Boyfriend Fairy Guardian [REV...

By nurashinichi

95.3K 5.6K 187

→Highest Rank : 25 in Fantasy (271216) →Highest Rank : 77 in Fantasy →Highest Rank : 87 in Fantasy →Highest... More

Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Bukan update!
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Extra part

Part 3

6.1K 418 5
By nurashinichi

Don't be a siders please, oke?

Enjoy my story!!!

***************

Sementara itu.

Aislie POV

Hari ini entah kenapa aku nggak semangat banget waktu Rhey ngajakin aku buat makan di kantin. Dan entah kenapa, aku malah terus kepikiran sama cogan yang tadi pagi itu, dan entah kenapa pula sekarang aku ada di taman belakang sekolah.

Selepas kepergian guru tadi dari kelas, aku tiba-tiba aja beranjak dan berjalan menuju ke sini. Seolah ada kekuatan tak kasat mata yang menuntun aku buat kesini. Dan disinilah aku sekarang, termenung di bawah salah satu pohon tua yang tumbuh subur di taman ini.

Dulu, ketika aku baru masuk sekolah ini, taman belakang ini begitu indah terawat. Namun, sejak beberapa bulan belakangan ini, taman ini seolah dilupakan. Tak ada yang mau berkunjung ataupun sekedar duduk di sini. Rumput liar tumbuh dimana-mana. Taman ini tampak tidak terawat lagi.

Tiba-tiba.

Ada sebuah alunan nada gitar yang melewati gelombang udara dan ditangkap oleh indra pendengaranku. Aku menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan, mencari sumber suara.

Aku beranjak mencari arah datangnya suara itu, yang kini diiringi suara merdu—atau lebih tepatnya err seksi—mengikuti alunan musik tersebut.

Semakin lama, suara itu semakin jelas dan jelas. Tampak beberapa meter di depanku seorang laki-laki sedang memangku gitar di pangkuannya dan memainkan gitar tersebut dengan lihai.
Rambutnya tampak acak-acakan, berwarna abu-abu, indah sekali.

Eh tunggu... Apa tadi ku bilang? Abu-abu bukan? Berarti itu cowok yang tadi? Oh my...  Keberuntungan apa lagi ini? Seketika permainannya terhenti, dia berdiri dan membalikkan badannya, serta melangkah mendekatiku.

Mataku tak dapat lepas dari manik matanya yang berwarna abu-abu, cantik sekali. Seulas senyum tersungging di bibir tipisnya. Kini jarak kami tak lebih dari 7 cm.

Bahkan aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat menyentuh wajahku. Jantungku berdegup begitu kencang bagai habis lari marathon. Kencang dalam artian benar-benar kencang.

"Apa kau tak mau berikan tepuk tangan atas permainanku tadi?" Suaranya yang terdengar begitu err seksi—apa pula aku ini—memecah keheningan di antara kami.

Aku tergagap, lalu memaksakan sebuah senyum, aku yakin pipiku merah sekarang. Mungkin sudah seperti kepiting rebus.

"Kau tampak malu-malu, apa aku telah berhasil membuatmu terpesona, sweetheart?" ucapnya pelan namun pasti dan terasa lembut di telingaku.

Oke, sepertinya aku bisa gila jika tak cepat-cepat jaga jarak aman dari laki-laki misterius ini. Tambah lagi dengan panggilannya tadi. Apa katanya? Sweetheart...  Ouwwhh... Manis sekali.

Entah kenapa, aku bahkan bisa marah jika Adriel—yang notabene nya adalah salah satu sahabatku—menyebutku dear, tapi aku tak merasa keberatan dengan panggilannya padaku. Malah semacam ada rasa bangga dan bahagia yang perlahan menelusup dalam relung jiwaku.

Oke, aku semakin aneh sekarang. Aku harus menjauh, bisikku dalam hati. Secara reflek, aku segera mundur dan menetralkan jantungku yang benar-benar berdetak sangat kencang.

"Kau suka kesini juga rupanya, Aislie,"

Bagaimana bisa ia tahu namaku?  Batinku berbisik. Seakan ia tahu apa yang aku pikirkan, ia tersenyum lalu mengangsurkan tangannya ke arahku.

