Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]

By Stephn_

20.2M 1.1M 132K

‼️SERIES WHY SUDAH TAYANG DI APP VIDIO ‼️ [PART MASIH LENGKAP] Kisah ini bukan tentang aku dan kamu yang dipe... More

WHY? DISERIESKAN?!
☀️Special Chapter 🌙
Prolog
Cerita Private
Why(?)- One
Why(?)- Two
Why(?)- Three
Why(?)- Four
Why(?)-Five
Why(?)-Six
Why(?)-Seven
Why(?)-Eight
Why(?)-Nine
Why(?)-Ten
Why(?)-Eleven
Why(?)-Twelve
Why(?)-Thirteen
Why(?)-Fourteen
Why(?)-Fifteen
Why(?)-Sixteen
Why(?)-Seventeen
Why(?)-Eighteen
Why(?)-Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Author Notes
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Forty One
Forty Two
Forty three
Forty Four
Cast Tokoh
Forty Five
Forty Six
KOSONG
Forty Seven
Forty Eight (1)
Forty Eight (2)
Forty Nine
Pengumuman
Fifty
AKU HIATUS
Fifty (2)
Bantu jawab ya
Trailer Why (Book One)
Vote Cover
Cuplikan book ver
PRE-ORDER

Forty

180K 13.1K 2.9K
By Stephn_

"Kamu ada disini dengan erat menggenggam tanganku. Bibirmu menyunggingkan senyum dengan tatapan lembut membuatku merasa seolah aku adalah orang special dihatimu. Namun kenyataannya, semua hanya ilusi yang kubuat untuk menghibur diriku sendiri. "

--------

Amor animi arbitrio sumitur, non ponitur adalah peribahasa latin yang mengandung arti tentang sesakit apapun perasaan cinta pada nyatanya manusia lebih memilih untuk mencintai dari pada tidak mencintai.

Banyak manusia lebih memilih menahan dan menimbun perasaan sakit demi menjaga sebuah hubungan dengan orang yang dianggap berharga.

Mungkin Gladys adalah salah satu manusia bodoh yang memilih tetap bertahan dalam sebuah hubungan. Meskipun tahu dihati Given tidak lagi menyebut namanya.

Gladys tahu suatu saat hal ini akan terjadi. Hanya melihat bagaimana Given berbicara dengan Liana saja sudah terlihat bagaimana kedekatan hubungan dua insan itu. Sebenarnya Gladys bukanlah tipe pasangan cemburuan dan possessive, tapi sebagai cewek normal tentu saja perasaan takut kehilangan itu ada.

Berulang kali Gladys mengelak tentang perasaan Given pada Liana, tetap saja tidak bisa merubah kenyataan kalau gadis itu memang ada dihati Given.

Tetapi lagi-lagi dengan bodohnya Gladys memilih menutup telinga berlagak tidak terjadi apapun. Banyak sekali peluang untuk menghapus perasaannya pada Given, tapi pada akhirnya hati tetap memilih menunggu dan bertahan . Sesakit apapun itu, cinta tidak mudah untuk dihapuskan.

Sakit hati yang terlalu sering datang menghampiri mulai membuat Gladys jenuh. Ia lelah terus bertahan untuk orang yang sebenarnya menimbun perasaan untuk perempuan lain. Bukan sekarang saja, mungkin perasaan Given pada Liana sudah ada sejak dulu bahkan sebelum mengenalnya. Yang lebih menyakitkan adalah kenapa Given baru menyadari perasaan itu setelah terlanjur membuat Gladys berharap terlalu tinggi?

Kenapa Given tega menduakan hatinya ketika Gladys sudah terbiasa dengan kehadirannya?

Lebih baik tidak perlu membuat nyaman jika berakhir meninggalkan. Karena rasa nyaman dan terbiasa akan terasa menyiksa saat setiap kebiasaan tidak bisa lagi dilakukan. Kebiasaan yang sulit ditemukan bersama orang lain.

Gladys pikir selama kni memang hanya ada namanya didalam hati Given. Tatapan, senyuman, suara tawa, perlakuan manis, lelucon yang sering dilakukan Given membuat Gladys merasa istimewa. Tapi ternyata tidak, ia hanyalah sosok yang hadir disela kekosongan hati yang masih terbayang oleh masa lalu.

