Sampai lagu ini habis aku masih bersujud menunggu jawaban dari Book.
Namun Book hanya terdiam dan tak berkata apa - apa.
Sampai akhirnya ku dengar ia menggucapkan sesuatu.
“Fra...me... !! AK..U...” ucap Book terbata- bata
“Iya... P’ “ ucapku gugup, sungguh aku sangat takut mendengar jawaban P’Book
“Ak....ku.... “ jawab Book tertahan
“Maaf Frame !!” ucap Book lagi
“Maaf untuk? Maaf gak bisa nolak kan P’ “ ucapku sambil menahan air mata yang mulai mengalir dikedua pipiku
“Maaf, aku tak bisa menerima mu Frame !!” ucap Book lagi
“P’ Book !! kenapa P’ menolakku? Beri aku alasannya !!!” ucapku masih menahan air mata yang sudah tak tahan ingin mengalir deras di kedua mataku
“......” Book hanya diam tak membalas pertanyaan Frame
“P’ kita sudah melewati banyak moment romantis berdua, apa yang salah denganku? Bahkan P’ pernah mencium bibirku !!! bahkan jika P’ ingat kita pernah melakukan Hubungan itu !! lalu apa alasan P’ menolakku?? Apakah aku berbuat salah?? Apakah sikapku ada yang salah?? Aku selalu yakin P’ juga akan mencintai aku !! kenapa P’ kenapa??!!!” ucapku dengan air mata yang mulai mengalir deras.
“Aku tak pernah mencintai mu !!! kamu itu CUPU !! BODOH !!dan terlalu menjijikan bagiku !!!” ucap Book kasar sambil berjalan pergi meninggalkan restaurant.
“P’ Bookkkk!!!” ucap Frame berteriak
Frame hanya memandang kepergian P’Book
dan ia terjatuh tersungkur ke lantai, ia pandangi terus lantai itu sambil menangis deras.
Kini pandangannya mulai rabun oleh air mata yang terus mengalir tak ada hentinya.
Dari kejauhan P’Peak dan P’Boom berlari menghampiri Frame, mereka turut bersedih karna sejak awal mereka berada disana dan menjadi saksi dari semua kejadian pahit yang baru saja terjadi itu.
“Frame !!!” ucap P’ Peak yang khawatir dengan keadaan Frame. Sebagai sepupu ia sangat khawatir dan takut jika Frame melakukan hal gila ditengah situasi seperti ini.
Saat Peak dan Boom sampai di samping Frame,
tiba- tiba Frame merasa pusing yang sangat berat dan pandangan ia mulai rabun lagi.
Seketika tubuhnya terjatuh dipelukan P’ Peak. Peak langsung histeris, ia sangat takut jika terjadi sesuatu dengan sepupunya itu.
P’Boom langsung membantu Peak membawa Frame ke rumahnya, ya Frame sedang pingsan. Selama perjalanan terlihat jelas bahwa Peak sangat mengkhawatirkan keadaan Frame, hal ini terbukti dengan Peak tak henti- hentinya berdoa untuk keadaan Frame.
Ia sangat sedih dengan keadaan Frame saat ini, ia tak menyangka jika Book akan menyakitinya seperti ini.
******************************
Di pagi hari,
dikediaman keluarga Chittsawangdee
Frame terbangun dari tidurnya, kepalanya masih sangat- sangat pusing. Ia berusaha bangkit dari tidurnya dan menyandarkan tubuhnya di dinding tempat tidurnya.
Ia masih sangat – sangat terluka akibat kejadian semalam, ia merasa dunianya sudah hancur !!! hidupnya terasa sangat buruk sekarang !! bahkan rasanya mati lebih baik daripada mengalami hal seperti ini.
