My Seven Angels [Bangtan Sony...

By svtkilogram

14.8K 1.3K 210

Completed. || Seorang pelajar SMA yang baru lulus dipercaya untuk merawat tujuh malaikat yang sedang diungsik... More

Prolog
Part 1 - Kalian Malaikat?
Part 2 - Susu Coklat
Part 3 - Sayang Kamu
Part 4 - Perasaan (1)
Part 5 - Perasaan (2)
Part 6 - Dingin
Part 7 - Takut
Part 8 - Saling Suka
Part 10 - Masa Lalu Jaesook
Part 11 - Peluk (Short Part)
Part 12 - Sakit
Part 13 - Belum Rela
Part 14 - Last Day (1)
Part 15 - Last Day (2)
Part Spesial : Characters
Part 16 - Surat
Event。
Part Spesial : Isi Surat + Mini Giveaway
Part 17 - Butterfly
Part 18 - Lupa? (1)
Part 19 - Lupa? (2)
Part Spesial : Chat Hyerin dan Jin
Part 20 - Maaf
Part 21 - Selamat Tinggal
A/N + Sequel's Teaser

Part 9 - Masih Hampir

421 46 6
By svtkilogram

[Perhatian : Part ini agak absurd. Makasih.]

Hyesoo's POV

Hari ini aku kembali menjalani kegiatan sehari-hariku. Aku sudah mulai kuliah lagi dan kutitipkan para malaikat pada bibi Jaesook.

Tentang aku mendengarkan bibi Jaesook saat bertelepon dengan temannya itu, aku sudah melupakannya dan mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan bibi Jaesook.

"Hyesoo, mengapa kau masih disini? Nanti kau terlambat loh.." Kata bibi Jaesook memecah lamunanku.

"Ah iya, aku masih mengantuk sebenarnya. Bi, aku titip mereka ya, jangan lupa masakkan makanan untuk mereka." Kataku kemudian segera mengambil tas tosca ku yang berada di sampingku.

"Dah bi!" Teriakku dan segera keluar dari rumah besarku ini.

•••

Jaesook's POV

Aku pun menaiki tangga untuk membangunkan para malaikat yang masih tidur di kamar dan untuk mengobrol sebentar dengan Rapmon.

"Ayo bangun!!" Teriakku di ambang pintu kamar mereka.

"Ah, bibi Jaesook, kau sudah bangun?" Tanya Rapmon yang hanya berbalutkan handuk putih di bagian bawahnya.

"Bisa kau bantu aku untuk membagi tugas?" Tanyaku pada Rapmon.

"Tugas membersihkan rumah?" Tanya Rapmon ketika membuka lemari untuk mengambil bajunya.

"Iya, kutunggu dibawah ya, aku akan membuatkan sarapan untuk kalian." Jawabku lalu segera pergi meninggalkan kamar ini dan kembali ke kamar Hyesoo untuk berganti pakaian menjadi kaus berwarna biru dan celana hot pants.

•••

Ketika aku masih memasak nasi goreng, Rapmon sudah turun dan menghampiriku di dapur.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya Rapmon ketika aku sedang memasukkan nasi dan telur di wajan.

"Ah tak perlu.." Jawabku dengan sedikit tertawa.

"Mau melakukan itu nanti?" Tanya Rapmon dengan memberikan tanda kutip lewat tangannya pada kata 'itu'. Aku pun mengernyit bingung, lalu aku pun mulai mengerti.

"Baik, nanti sebelum makan siang ya, di kamarku." Jawabku kemudian membalikkan nasi goreng yang masih ada di wajan.

"Baik! Sampai ketemu di kamar, honey." Jawab Rapmon kemudian langsung pergi ke ruang keluarga untuk melihat televisi disana.

"Ada-ada saja Rapmon itu.." Gumamku dengan tersenyum-senyum sendiri.

•••

Hyesoo's POV

Ah, sekarang sudah jam 12, tetapi dosennya tidak datang juga.

"Hyesoo, kita bisa pulang.." Kata temanku yang membuyarkan lamunanku yang sedang melihat layar ponsel baruku dengan tatapan kosong.

"Jinjja?" Tanyaku kaget sekaligus senang.

"Ne, aku mau pulang ke rumah bibiku yang di dekat rumahmu itu, mau pulang bersama?" Tanya perempuan itu dan aku pun mengangguk senang.

