Miss CangCut's (Terbit)

By AlmeeraShanum

358K 9K 1.1K

MISS CANGCUT'S (Baraya_Series#1) Versi Ebook bisa kalian download di GOOGLE PLAYBOOK. Sejatinya, persahabatan... More

MC - Prolog
MC - SATU
MC - DUA
MC - TIGA
MC - EMPAT
MC - LIMA
MC - ENAM
MC - TUJUH
MC - DELAPAN
Perkenalan Tokoh
MC - SEPULUH
MC - SEBELAS
MC - DUA BELAS
MC - TIGA BELAS
MC - EMPAT BELAS
MC - LIMA BELAS
MC - ENAM BELAS
MC - TUJUH BELAS
MC - DELAPAN BELAS
MC - SEMBILAN BELAS

MC - SEMBILAN

12K 389 22
By AlmeeraShanum

Happy reading....


Waktu berlalu begitu cepat. Hingga ia berakhir di dalam kuda besi hitam metalik ini bersama dengan pria yang tiba-tiba menyelinap masuk ke kamar mandi, tengah melaju membelah jalanan ibukota yang cukup padat. Dengan kecepatan sedang, pria itu terus memfokuskan diri pada kemudi dan jalanan daripada mengubris pertanyaan yang gadis sebelahnya selalu tanyakan.

Percuma jika gadis itu terus meronta dan bertanya, karena pria paling menyebalkan itu tidak akan terusik dan memperdulikannya. Lebih baik dia mengikuti kemana arah mobil itu berjalan. Kedua tangannya bersedekap dada, sesekali mencuri pandang pada pria di sebelahnya.

'Tampan,' Rachel mengulum senyum, predikat untuk pria itu masih sama setelah beberapa bulan yang lalu berhasil memporak-porandakan harga dirinya.

Seharusnya dia marah.

Arghhh...

Sudah gilakah dia?

Rachel membuang muka ke luar jendela. Lalu lalang kendaraan dan musik yang mengalun tidak juga mencairkan suasana. Terik di luaran sana terpecah dengan AC mobil yang berfungsi maksimal. Sial. Rachel membenci suasana kaku seperti ini. Sampai pada mobil berbelok ke sebuah gedung yang menjulang tinggi menuju basement bawah tanah.

Suara ban mobil yang berdencit menandakan mobil itu telah berhenti. Rachel kembali menatap Andrew penuh tanya, mengapa mereka memarkirkan di sini?

Rachel tidak buta huruf, di depan tadi dia sempat membaca nama gedung ini. Di mana gedung ini adalah salah satu gedung mewah yang berada di ibukota. Hanya kalangan miliyader sajalah yang mampu tinggal di gedung apartemen ini.

Andrew membuka pintu mobilnya, lalu mengitari depan mobil dan membuka pintu untuk Rachel. Tanpa diberi tahu, Rachel paham jika ia harus segera keluar. Lalu mengikuti langkah lebar Andrew, jemarinya terus tergenggam lembut dan erat.

Semakin melangkah ke dalam, genggaman itu masih erat dan menghangat. Lift itu mulai merambat naik dan terus naik hingga pada angka 20, metal kubus itu berhenti. Pintu besi pun terbuka. Andrew segera membawa Rachel keluar menuju pintu no. 2021.

Menekan kombinasi angka.

Terbuka.

Langkah Andrew tak juga berhenti setelah mereka berada di dalam. Dengan sebelah tangan yang menganggur, Andrew menutup pelan dan kembali membawa Rachel semakin masuk ke dalam.

Genggaman tangan Andrew terlepas setelah memasuki sebuah ruang yang berdominan dengan warna putih. Manik mata Rachel menelusuri isi ruangan itu, dengan kening yang semakin berkerut Rachel mencoba menenangkan degup jantungnya yang semakin terpacu liar.

Kamar?

Untuk apa Andrew membawanya ke kamar ini?

Rachel kemudian menatap Andrew meminta penjelasan lebih. Namun bukan jawaban yang Rachel dapat. Ia harus mendelik tidak mengerti, mengapa Andrew mulai melepaskan jas hitamnya. Lalu melonggarkan dasi dan menarik hingga terlepas. Membuka dua kancing teratas kemejanya, dan menggulung kedua lengan hingga batas siku.

Rachel mencoba melangkah mundur ketika Andrew memutuskan untuk mendekat ke arahnya. Jemari Andrew merampas tas jinjing Rachel, melemparnya pelan ke arah sofa merah panjang yang terdapat di sana. Membawa kedua tangan Rachel untuk melingkari pinggangnya.

"K-Kakkk... mmptthhh..." Bibir ranum Rachel kembali dibungkam bibir Andrew. Lingkaran pinggang itu berubah mencengkam kuat. Andrew tak peduli, ia terus melumat bibir yang selalu berhasil menaikkan gairahnya.

Jemarinya tak mau tinggal diam, meraih kancing pada kain yang telah basah itu. Blouse siffon putih tipis yang terkena tumpahan carrot juice, sehingga mencetak jelas bentuk isi di dalamnya.

"K-Kakkkk...." rintih Rachel lolos sesaat Andrew membebaskan bibirnya dan beralih pada belahan dada Rachel yang telah Andrew buka dengan terampil.

Bukit kembar itu masih terbungkus erat, sengaja Andrew tidak keluarkan barang sebelahpun. Ia ingin menikmati apa yang selalu ia fantasikan beberapa bulan ini. Rachel terus saja mencengkam kuat pinggang Andrew, ia butuh penompang agar tubuhnya tidak melebur dan terperosok ke bawah.

"K-Kakkk..."

"Hn." Andrew sedikit mendongakkan kepalanya dengan terus menjelajah belahan Rachel. "Katakan, Sayang. Katakan jika kau juga menginginkannya."

