa saat lalu ia pun memutuskan untuk menekan tombol hijau pada layar.

"Young Woo-Ya?"

"Apa kau sibuk?" Ucap suara di sebrang telepon seketika.

"Tidak" Sahut Yoo Ra, sesaat terdiam lalu kembali hendak membuka mulutnya. "Ada yang ingin ku katakan padamu?!"

"Apa?" Suara Young Woo tampak penasaran. "Ayo, kita bertemu. Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu" Putus Young Woo.

~*¥*~

.
Udara malam berhembus cukup kecang menerpa sepanjang pesisir pantai, serta debur ombak yang bergulung-gulung menghantam batu karang terdengar beriringan.

Yoo Ra berdiri tenang bersandar pada pagar pembatas di bagian rooftop di lantai dua cafe sebuah hotel yang menyajikan keindahan pantai langsung di sekitarnya. Tempat dimana ia bertemu dengan Young Woo untuk pertama kalinya, pria yang saat ini menjadi kekasihnya. Mereka tidak sengaja bertemu pada sebuah seminar yang diadakan di hotel tersebut, mereka berkenalan lalu mulai dekat hingga akhirnya resmi berpacaran.

Tanpa sadar gadis polos itu tersenyum mengingat kenangannya bersama Young Woo ditempat itu. Kenangan indah yang membawanya bertemu dengan Young Woo, pangeran yang telah membuatnya jatuh cinta.

"Mianhae membuatmu menunggu lama" Ucap seorang pria yang baru saja tiba, berdiri di belakang Yoo Ra.

"Gwenchana" Sahut Yoo Ra lembut tersenyum menatap Young Woo, sembari menggenggam kedua tangannya menahan dingin.

Young Woo melirik kedua tangan gadis di hadapannya yang saling menggenggam tanpa mengenakan sarung tangan. Dia pasti kedinginan berada disana tapi bisa-bisanya gadis itu tersenyum meski Young Woo sudah membuatnya menunggu cukup lama.

"Kenapa tidak menunggu di dalam saja, disini pasti sangat dingin?" Young Woo segera meraih kedua tangan Yoo Ra, lalu menggenggamnya erat meniupkan hawa hangat dari mulutnya untuk bisa mengurangi rasa dingin yang hampir membuat jari tangan gadis itu membeku.

"Aku baik-baik saja" Tutur gadis itu tersenyum melihat apa yang tengah dilakukan Young Woo.

"Baik-baik saja apanya? Yoo Ra tanganmu ini sudah hampir membeku" Geram Young Woo rautnya nampak marah.

Yoo Ra mengeryit menatap heran raut marah Young Woo. Tidak mengerti maksud kemarahan pria tampan itu, namun ia kembali tersenyum sesaat kemudian. Young Woo menghela nafas panjang melihat senyum yang mengukir di bibir Yoo Ra. "Ayo masuk, apa kau mau mati kedinginan disini?" Ketusnya menarik Yoo Ra untuk masuk ke dalam cafe.

Yoo Ra tidak berbicara apa-apa saat Young Woo membawanya masuk dan menyuruhnya duduk pada kursi kosong, sedang pria itu sendiri segera beralih pada counter kasir untuk memesan sesuatu. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Young Woo kembali menghampiri Yoo Ra dan duduk di sebelahnya meletakkan dua cup kopi panas yang masih mengepulkan asap-asap putih di atasnya. Tanpa diduga gadis itu, tiba-tiba saja Young Woo menarik kedua tangannya dan mengarahkan telapaknya untuk menyentuh cup kopi bersama, menahan tangan Yoo ra memastikan agar gadis itu merasa hangat.

"Apa sudah terasa hangat?"

"Nde?" Ucap Yoo Ra nampak terkejut karna sejak tadi ia hanya memandangi tangannya yang menggenggam cup kopi dengan di bantu oleh Young Woo yang juga menggenggam erat jemarinya. "I-iya... rasanya tanganku sudah hangat. Gomawo" Lanjut Yoo Ra setelah lepas dari keterkejutannya.

"Syukurlah" Lirih Young Woo lega, menatap situasi di sekitar mereka. " Kenapa kau mengajakku bertemu disini?"

"Hanya ingin saja" Sahut Yoo Ra singkat dengan senyum dibibirnya. "Jadi... sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Ujar Yoo Ra menanyakan hal yang memang menjadi alasan kenapa ia dan Young Woo harus bertemu sekarang.

