Stand By You

By soojin_iee

55.2K 5.5K 509

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis... More

Hi~
Time
Another Place
London
I Know
Enemy
Be Patient
Annoying Sibling
Different
Bukan Update 😂
Judgment
Stop It
Eat, Pray & Love
NN
Waiting
Options
Wish
Do It
What If
Fight
New Things
Father
Be Friend (END)

Home Sick

5.4K 298 19
By soojin_iee

Ruangan besar dengan dinding bewarna putih itu cukup sunyi dengan tak banyaknya suara yang tercipta. Di ruangan itu terdapat sebuah tempat tidur yang ditakuti oleh kebanyakan orang. Disampingnya terdapat juga sebuah layar monitor berukuran sedang yang biasanya digunakan paramedis untuk memantau tekanan darah juga detak jantung pasiennya.

Hiruk pikuk disalah satu rumah sakit di Seoul itu terasa semakin ramai saat ada beberapa orang berbaju putih tengah mendorong sebuah tempat tidur beroda dengan seorang wanita yang baru saja sampai di RS tersebut. Wanita itu terus-terusan memegang perut besarnya sambil merintih kesakitan.

Seorang pria terlihat terkejut setelah ia menerima sebuah telfon ditengah-tengah rapat yang sedang ia pimpin. Tanpa pikir panjang pria tersebut langsung membubarkan para karyawannya dan segera berlari ke lantai satu gedung perkantorannya untuk kemudian mengemudikan mobil sedan hitamnya menuju RS.

"Gila!! Aku pikir minggu depan. Kenapa malah sekarang.?!" pekik pria itu sambil sibuk memperhatikan jalan di depannya. Ia semakin menginjak gasnya karena ingin segera sampai ditujuan.

Ruang operasi yang tadinya sunyi kini ramai dengan suara jeritan seorang wanita yang sedang berusaha melahirkan bayi yang sudah ia kandung selama kurang lebih sembilan bulan.

"Sedikit lagi. Ayo nyonya Jung." ucap sang Dokter saat melihat kepala bayi yang sudah mulai menampakkan diri.

Wanita itu semakin berteriak sekeras mungkin dengan mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa. Sesaat kemudian wanita itu tersenyum kecil, merasa lega dan bersyukur ketika mendengar suara tangis dari bayi yang selama ini ia kandung.

"Selamat Nyonya Jung. Bayi anda perempuan." ucap sang Dokter dengan senyum cantiknya.

Seorang pria dengan pakaian kantornya yang lengkap terlihat berlari memasuki RS Seoul. Setelah mendapat informasi dari resepsionist pria tersebut langsung berlari menuju ruangan yang berada disalah satu sudut RS itu.

"Ibu, Ayah!!" pekik Pria itu saat melihat seorang wanita dan pria paruh baya yang sedang berdiri didepan ruang operasi.

"Amber!" sahut wanita paruh baya itu sambil merentangkan tangan untuk meluk mantunya.

"Bagaimana keadaannya?" ucap Amber risau.

"Sudah satu jam dia masuk ruangan itu, semoga baik-baik saja. Dari mana saja kau? Kenapa baru datang?" sahut Ayah mertua Amber. Jung Yunho.

"Maaf Ayah, tadi aku sedang ada rapat. Begitu dapat telfon dari Ibu aku langsung berlari kemari."

"Sudahlah, kita berdoa saja agar Ibu dan Bayi selamat." ucap Kim Jaejoong, Ibu mertua Amber.

Setelah menunggu beberapa saat Amber dan kedua mertuanya melihat seorang pria bermasker keluar dari ruangan itu. Ketiganya dengan serentak menanyakan keadaan orang yang sedang mereka tunggu.

"Bagaimana?" pekik Yunho lagi karena pria itu hanya diam sambil tersenyum.

"Cucu pertama Ayah perempuan." ucap Pria itu dengan mata yang mulai berair.

Ketiga orang yang sedari tadi merasa khawatir itu kini mulai bisa benafas dengan lega.

"Terima kasih Donghae." lirih Yunho sambil memeluk anak mantunya itu.

"Jangan berterima kasih padaku Ayah. Jessica yang sudah melakukan banyak hal." ucap Donghae membalas pelukan Yunho. Sementara Amber tersenyum bahagia bersama Ibu mertuanya.

