GOALS

By avrryl

136K 7.1K 468

[ C O M P L E T E D ✖️ Tahap Revisi ] "Kalian itu ga usah ditanya lagi, udah GOALS parah!" "Ish, apaan sih!" ... More

Prolog.
[1] Kelulusan
[2] Sang Idola
[3] Talk Like Bestfriend, Act Like Lovers
[4] Meet n' Greet
[5] Ketua OSIS dan Pujaan Hati (1)
[6] Ketua OSIS dan Pujaan Hati (2)
[7] Andira vs Alvin
[8] Gadis Sampul
[9] Jatuh Cinta
[10] Labrak?
[11] Date
[12] ArDira & KirAlvin
[13] Semakin Dekat
[14] Semakin Jauh
[15] Berantem Lagi
[16] A Weekend
[17] Sesuatu Yang Terungkap
[18] Sebuah Malam
[20] Boys Talk
[21] A Night With Alex
[22] Kepedulian Yang Bisu
[23] Baik - baik saja
[24] Gudang
[25] Pisau Lipat
[26] Selalu Bersama
[27] Rahasia Alvin
[28] "Kalo gue pacarnya, lo mau apa?"
[29] Ulang Tahun
[30] Ujian dan Kesepian
[31] Prom Night
[32] Oop
[33] Beda
[34] Geng Baper
[35] Bulan dan Matahari
[36] Pergi Untuk Kembali
[37] Without Alvin
[38] Without Andira
[39] Kita yang Sekarang
[40] Dimana
[41] Hai?
[42] Forever Together
Epilog
Si Author
Geng Baper Chats

[19] Andira, Alvin, dan Ari

2.5K 126 3
By avrryl

Keesokan harinya, Andira sengaja bangun jam 5. Ia segera mandi, memasak sarapan sendiri, dan makan dengan super cepat walaupun mata baru terbuka setengah.

"Duh, ini seragam gue mana lagiii!" Andira membongkar lemarinya, lalu segera memakai seragam putih abu - abunya.

Ia segera mengambil tas dan sepatu kebawah, lalu menyalakan kompor. Ia hanya mau makan telur saja.

"Aduh mampus nih kayanya gosong. Hft, Ra, udah tau lu ga bisa masak masih bandel aja sih!" omelnya kepada dirinya sendiri.

Mau tidak mau ia memakan masakan gosongnya itu, lalu segera memakai kaos kaki serta sepatunya.

"Jam setengah enam, dikit lagi Alvin bangun! HP, HP, HP gue manaaaa ?!" Andira heboh mencari handphone nya. Ia berlari ke kamarnya lagi, lalu mendapatkan handphone nya diatas kasurnya.

"Gojek, gojek, gojekkk!" Andira membuka app Gojeknya, lalu menemukan driver.

Setelah memesan gojek, Andira keluar rumah lalu menyapa satpam rumahnya, Mas Rio.

"Mas, Mas! Bukain pager buruannn!" seru Andira. "Eh, sebelumnya, pagi Mas Rio!"

"Ya ampun buru - buru banget, Neng. Masih pagi gini, emang gerbang sekolah udah buka ?" tanya mas Rio.

"Udahhh, tenang aja! Buru!"

"Ga sama Alvin ?"

"Hft, males gue denger namanya. Kalo Alvin nanya, bilang aja gue males liat mukanya. Tapi paling dia ga nanya. Kan gue gak penting, heheh."

Mas Rio menggelengkan kepalanya, "Lagi berantem ?"

"Ya tebak sendiri aja deh, Mas. Itu gojek gue udah dateng, Rara cantik pergi yah!" seru Andira segera naik motor itu.

***

[ 06.15 ]

"Selamat pagi, Pak!" sapa Andira kepada satpam sekolah dengan posisi hormat. "Udah bangun kan ? Ntar kalo masih ngantuk, bahaya, Pak!"

Andira memang seperti itu. Supel sekali orangnya. Tapi karena ia biasa berangkat menggunakan mobil, jadi ia melewati pos satpam sekolah.

"Weh, iya dong! Andira cepet banget ke sekolahnya. Biasanya naik mobil hitam kan sama Alvin ? Oh ya, Alvin kemana ?" tanya Pak Candra.

Andira berdecak, "Ga usah bahas dia deh, pak. Kelas Andira udah dibuka ? Udah ada orang belum ?"

"Belum. Baru ada guru - guru sih, sama beberapa siswa. Tapi kelasmu kayaknya belum saya buka," jawab pak Candra.

"Oke siap, pak! Andira aja yang buka sendiri," ucap Andira sambil meminta kunci.

Pak Candra memberikan kunci, lalu Andira berjalan menuju kelasnya. Ia agak was was karena hari ini ia akan memutuskan hubungannya dengan Ari.