"Oh, itu..." Young Woo melepaskan genggamannya dari tangan Yoo Ra. Rautnya nampak sedikit berubah.

"Aku hanya ingin mengatakan..." Kata Young Woo menggantung memberi sedikit jeda pada kalimatnya. Sepertinya sedang berpikir, sedikit ragu dengan apa yang akan ia katakan.

"Katakan saja, aku ini pacarmu kenapa kau terlihat gugup seperti itu?" Tanya Yoo Ra lagi menangkap keraguan di raut Yong Woo tapi sepertinya malah membuat pria itu semakin gugup lagi dan merasa tidak nyaman. "Maafkan aku, karna sikapku kemarin. Maafkan aku karna mengabaikanmu"

Young Woo menghela nafas panjang sebelum memasang ekspresi serius di wajahnya menatap lekat pada Yoo Ra. "Aku ingin kita putus!?" Ujarnya seketika.

Senyum dibibir Yoo Ra perlahan memudar memperhatikan Young Woo dengan seksama, Kedua bola matanya membulat menatap seseorang di hadapannya tak percaya. "K-kenapa?" Ujar Yoo Ra menatap Young Woo pias dengan kedua matanya yang berkaca.

"Dengar Yoo Ra" Sanggah Young Woo cepat "Kau sama sekali tidak memiliki kesalahan apapun, hanya saja aku merasa sepertinya kita tidak cocok dan mungkin lebih baik-"

"Arraseo" Sela Yoo Ra memotong kalimat Young Woo, membuat pria tampan itu cukup terkejut karnanya. Gadis itu berdeham pelan melepaskan genggaman tangannya dari cup kopinya, mencoba mengukir senyum di bibirnya meski agak ragu. "Baiklah aku menerima keputusanmu, lalu... apa hanya itu yang ingin kau katakan?" Lanjutnya seolah tanpa beban.

"Nde... ha-nya i-tu sa-ja..." Sahut Young Woo terbata. Sedikit heran menerima tanggapan Yoo Ra yang sepertinya sama sekali tidak keberatan dengan keputusannya.

"Kalau begitu aku pergi" Pamit Yoo Ra bangkit dari duduknya.

"Kenapa buru-buru?" Sergah Young Woo, membuat Yoo Ra kembali menatapnya. "Selain untuk mengatakan itu sebenarnya aku memang ingin minum kopi bersamamu... tidak bisakah kau disini sedikit lebih lama lagi? Anggap saja untuk yang terakhir kalinya?" Pinta Young Woo mengamati sorot mata gadis di hadapannya.

"Mianhae, tapi aku tidak tertarik untuk berada di dekatmu lebih lama lagi" Yoo Ra masih memasang senyum itu di bibir tipisnya tapi entah kenapa kedua mata gadis itu terlihat berlawanan dengan senyumannya. "Sampai jumpa" Pamit Yoo Ra menunduk sekilas sebelum berbalik meninggalkan tempat itu.

~*¥*~

.
"Sampai kapan kau akan menggangguku?" Ketus Yesung pada Ryeowook. Kini Yesung duduk bersama Ryeowook di dalam sebuah cafe pada meja di dekat dinding kaca transparan besar yang memiliki bagian rooftop di lantai dua hotel yang menampilkan pemandangan pesisir pantai di luarnya.

"Kau tentu tahu jika aku tidak akan berhenti mengganggumu" Ujar Ryeowook menanggapi sikap dingin dari Yesung dengan senyuman di bibirnya. "Daripada menanyakan aku, bukankah lebih tepat jika aku yang bertanya pada anda?"

"Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?" Tanya Ryeowook.

Yesung memutar bola matanya malas, menatap pria kurus yang saat itu duduk pada meja yang sama dengannya, Tidak mengindahkan perkataan Ryeowook dan lebih memilih mengedarkan pandangannya pada kaca transparan di sampingnya, memperhatikan keadaan rooftop cafe. Kedua mata Yesung yang semula menatap asal situasi di sekitarnya mendadak terfokus pada seorang gadis di luar sana. Hanya beberapa saat hingga gadis itu akhirnya memasuki bagian dalam cafe tempat Yesung berada, berjalan bergandengan tangan bersama seorang pria. Jadi dia sudah punya kekasih?. Benak Yesung, kedua matanya tidak lepas menatap kedua orang yang tengah menjadi fokus penglihatannya tersebut.

