Pungguk Yang Merindukan Bulan...

Por AbelJessica

1.2M 148K 9K

Tulisan ini dilindungi oleh UU RI HAK CIPTA. Berdasarkan ketentuan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28... Mais

Rambu-rambu PMB
Prolog
PMB1 : Pungguk, Menyatakan Cinta
PMB 2 : Pungguk, Jatuh Cinta
PMB 3 : Pungguk, Dan Kekasih Bulan
PMB 4 : Pungguk, Dan Cupid Kurang Ajar!
PMB 5 : Pungguk, Dan Randy
PMB 6 : Pungguk, Yang Patah Hati
PMB 7 : Pungguk, Dan Pelajaran Berharga
PMB 8 : Pungguk, Dan Rahasianya
PMB 9 : Pungguk, Yang Terhebat
PMB 10 : Pungguk, Dan Pendatang Baru
PMB 11 : Pungguk, Dan Alasan
PMB 12 : Pungguk, Dan Badai Menghadang
PMB 13 : Pungguk, Dan Statistik atau Raffa?
PMB 14 : Pungguk, Dan Goals? Oh, please!
PMB 15 : Pungguk, Bulan dan Matahari
PMB 16 : Pungguk Egois
PMB 17 : Pungguk, Kompromi & Tantangan
PMB 18 : Pungguk, Dan Definisi Keluarga Dari Dua Sisi
PMB 19 : Pungguk, Dan Perjalanan
PMB 20 : Pungguk, Dan Jalanan Terjal
PMB 21 : Pungguk, Dan Rasa Percaya
PMB 22 : Pungguk, Dan Alana
PMB 23 : Pungguk, Dan Hasil Taruhan
PMB 24 : Pungguk, Berakhir Dengan Patah Hati
PMB 25 : Pungguk, Dan Nathanael
PMB 26 : Pungguk, Dan Nathanel (2)
PMB 27 : Pungguk Menjolok Rembulan
PMB 28 : Pungguk, Dan Perburuan
PMB 29 : Pungguk, Dan Perburuan (2)
PMB 31 : Pungguk Dan Darah
PMB 32 : Pungguk Dan Darah (2)
PMB 33 : Pungguk Dan Restu
PMB 34 : Pungguk Merindukan Bulan
PMB 35 : Pungguk Dan Keluarga
PMB 36 : Pungguk Memanjat Langit
PMB Side Story : Randy Airlangga Putra
Instagram Update
PMB Side Story - Teror? (Part 1)

PMB 30 : Pungguk Dan Pertikaian

22.3K 3.2K 119
Por AbelJessica

Lingkungan kampus memanas sejak skandal Nandhita diungkapkan ke khalayak ramai. Pelajar dengan status tertinggi yang disebut dengan Mahasiswa, nyatanya terbagi dalam kotak-kotak yang hanya semakin memperkeruh suasana. Dengan pembelaan memandang kasus Nandhita dari sudut pandang berbeda, mereka merangkul orang-orang yang berpikiran sama, lalu membuat gerakan-gerakan yang bahkan akan dicibir oleh anak TK.

Ada yang menyebut Nandhita sebagai pendosa, karena telah menyalahi kodrat dengan mengingkari pemberian Tuhan. Mereka yakin kalau panasnya api neraka sudah pasti akan diterima oleh gadis itu setelah ia menutup mata nanti. Sebagian bahkan berkata kalau tak ada gunanya lagi untuk gadis itu memanjatkan doa. Selain karena dianggap melecehkan agama, Tuhan juga tidak akan sudi mendengarkan manusia kotor sepertinya. Di mata mereka, kebijaksanaan Tuhan sama dengan pemikiran manusia yang dikangkangi oleh nafsu untuk mengutuk kehidupan orang lain.

Kenyataannya, mereka yang berteriak-teriak tentang neraka juga pendosa. Diam-diam menilap uang semester yang dikumpulan orangtua dengan membanting tulang dan gigi, lalu digunakan untuk bersenang-senang dengan pergi ke tempat pelacuran, mengkonsumsi alkohol, atau berjudi. Ada juga yang mengaku uang buku semester ganjilnya sebesar lima juta, lalu pergi ke tempat penjual buku bajakan, dan menghabiskan tak sampai sepuluh lembar ratusan ribuan. Bagi mereka, menipu orangtua dan mengurangi royalti yang seharusnya didapatkan penulis buku bukanlah suatu dosa. Selama isi celana dan rokmu masih sama dengan ketika Tuhan memberikannya, maka kau boleh mengacungkan telunjuk pada mereka yang mengubahnya.