Orang lain terlalu mudah mengatakan masa lalu seharusnya dilupakan dan diambil sebagian hal yang dapat menjadi pelajaran kelak. Namun, banyak orang masih saja terbayang oleh masa lalu dan tanpa sadar justru menyakiti perasaan orang lain.

Tidak ada manusia yang mau diduakan, lebih baik ditinggal dari pada bertahan namun kehadiran tidak pernah dihargai.

Untuk apa aku bertahan jika kamu tidak pernah berusaha mempertahankan keberadaanku?

Pertanyaan itu terus terngiang dipikiran Gladys. Ia tidak pernah memaksa apalagi mengemis agar Given tetap berada disisinya. Hatinya memang belum siap menerima kenyataan tetapi hatinya jauh lebih sakit saat melihat Given termenung memikirkan perempuan lain.

Benar, apa yang digenggam belum tentu selamanya ada disisi kita. Kalau hatinya memang hanya untukmu, sejauh apapun berlari dan terpisahkan ia pasti akan kembali. Jika tidak, berarti dia bukan takdirmu atau mungkin sejak awal dia tidak pernah menetapkan pilihan tetap berada dihidupmu.

"Katanya aku di ibaratkan bulan dan kamu matahari. Ternyata posisiku nggak seberuntung itu." Gladys tersenyum miris menatap sendu liontin kalung berhuruf G ditelapak tangannya. "Kamu memang matahari selalu memberi energi agar bulan bisa bersinar didalam kegelapan. Sayangnya, bulan itu bukan aku. "

Gladys memejamkan mata berusaha menahan sesak yang menghampiri hatinya. Tidak mudah memutuskan untuk break dengan Given, tapi semua ini harus ia lakukan. Setidaknya dengan adanya jarak diantara mereka, Given dapat memikirkan lagi sebenarnya siapa yang ada dihatinya sedangkan Gladys bisa mulai belajar melepaskan dan merelakan jika akhirnya ia memang menjadi pihak yang ditinggalkan.

Cinta memang tidak akan pernah terpisah dari yang namanya patah hati dan cinta juga mengajarkan bahwa ada saatnya kita berada diposisi yang harus mengalah. Jangan pernah memaksakan hati seseorang untuk tetap tinggal karena secara tidak langsung kehadirannya hanya untuk menghibur hatimu sendiri. Percumah menggenggam tangan orang yang dicintai tetapi hatinya tidak pernah menjadi milikmu.

Gladys sering bertanya pada takdir, apakah semua ini pertanda bahwa Given memang hanya hadir sesaat didalam hidupnya?

Kenapa banyak sekali masalah yang harus mereka hadapi hanya sekedar untuk bisa tetap bersama?
Seakan dunia tidak pernah setuju jika mereka berdua bersatu dan hidup bahagia selamanya. Sepertinya happy ever after tidak pernah menghampiri kisah cintanya.

Sejujurnya Gladys sudah lelah dan pasrah dengan hubungan ini. Hatinya tidak yakin break yang sedang dilakukan hanya berjalan sementara. Bisa jadi hubungan asmaranya memang berakhir disini, kenangan saat dipantai tadi adalah yang terakhir sebelum menutup kisah asmara mereka.

Dengan adanya jarak untuk sementara waktu, Gladys berharap bisa belajar mulai terbiasa tanpa kehadiran Given lagi didalam hidupnya. Sulit memang tetapi jika akhirnya Given memilih pergi, Gladys harus tetap menjalani hidupnya meski akan sulit menemukan titik kebahagiaan yang hanya bisa didapat saat bersama dengan Given.

Mulai sekarang Gladys harus siap jika melihat Given akan bahagia bersama perempuan lain. Terbiasa melihat perlakuan yang dulu sering Given lakukan hanya untuknya jadi milik orang lain.

Kadang kesedihan itu datang bukan dari kenangan manis dan kejutan yang dilakukan berdua, tetapi dari hal-hal kecil yang dianggap sepele tetapi nyatanya tidak bisa didapat dari orang lain.

Gladys menemukan satu titik nyaman yang hanya bisa didapat jika bersama Given. Ia merasa aman dan nyaman karena tahu kekasihnya itu tidak bernafsu seperti kebanyakan kaum adam diluar sana. Given tidak pernah menceramahinya jika makan berantakan, dan yang terpenting adalah Given tidak pernah mengkritiknya 'gendutan'.

