Boyfriend Fairy Guardian [REV...

By nurashinichi

95.3K 5.6K 187

→Highest Rank : 25 in Fantasy (271216) →Highest Rank : 77 in Fantasy →Highest Rank : 87 in Fantasy →Highest... More

Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Bukan update!
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Extra part

Part 2

7K 395 8
By nurashinichi

Author POV

Jam menunjukkan pukul 06.25 pagi ketika Aislie keluar dari kamarnya tampak siap dengan pakaian sekolah dan tas yang tergantung di pundaknya.

Ia segera menghampiri mamah dan papahnya yang tengah menikmati sarapan di meja makan.

"Pagi Mah, Pah," ucap Aislie sambil menjatuhkan diri di seberang mamahnya.

"Pagi sayang," jawab mamah dan papahnya bersamaan.

Setelah itu, suasana hening. Masing-masing tampak menikmati sarapannya dengan tenang.

Beberapa menit kemudian, Aislie dan papahnya telah siap berangkat.

"Ayo sayang kita berangkat, ntar kamu telat loh," ucap papahnya sambil mengambil tas kerjanya.

Lalu Aislie dan papahnya pun pamit kepada mamah Aislie dan pergi ke tempat tujuan masing-masing.

--------------

Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah Aislie, hanya diisi oleh keheningan di antara Aislie dan papahnya.

15 menit kemudian, mereka sampai di sekolah Aislie, Aislie mencium papahnya sekilas, kemudian turun dari mobil dan menuju ke kelasnya.

Karena Aislie agak terburu-buru, pasalnya sahabatnya Rhey mengiriminya pesan untuk segera ke kelas, hingga ia tidak fokus memperhatikan jalan yang dilaluinya. Alhasil ia menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh dan mengaduh kesakitan.

"Aduuhh," ucapnya tertahan.

"Ooppss, maaf, saya tidak sengaja. Anda tak apa-apa? Ada yang terluka?" ucap seseorang yang kini berjongkok di hadapannya.

Aislie segera mendongkakkan kepalanya ke arah sang pemilik suaranya, niatnya ingin memarahinya, karena membuat ia terjatuh.

Tapi, kini Aislie malah terpaku ketika bertemu pandang dengan mata abu-abu di hadapannya.

Ya Tuhan, siapa dia, benar-benar mempesona, ucapnya dalam hati, dengan mata terbelalak.

"Halooo, Nona, Anda tak apa apa?" ucap lelaki tersebut sambil mengibaskan tangannya di hadapan wajah Aislie. Membuat Aislie tergagap dari lamunannya.

"Eh iyaa, saya tak apa-apa, maaf saya juga rada buru-buru tadi," ucapnya sambil bangkit dari duduknya.

"Kalau begitu saya pergi dulu, permisi," ucap Aislie kikuk sambil berlari menuju ke kelasnya.

Sementara itu.

Lelaki tersebut - Ivery - tersenyum dan bergumam.
"Valar, Ayah, Ibu, aku telah menemukannya, orang yang kita cari, dia kini tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan begitu mempesona," ucapnya. Lalu beranjak pergi dengan senyuman di bibirnya.

Sementara itu, lagi-lagi.

Aislie terus berjalan tergopoh-gopoh sampai di kelasnya, ia segera mendudukkan diri di kursi kosong samping Rhey yang tampak berwajah masam di sampingnya.

Beberapa detik setelah Aislie duduk, ia melihat Rhey hendak memuntahkan lahar panas dari mulutnya. Marah maksudnya.

Melihat hal itu, Aislie segera membekap mulut Rhey yang tengah terbuka. Membuat Rhey mengap-mengap di buatnya.

Aislie tetap menekan mulut Rhey sambil menetralkan napasnya yang ngos-ngosan.

Setelah agak tenang, ia melepaskan bekapannya dan menatap Rhey dengan pandangan seolah berkata, 'jangan ngomong' .

Dan itu sukses membuat Rhey mengeryit heran melihat Aislie yang terlihat shock.

"Lo napa sih, Lie?" tanya Rhey sambil memegang lengan Aislie.

"Gue abis ketemu sama dewa Yunani, Rhey, " ucapnya sambil senyum-senyum gak jelas.

Membuat Rhey tambah bingung
"Nie anak napa sih? Kesambet apa? Kok aneh gini?" ucapnya sambil meletakkan punggung tangannya ke dahi Aislie.

"Apaan sih lo. Lo kira gue ngigo apa?" ucap Aislie sambil menepis tangan Rhey yang sempat mendarat di dahinya.

"Ya sorry... Abisnya... Lo kenapa sih? Emang lo ketemu ama siapa?" tanya Rhey. Matanya segera membulat. Menandakan ia kepo akut.

