Miss CangCut's (Terbit)

By AlmeeraShanum

358K 9K 1.1K

MISS CANGCUT'S (Baraya_Series#1) Versi Ebook bisa kalian download di GOOGLE PLAYBOOK. Sejatinya, persahabatan... More

MC - Prolog
MC - SATU
MC - DUA
MC - TIGA
MC - EMPAT
MC - LIMA
MC - ENAM
MC - TUJUH
MC - DELAPAN
Perkenalan Tokoh
MC - SEMBILAN
MC - SEPULUH
MC - SEBELAS
MC - DUA BELAS
MC - TIGA BELAS
MC - EMPAT BELAS
MC - LIMA BELAS
MC - ENAM BELAS
MC - TUJUH BELAS
MC - SEMBILAN BELAS

MC - DELAPAN BELAS

7.1K 437 141
By AlmeeraShanum

Salam senja...

Maaf baru bisa update hari ini...

Jangan lupa bacanya sambil senyum!!

Happy readinggg...

*

*

*

*

*

"Sa..." pelan Andrew.

Raisa bersedekap dada dan menggerakkan bola matanya, "Apa?" Jawabnya malas.

"Gue..." Andrew mengambil napas dalam, "Gue gak mandulkan?"

Raisa tercengang. Pipinya mengembung antara menahan tawa dan merahasiakan sesuatu.

"Jadi? Bagaimana?" Andrew menunggu dengan gelisah. Rasa pusing akibat pukulan Rio pun menghilang tertutup dengan perasaan gelisah.

Raisa sedikit mengeryit dan menatap lekat Andrew. "Hmmm... Gue belum tahu, Drew. Gue harus melakukan beberapa jenis test untuk bisa menarik kesimpulan apakah elo mandul apa enggak." Raisa mendekatkan wajahnya pada wajah Andrew yang kini telah bersandar di kepala sofa, "Yang jelas gue butuh sperma elo..." bisik Raisa, sudut bibirnya menyeringai.

Deg.

Wajah beradu yang hanya berjarak beberapa inci itu membeku sampai Andrew melepas kontak mereka, ia memalingkan wajah. "Keluarlah!" pinta Andrew kemudian.

Raisa menegakkan tubuhnya dan membawa kedua tangannya ke dalam saku celana bahannya. "Oke, tapi sebelum itu gue harus ngompres dan bersihin luka elo biar gak infeksi."

Mata Raisa menyelusuri seluruh ruangan kerja Andrew, "Dimana elo naruh kotak P3K?"

Andrew menoleh ke samping kanan, "Dalam lemari itu, ambillah!"

Andrew menunjuk lemari kayu yang bersebelahan dengan rak buku berisi penuh dereten buku yang tersusun rapi.

Raisa mengambil kotak putih yang ia maksud dan membuka lemari es mini milik Andrew. Ia hanya mendapati kemasan botol air mineral. Ia mengambil dan membawa satu botol dingin tersebut.

Langkah pertama yang harus Raisa lakukan yaitu dengan mengompresnya menggunakan air mineral dingin tadi. Air dingin dapat membuat darah kembali mengalir lancar dan mencegah terjadinya pembekuan pada luka memar di wajah Andrew. Raisa juga memberikan sedikit penekanan pada area sekitar luka memar agar mengurangi pembengkakan.

"Arghhh... Sakit!!" ringis Andrew.

"Tahan sedikit, Bodoh!" Raisa semakin menekan kuat luka Andrew.

"Arghhh... tapi ini sakit." keluh pria itu. Lagi.

"Hal ini juga yang pasien elo rasain. Bertahanlah!"

Alisnya tertaut membentuk garis lurus dengan kening berkerut. Wajah Andrew tak terima, "Elo pikir gue dokter bagian IGD? Dan elo lupa kalau gue dokter bedah syaraf?" protesnya.

Raisa terkekeh, membuat Andrew semakin bersungut. Dan kali ini Andrew tidak bisa menahan rasa perihnya, Raisa mengoleskan kapas yang sebelumnya telah ditetesi dengan betadine. Antiseptic Solution.

Menurut wanita cantik itu, Andrew akan semakin tampan jika sedang marah. Tidak akan pernah berubah sejak mereka berpacaran dulu.