•••

Wah, senangnya hari ini, hari pertama masuk sudah pulang lebih awal.

Aku pun segera membuka pintu rumah minimalis ku ini dan aku berniat untuk ganti pakaian terlebih dahulu.

"Hai Hyesoo!" Teriak Jungkook dengan melambaikan tangannya ketika melihatku melewati ruang keluarga, ketika kuhitung hanya enam, ah mungkin ada yang sedang pacaran.

Aku pun menaiki tangga dengan malas, akhirnya aku sudah sampai lantai dua, entah mengapa aku sangat lelah hari ini.

•••

Rapmon's POV.

Pukul 12 tepat aku dan Jaesook berada di kamar Hyesoo.

"Kita mau ngapain? Aku masih tidak paham." Tanya Jaesook ketika kami duduk di kasur empuk ini.

"Yang sederhana dulu saja lah, aku kan masih terbilang alim.." Jawabku dengan sedikit tertawa.

"Omong-omong, apa kau tidak ingat aku?" Tanyaku pada Jaesook yang sedari tadi masih tertawa.

"Apa maksudmu? Kita kan baru bertemu beberapa minggu yang lalu.." Jawab Jaesook. Aku pun menghirup udara yang ada di kamar ini dan menyiapkan mentalku untuk menceritakan semuanya.

"Sebenarnya, sebelum ini kita telah pernah bertemu. Kejadian ini berlangsung 5 tahun yang lalu."

Jaesook pun mengernyit kebingungan, aku pun melanjutkan ceritaku.

"Apa 5 tahun yang lalu, ada dua malaikat mendatangimu?" Tanyaku pada Jaesook.

"Iya benar, dan aku menyukai salah satu dari mereka, dia sangat mirip denganmu, namanya-"

"Kim Namjoon." Jawabku memotong kalimat Jaesook.

"Da- dari ma- ma- na kau ta- hu??" Tanya Jaesook terbata-bata dan dengan muka sangat kaget.

"Akulah malaikat itu." Jawabku kepada Jaesook yang menyebabkan dia menutup mulutnya yang kini terbuka lebar.

"Ah, kau ini suka bercanda ya, benar-benar tipeku." Jawab Jaesook dengan tertawa kecil.

"Tidak, aku tidak bercanda, aku serius sekarang." Jawabku dengan muka datar agar menambah rasa percaya Jaesook kalau aku benar-benar serius.

"Jinjja? Ada bukti?" Tanya Jaesook kemudian memalingkan wajahnya ke tembok.

"Ada, ini." Jawabku kemudian menunjukkan kalung yang selalu kupakai, kalung bertuliskan 'HJ', Han Jaesook.

"Dan kau memiliki kalung bertuliskan KN kan?" Tanyaku dengan nada sangat siap.

"Astaga! Jadi.."

"Kau benar-benar Kim Namjoon?" Tanya Jaesook kebingungan.

"Ne, majja. Jadi kau sudah percaya?" Tanyaku pada Jaesook, dan Jaesook pun mengangguk pelan.

"Baik, back to the topic. Kau mau tidak?" Tanyaku dengan muka yang kembali ceria.

"Tentu mau, kau kan Kim Namjoon.." Jawab Jaesook dengan tertawa.

"Kalau tadi aku tidak cerita, berarti kau tidak mau ya?" Tanyaku kemudian mengerucutkan bibir manisku.

"Kim Namjoon dan Rapmon kan orang yang sama, jadi-"

"Kau salah, yang benar itu malaikat yang sama.." Kataku memotong kalimat Jaesook.

"Ah iya malaikatku, apa kita akan masih berbincang sampai Hyesoo datang dan memergoki kita?" Tanya Jaesook dengan nada sedikit emosi namun terlihat bercanda.

"Ah iya maaf permaisuriku. Mari kita lakukan.." Jawabku lalu Jaesook pun tersenyum dengan matanya yang sudah segaris, entah memejamkan matanya atau memang dia sipit.

Aku pun menarik tangannya dan mengurung dia diantara kedua tanganku dan bersandar pada tembok putih kamar ini, aku sudah melihat Jaesook memejamkan matanya dan memiringkan kepalanya ke sebelah kiri. Aku yang sudah melihat dirinya siap, aku pun mulai memejamkan mataku dan memiringkan kepalaku ke sebelah kiri.

8 cm.

7 cm.

6 cm.

Sedikit lagi.

5 cm.