"Namaku Ivery ... Lebih tepatnya Ivery Adamar Avathara," ucapnya sambil menunggu tanganku menyambut tangannya.

Aku menjabat tangannya yang terasa hangat dan terasa nyaman dalam genggamanku, aku suka rasa nyaman yang mengalir dari tangannya, hingga tanpa sadar aku menahan tangannya dalam genggamanku.

Ia tersenyum lalu berkata,
"Apa kau tak ingin melepaskan tanganku, girl?" tanyanya sambil tersenyum geli. Aku yang tersadar segera melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Ka-kamu murid baru di sini?"

"Tak usah gugup begitu padaku, santai saja, aku tidak akan menculikmu."

"Kau tak menjawab pertanyaanku."

"Yahh ... Bisa dikatakan seperti itu."

"Dari mana kau tau namaku?" Ia hanya tersenyum dan memalingkan wajah ke hamparan rumput di depan kami. Aku hanya mendengus melihatnya yang tak menjawab pertanyaanku.

"Kau pasti lupa padaku, tapi secepat mungkin aku akan membuatmu kembali mengingatku, sweetheart," ucapnya sambil mengusap lenganku.

Entah kenapa, aku merasa familiar dengan sentuhan ini.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" ucapku ragu.
Ia hanya mengangguk dan tersenyum.

"Dimana dan kapan? Kenapa aku merasa telah mengenalmu begitu lama?" ucapku penasaran. Yah ... Sebenarnya rasa familiar itu telah ada, bahkan sejak aku bertemu dengannya pagi tadi.

"Aku mengerti ada begitu banyak pertanyaan dalam kepala cantikmu, tapi percayalah, semuanya akan terjawab jika saatnya tiba," ucapnya sambil mengusap ubun-ubun ku lembut. Kembali perasaan familiar menelusup dalam relung hatiku.

"Umm, by the way, sebelumnya aku nggak pernah bisa langsung percaya pada seseorang secepat aku mempercayaimu, ini terasa sedikit aneh bagiku," ucapku lirih.

"Itu karena kita telah bersama sejak lama," ucapnya lembut.

"Tapi... Kenapa aku tak bisa mengingamu? tak ada sedikit pun ingatan dalam memoriku tentang manusia berambut abu-abu sepertimu," ucapku tak yakin.

Ia tertawa sejenak, lalu mengacak rambutku lembut. "Tentu saja, memang tak ada sosok seseorang dalam memorimu yang berambut abu-abu. Hanya saja, untuk saat ini, simpanlah pertanyaanmu sebentar. Aku janji akan jelaskan semuanya padamu, kau keberatan menunggu sebentar?" ucap Ivery sambil menggenggam jariku lembut.

Aku merasakan sengatan aneh yang merasuki tubuhku, beradu dengan aliran darahku yang seakan berlomba mencapai wajahku. Aku merasakan wajahku memanas dengan cepat.

Oh no... Aku harus benar-benar jaga jarak aman dari cogan ini, jika tidak lama-lama jantungku copot, ucapku dalam hati.

Tapi yang terjadi, aku hanya membiarkan tangannya terus meremas jariku dengan lembut.

Aku suka kehangatan yang di tawarkannya padaku lewat sentuhan tangannya. Selama beberapa saat, kami hanya terdiam dalam lamunan kami masing-masing. Hingga bunyi bel tanda masuk kelas mengganggu kehangatan di antara kami.

Ia tersenyum sambil menggenggam jariku lembut.
"Masuklah," ucapnya seraya melepaskan tangannya dari jariku.

Aku merasa ada suatu yang hilang, ketika tangan kami berpisah, ada perasaan mendamba untuk kembali merasakan kehangatannya. "Kau tak masuk kelas?"

"Aku akan menyusul, pergilah dahulu." Aku segera berbalik dan menuju kelasku. Pikiranku masih dipenuhi oleh begitu banyak pertanyaan.