Amber terus memandang Donghae yang sedang tersenyum kepada sang Anak yang masih ada di dalam ruang bayi. Karena merasa risih dan aneh akhirnya Donghae pun angkat suara.

"Hei! Berhenti melihatku seperti itu." lirih Donghae tanpa mengalihkan pendangannya dari sang Anak.

"Hyung, sebahagia itukah dirimu?"

Donghae langsung menoleh dan menatap adiknya yang sedang penasaran itu.

"Kau sendiri bagaimana? Tidak bahagia punya ponakan cantik seperti ini?"

"Tentu saja bahagia, "

"Kalau kau sendiri bahagia apalagi aku." potong Donghae pada ucapan Amber kemudian kembali melihat kedalam ruangan yang dibatasi kaca tembus pandang itu.

Amber tersenyum tipis melihat sang kakak yang ada dihadapannya.

"Siapa namanya?"

Donghae langsung menoleh dan tersenyum lebih lebar dari sebelumnya saat menyebutkan nama yang ia dan Jessica pilih untuk sang bayi.

~

Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan di kantornya malam itu Amber mulai mengemudikannya menuju RS untuk menjenguk Jessica dan keponakan barunya.

Amber tersenyum saat membuka pintu kamar Jessica dan mendapati keluarga barunya yang sedang tersenyum sambil mengelilingi Donghae yang sedang menggendong ponakannya. Namun entah kenapa ada sebuah perasaan getir dalam hati Amber saat ingat jika anggota keluarganya tak lengkap saat ini.

"Kau sudah datang?" sapa Jessica saat melihat Amber masuk dengan kantung plastik ditangannya.

"Hei, kenapa kau hanya bawa buah? Aku lapar, bawalah makanan yang enak." pekik Jessica saat memeriksa kantung plastik yang Amber bawa.

"Keluar RS dulu. Nanti aku akan membelikan apapun yang kau minta."

"Cihh, memang dasarnya pelit sih." ejek Jessica hingga membuat semua orang tertawa.

"Andai Krystal ada disini juga." ucap Jaejoong yang mengingat putri bungsunya.

Semua orang di ruangan itu tertunduk lesu saat nama Krystal tiba-tiba disebut.

"Kemarin aku sudah mengabarinya. Krystal bilang saat semua urusannya sudah selesai dia akan segera pulang. Ehm, bagaimana kalau kita telfon dia." ucap Amber memecah keheningan.

Amber segera mengambil ponselnya untuk menelfon Krystal. Tak berselang lama suara melengking Krystal mulai terdengar saat ia mengangkat video call dari Amber.

"Stupiddd....!!! Dari mana saja kau?! Aku menelfonmu sejak tadi kenapa tak diangkat?!"

Amber mengisyaratkan Krystal untuk diam dengan menggelengkan kepalanya dan menampakkan ekspresi yang sangat aneh. Krystal yang tak paham itu pun mulai mencerca sang suami.

"Hei stupid!! Sedang apa kau? Mencoba berlaga imut? Kau itu tidak imut tahu." ucap Krystal dengan lantang sementara Amber melemparkan senyum canggung pada anggota keluarganya yang terlihat termangu.

"Stupid!! Kau mengabaikan aku? Sejak tadi aku bicara kenapa kau hanya di, " kalimat Krystal terputus saat tiba-tiba sang Ayah mulai menampakkan dirinya di layar dengan wajah garangnya.

"A-ayah,? Ayah sedang bersama Amber ya? He, "

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memanggil suamimu sendiri seperti itu?! Tidak baik! Jangan dibiasakan."

"Iya Ayah, maaf." lirih Krystal malu.

Amber tersenyum geli melihat Krystal yang tak berkutik jika sudah menghadapi Ayahnya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu."

"Siapa?" Krystal bingung dengan ucap Amber. Namun beberapa saat kemudian ia tersenyum saat melihat bayi yang sedang digendong Donghae.

"Kyaa~ Ponakan Tante! Imutnya !!"

"Seperti aku kan?"

"Oppa!! Sadar umur."

"Isshh!!"

"Siapa namanya?"

"Eunbi, Lee Eunbi." sahut Jaejong yang diam sedari tadi.

"Ibu...!! Tunggu dulu, apa ini? Kalian sedang kumpul bersama tanpa diriku? Huaa~ jahat!!"