“P’kenapa kau melakukan ini?? apa salahku Tuhan ?? sampai kau melakukan ini padaku!! Untuk apa mengenal cinta jika akhirnya aku harus merasakan sakit yang seperti ini !!!” ucapku sambil menangis
“Aku tak pernah mencintai mu !!! kamu itu CUPU !! BODOH !!dan terlalu menjijikan bagiku !!!” kalimat itu selalu berada dipikiranku, tak peduli betapa besar usahaku untuk melupakan kalimat itu tetap tak bisa hilang. Kalimat itu sungguh sangat pait dan menyakitkan, bayangkan saja kalimat itu terucap dari bibir manis Book.
Book orang yang sangat ku puja aku cintai di hidup dan matiku !!!
“Apa yang harus aku lakukan sekarang ??? rasanya mati lebih baik daripada hidup tanpamu Book !!!” deras air mata sudah membanjiri wajahku lagi, bahkan air mata pun tak bisa mengobati lukaku ini.
Aku hanya melamun dan memandang sebuah gunting yang berada diatas meja samping tempat tidurku, Pikiranku udah tak bisa ku kontrol lagi.
Dengan cepat tanganku mengambil gunting itu !!
“Argh...tt” aku merintih menahan sakit, karna aku menusukkan gunting ke perutku.
Namun sakit ini tak berarti apa- apa dibandingkan sakit yang kurasakan semalam.
Darah terus mengalir dari perutku, aku tak peduli lagi jika aku harus mati sekarang !! hidupku sudah hancur sekarang !!! hanya Book yang bisa merubah ini semua !! dan pada kenyataannya dia tak akan pernah sudi merubah hidupku yang hancur ini !!
Aku tergeletak jatuh ke lantai samping tempat tidurku, padanganku mulai kabur lagi dan aku masih berusaha mengingat wajah indah Book sambil berkata
“P’ jika aku mati sekarang ketahuilah aku menempati janjiku yang akan mencintaimu sampai aku mati !!” ucapku pelan sambil tersenyum.
Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu kamar terbuka
Ma pun histeris melihat anaknya sudah bersimbah darah dan tergeletak di lantai kamarnya, sang ma pun berteriak
“Peak !!! Boomm !!! pa!!!” ucap ma histeris sambil menangis
Mendengar ma berteriak, Peak, Boom dan pa pun yang berada diruang tengah bergegas berlari menuju ke sumber suara itu.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di kamar Frame, mereka bertiga terkejut melihat keadaan Frame.
P’Peak dan P’Boom langsung bergegas membawa Frame ke rumah sakit, mereka semua sangat panik dengan keadaan Frame apalagi Frame sekarang sudah tak sadarkan diri.
Disisi lain Sang ma pun menangis histeris dan lemas dipelukan Pa Frame melihat anak semata wayangnya tak sadarkan diri, tak lama sang ma pun pingsan. sang pa pun berusaha menggendong dan membawa sang ma ke kamarnya untuk beristirahat.
******************************
Kini Frame berada didalam mobil P’Boom. Beruntunglah P’Boom dan P’Peak menginap dirumah Frame semalam, karna Peak merasakan hatinya tak tenang jika meninggalkan Frame. Maka dari itu, Peak mengotot ingin menginap dirumah Frame dan Boom hanya bisa pasrah dan menemani Peak yang terlihat sangat- sangat mengkhawatirkan sepupu tersayangnya itu.
Sekitar 15 menit mereka pun sampai di Bangkok Hospital.
Sesampainya di rumah sakit, Boom langsung menggendong Frame dan membawanya ke ruang UGD.
Dokter dan perawatpun bergegas melakukan perawatan, sedangkan Boom dan Peak hanya bisa menunggu didepan ruang rawat sambil terus berdoa agar tidak terjadi apa- apa dengan Frame.
Saat berdoa tak terasa Peak menangis, ia sungguh kasian dengan keadaan Frame.
melihat itu Boom pun langsung memeluk Peak dan menghapus air mata Peak tanpa mengganggu Peak yang sedang berdoa.
Setelah selesai berdoa Peak menangis sejadi- jadinya di pelukan Boom
“Boom aku takut” ucap Peak sambil memegang pinggang Boom dan menenggelamkan kepalanya dipundak Boom.