"Gimana ya ngomongnya ?" tanya nya kepada diri sendiri. "Ya udahlah, jadi Andira yang biasanya aja. Ga usah marah banget, ga usah nangis juga."

Ia membuka pintu kelasnya, lalu menaruh tas nya dan memainkan handphone nya.

- line -

geng baper (4)
LINE TODAY (67)
kelasqoeh abnormal (3)

Andira membuka grup kelasnya.

kelasqoeh abnormal

Danu :
• ada yg udah disekolahhhh?!1!1!1?!1!1!

Machaa :
• sans bosq
• mana ada jir ini pagi bgt

Andira :
RARA UDAH DTG KOK DANU:) •
temenin gw gitu sp ih •
gue ddk merenung sendirian dikls •

Tania :
• boong parah:v

Andira :
seriuss •

Machaa :
• demi
• lu brkt sm siapa dah

Andira :
sndri dong •
mandiri •

Nameey :
• sama alvin ?

Andira :
SENDIRI namiii cintaa •

Rano :
• rano juga cinta koq sm andira

Andira :
bct •
gw block selamanya y lu •

Rano :
• ampun

Selang beberapa menit, siswa siswi sudah mulai berdatangan. Marsha juga sudah datang, jadi Andira punya teman untuk mengobrol.

"Ra, anjir lu disini dari jam berapa ?! Lu ga tau yah si Alvin ngespam chat gue tadi pagi," ucap Marsha heboh.

"Sengaja gue dateng pagi, biar ga barengan sama dia. Kalo gue sama dia, ntar masalah tambah jadi. Ngespam gimana ?" tanya Andira.

Marsha mengeluarkan handphone nya lalu menunjukkan roomchat nya dengan Alvin tadi pagi.

Alvin :
• MARSHA
• SHA
• p
• p
• BALES ANJER
• gila lu
• gue cekek sampe mati ya lu
• woy
• woy
• p
• p

Marsha :
KOK GUE DICEKEK?! •
apasi lu pagi2 bikin rusuh •

Alvin :
• INI PENGHUNI RUMAH SATUNYA ILANG

Marsha :
rara ? •

Alvin :
• MENURUT LO?!?!
• masa dia marah sampe pergi dr rmh gt ?
• lu tau g dia dmn ?

Marsha :
wait •
oya ini di grup kls •
dia blg dia ud dsklh •

Alvin :
• shit

off

"Elelele bodo amat, bodo amatt," ucap Andira setelah membaca chat itu.

"Gue yang kena nyet,"

"Ya udah," jawab Andira cuek. "EH JIR!"

"Apa ?" tanya Marsha.

"KAK ARI! Ayok temenin gue ke belakang kantin!" seru Andira sambil berlari menarik tangan Marsha.

***

"Apa si, Ra ?" tanya Marsha.

"Sssttt, lo tunggu disini," jawab Andira.

Seorang siswa bertubuh tinggi dengan rambut yang tak kalah cetar itu berdiri di belakang kantin.

"Eh, elo Ra. Udah gue tungguin," ucap Ari saat melihat Andira datang.

Andira tersenyum miris, "Lain kali, ga usah tungguin ya kak."

"Kenapa ?"

"Makasih,"

Ari mengangkat satu alisnya, "Makasih ? Kenapa ?"

"Makasih aja udah kasih waktu sama gue selama ini," jawab Andira.

"Hah ? Apaan sih, Ra ? Ga biasanya lo bicara kaya gini, biasanya juga nyerocos," ucap Ari yang mulai bingung.

"Kak Ari kira gue ga tau ?" tanya Andira. "Kalo dari awal pengennya gue sama Alvin jauh, mending gak usah tembak, kak."

"Oh, itu..."

"Gue udah tau semuanya, kak. Awalnya gue sakit hati, tapi gue sadar bahwa sakit hati ke orang yang ga punya hati itu ga ada gunanya," jawab Andira. "Ya udah, to the point aja. Kita sampe disini aja ya kak."

"Eh, Ra. Itu... itu Kirana, Ra," jawab Ari mengelak.

Andira menggeleng, "Mau siapapun itu, kalian berdua tujuannya mau bikin gue sama Alvin menjauh kan ?"

Ari terdiam.

"Ya udah, sampe disini aja. Gue berusaha untuk ga benci sama lo, gue akan merelakan semua perasaan yang gue kasih ke elo. Makasih ya, kak."

Setelah mengucapkan itu, Andira pergi meninggalkan Ari, lalu menghampiri Marsha yang duduk di meja kantin.

"Udah ? Kok gue ga denger suara nangis ?" tanya Marsha.

"Gue ga bisa akting dramatis, Sha. Terima aja Andira yang begini," jawab Andira sambil terkekeh. "Ya udah yuk, tiga menit lagi bel."

***

"Udah baikan ?" tanya Alex sambil duduk di meja Alvin.