*****

Rio membawa Rachel dengan wajah bekas menangis kembali ke apartemen miliknya. Lama ditinggalkan ternyata apartemennya masih tetap bersih. Rio tahu, ini pasti ulah mamanya yang menyuruh orang rumah untuk membersihkannya. 'Thanks, Mom!'

Rachel segera membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi Rio. Ia memandang pantulan wajahnya yang sedikit membengkak. Lalu menghirup napas oksigen sebanyak mungkin, menetralkan debaran jantung yang dari tadi terus terpacu.

"Elo lapar, Chel? Gue delivery Pizza Hut, elo mau? Atau elo mau gue pesen makanan yang lain?"

Rachel menggeleng malas dengan berondongan pertanyaan Rio.

"Kalau gitu gue buatin cokelat hangat juga ya?" tawar pria itu lagi. "Gue tunggu di depan tv."

Rio bergegas ke dapur dan membuat dua mug cokelat hangat untuk mereka. Cuaca di luar sana memang sedang tidak dingin karena bulan ini bukan musim penghujan ataupun angin kencang. Namun, Rio perlu menghangatkan suasana hati mereka dengan secangkir cokelat hangat. Mereka berdua memang penggemar seduhan minuman tersebut.

Rachel datang setelah membasuh dan mengeringkan wajahnya. Di depan tv dengan channel kartun Finding Nemo, Rio telah menunggu lengkap dengan mug pasangan berisi cokelat hangat buatannya.

"Minum cokelat hangat elo," Rio menunjuk mug pink bergambar karikatur wajah tampan Rio. "Bentar lagi pasti Pizza-nya datang."

Rachel mengangguk.

"Elo gak pa pa kan?" Rachel menoleh ke arahnya, "Maafin kakak gue."

Walau bagaimanapun Andrew, Rio harus tetap menghormatinya sebagai kakak. Begitu pula dengan Rachel, ia tidak bisa membenci pria itu. Bayang penuh kasih itu terus saja berputar dalam pikirannya. Malam panjang miliknya bersama Andrew.

Ting Tong!

"Biar gue yang bukain," pinta Rachel lirih sembari beranjak.

Langkah Rachel tak lepas dari sudut pandang Rio. Banyak hal yang Rio pikirkan dari tadi. Mengapa tiba-tiba jadi kacau seperti ini?

Lelah tubuhnya sepanjang penerbangan London menuju Jakarta tak selelah dengan apa yang ia pikirkan. Ia harus mengambil keputusan yang tepat, karena pilihan itu penuh pertimbangan.

"Elo pesennya banyak banget!" Rio tahu, itu pizza kesukaan Rachel dan seharusnya gadis itu tersenyum sambil bermanja ala Rachel seperti biasanya pada Rio tapi yang ditunjukkan pada gadis itu adalah wajah tanpa ekspresinya.

"Habisin aja kalau elo mau?" Rio membuka kardus pembungkusnya, senyumnya mengembang melihat Rachel akhirnya menelan ludah. Penantian panjang menegangkan, harapannya sejak tadi.

Rachel hampir saja meneteskan air liurnya. Rio memesankan paket Pizza, makanan khas Italia berjenis roti pipih dengan aneka toping kesukaannya.

"Suka...?"

Rachel mengangguk dengan senyum mengembang untuk pertama kalinya. "Banget."

Rachel menggigit telunjuk kirinya dengan tatapan lapar siap menerkam.

"Habiskan!"

Rachel langsung mengambil potongan pizza. "Enak..."
Mulutnya terus mengunyah.

Lama melihat Rachel makan, Rio lalu ikut mengambil potongan pizza dan mencicipinya. Pantas saja Rachel-nya suka, rasanya memang enak.

Rio menyeruput cokelat hangat miliknya setelah menghabiskan satu potong pizza, sedangkan Rachel kembali mengambil dan memakannya dengan lahap. Ahhh... Gadisnya memang seperti ini!

Dan semakin terlihat cantik dengan kedua pipi yang mengembung penuh pizza.

"Chel..." lirih Rio, membuat gadis dengan mulut penuh pizza itu menatapnya penuh tanya. "A-Ayo kita menikah!"

Uhukkk!

Rachel terbatuk. Rio menyodorkan mug biru bergambar karikatur wajah cantik Rachel, cokelat hangat miliknya pada Rachel. Respon Rio sangat cepat, "Minumlah! Pelan-pelan makannya, gak bakal gue abisin!"