Andrew menghentak blouse Rachel untuk keluar dari lilitan rok yang Rachel kenakan. Rok ketat di atas lutut yang melekat membentuk bokong seksi Rachel. Membuka sisa kancing, melepaskan dan membuang begitu saja di lantai.

Arghhh...

Katakan jika Rachel benar-benar sudah gila?

Mengapa dia hanya diam saja tanpa melawan dan memberontak seperti biasanya?

Ayolah, pria ini semakin keterlaluan.

Andrew memutar tubuh Rachel untuk membelakanginya. Membuka pengait dan menurunkan resleting rok milik Rachel. Nasibnya sama seperti blouse Rachel. Tidak berhenti, Andrew membawa tangannya membuka ikatan rambut Rachel. Meraupnya menjadi satu lalu mengumpulkan dan mengikatnya menjadi gulungan ke atas.

Rapi?

Tentu saja tidak, Andrew hanya menginginkan surai itu terikat ke atas semua, memperlihatkan daerah favoritnya. Leher jenjang Rachel.

Andrew menatap tubuh yang hampir polos ini tanpa kedip. 'Victoria's Secret,' Andrew menyeringai. 'Tinggi juga selera gadis itu.'

Andrew kembali membenamkan kepalanya pada belahan dada Rachel. Usahanya yang sedikit menunduk, memudahkannya untuk menikmati bukit kembar yang membuat jangkunnya selalu naik turun. Andrew dengan pelan mengeluarkan salah satu benda kenyal itu. Andrew tersenyum, puting Rachel telah menegang sempurna, seperti juniornya di bawah sana.

Andrew tak mau berlama-lama, ia menjilatnya perlahan menikmati sensansinya. Andrew mendongak, penasaran dengan reaksi Rachel. Bibirnya menyeringai melihat Rachel yang menatapnya sendu dengan mengigit bibir bawahnya.

Arghhh...

Sungguh Andrew tak sabar untuk menjadikan gadis ini menjadi miliknya.

Sembari mengemut puting Rachel, Andrew menggiring pelan tubuh Rachel ke atas ranjang. Membaringkannya dengan Andrew berada di atas tubuh Rachel. Dalam posisi seperti ini, Andrew semakin memudahkannya untuk mengeksplor milik gadis itu.

Mimpi apa Andrew tadi malam?

Andrew kembali mengeluarkan payudara Rachel satunya yang belum terjamah olehnya. Memperlakukan hal yang sama dengan sebelumnya. Rachel mengelejang, saat telunjuk kanan Andrew mengusap lembut miliknya yang masih terbungkus benda hitam berenda itu.

"K-Kakkk..."

"Iya, Sayang...."

"K-Kakkkk..."

"Hn. Mendesahlah terus... Aku tahu kamu juga menginginkannya."

Aku-kamu?

Andrew memutuskan untuk membawa telunjuk kanannya itu lebih dalam lagi. Daerah yang telah basah akibat perlakuannya. Andrew menyeringai, sebelum ia kembali melumat bibir Rachel.

Rachel memekik, merasakan telunjuk Andrew yang kini keluar masuk pada liang miliknya. Perih dan sakit. Rachel bahkan tidak menyadari air matanya telah keluar.

"K-kakkk..." rintihnya lagi di sela-sela perih bercampur rasa yang mulai sulit ia kenali.

"Hn..." Andrew semakin menggerakkan liar telunjuknya saat merasakan otot-otot kewanitaan Rachel mulai mengetat dan mencengkam erat telunjuknya.

"ARGHHHHH...." pekik Rachel dengan mengangkat sedikit lalu menghempaskan lagi tubuhnya kasar di ranjang milik Andrew. "K-kakkk..."

Pelepasan pertamanya.

Napas Rachel pendek-pendek dan ngos-ngosan. Bulir keringatnya mulai menetes membanjiri tubuhnya. Sebanyak mungkin Rachel meraup oksigen untuk mengisi paru-parunya yang tiba-tiba saja terasa kosong

"K-kakkkk..."

Andrew mengecup bibir Rachel yang terus saja terbuka dan terengah itu. Memberikan senyum termanisnya, membuat detik itu juga Rachel terkesima.

'Kak Andrew,' --batin Rachel. Mau tak mau Rachel membalas senyuman itu. Semanis yang Andrew berikan.

I want you.

Andrew menatap Rachel, sorot matanya meminta sesuatu yang lebih. Rachel paham, kepalanya mengangguk sembari memejamkan kelopak matanya. Rachel menyakinkan dirinya, memperbolehkan Andrew memiliki tubuhnya.

Persetan dengan pikiran yang ingin mencegahnya, ia lebih berpihak pada tubuh yang ternyata sangat menginginkannya.

Sekali lagi Andrew tersenyum dan mengecup bibir ranum itu lagi. Membawa kedua tangannya untuk melepas kaitan bra hitam berenda milik Rachel, lalu turun untuk melepaskan celana dalam warna senada itu.

Rio.

Deg.

Pergerakkan Andrew berhenti, manik matanya menatap Rachel sendu dan gadis yang hampir naked itu juga menatapnya heran.

Kilatan jelas bayangan adiknya terlintas di benaknya. Menampar keras wajahnya. Andrew menghentikan tindakannya seketika.

Rio.





TBC.


Hahahaaaa...

Sengaja saya buka pas uda pada buka puasa.

Maaf ya.

Arghhhhhh....

Baca juga cerita baru saya, SEINNA 'Nothing's Over'

Sampai jumpa.

#MISS CANGCUT'S

#JOGJA, 14 JUNI 2017

#LIM ZHU QI

Continue Reading

You'll Also Like

13.8M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
1.4M 6.6K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
4.1M 30.6K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...