Ada juga yang berdiri di samping Nandhita, bersikeras kalau apapun keadaan gadis itu, Nandhita tetaplah seorang manusia yang harus diperlakukan dengan sepantasnya. Mereka menuding manusia-manusia lain sebagai pribadi berpikiran picik dan sempit, karena dengan tega meneriakkan agar Nandhita diasingkan atau kalau perlu dihilangkan napas kehidupannya. Tidak lupa mereka juga menuding pihak-pihak yang memilih untuk tak ambil pusing dengan gosip panas ini, sebagai manusia-manusia tak memiliki hati. Mereka lupa, dengan menolak pendapat orang lain atas dasar kemanusiaan pun, sesungguhnya merupakan bentuk nyata dari manusia-manusia berpikiran sempit dan picik.

Ada yang mengaku tak peduli dan tak mau ikut campur dengan kasus Nandhita, namun setiap hari menyinyir pihak pro dan kontra. Menganggap pihak pro dan kontra berlebihan karena ikut campur dalam urusan orang lain, tak sadar kalau mereka juga melakukan hal yang sama dengan komentarnya.

Sisanya tak peduli dan tak mau peduli. Satuan Kredit Semester masih banyak yang terbengkalai, dan ikut campur dalam urusan Nandhita sama sekali tidak memberi kemajuan dalam perkuliahan. Hidup dan mati Nandhita tidak ada urusannya dengan Indeks Prestasi Kumulatif, jadi terserah gadis itu ingin menyimpan jenis kelamin apa di dalam celananya. Bahkan meski Nandhita ternyata memiliki insang di balik daun telinganya, orang-orang ini juga tidak akan peduli, karena insang gadis itu tidak bisa mencegah lemparan skripsi dari dosen pembimbing yang galak dan keji. Mereka lupa kalau manusia diciptakan untuk saling peduli, bukan untuk saling membelakangi.

**

Kunyahan Raffa pada makan malamnya terhenti ketika menyadari kalau Alana tak ikut menikmati isi piringnya. Gadis itu hanya memegangi sendok sambil memandangi Raffa dengan pandangan melamun, dan pria itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa ngeliatinnya gitu banget?" kemudian Raffa menyugar rambutnya dengan gaya menyebalkan dan bertanya dengan nada genit, "Baru sadar ya, kalau aku ganteng?"

Senyum Alana berubah jadi kecut karena kenarsisan pria itu, namun ia tetap mengangguk, "Iya, kamu ganteng banget. Aku sampai sesak napas karena kegantengan kamu."

Di seberang meja, Nathan benar-benar sesak napas sampai tersedak nasi yang sedang dikunyahnya. Noel yang prihatin mencoba membantu dengan menggebuk punggung pria itu, akibatnya Nathan kembali tersedak. Raffa dan Alana memang tak punya perasaan, saling melemparkan godaan di tengah makan malam keluarga, tanpa memperdulikan perasaan seorang jomblo seperti Nathan. Noel menyalahkan Raffa dan Alana sepenuhnya, kalau setelah ini jantung Nathan melorot sampai ke lambung, akibat gebukannya barusan.

"Abang nggak papa?" Ratu bertanya dengan nada khawatir, dan dibalas dengan anggukan secukupnya oleh si anak tiri.

"Pasti ada maunya makanya ngomong kayak gitu," Raffa menatap tunangannya dengan senyuman menyilaukan, Alana sampai merinding dibuatnya, "Kenapa? Minta diantarkan ke tempat les masak ya?"

"Sebenarnya aku lagi mikir, kok kamu nggak pernah cerita apa-apa tentang kuliah kamu? Maksudku, kamu kan ganteng. Memangnya nggak ada teman kuliah, atau adik tingkat yang naksir dengan kamu?"

Noel mengangkat alis, sedangkan gigi Nathan bersinar saking lebarnya senyum yang ia pamerkan. Hukum karma ternyata memang ada, karena Raffa langsung mendapatkan balasan akibat tingkahnya yang sengaja memanas-manasi Abangnya barusan.

"Aku baru tahu kalau kamu cemburuan," Sebelah tangan Raffa bergerak mengusap bibir Alana yang bersih dari noda, karena gadis itu memang belum makan. Lagaknya sudah seperti pria pengertian, padahal tanduk dan ekornya bergoyang kesenangan karena berhasil membuat Nathan hampir membalikkan meja makan akibat panas yang menggerogoti dadanya.

"Aku nggak cemburuan kok," Alis sempurna Alana sampai bertaut saking bingungnya melihat tingkah Raffa yang sok mesra, "Cuma kepikiran aja, karena kemarin adik bimbing kamu titip salam."

"Oh, adik bimbingnya yang manis itu ya?" Nathan menyambar tanpa diundang, "Dia memang sering titip salam untuk Raffa."

"Bang Nathan kenal?"

"Pernah beberapa kali ketemu," Nathan membual dengan lihainya, padahal ia hanya pernah bertemu sekali dengan Rasty, "Lucu anaknya."