"Gak," jawab Alvin tegas dengan wajah malas.

"Kenapa ?" tanya Alex lagi.

"Si Andira meong gila itu udah bikin stress pagi - pagi. Kurang ajar," jawab Alvin.

"Hah ?"

"Kalo gue ga buru - buru tanya Mas Rio, gue mungkin udah nyari Andira satu Jakarta kali yah. Dasar jadi orang sok penting, kabur duluan biar dicari. Akhhh kurang ajar paraaahh!!" Alvin mengacak rambutnya sendiri.

"Ya elah, Vin."

Percakapan mereka berhenti saat Alvin menatap tajam seorang siswa yang baru masuk.

"Eh lu, artis sok keren," panggil Alvin. Ya, mau siapa lagi kalau bukan Ari.

Ari menengok, "Gue ?"

"Mau siapa lagi ?"

"Kenapa ?" tanya Ari.

"Urusan kita belum selesai," jawab Alvin. "Ketemu sama gue di belakang kantin nanti istirahat."

Ari mendengus, "Selera lo, Andira, Kirana, sama aja yah ? Belakang kantin aja terus."

Alvin berdiri dari tempat duduknya, "Oh, lu nantang ? Oke, gue ga takut. Kalo gitu, ketemu sama gue di lapangan."

"Ck, mainnya keroyokan,"

"Daripada lu, banci kaleng!" Alvin mengepalkan tangannya.

Melihat adu mulut itu, Alex menengahi, "Eh, udah sih."

"Ya udah, lapangan," ucap Ari.

***

Jam istirahat kali ini Andira memilih untuk di kelas bersama Marsha dan Atha.

"Tumben, Ra. Biasanya sama Alvin, dkk," ucap Atha.

"Ga papa, kantin rame ah," jawab Andira.

"Lagian lu tadi kenapa dah ke sekolah pagi banget ? Dikejar anjing ?" tanya Atha.

Andira tertawa, "Hahah, enggak, Tha. Pengen aja sesekali nyapa Pak Candra pagi - pagi."

"Alesaannn lu nyet!" Marsha menoyor kepala Andira. Andira hanya terkekeh.

***

"Lo kira urusan kita udah selesai kemarin ?" tanya Alvin sambil tersenyum miring. "Yang selesai kemarin itu urusan gue sama Kirana. Yah, untung aja hari ini Kirana gak masuk karna sakit. Kalo ada Kirana mungkin lu udah ada pembelaan," lanjutnya.

"Bilang aja lu takut kalo ada Kirana," jawab Ari. Ari yang sedang berdiri di lapangan saat ini sungguh jauh beda dengan Ari yang kemarin - kemarin.

"Sekarang gue nanya lagi, tujuan dari rencana busuk lo itu apa ?" tanya Alvin.

"Hah, masih aja gak tau ? Gue kirain lo pinter parah. Jawab ini pake logika aja ga bisa," jawab Ari.

Tak lama setelah jawaban Ari barusan, kepalan tangan Alvin sudah mendarat sempurna di rahang Ari. Ari tidak melawan, hanya tersenyum miring seperti seorang iblis yang tampan~ apaansi.

"Gue sih mewakili fans Andira yang patah hati dan enek ngelihat lo sama dia terus. Asal lo tau, sejak Andira masuk, banyak yang langsung suka sama dia. Eh, taunya ada orang sok jago selalu jalan sama dia. Gimana gak kesel ? Untung gue ganteng, jadi gampang dapetin Andira biar dia jauh sama lo," jawab Ari panjang lebar.

Alvin memukul wajah Ari habis - habisan, "Apa tadi lo bilang ? Gampang dapetin Andira biar dia jauh dari gue ? Lo mau mati sekarang ?! Hah ?!"

***

"Eh eh eh, kuy ke lapangan! Ada yang berantem!" Danu tiba - tiba masuk ke kelas Andira sambil berseru.

"Ck, lu aja ah yang nonton. Kalo bukan cogan yang berantem, gak seru," jawab Marsha malas.

Beda dari Marsha yang menjawab seperti itu, para siswa siswi lain malah heboh sendiri.

"Hah ? Siapa yang berantem ?"

"Berantem ? Wuiih, seru seru! Kuy nonton!"

"Siapa emang ?"

"Karna apa tuh ? Cewek ? Biar kaya FTV gitu hahah!"

Sedangkan Danu ngos - ngosan karena tadi berlari, "Huh, hah... itu, kak Alvin... sama kak Ari!"

"HAH ?! SIAPA ? AHAHAH BERCANDA LU GILE!" suara cempreng Andira langsung meledak setelah Danu menjawab seperti itu.

yaelah, gapapa, lagi istirahat kok!

"Serius, Ra! Gue ga bohong!"

Marsha menarik tangan Andira untuk keluar, "Kayaknya seriusan deh. Ayok, Ra!"