Given justru secara terang-terangan mengatakan bahwa dia bahagia jika melihat Gladys bertambah gemuk atau naik berat badan, itu berarti gadis itu bahagia bersamanya. Karena menurut Given dalam sebuah hubungan yang terpenting bukan fisik, selama kebersamaan membuat keduanya nyaman tidak masalah.

Tapi ternyata Given tidak hanya mendapat kenyamanan jika ada disisi Gladys. Ada perempuan lain yang tanpa sadar lebih membuat Given nyaman. Masa lalu memang terlalu sulit untuk dihapuskan. Gladys tidak percaya diri jika harus dibandingkan dengan Liana, dari segi hubungan kedekatan dengan Given saja tidak sebanding.

Liana mengenal Given lebih dulu dari pada dirinya. Bahkan jauh sebelum hati Given menjadi miliknya, sosok Liana sudah jauh lebih dulu ada dihati Given. Selamanya posisi Liana memang selalu berada diatanya.

Gladys menarik nafas panjang meredakan gejolak dihatinya. Padahal ia sudah berusaha menahan agar tidak menangis lagi, tapi air mata yang sejak tadi ditahan justru semakin deras membasahi pipinya. Gladys kembali menatap sendu liontin berhuruf G ditangannya, perasaan perih semakin menusuk relung hati. Hanya satu yang ada dipikirannya sekarang. Ia ingin berhenti menyiksa hatinya sendiri.

Gladys membuka laci meja belajar, meraih sebuah kotak kecil disana. Perlahan ia meletakkan liontin kalung yang menjadi saksi kisahnya bersama Given.

"Maybe, it's time to say good bye? "

----

Given membanting kasar ransel kelantai kamar, perasaannya benar-benar kacau sekarang. Ia ingin marah pada dirinya sendiri kenapa harus plin plan dan tidak tegas pada perasaannya sendiri. Jika terus seperti ini maka ia justru akan kehilangan dua orang yang berharga baginya.

Hati Given mencelos saat teringat tatapan sendu Gladys yang jelas menyiratkan luka dan kecewa padanya. Wajar Gladys kecewa karena Given sendiri mengakui sekarang tingkahnya tidak berbeda dengan cowok brengsek diluar sana.

Padahal dulu Given selalu benci pada orang yang menyakiti perasaan Gladys dan sekarang justru ia sendiri menjadi alasan hati gadis itu terluka.

Given merebahkan tubuh berulang kali menghembuskan nafas kasar. Bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengatasi semua permasalahan ini. Secara tersirat ucapan Liana saat itu memaksa jawaban perasaan atas penantiannya, dan secara tak terduga Gladys justru mundur seolah memang merelakan jika pada akhirnya Given memilih bersama perempuan lain.

Tidak tahu dorongan dari mana, Given membuka laci nakas dekat ranjang dan menemukan plastik kecil yang sudah lama tergeletak begitu saja tanpa pernah lagi ia sentuh sejak balikan dengan Gladys. Ada sekotak rokok berisi tiga batang disana. Given mengambil satu batang rokok dan menggigit ujungnya, ia terlalu sibuk mencari pematik api tanpa sadar sejak tadi ada yang mengamatinya didepan pintu kamar.

"Yakin mau merokok didalam lamar?" suara boriton itu membuat Given tersentak kaget. Refleks menjatuhkan rokok yang tadi sudah berada diujung bibirnya.

Doni masih bersikap tenang seolah tidak menyadari tingkah gelagapan putranya itu. "Kalau mau nyebat silahkan papa nggak larang, tapi jangan dirumah. Mama kamu bisa ngamuk tujuh hari tujuh malam. "

Melihat Given jadi terdiam Doni justru menyunggingkan senyum senang. Doni berjalan mendekat mendudukkan diri disisi ranjang bersebelahan dengan Given yang masih menunduk malu dan merasa bersalah.

"Papa bebasin kamu bukan berarti nggak sayang seperti kebanyakan orangtua didunia ini. Semua ini pala lakuin karena percaya kamu bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau memang ada masalah kenapa harus dilampiaskan ke hal-hal negative? Apa gunanya papa ada disini duduk bareng kamu?"

"Memangnya papa mau dengerin?" Given mendongakkan wajah menatap wajah Doni yang sedang tersenyum padanya.