4 cm.

3 cm.

Aku sudah mulai bisa merasakan nafas Jaesook.

2 cm.

1 cm.

Dan..

•••

Jaesook's POV

Aku sudah bisa merasakan nafas Rapmon. Aku memperkirakan bahwa jarak antar bibir kami hanya 2 cm.

Mungkin 1 cm.

Dan..

Bibir bawah kami telah bertemu, dan..

Kriett..

"Eh maaf? Apa aku mengganggu kalian?" Tanya seorang perempuan dari ambang pintu, aku yakin itu Hyesoo. Rapmon pun segera berdiri di sampingku dengan tersenyum.

"Ah tidak, katamu kau akan pulang jam 3?" Tanyaku basa-basi.

"Oh tidak jadi, dosennya tidak masuk jadi aku pulang lebih awal.." Jawab Hyesoo dengan raut muka lelah.

"Apa kau sudah makan? Kalau belum kau makan saja ya di bawah, aku masih mau mengobrol dengan Rapmon.." Kataku dengan menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal.

"Silahkan, selamat bersenang-senang ya.." Jawab Hyesoo dan segera meninggalkan kami berdua.

•••

Rapmon's POV

"Silahkan, selamat bersenang-senang ya.." Kata Hyesoo dan segera meninggalkan kami berdua. Aku yang masih bertahan dengan fake smile ini sudah tidak tahan dengan kepalan tangan kananku. Aku pun langsung meninju tembok di belakangku untuk meluapkan seluruh emosiku.

"Rapmon, sabar.. Sabar, kita bisa melakukannya lain kali.." Jawab Jaesook menenangkan dan mengelus-ngelus punggungku. Nafasku masih tidak teratur sekarang, aku pun mengatur nafasku dan mulai berbicara.

"Tapi Jaesook, tadi adalah ciuman pertamaku dengan wanita, dan momen penting ini dihancurkan begitu saja oleh seorang anak baru kuliah yang sangat brengsek." Jawabku dengan nada marah.

"Oh, brengsek ya? Kukira kamu benar-benar tipeku. Untung saja aku belum menjadi istrimu, oh bukan, belum menjadi pacarmu, kalau saja kita benar-benar memiliki hubungan yang spesial, aku pasti akan sangat kecewa." Jawab Jaesook meremehkanku, aku tadi benar-benar tidak sadar dengan kata-kata yang keluar dari mulutku ini.

"Tapi Jaesook.." Jawabku terpotong karena bingung mau menjelaskan apa.

"Kau mau menjelaskan sesuatu? Silahkan. Memangnya kau mau menjelaskan apa? Kau secara terang-terangan mengatai seorang anak didepan bibinya sendiri, aku benar-benar tidak menyangka."

"Sudahlah, aku sudah muak seruangan denganmu.." Ucap Jaesook dan langsung berjalan menuju pintu.

Ketika ia akan menutup pintu kamar ini, ia kembali menoleh kepadaku dan berkata.

"Ingat Rapmon, sekarang kau bukan tipeku lagi, namun kau masih hampir menjadi tipeku. Dan ingat Rapmon, jangan pernah sekali-sekali mengatai ataupun menghina Hyesoo lagi."

"Jeongmal silmangieyo, Kim Namjoon. Kukira Kim Namjoon yang dulu dan sekarang itu sama, ternyata tidak. Terimakasih untuk semuanya, Kim Namjoon." Ucap Jaesook dengan sangat kecewa kemudian membanting pintu kamar ini dengan sangat keras. (Aku benar-benar kecewa, Kim Namjoon.)

Maafkan aku Jaesook, aku sangat..

Menyesal.

Masih Hampir : Selesai—

×××

penyebab tengkarnya aneh ya, maapkeun:(

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 108 8
Razela Daefsha Sayazka. Satu hal yang bisa dijelaskan mengenai dirinya, yaitu penghancur. Sangat suka mencari masalah dengan orang lain. Dia cantik...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

107K 11.2K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
6.1K 376 18
halooo semuaa,kenalinn nama aku arunaa bisa dipanggil ayun. aku mau nulis cerita tentang hari dan kanglim yaa,kalo ada typo harap dimaklumi oiya aku...
6.2K 133 5
Terkadang semua cintai datang dengan hal yang berbeda-beda. Seperti halnya cinta yang datang kepadaku, ia datang membuatku ragu, terkadang ia meminta...