Alana mengerjap, ekspresi bingungnya berubah menjadi senyuman tipis. Gadis itu lantas menggumam, "Iya, dia memang lucu."

Lalu suasana berubah menjadi muram, membuat semua orang bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya sudah salah bicara?

**

"You said what?"

"Aku bilang kalau aku berniat merebut Kak Raffa dari Kak Alana."

"Bitch!"

Rasty merengut atas umpatan Lala, namun tak bisa membantah karena ucapan gadis itu benar adanya. Hanya seorang jalang yang ingin merebut tunangan orang lain, dan jalang itu adalah dirinya.

"Aku nggak ngerti apa yang ada dalam isi kepala kamu, tapi kalau Keran dan Bang Sabda sampai tahu masalah ini, kamu pasti dipindahkan ke Kalimantan."

"Jangan kasih tahu mereka makanya,"

"Sebenarnya kamu berniat jadi Miss Universitas nggak sih Ras? Bisa-bisanya di saat genting kayak gini kamu malah bikin masalah dengan Kak Alana. Kalau ada yang secara kebetulan mendengarkan obrolan kalian lalu menyebarkannya ke lingkungan kampus, habis kamu! Nggak akan ada yang mau mendukung kamu, karena cuma Mahasiswa gila yang bersedia punya Miss Universitas perebut tunangan orang!"

"Bisa nggak sih berhenti ngomong kalau aku perebut tunangan orang?" pekik Rasty mulai jengkel.

"Kamu itu egois, mikirin diri sendiri!" Tuding Lala tanpa ampun, "Kamu minta Randy mikirin perasaan kamu, tapi kamu nggak pernah mikirin perasaan dia. Mati-matian Randy mendukung kamu untuk ikut kompetisi Miss Universitas, sampai-sampai dia menyusun banyak rencana supaya kamu nggak kesulitan mendapatkan dana ke depannya nanti, tapi yang ada dalam benak kamu cuma Kak Raffa, Kak Raffa dan Kak Raffa!"

"Kamu marah karena Randy melarang kamu mendukung Nandhita, bahkan menuduh dia nggak punya perasaan, padahal Randy melakukan itu untuk melindungi kamu. Tapi apa yang didapatkan Randy dari kamu, hah? Kamu merajuk, menangis dan membentak dia, lalu membuat masalah. Sungguh Ras, kalau kamu memang nggak peduli dengan perasaan Randy, berhenti mengeluh dan menceritakan masalah kamu pada dia, agar dia berhenti mencemaskan kamu. Karena kalau kamu memang nggak peduli dengan perhatian Randy, maka aku peduli! Aku nggak mau pacarku menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mikirin orang egois kayak kamu!"

Pintu yang dibanting di depan wajahnya membuat Rasty terdiam tanpa ekspresi. Untuk pertama kali dalam hidupnya gadis itu kehilangan seluruh isi pikirannya, hingga tidak tahu harus marah, sedih, menangis atau tertawa karena muntahan emosi Lala padanya.

Atau kali ini ia benar-benar keterlaluan?

**

Ibunda Lala tak bisa menutupi rasa terkejutnya ketika melihat anak gadisnya menghambur untuk memeluk Randy, lantas menangis di dada pemuda ini. Setahu wanita paruh baya itu, selama ini Lala terkena sindrom ingin mencekik diri sendiri tiap kali pemuda itu datang berkunjung dalam rangka melakukan pendekatan. Wanita paruh baya itu bahkan sering bertengkar dengan anaknya, karena Lala dengan sadisnya memilih untuk bersembunyi di dalam kamar, daripada menghampiri si pemuda. Ia merasa tak enak hati karena Randy selalu memaklumi tingkah anaknya dengan berdalih berkunjung untuk menemani Ayahanda Lala bermain catur.

"Kenapa?" Suara Randy terdengar sama bingungnya dengan sang Ibunda, jadi wanita paruh baya itu memilih untuk beranjak pergi.

Lala tak menjawab. Gadis itu justru menggeleng, namun belitannya pada punggung Randy menguat. Hati gadis itu sakit teringat tatapan sedih yang dilontarkan Randy ke punggung saudari kembarnya terakhir kali mereka bersiteru.

"Kenapa sih? Bertengkar dengan Tante?"

"Kamu tahu kalau aku dan Mama nggak pernah bertengkar kecuali karena kamu."

Jawaban itu membuat Randy mengulum senyum geli. Hubungan Lala dan Ibunya memang menggelikan, dan itu karena kehadirannya. Wanita paruh baya itu belum tahu kalau Randy berkencan dengan anak gadisnya, karena Lala masih bertingkah seperti dulu tiap kali Randy mengunjunginya ke rumah. Memasang ekspresi bermusuhan, bermulut ketus, dan menghindarinya seperti wabah penyakit.