"Makanya cepat pulang, apa kau tidak kasihan pada suami yang sering kau tinggalkan itu." pekik Jessica dari tempat tidur.

"Biar tahu rasa dia. Lagi pula ini semua salahnya!"

"Eh? Kenapa bisa jadi salahku?" sahut Amber tak terima.

"Tentu saja salahmu!! Aku stress gara-gara kau tak segera melamarku, jadinya sebagai pelampiasan aku daftar kuliah lagi agar bisa jauh-jauh darimu. Isshh"

Amber diam seribu bahasa merasa malu pada Yunho dan Jaejoong.

"Ehm. Hei, tak baik membocorkan masalah pribadi keluarga pada orang lain. Ssttt"

"Orang lain kau bilang?! Mereka juga keluarga kita Stup, eh Amber!!"

Selama hampir satu jam mereka pun melakukan video call bersama dengan Krystal yang sedang berada di London seorang diri, jauh dari keluarganya yang ada di Seoul.

Setelah mengantar kedua mertuanya Amber kembali melangkahkan kakinya menuju rumah yang berada didepan rumah sang mertua. Rumah yang dulunya ia tinggali bersama dengan Donghae.

Sepi dan dingin. Itulah sambutan yang Amber terima sesaat setelah ia masuk ke dalam istana kecilnya.

Amber menghela nafas panjang saat merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruang tengah. Tempat ia biasa menghabiskan waktu bersama Krystal saat pulang ke Seoul.

Baru saja ia bertegur sapa dengan Krystal beberapa jam yang lalu. Namun kini rasa rindu kembali mengisi relung hatinya. Bagaimana tidak, sudah empat bulan lamanya ia tak bertemu Krystal. Padahal biasanya paling tidak sebulan sekali istrinya itu akan pulang.

"Sepi. Hah~ Kapan si Bebek itu pulang...!!" gumam Amber menatap langit-langit rumahnya.

Sesaat kemudian Amber terdiam dalam memorinya. Sebuah memori yang mampu membuatnya merasa menyesal dan sedih karena tak mampu melindungi sosok yang seharusnya ia lindungi.

Amber menggerutu kesal saat menyadari jika ada setitik air mata sudah jatuh dari tempatnya.

Krystal termangu diatas tempat tidurnya. Merenung merindukan keluarganya yang ada jauh disana dalam terang rembulan.

"Sabar Soojung. Sebentar lagi kau pulang. Sebentar lagi giliranmu juga akan datang. Semua pasti akan baik-baik saja." lirih Krystal dalam hatinya.

~

Amber sibuk merapikan berbagai berkasnya yang belum terselesakan untuk pergi kesuatu tempat. Sudah sejak kemarin Amber merasa gugup dan lebih bersemangat timbang hari-hari sebelumnya.

"Bos, yakin mau pergi?"

"Maaf Noona, kemarin aku tak sempat mengabarimu. Tolong kosongkan jadwalku hari ini, besok tak apa jika aku harus lembur." Victoria hanya mengendus kesal pada sang Bos yang masih sibuk membereskan kertas di mejanya.

Amber bergegas pergi meninggalkan Victoria menuju mobilnya. Dalam perjalanan Amber terus menggerutu karena siang itu jalanan kota Seoul di kepung kemacetan karena ada iring-iringan berbagai delegasi negara tetangga yang bertamu kala itu.

Amber bernafas lega karena tak terlambat sampai ditujuan. Ia langsung berlari masuk bandara menuju gate kedatangan. Menunggu sang istri keluar dari sana, menyambutnya dengan senyuman dan rindu yang sudah tak bisa ditolelir lagi.

Amber terus memandang jam tangannya karena sosok yang ia tunggu tak kunjung menampakkan diri. Dengan rasa yang risau Amber mulai membuat berbagai variabel yang membuat Krystal tak kunjung muncul.

"Dia bohong padaku?! Dia sebenarnya pulang atau tidak.!?" gerutu Amber kesal sambil berkacak pinggang.

Tak berselang lama raut wajah Amber berubah saat melihat Krystal yang memakai pakaian serba hitam berjalan keluar dengan senyuman saat menghampirinya.