Kedua orang itu duduk berjarak beberapa meja dari tempat Yesung berada. Park Yoo Ra, nama yang diketahui Yesung dari kartu nama milik gadis itu, dia duduk diam pada kursinya sedang seorang pria lain berjalan menuju counter kasir beberapa saat sebelum kembali lagi dengan membawa dua cup kopi di tangannya.

"Tuan?" Panggil Ryeowook mengetahui Yesung yang mengabaikannya.

"Kau tahu, aku tidak tertarik untuk mendengarkan ocehanmu?!" Tungkas Yesung menatap sekilas pada Ryeowook lalu kembali memusatkan pandangannya kearah Yoo Ra.

Ryeowook mengikuti Yesung, menoleh, mencari apa yang tengah Yesung lihat di belakangnya. Tidak banyak pengunjung didalam cafe saat itu, hanya ada beberapa pasang kekasih yang duduk bersama sambil asyik mengobrol dan beberapa lagi seorang pria dan wanita yang duduk sendirian pada meja yang cukup berjauhan. Ryeowook kembali menatap Yesung meneliti lebih jelas kemana arah pandangan pria bermata sipit tersebut.

Seorang gadis terlihat berdiri dari duduknya, namun terhenti karna pria yang tengah bersamanya seperti mengatakan sesuatu tapi tetap pergi beberapa saat kemudian. Yesung memperhatikan kepergian Yoo Ra yang tampak sangat terburu-buru tersebut, Yesung melihat gadis itu tersenyum tapi disaat bersamaan kedua mata Yoo Ra juga berkaca seolah ingin menangis.

"Apa mereka temanmu?" Tanya Ryeowook menarik perhatian Yesung menatap kearahnya.

"Bukan" Sahut Yesung singkat lalu bangkit dari kursinya.

Ryeowook mengeryit. "Kau mau kemana?"

Yesung berdecak. "Kenapa aku harus memberitahumu? Eoh?" Ucapnya nampak kesal. Yesung membenarkan kerah jaket yang ia kenakan lalu mulai melangkah menuju pintu keluar.

"Young Woo-ya?"

Seorang gadis tiba-tiba muncul dari pintu cafe melewati Yesung yang tengah melintas. Yesung sedikit kesal karna gadis itu sempat menghalangi langkahnya, tapi raut kesal di wajah Yesung perlahan hilang ketika menyadari gadis itu yang ternyata mendatangi pria yang tadi duduk bersama Yoo Ra sebelumnya.

~*¥*~

.
Tarikan nafas dalam terdengar dari mulut Yoo Ra, entah untuk yang keberapa kalinya. Kedua mata gadis itu menyorot pada hamparan laut gelap di depan matanya, ditemani deburan ombak yang menyapu pasir putih di bawah kakinya. Udara malam yang dingin saat itu bahkan tidak mampu mempengaruhi gadis itu untuk pergi, ia tetap berdiri di tepi pantai meski air laut perlahan naik menyentuh sepatu kets yang ia kenakan.

Beberapa tetes air mata terlihat jatuh membasahi kedua pipi cubby milik Yoo Ra. Cukup kasar tangan gadis itu mengelap air mata dengan telapak tangannya, seolah tidak ingin membiarkan air bening tersebut berlama-lama membasahi pipinya. Perlahan Yoo Ra menggerakan salah satu kakinya melangkah, menggigit bibir bawahnya. Yoo Ra tidak tahu sudah berapa jam ia berada disana, hingga tulang-tulang di tubuhnya terasa agak kaku karna udara dingin yang menggerogoti seluruh tubuh gadis itu. Tapi Yoo Ra tidak ingin berhenti, ia tetap melangkah mendekati pantai membuat kedua kakinya basah terkena air laut beriringan dengan air matanya yang kembali jatuh semakin deras.

Yoo Ra tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang ini adalah benar atau salah, otaknya sudah tidak bisa berpikir banyak. Ia ingin terbebas dari penderitaannya segera setelah ini, sudah tidak ada lagi alasan baginya untuk bertahan. Jika dengan mati bisa membuatnya terbebas dari semua beban, maka ia akan melakukannya.

~*¥*~

Tobecontinue...

Continue Reading

You'll Also Like

505K 37.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
98.6K 9.7K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
30.4M 1.7M 65
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
71.9K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...