Boyfriend Fairy Guardian [REV...

Por nurashinichi

95.3K 5.6K 187

→Highest Rank : 25 in Fantasy (271216) →Highest Rank : 77 in Fantasy →Highest Rank : 87 in Fantasy →Highest... Más

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Bukan update!
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Extra part

Part 7

4K 257 7
Por nurashinichi

Warning !!!!!
Typo bertebaran, maafkan saya readers.

Enjoy my story !!!

Ivery POV

Setelah ku lihat Aislie masuk ke kelasnya, aku segera pergi dari tempat itu dan kembali ke rumah. Lebih tepatnya rumah sementara.

Well, aku tidak akan lama di sini. Aku mendapat perintah dari para Valar untuk segera menjemput pasanganku abadiku. Karena waktu pelaksanaan rencana Melkor dan suruhannya di rasa sudah semakin dekat.

Aku sangat bahagia, bisa dikatakan benar-benar bahagia.

Well, aku akan bertemu kembali dengan pasangan abadi ku yang telah lama terpisah. Namun, aku sadar, bahwa aku tidak punya banyak waktu untuk bersamanya.

Jadi, secepat yang aku bisa, segera mengajaknya dan -tentu saja- meyakinkannya bahwa semua kisah dan cerita yang di sampaikan oleh ibunya memang benar adanya.

Untung saja, ia mau percaya padaku. Itu karena kami telah terikat satu sama lain.
So, walaupun kami berpisah, tak peduli seberapa jauh dan seberapa lama,bketika kami kembali di pertemukan, kami akan merasa nyaman satu sama lain.

Ketika aku jumpa pertama kali dengannya, aku benar-benar merasa sangat takjub. Ia tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, cantik dalam artian benar-benar cantik.

Rambutnya yang pirang, bola mata coklat terang, di tambah dengan bibir tipis merah muda, dan lesung pipit yang indah di kedua pipinya.

Sempurna, hanya itu kata yang dapat aku gambarkan tentang dirinya. Membuatku merindukannya setiap saat. Oke.. Aku sedikit lebay saat ini.

Kemarin malam, entah karena alasan apa aku merasa sangat gelisah, lebih tepatnya luar biasa gelisah akan suatu hal.

Aku merasa bahwa ada bahaya yang kini tengah mengintai keselamatan Aislie. Mungkin itu salah satu suruhan Melkor, mungkin juga tidak.

Oleh karena itu, ketika kami bertemu hari ini di taman belakang sekolah, lagi-lagi. Aku segera mengajukan Aislie untuk segera pindah ke daerah lain.

Untungnya, ia percaya dan mau mengikuti saranku. Semoga saja, Melkor dan para suruhannya tak segera menemukan Aislie.

***************

Author POV

Sepulang sekolah,

Aislie segera pulang ke rumahnya dengan menumpang pada mobil Rhey.

Tadi, ia sempat mengatakan rencana kepindahannya kepada Rhey, dan -tentu saja- Rhey merasa keberatan.

Well, ia tahu, itu terlalu mendadak, bahkan bagi dirinya sendiri. Tapi, entah karena alasan apa, ia percaya sepenuhnya kepada Ivery.

Mungkin juga terpengaruh dengan cerita mamahnya tentang fairy, dan juga takdirnya sebagai pasangan abadi bagi Ivery.

Ia tak bisa memungkiri bahwa ia benar-benar terpesona dengan sosok Ivery yang begitu sempurna di matanya. Sifatnya yang lembut, senyumannya yang manis, dan entah apalagi. Yang pasti, ia terpesona pada segala hal yang ada pada diri Ivery.

Ia segera menghempaskan tubuhnya pada tempat tidurnya, dan mengambil buku tua warisan mamahnya.

Ia mulai membuka lembaran awal, dan ia mulai membacanya secara perlahan-lahan. Di dalam buku tersebut, rupanya berisi catatan dan cara-cara untuk melatih elemen es dan elemen api di dalamnya.

Lama-lama, ia mulai merasa tertarik dengan buku tersebut. Lumayan seru, pikirnya.

Ia ingin melanjutkan bacaannya ketika ia merasa gerah, ia segera masuk ke bathub yang telah terisi air, lalu merendamkan diri di dalamnya.

Pikirannya terus tertuju pada isi dari buku tersebut. Dalam buku itu, ia menemukan sebuah catatan bahwa untuk melatih elemen es, bisa di mulai dari mengendalikan air di sekitar kita.

Ia lalu mulai memejamkan matanya dan memfokuskan pikirannya, ia membayangkan, ia dapat mengerahkan air yang kini berada di sekitar tubuhnya.

Dan ia mulai menggerak-gerakkan tangannya di udara kosong di depannya. Perlahan tapi pasti, air yang mengelilingi tubuhnya terangkat dan membentuk sebuah bola air di depan wajahnya.