Tentang siapa dia, siapa aku, dan sebagainya. Semua pertanyaan itu membuat kepalaku serasa penuh. Hingga selama pelajaran berlangsung, aku tak dapat berkonsentrasi sedikitpun.

Pikiranku hanya terpusat pada lelaki misterius itu... Siapa dia tadi? Oh ya Ivery... Ivery apa yah? Ah... Whatever lah, aku nggak peduli.

Akupun tak mengerti, kenapa aku ini. Kenapa dia seolah memanipulasi pikiranku dan memenuhi semua isi kepalaku dengan segala sesuatu tentang dirinya.

Melihat perubahan suasana hatiku, Rhey dan Adriel hanya termenung dan membiarkanku. Mereka mengerti, aku butuh waktu untuk saat ini.

------------

Sementara itu.

Ivery POV

Aku sangat bahagia ketika aku akhirnya kembali bertemu dengannya, setelah penantian yang begitu lama. Ia terlihat begitu indah dan mempesona. Yah... Tentu saja, aku telah menunggunya sejak lama.

Ia adalah yang telah ditakdirkan Tuhan untuk menjadi pendamping sekaligus kekuatanku untuk mengembalikan Saklasvania—dunia asal kami—pada keseimbangan yang seharusnya.

Keseimbangan yang kini tengah dirusak oleh Melkor dan para suruhannya. Aku tau, walaupun aku ingin menghabiskan banyak waktu bersamannya. Tapi, waktuku tak banyak.

Ada banyak hal yang perlu aku jelaskan padanya. Katakanlah aku terlalu terburu-buru. Tapi hanya ini satu-satunya jalan agar Saklasvania dapat cepat terselamatkan. Sebelum sumber kehidupan kami hilang untuk selamanya.

Dulu, ketika aku berusia 75 tahun,—kalian jangan membayangkan aku sebagai seorang kakek tua, usia kami memang relatif lebih lama dari manusia. Bisa mencapai 1000 tahun, jadi usia ku saat itu hingga saat ini masih tergolong remaja—aku begitu senang, ketika akhirnya pasanganku telah lahir.

Tapi ternyata, orang tua dari pasanganku memutuskan untuk hidup berbaur dengan manusia dan meninggalkan Saklasvania. Aku sangat sedih berpisah dengannya, aku begitu mencintainya. Walaupun aku tau, yang dilakukan kedua orang tuanya tak lain adalah untuk menyelamatkan pasanganku dari kejaran Melkor dan para pengikutnya.

Dan kini, Saklasvania memberikanku waktu dan kesempatan untuk kembali bertemu dengan pujaan hatiku, My Sweetheart.

Tapi, kenyataan menyakitkan lainnya datang padaku. Sayang sekali, ia bahkan telah meninggalkan ingatannya tentang Saklasvania dan segala yang ada di dalamnya, termasuk aku.

Mengetahui hal itu, tentu saja aku sedih. Walaupun aku kini hidup dan berbaur dengan hidupnya, tapi ia tak mengenalku sedikitpun. Itu sempat membuatku ragu untuk meneruskan perintah para Valar padaku.

Namun akhirnya, aku mendapatkan keyakinanku kembali,bahwa aku pasti bisa melewati semuanya dengan baik. Lagipula, keselamatan dunia kami ada pada genggamanku, aku tidak akan tergoyah untuk memilih mundur dari misi ini hanya untuk kepentinganku semata.

"Aku tak keberatan menunggu sampai kau mengingat semua tentang Saklasvania dan segala yang ada di dalamnya, termasuk kisah kita," ucapku sambil menjentikkan jari dan menghilang dari area tersebut.





Nah... udah muncul tuh fairynya. Gimana ceritanya? Masih belum dapat feel nya yah?

Maafkan author readers.
Aku mah apa atuh... Hiks.
Lebay... Abaikan!!

Oke... Segini dulu partnya,
Semoga semuanya suka ceritanya. Yah... Di tunggu voment nya kawan-kawan ku yang baik hati.

Oke.
See you next part my story.

Salam hangat

Author.

Continue Reading

You'll Also Like

717K 67.2K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
2.8M 265K 78
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
837K 70.5K 33
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...