***

"Vin, vin, udah, Vin!" Rizky berusaha menahan Alvin agar tidak adu pukul lagi dengan Ari.

"Ri, elu juga! Udah tau ganas, masih cari gara - gara sama dia! Udah woy udah!" Alex juga menahan Ari.

"Eh, njing! Lu ga lucu tau gak ?! Anak baru mentang - mentang artis aja belagu lu!" seru Alvin dengan wajah babak belur akibat tadi.

"Heh! Emang lu siapanya Andira hah ? Pacar aja kagak, gak usah sok perhatian lu!" balas Ari tak mau kalah.

Alvin menarik kerah baru Ari, "Lo berani nyakitin Andira, lo bakal abis ditangan gue !"

Andira dan Marsha baru saja sampai di lapangan yang sudah ramah menonton perkelahian antara Ari dan Alvin ini.

Andira menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Seumur hidup ia tinggal bersama Alvin, ia tidak pernah melihat Alvin berkelahi sampai seganas ini. Apalagi di lingkungan sekolah.

Marsha menepuk pundak Andira, "Ra, cuma lo yang bisa berhentiin mereka!"

Andira masih speechless melihat adegan di depan matanya ini. "Lihat, Alex sama Bang Rizky aja ga bisa nahan mereka."

Andira akhirnya mengangguk dan berlari ke tempat kejadian itu. Alvin dan Ari masih belum berhenti adu mulut dan adu kelahi sampai Andira datang.

"Vin, Kak!" seru Andira saat sudah berdiri diantara mereka.

"Andira ?" Mereka berdua terkejut melihat siapa yang datang.

"Ya ampun, ka..kalian kenapa babak belur gini sih ?" tanya Andira.

"Dia yang mulai!" tuduh mereka berdua sambil saling menunjuk.

Andira menggeleng, "Ga usah salah - salahan! Kalian berdua salah tau gak? Kenapa harus pake berantem sih ? Lalu abis kalian berantem gini, kalian bakal dapet apa ? Mobil ? Enggak, kan!"

"Enggak, Ra! Gue...gue gini tuh buat..." ucap Alvin terpotong.

"Apa ? Biar dilihat semua orang bahwa ketua OSIS terpandang sekarang jadi bad boy ? Berantem di lapangan apa faedahnya sih, Vin ? Sumpah ya, gue ga kenal lo yang sekarang!" seru Andira tepat di depan wajah Alvin.

"Ra, ini gue mau ngelurusin masalah kemarin sama Ari. Coba lo dengerin,"

"Kalian bisa kan selesaiin masalah ga pake berantem ?" tanya Andira.

Ari akhirnya angkat bicara, "Ra, gue emang salah, tapi yang ajak berantem duluan si Alvin."

Andira menepuk pundak Ari, "Kak, gue tau lo salah. Lo bener - bener salah banget waktu itu. Tapi ga gini kak caranya!"

"Vin, lo juga sih. Apa susahnya merelakan dan mikirin yang lain ? Kalo emang lo masih ga terima, lo diem aja. Kalo ga suka, diem aja. Ga ada gunanya kaya begini!" lanjut Andira kepada Alvin.

"Ra, gue kaya gini buat belain elo, tau gak sih!"

Bell berbunyi, para kerumunan bubar, dan guru BK menghampiri.

"Waktu 20 menit istirahat kalian pake buat ini. Hft, ga tau lagi deh," ucap Andira sambil meninggalkan mereka berdua bersama guru BK yang mulai memberi ceramah untuk mereka berdua.

***

Dari setelah jam istirahat sampai pulang sekoah, wajah Andira tampak sayu. Hari ini Alex yang mengantarnya pulang karena utusan Alvin.

"Udah, namanya juga cowok kebawa emosi pasti udah main tangan. Apalagi Alvin. Ambil positifnya aja, Ra. Dia itu jagain lo parah. Kalian dari kecil udah bareng, dan dia sebagai cowok pasti jagain lo dari fisik sampe perasaan," ucap Alex sambil berjalan ke lapangan parkir.

Andira hanya mengangguk lesu, "Gue udah males lihat wajahnya lagi, Lex."

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 362K 50
🔞🔞 PART MASIH LENGKAP DAN BELUM MELALUI TAHAP REVISI. Cerita komedi romantis dari guru killer dan murid yang kelakuannya absurd. Perjodohan? Mungk...
7.3K 803 38
Tidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namu...
732K 23.4K 28
Nathan sama sekali tidak menyangka jika hidupnya akan berubah hanya karena seorang perempuan yang ternyata masih duduk di bangku SMA. Kesalahan satu...
826K 52K 36
genre: comedy-romance Memiliki konflik yang ringan karena saya tidak pandai membuat konflik. Follow, vote dan coment. Terima kasih sudah mau membaca ...