Ketika Aislie membuka matanya, ia kaget bukan main, ia berhasil membuat sebuah bola air di depannya. Alhasil, ia segera menghempaskan tangannya, dan bola air itu pun ikut hancur. Ia kaget bukan main.

Apa itu tadi?aku bisa mengendalikan air? Tapi mana bisa?
Ia lalu mulai lagi memfokuskan pikiranya, dan menggerak-gerakkan tangannya di udara kosong di hadapannya. Kembali air di sekeliling tubuhnya terangkat, dan membentuk bola air di depan matanya.

Ia benar-benar takjub, ini sungguh luar biasa, pikirnya, sambil terus memandangi bola air yang melayang-layang di depan wajahnya, dengan mata membulat sempurna.

Setelah beberapa kali mempraktekkan kemampuan barunya, ia segera menyudahi acara mandinya, karena tubuhnya sudah agak gemetar kedinginan.

Ia segera menuju lemarinya dan memakai kaus singlet dan hotspan kesayangannya, lalu turun ke bawah menuju meja makan.

Skip sore hari,

Jam menunjukkan pukul lima sore, ketika papah dan mamah Aislie sampai di kediaman mereka.

Mereka segera masuk ke rumah dan mendapati Aislie tengah membaca buku tua yang di berikan orangtuanya kemarin.

Aislie mengangkat wajah dari bukunya, ketika mendengar langkah kaki mendekatinya. Ia melihat mamahnya nampak lelah, mereka baru pulang dari acara mereka hari ini sepertinya.

"Sayang, kamu kayaknya seru banget ... baca apaan sih?" tegur mamahnya sambil duduk di samping Aislie.

Aislie hanya mengangkat buku tersebut dan tersenyum ke arah Mamahnya.
"So ... sudah seberapa banyak keahlian yang kamu miliki sekarang?" Tanya mamahnya.

"Well, aku nggak tau. Aku baru sempat mempraktekkan salah satu dari sekian banyak teori yang ada di buku ini," jawab Aislie sambil meletakkan buku itu di atas meja di depannya.

"Mah, di antara Mamah sama Papah, yang punya elemen es siapa?" tanya Aislie.

"Mamah yang punya, kenapa sayang? kamu mau belajar? Mamah bisa ajarin kamu," ujar mamahnya.

"Serius, Mah?" tanya Aislie dengan mata berbinar penuh harap.

"Eh, hmmm ... Mamah bisa, tapi ... nggak disini sayang, kita harus cari medan yang lebih luas,"ujar mamahnya.

"Maksudnya, Mah?" tanya Aislie tak mengerti dengan maksud ucapan mamahnya.

"Eemm ... begini, besok hari terakhir kamu di sini yah? Kita semua bakalan pindah," ucap mamahnya, membuat mata Aislie membulat sempurna.

"Kok Mamah bisa tahu rencana aku pindah, Mah?" tanya Aislie heran.

"Well ... Sebelum dia bilang ke kamu, dia udah izin dulu sama Mamah," ucap mamahnya santai.
"Maksud Mamah, Ivery?" Mamahnya hanya mengangguk merespon pertanyaan putrinya. "Kok Mamah nggak bilang..?" tanya Aislie, lagi.

"Kamu nggak nanya kok sayang," ucap mamahnya enteng. Aislie mendelik mendengar ucapan mamahnya.

"Terus, Mamah udah nemuin tempat yang bagus?" tanya Aislie sambil menatap mamahnya dengan antusias.

Mamahnya hanya mengangguk merespon pertanyan Aislie,lagi.
"Dimana,?" tanya Aislie.

"Nanti kamu akan tau sayang, Sabarlah," ucap mamahnya sambil bangkit dan menuju ke kamar tidurnya.

"Cepatlah tidur sayang, sudah agak larut," ucap mamahnya sebelum menutup pintu kamarnya.

"Baiklah," ucap Aislie, lalu ia bangkit dan menuju ke kamarnya.

Ia mulai merebahkan tubuhnya, ketika ia mendengar suara-suara aneh dari balkon kamarnya.

Siluet bayangan sesuatu -atau lebih tepatnya seseorang- di luar sana nampak jelas membayang.

Aislie bergidik, ia takut bayangan tersebut adalah seseorang yang hendak mencelakainya. Namun, rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya.

Sambil mengendap, ia mengambil sapu yang memang biasa ia simpan di kamarnya. Ia melangkah perlahan mendekat ke pintu kaca balkon kamarnya. Menggeser pintunya tanpa suara.
Dan sosok itupun berbalik ke arahnya. Karena cahaya bulan yang ada di belakang sosok tersebut, hingga ia tak mengenali siapa sosok tersebut.

Tanpa pikir panjang, ia langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah kepala sosok tersebut.

"Aduhh ... Aduhh ... Stop Aislie, please," ucap suara sosok tersebut -ternyata lelaki- sambil mengaduh dan melindungi kepalanya dari serangan Aislie.