Rio membersihkan saos mayonise yang tertinggal di sudut bibir ranum Rachel dengan telunjuk kanannya.

Rachel mendelik dan memukul bahu Rio, "Semua gara-gara elo tau!"

"Kok gue?" Rio mengernyit heran. Rio tidak terima disalahkan.

"Sebelum gue tersedak, elo ngomong apa ke gue?" Rachel terus saja mendelik, tangan kanannya siap kembali mengayun ke udara memukul Rio.

"Gue..." Rio menunjuk wajahnya dengan telunjuknya yanv kotor bekas mayonise, sembari berpikir keras lalu sudut bibirnya menyeringai. Rio memawa telunjuknya yang kotor itu pada bibirnya, mencecap bekas mayonise yang tertempel di sudut bibir Rachel, "Jadi gimana jawaban elo?"

"Elo ngelamar gue?" sungut Rachel dan sejujurnya jantungnya berdetak tak karuan. Berbeda dengan lamaran Andrew tempo hari lalu yang juga belum sempat ia jawab, waktu itu detak jantungnya berhenti berdetak. Lalu ditambah dengan perlakuan lembut Andrew padanya, sehingga membuatnya seakan terhipnotis menuruti dan merespon segala perlakuan Andrew yang berakhir dengan malam panjang penuh gairah.

"Jadi...?" tagih Rio terus.

Mulut pria itu setengah terbuka, membuat Rachel gatal dan menyumpalkan potongan pizza bekas gigitannya ke mulut Rio. Dan Rachel malah tertawa terbahak-bahak. Tampang bodoh Rio lucu sekali dengan mulut penuh pizza.

Rio memang pria tampan dengan bonus ekstra sabar. Pria itu tidak marah. Ia malah mengunyah pelan dan berharap pada gadis itu, bahwa ia sangat serius dengan lamarannya barusan.

Menyadari jika dirinya terus diperhatikan dengan lekat, Rachel menghentikan tawanya. Kedua tangan Rio menangkup wajah Rachel dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Rachel. Rio mencium Rachel dengan lembut. Mencecap rasa manis milik gadis itu. Manis bercampur rasa pizza maksudnya.

"Ayo kita menikah?" ajak Rio sekali lagi setelah ia melepas pagutannya. "Belajarlah untuk mencintaiku..."

Mata elang Rio mengunci manik mata Rachel, membuat lidah gadis itu sangat kelu. Rachel hanya diam, mulutnya tidak bisa menjawab pertanyaan Rio. Mulutnya seakan terkunci dengan gembok besar yang tidak bisa terbuka.

'Apa elo juga cinta ke gue?'

Dan sayangnya pertanyaan Rachel hanya menyuarakannya di dalam hati.

"Hn...?" kening Rio berkerut. "Bagaimana...?"

"Gu-Guee... Gue..." Rachel terbata. ""Gueee..."

"Katakan dengan jelas!" kedua telapak tangan Rio masih menakup wajah Rachel.

"Maaf," lolos Rachel lirih. Kepalanya tertunduk. "Gue gak pantas buat pria baik seperti elo, Rio. Maaf." sesal Rio.

"Kenapa?" Rio mengernyit, "Elo bahkan gadis terbaik yang pernah gue kenal."

Rachel menepis tangan Rio yang memenjarakan wajahnya. Ia membuang mukanya ke samping, "Gue kotor."

"Siapa yang bilang elo kotor?" pekik tertahan Rio. Wajah tampannya hampir memerah.

"Elo jangan bodoh dan pura-pura lupa!" desis Rachel tak mau kalah.

Rio kembali menangkup wajah Rachel dan membawa gadis itu untuk menatapnya. "Dan gue gak peduli."

Inilah keputusan Rio pada akhirnya. Pikirannya terus berputar. Hidupnya masih panjang, banyak rangkaian jangkauan yang harus ia raih. Studinya baru saja ia mulai beberapa bulan yang lalu. Meninggalkan gadis yang sangat ia cintai sendirian di sini, sama saja ia menyerahkan nyawanya pada bajingan bangsat seperti Andrew.

Rio harus membawa Rachel bersamanya terbang ke London. Dan satu-satunya alasan untuk hal itu dengan menikahi Rachel.

Dirinya memang bodoh!