Doni menepuk pelan pundak Given. "Meskipun papa bukan anak muda lagi, tapi papa masih punya dua telinga sehat buat dengerin keluh kesah kamu. Siapa tahu papa bisa kasih kamu solusi? "

Given merapatkan bibir merasa ragu untuk menceritakan masalahnya pada Doni. Selama ini jika ada masalah Given selalu melampiaskan dengan merokok karena tidak ada yang bisa melegakan hatinya. Tapi sekarang ada Doni, meski belum terlalu akrab karena masalah dimasa lalu tapi entah mengapa sikap tenang dan berwibawa Doni membuat Given percaya begitu saja.

Hanya butuh waktu sekitar lima belas menit Given menceritakan semua masalah yang sedang mengganggu pikirannya. Tentang Liana yang tiba-tiba mengusik hatinya dan juga Gladys yang kecewa karena sikapnya.

Selama Given menceritakan semua itu, Doni memilih diam membiarkan putranya melepas kepenatan yang membebani hatinya.

"Jadi kamu ragu sebenernya dihati kamu itu Liana atau Gladys? " Doni terkekeh geli membuat Given membelalakkan mata tidak terima. "Papa pikir kamu udah dewasa, ternyata enggak juga ya? "

Given berdecak kesal. "Udah Given duga akhirnya papa ketawa bukannya kasih solusi. "

"Halah baperan, dasar anak remaja. " Cibir Doni kembali membuat Given merapatkan bibir menahan umpatan.

"Papa sendiri gimana? Kata mama dulu mantan papa banyak! "

"Memang banyak. " jawab Doni tanpa ragu. "Tapi semenjak kenal mama kamu, papa berhenti mencari. "

Given mengerutkan kening menatap jijik Doni yang sudah tersenyum-senyum genit.

"Menurut papa hati kamu itu cuma ada satu cewek yang bener-bener singgah disana. Cuma karena kamu bingung, kamu jadi merasa bimbang sebenarnya siapa yang lebih dari sekedar teman. " ucap Doni mulai serius karena melihat Given terlihat kesal.

Doni mengulurkan tangan merangkul akrab pundak Given. "Cinta itu jangan dipikirin terlalu keras, karena perasaan itu datang dengan sendirinya. Wajar kalau kamu jadi mikirin dua cewek sekaligus karena mereka berharga buat kamu. Tapi coba kamu ingat selama ini siapa yang bener-bener sering muncul didalam pikiran kamu? Siapa yang berhasil buat kamu merasa gila setiap kali nggak dapet kabar dari dia? Pasti diantara Liana dan Gladys ada satu nama yang tanpa sadar selalu ada dipikiran kamu. "

Perkataan Doni berhasil membuat Given tertegun,sederhana tetapi tiba-tiba saja ada satu nama terngiang dibenaknya. Meski masih buram tapi ia mulai bisa menyadari siapa yang selama ini selalu muncul dalam pikirannya. Siapa yang berhasil membuatnya merasa kesal dan rindu disaat yang bersamaan.

Melihat Given merenung, Doni tersenyum tipis. "Kalau udah tahu jawabannya jangan buang waktu kelamaan, cepet kejar sebelum cewek itu beneran pergi dari kamu. "

Setelah mengatakan itu Doni bangkit berdiri membiarkan putranya merenungkan segala ucapannya. Doni hanya bisa berharap semoga Given cukup cerdas dalam menentukan pilihan agar kelak tidak ada penyesalan karena salah memilih.

Given memejamkan mata berulang kali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Berusaha meyakinkan diri bahwa keputusan hatinya memang sudah tepat. Merasa cukup tenang, Given bangkit berdiri meraih jaket kulit disisi ranjang, tanpa membuang waktu ia melangkahkan kaki menuruni tangga dengan sebelah tangan mengetik sebuah pesan.






Liana

Given: Ada yang harus gue bicarain sama lo.

----

Continue Reading

You'll Also Like

Pal In Love By Ayii

Teen Fiction

1.9M 132K 51
[TELAH TERBIT] "Selalu ada luka, diantara persahabatan dan cinta." ÷×+-=Pal in Love=-+×÷ Masuk kelas unggulan di sekolah barunya jelas bukanlah hal y...
1.9M 178K 44
[Sudah Terbit] "Gue pasti bisa bikin lo jatuh hati sama gue. Liat aja nanti!" Hidup Ghazi Airlangga berada di ujung tanduk saat rahasia memalukannya...
10.9M 196K 7
S1 = My Pet Girlfriend S2 = Candy SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN Ganteng, jenius, berandalan, guru pun dilawan. Gio Reiner...
6.8M 286K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...