Randy tidak ambil pusing dengan sikap kekanakan gadis itu, karena paham kalau Lala hanya terlalu salah tingkah untuk berhadapan dengannya di depan orangtuanya sendiri. Di lain waktu, gadis itu adalah pacar yang manis, manja, dan nyaris penurut. Gadis itu hanya suka membantah bila Randy sudah terlibat pertengkaran dengan Rasty, dan Randy memakluminya karena kedua orang itu sudah bersahabat sejak lama.

"Kenapa, hm?" Tanya pemuda itu sambil meletakkan dagunya pada puncak kepala gadis itu, "Lagi datang bulan ya?"

Biasanya ia akan mendapat cubitan kecil di pinggang bila mengeluarkan pertanyaan konyol itu, namun kali ini Lala menggeleng. Suaranya bergetar ketika berkata, "Aku bertengkar dengan Rasty."

Lala menyebut nama Rasty, bukan Beras. Itu artinya, pertengkaran keduanya ada di level tinggi alias berbahaya. Dan ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Tumben kamu bertengkar dengan si bodoh itu? Biasanya kamu selalu belain dia," Komentar Randy antara geli dan jengkel, "Bertengkar karena apa?"

Di antara isak tangis dan sedotan ingusnya, Lala menceritakan penyebab pertengkarannya dengan Rasty. Sambil sesekali mengusap airmata gadis itu, Randy mendengarkan tanpa berniat untuk menyela. Ekspresinya tenang seperti biasa, namun sinar matanya melembut ketika gadis itu sampai di penghujung cerita.

"Aku bertengkar dengan Rasty dan kamu malah senyum-senyum?" Protes Lala di antara isak tangisnya ketika melihat kedua ujung bibir pria itu terangkat naik.

Senyum itu berubah menjadi tawa dan Randy menjelaskan sebelum pacarnya merajuk sungguhan, "Makasih karena kamu peduli sama aku. Selama ini aku cuma bisa iri karena kamu selalu membela Beras."

Ekspresi Lala terlihat bingung saat bertanya, "Kamu nggak marah karena kami bertengkar?"

"Dari dulu juga kalian sering bertengkar kan?" Alis Randy terangkat tinggi ketika mengatakan hal itu, "Lagipula, kamu marah karena kamu peduli pada Rasty. Kenapa aku harus ikut marah dan berpihak pada salah satu dari kalian, kalau penyebab pertengkaran itu sendiri karena kalian saling peduli satu sama lain?"

"Tapi aku ngomong kasar sama dia."

"Benar juga. Kamu memang harus dihukum untuk yang satu itu," Komentar Randy sambil mengurut dagu dengan ekspresi sok pintar.

"Dihukum?" tanya Lala sambil memiringkan kepala dengan ekspresi bertanya.

Randy celingukan sesaat untuk memastikan kalau tidak ada orang yang iseng mengintip mereka, kemudian mengecup gadis di depannya. Wajah Lala merah padam karena perbuatan pemuda itu, namun Randy tak sadar bahaya, karena ia justru berkata, "Kalau lain kali kamu ngomong kasar lagi, ku hukum sampai lima menit. Gimana?"

Lima detik kemudian, kepala pemuda itu sudah dihajar kekuatan tangan kosong Lala.

**

Jess note :

Tuh buat yang suka alay dengan ngaku jadi shipper-nya Randy dan Lala, saya udah munculin mereka lebih panjang daripada biasanya. Nggak bisa lebih panjang lagi, karena takutnya Bang Sabda yang lebih alay protes minta dimunculkan juga.

Buat yang nanya-nanya, apakah Randy Lala akan punya cerita sendiri, jawabannya : nggak. Saya udah pernah jelaskan alasannya di Jess Note sebelum-sebelumnya.

Salam cup cup, Jessica dan Randy.

Continuar a ler

Também vai Gostar

NOT PINOCCHIO Por gazella05ezra

Mistério / Suspense

31.3K 1.8K 17
Edward Clayton, pria tua asal California, mendambakan seorang putra selama puluhan tahun pernikahannya. Keinginan yang kemudian berubah menjadi obses...
KANAYA (REVISI) Por liaa0415

Ficção Adolescente

2.5M 144K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
788K 5K 151
Ini adalah cerita-cerita wattpad terbaik, terkeren, terbaper yang pernah aku baca. So, Happy Reading 😊 Rank 29 in #ceritawattpad (20102019) Rank 21...
28.7K 1.2K 10
"Jika menyakitiku bisa membuatmu sedikit meringankan luka di hatimu, maka lakukanlah, Abang. Ternyata rasanya jauh lebih menyakitkan melihatmu hancur...