Melamar tanpa ungkapan cinta, apakah mudah mendapatkan jawaban?

Bodoh!

Rachel menatap Rio lekat, mencari keseriusan di mata pria yang telah menjadi sahabatnya bertahun-tahun. Apakah Rio mencintainya?

Ia butuh cinta.

Cinta yang akan selalu tumbuh setiap hari. Cinta yang selalu membuatnya bahagia. Bukan tersakiti seperti apa yang mamanya alami.

"Maafin gue..." Rachel menggeleng, "Gue gak bisa, Rio."

"Gue harus segera kembali ke London dan gue gak bisa ninggalin elo sendirian di sini."

Hati Rachel justru terluka. Teriris tipis. Bukan ini yang Rachel ingin tahu, mengapa Rio tiba-tiba melamarnya?

Bayangan Andrew tiba-tiba muncul. Bibir ranumnya bergetar, "Andrew...?"

Rio menyadarinya, "Jadi elo nolak gue karena kakak gue?"

"Bukan," bening air matanya tanpa lolos. "Gue kotor, Rio. Gue bukan gadis baik-ba..."

Bibir Rio kembali mendarat di bibir Rachel. Rio marah.

"Gue gak peduli. Gue yang akan jadi papa anak elo, jika elo hamil." tajam Rio. "Bersiaplah, tiga hari lagi kita menikah."

*****

"Jadi elo musti menjalani beberapa test, baru gue bisa menyimpulkan," Raisa mendekatkan bibirnya di telinga kiri Andrew. "Apa lebih baik kita coba aja langsung? Kebetulan malam ini masih masa subur gue." lirih Raisa seduktif.

Wanita itu benar-benar. Manik mata mereka saling beradu. Jangkun pria itu bergerak naik turun, jemari lembut Raisa mulai membuka kancing teratas blouse-nya. Baru dua kancing yang terbuka, Andrew dengan sigap menghentikannya sebelum semua itu benar-benar terjadi.

Andrew menelan ludah, menekan gairahnya. Pangkal dada kenyal terbungkus cup berenda mahal berwarna merah darah itu membangkitkan libidonya.

Iblis wanita berparas cantik itu, jangan sampai melihat juniornya yang telah menegang sempurna dan tengah menyesakkan underwear-nya.

Kucing lapar mana yang tidak mau dikasih makan, baik itu dengan ikan asin sekalipun?

*

*

*

*

*

TBC

***

Hai hai haii...

Ada yang menantikan kedatangan saya?

Wakkks...

Maaf terlalu lama buat update.

Saya udah sembuh sih, tp saya sibuk. Tanggal 10 saya mau balik ke negara asal. Jadi kemarin berburu tiket. Sempet dibuat kesel sama salah satu aplikasi penyedia layanan tiket online, haha...
Harganya ngePHPin...
Totalannya berapa, suruh transfer berapa.
Katanya ada perubahan sistem atau kurs mata uang. Alahhh kakean alasan!!

Hihihi...
Tapi itu kemarin sebelum sempet liat watty, kalian tahu...

Miss Cangcut's dari tanggal 5 kemarin 48 in Romance...

Makanya saya berusaha update hari ini. Sambil sebut, Makasih ya udah mau baca, masukin ke dalam list bacaan kalian, pencet ☆, dan repot2 nyusun kata2 buat mewakili suasana hati kalian, xixixi...

Kalian is the best pokoknya.

I Love You😘😘😘

Sekali lagi makasih...

Jangan lupa ikuti GIVEAWAY NOVEL MISS CANGCUT'S...

LUMAYAN DAPET NOVELNYA CUMAN DENGAN BAYAR ONGKIR KE ALAMAT KALIAN.

Kalo saya gak update lagi, berarti saya prepare packing barang bawaan balik mudik saya. Terus yang mau ketemuan sama saya, jam 9an saya transit di SOETTA, lumayan 2 jam bisa ngopi2 di Starbucks sama saya, sebelum saya terbang lagi ke Kota Khatulistiwa terus lanjutin lagi ke Natuna. Pulau dengan sumber cadangan Migas terbesar di dunia. Xixixii...

#Miss Cangcut's

#Jogja, 7 Juli 2017

#Lim Zhu Qi

Continue Reading

You'll Also Like

3M 148K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
3M 44.1K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.8M 88.9K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
16.9M 750K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...