“Peak, tak akan terjadi apa- apa dengan Frame. percayalah pada perkataanku Peak” ucap Boom berusaha menenangkan Peak, sambil mengelus rambut peak dan punggung Peak.
Setelah menunggu cukup lama, sang dokter pun keluar.
Boom dan Peak langsung menghampiri sang dokter
“Dok bagaimana keadaan sepupu saya?” ucap Peak khawatir
“Apakah ada keluarga saudara Frame disini?” ucap sang dokter
“Saya sepupunya Dok” ucap Peak
“Orang tuannya?” tanya sang dokter lagi
“Ma nya masih beristirahat dirumah Dok, karna beliau pingsan setelah melihat keadaan Frame. sedangkan Pa nya masih merawat Ma nya Frame.” ucap Peak berusaha menjelaskan keadaan sebenarnya.
“Bisa kah anda menghubungi orang tua saudara Frame? karna kami harus melakukan operasi secepatnya. Hal ini dikarenakan luka tusukannya merupakan luka serius dan harus mendapatkan beberapa jahitan” ucap sang Dokter lagi
“Lakukan apapun untuk keselamatan sepupu saya Dok !!” ucap Peak sambil menangis
“Maaf, tapi kita membutuhkan jaminan dan persetujuan terlebih dulu” ucap sang Dokterya
“.....” Peak tak bisa menjawab, ia sungguh binggung.
Karna keluarga bersarnya termasuk keluarga Frame bukanlah keluarga kaya.
“Saya akan menjadi jaminannya, dimana saya harus mengisi formulirnya?” ucap Boom tiba- tiba
“Boom apa maksudmu? Ini tak ada kaitannya dengan kamu !! biaya operasinya pasti sangat mahal. Bagaimana cara kami menggantinya Boom !!” ucap Peak
“Sudahlah, yang terutama adalah keselamatan Frame !! biaya pengobatan Frame biar aku yang tanggung, kalian tak perlu menggantinya !!” ucap Boom
sambil berjalan mengikuti perawat menuju tempat pengisian Formulir.
Setelah melakukan persetujuan, Frame menjalani Operasi.
selama 2 jam Frame berada di ruang Operasi, keadaanya sangat kritis karna ia kehabisan banyak darah tadi.
Sementara itu, di depan ruang operasi,
Sang Ma, Pa, Peak dan Boom tak henti- hetinya berdoa, sang Ma terlihat pucat dan sesekali menangis dipelukan sang Pa.
“N’ Boom..” ucap sang Ma pelan
“Iya.. ada apa Khun Ma ?” ucap Boom
“Trimakasih” ucap Ma lagi
“Tidak masalah Khun Ma, aku hanya membantu sebisaku” ucap Boom lagi
“Ma janji, jika Keluarga kami memiliki uang, kami akan menggantinya” ucap Ma lagi
“Ma tak perlu memikirkan itu. Frame sudah kau anggap sebagai adikku sendiri” ucap Boom lagi
“Ma tak enak padamu” ucap Ma jujur
“Aku tak menerima pengembalian uang yang sudah ku berikan pada orang lain. Khun Ma bisa menggantinya dengan memasakkan aku Tom Yum yang Khun Ma masakan tadi pagi. Sungguh Tom Yum buatan Khun Ma sangat enak” ucap Boom mencoba mencairkan suasana yang tegang ini.
“Baiklah N’ kamu tinggal datang ke rumah, Ma akan masakan makanan yang ingin kamu makan” ucap Ma sambil berusaha tersenyum
Tak lama sang dokter keluar dari ruang operasi
“keadaan Frame sudah membaik, ia sudah melewati masa kritisnya. Sekarang ia akan di pindahkan keruang rawat inap”ucap sang dokter
”Trimakasih dok....” ucap mereka secara bersama- sama, dan segera pergi menemui Frame.
=Bersambung=