Amber tak mampu mengalihkan pandandangannya dari Krystal yang selalu terlihat mempesona itu. Amber sempat kesal karena Krystal menggodanya dengan berdiam diri sambil melambaikan tangannya. Seakan menyuruh Amber untuk datang menghampirinya.

"Mau sampai kapan kau disana?! Aku hitung sampai sepuluh kalau tak segera kemari akan kutinggal kau." pekik Amber tenang seakan tak mau termakan mainan Krystal, sesaat kemudian ia mulai menghitung dan Krystal segera berjalan dengan beragam makiannya untuk suaminya yang dingin dan tak romantis itu.

"Dasar!! Istri pulang bukannya dibuat tersenyum malah dibuat kesal." cerca Krystal setelah berdiri didepan Amber.

"Aku akan membuatmu tersenyum. Tapi nanti malam." balas Amber dengan nada yang dibuat-buat.

Krystal yang mulai berpikiran tidak-tidak itu segera memukul kepala Amber dan mencercanya.

"Dasar byun!!"

"Byun apa sih??!! Nanti malam kita main ke rumah Ibu untuk makan bersama dan menjenguk Eunbi. Apa kau tidak akan tersenyum saat bertemu mereka?!" pekik Amber sambil mengusap kepalanya yang sakit.

"Aah. Itu toh." Krystal segera beranjak dari tempatnya karena merasa malu dengan pikirannya tadi.

Amber yang sadar jika Krystal sedang malu itu pun tersenyum simpul melihat punggung istrinya yang semakin menjauh.

Amber segera berjalan dengan mendorong troli Krystal yang penuh dengan koper itu untuk mengimbangi jalan Krystal. Amber merangkul Krystal dengan tangan kirinya dan mulai menggodanya.

"Apa yang kau pikirkan?" bisik Amber di telinga Krystal.

"Hentikan stupid!"

"Hentikan apa? Aku hanya sedang bertanya. Jadi, " Amber menghentikan kalimatnya dan mendekatkan kepalanya pada telinga Krystal lagi.

"Apa yang kau pikirkan? Hal apa lagi yang bisa membuatmu tersenyum?" lanjut Amber sambil berbisik.

Krystal yang kesal itu langsung melepaskan rangkulan Amber dan mulai melemparkan tinjunya.

"Hentikan. Hentikan.!! Sakit." pekik Amber.

"Makanya jangan macam-macam.!! Masih di tempat umum juga!! Ish~"

Amber semakin tersenyum saat melihat amarah Krystal yang membuatnya terlihat imut dan manis. Hal itu adalah sesuatu yang selalu Amber rindukan dan sukai dari Krystal sejak dulu. Karakternya yang ekspresif berbanding terbalik dengan karakternya yang datar dan cenderung membosankan. Dan hal itulah yang membuat hari Amber semakin bewarna dan menyenangkan.

Amber kembali mempercepat langkahnya menyusul Krystal.

"Ciiyee, yang byun siapa yang ditunjuk siapa. Haha"

"Diam ya kamu,"

"Iya, iya. Kamu kangen kan. Nanti malam ya." pipi Krystal semakin memerah karena ucapan Amber. Krystal mempercepat langkahnya dan terkesan berlari untuk meninggalkan Amber. Sementara Amber semakin terkekeh sambil mendorong troli di tangannya.



Hollaaa.... Saya datang membawa ff baru. Semoga gak pada bosen yey 😁
Nih aku kasih sequel dari You Are My Dream bagi yang belum baca sana gih cepetan baca, hoho~

Udah baca deskripsinya kan? Udah baca chapter pertamanya kan? Sekarang ganti aku yang tanya, lanjut kagak? 🤔🤔🤔

Bakal fast update kalau pada gak nyiders~ ho~~

Udah ah capek~ Bhhaayyyy 🤗🤗🤗

Continue Reading

You'll Also Like

404K 37.6K 74
Winter yang memendam perasaan pada si homophobic Karina...
265K 21K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
19K 156 23
Kumpulan novel novel terbaik, terseru, berkualitas dan bikin baper dari penulis-penulis terbaik Indonesia.
111K 9.3K 55
KARINA ARUNIKA GURU CANTIK NAMUN TEGAS DAN ALYSEN WINTER sii anak Cool tapi suka bikin penasaran bagaimana pendapat Karina melihat Chava yang berpac...