Aislie segera menghentikan 'serangan'nya, ketika kupluk hoodie itu terbuka dan memperlihatkan rambutnya yang berwarna abu-abu.

"Ivery ... ?" tanya Aislie lirih.

"Iya, ini aku. Kamu tega sekali memukuliku, apa salahku?" gerutu Ivery.

"Umm maaf Ivery ... Aku pikir kau seseorang yang berniat jahat padaku. Maaf, aku tidak tau itu kamu, duduklah dulu," ucap Aislie sambil menuntun Ivery untuk duduk di sofa balkonnya.

"Apakah sangat sakit?" tanya Aislie dengan nada menyesal.

"Tentu saja. Tapi, tak apa," ucap Ivery sambil merangkul bahu Aislie yang duduk di sampingnya.

"Maaf ... " ungkap Aislie lirih, ia benar-benar menyesal, sungguh.

"Heyy ... Aku tidak apa-apa sweetheart, tenanglah," ucap Ivery menenangkan.

"Jadi ... ada apa kau malam-malam ke sini?" tanya Aislie.

"Um ... apa aku mengganggumu?" tanya Ivery lembut.

"Tidak, aku hanya sedang berbaring tadi," jawab Aislie sambil tersenyum.

"Aku hanya ingin mengucapkan ... " ucap Ivery menggantungkan ucapannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aislie.

Aislie menegang seketika, matanya seakan terkunci dengan tatapan mata Ivery yang seolah ingin menembus matanya.

Jarak wajah mereka semakin mendekat dan tambah mendekat. Secara reflek, Aislie menutup matanya dan menahan napas.

Entah untuk tujuan apa ia menahan napas, seolah ingin meresapi kedekatan diantara keduanya.

"Selamat malam, sayang," ucap Ivery lembut dan hangat, berbisik di telinga Aislie, membuatnya merinding.

Kembali mereka bertatapan dalam dan hangat, jari tangan keduanya saling bertautan. Nuansa romantis semakin kental terasa diterangi oleh cahaya bulan purnama malam itu.

"Tidurlah yang nyenyak, semoga mimpi indah, sweetheart," ucap Ivery lembut, lalu mengangkat tangan Aislie dan mengecupnya ringan, seringan kapas.

Namun, efeknya bagi Aislie luar biasa. Ia terbengong-bengong dengan perlakuan Ivery padanya malam itu, pipinya memerah dengan cepat.

Dan ketika Ivery mengecup tangannya dengan lembut, ia serasa terbang setinggi-tingginya ke angkasa luar. Pipinya terasa memanas, dan ia yakin pipinya pasti sangat merah sekarang.

Melihat hal itu, Ivery terkekeh dan mengacak rambut Aislie dengan lembut,
"Aku tidak tahu apakah tebakanku benar atau salah. Tapi kau terlihat sangat gugup, dan ... malu-malu," ucap Ivery sambil tertawa geli. Pipi Aislie memerah dengan cepat, lagi.

Oke,ia terlalu banyak memerah sepertinya.
"Apa kau akan terus membisu sampai aku pergi?" tanya Ivery sambil meremas jari tangan Aislie lembut.

"Emm ... Eh, tentu saja tidak," ucap Aislie tergagap.

"Lalu, kau mau ucapkan apa padaku?" tanya Ivery.

"Umm ... selamat malam Ivery, Tidur yang nyenyak,dan ... semoga mimpi indah," ucapnya ragu.

"Tak ada tambahan ucapan lain? semacam sayang?" tanya Ivery lagi.

"Ee ... Ee ... tentu saja tidak, aku tidak terbiasa," ucap Aislie tergagap. Pipinya kembali merona dengan cepat, lagi-lagi.

Ivery hanya terkekeh melihat kegugupan Aislie saat ini. Ia lalu bangkit dan merangkul Aislie ke dalam pelukannya.

Ia mengurai pelukannya dan menatap dalam ke arah bola mata Aislie. Setelah mengulas senyuman termanisnya, Ivery melesat terbang tinggi dan menghilang dari pandangan Aislie.

Aislie masuk kembali ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Tak lama kemudian, ia terlelap dalam alam mimpinya.










Halohaaaa ... All !!!

Akhirnya, setelah terbengkalai beberapa hari, selesai juga part ini ... yeayyy!!!

hurayyy!!!

Maaf yahh kalau banyak typo disini, dan agak absurd juga. Well ... Itu cuma bayangan imajinasiku aja.

But, semoga semuanya suka. Aamiin (Berharap sepenuh hati)

Maaf juga kalau nggak ada feelnya sama sekali ... Maaf yahhh ... Peace !!!!!

Jangan lupa voment nya yah.

Terimakasih

Seguir leyendo

También te gustarán

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
405K 30.2K 16
menceritakan tentang seorang gadis yang bernama adena terpaksa yang bertransmigrasi dan menetap ke dalam sebuah novel yang berjudul My Lovely Sun. A...
13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
2.8M 267K 78
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.