"Tadi tuh gue buru-buru mau ke sini abis terima sms dari lo, karena gue buru-buru, gue nggak merhatiin jalan sekitar sampai gue tabrakan sama orang, ampe lutut gue lecet kayak gini," ucap Aislie sambil memperlihatkan lututnya yang agak sedikit membiru.

"Aduh ya ampun Aislie, ini mesti di obatin, ntar kalau infeksi gimana?" ujar Rhey sambil menatap khawatir pada lutut Aislie yang nampak membiru.

"Gak papa Rhey, dikit ini... Lagian ini nggak sebanding sama kebahagiaan yang udah gue dapet... Lo bayangin... Ketemu sama cogan. Waw... Demi mie ayam Mbok Darmi yang sedap, mimpi apa gue semalem?" ucapnya sambil senyum-senyum sendiri.

Rhey hanya melongo melihat wajah sahabat satunya itu. Lalu berkata, "Penyakit lo ini gak nular kan ke gue?" ucap Rhey sambil menatap horror ke arah Aislie.

Mendengar hal itu, Aislie segera mendelik dan menonjok pelan lengan sahabatnya, "Gitu amat sih lo ahh," ujar Aislie sambil mendelik.

Mendapati respon demikian, Rhey tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang terasa sakit. Aislie hanya mendelik kesal ke arah Rhey.

"Oke oke. Sorry... Emang seganteng apa sih dia? Sampai bikin lo mupeng kayak gini?" Tanya Rhey setelah tawanya mereda.

Mendapat pertanyaan seperti itu, bukannya menjawab. Aislie malah semakin mupeng dan terjebak dalam lamunannya sendiri.

"Kayaknya cuma satu orang yang bisa ngalihin pikiran nie anak," ucap Rhey segera beranjak dari bangkunya, menuju ke kelas sebelah dan memanggil Adriel untuk mengikutinya ke kelasnya.

"Emang ada apaain sih Rhey?" ucap Adriel yang tampak ogah-ogahan mengikuti Rhey yang menyeret tangannya.

"Udah, ngikut aja dulu... Nggak usah cerewet," ucap Rhey sambil terus menyeret tangan Adriel menuju ke kelasnya.

Setelah sampai, ia segera melepaskan tangan Adriel dari genggamannya dan menunjuk Aislie - yang tengah mupeng sendiri - dengan dagunya. Adriel seketika membulatkan mata melihat Aislie yang tampak tenggelam dalam lamunannya sendiri.

Segera Adriel mendekati tempat duduk Aislie dan mengipas-ngipas tangannya di depan wajah Aislie. Ternyata usahanya tak berhasil, Aislie benar-benar larut dalam khayalannya.

Hingga kemudian, ia mengusap wajah Aislie dengam lembut, membuat Aislie mengerjapkan matanya dengan kaget, "Ehh... Apaan sih lo. Ganggu aja deh," gerutunya sambil mendelik tajam ke arah Adriel dan Rhey yang tengah berdiri di kedua sisi tubuhnya.

"Ngelamunin apaan sih lo... Sampe mupeng gitu?" tanya Adriel penasaran.

"Gue mupeng gara-gara ketemu sama cogan super guanteng banget tadi," ucap Aislie, matanya tampak berbinar cerah.

"Perasaan gue nggak ketemu lo deh, kita baru ketemu sekarang, dear," ucap Adriel dengan senyuman penuh arti miliknya.

"Ihhh... Siapa juga yang ngomongin lo... Apa banget sih. Masa gue mupeng cuma gara-gara ketemu sama lo," ucap Aislie ketus.

"Hahaha... iya gue tau. Eh, pagi-pagi gini gak baik ngelamun, mending kita sarapan aja gimana?" ucap Adriel sambil menggamit lengan Aislie menuju ke arah kantin sekolah.

"Eehhh... Apaan sih lo narik-narik gue kayak gini. Gue udah sarapan tadi," ucap Aislie sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Adriel, walaupun itu tak berhasil.

"Yaahhh, paling nggak lo bisa temenin gue makan, kan?" ujar Adriel santai, sambil mendudukkan diri dan menarik Aislie untuk duduk di sampingnya. Aislie hanya mendelik mendengar hal itu.

"Lo tuh ngapain sih, suka banget maksa-maksa gue kek gini?" ucap Aislie, lebih tepatnya menggerutu.

"Yahh. Abisnya... Lo tuh susah banget dibilanginnya. Lagian, kalau bukan karena gue, sekarang lo tuh udah kesambet kali. Ngelamunin cogan nggak jelas itu," ucapnya enteng, membuat Aislie semakin sebal dan keki di waktu yang bersamaan.

"Eh... ngomong-ngomong soal cogan itu, gue kok nggak pernah liat dia yah? Apa dia anak baru?" ucap Aislie bingung.

"Yang mana sih anaknya? Lo inget nggak ciri-cirinya, kali aja gue kenal," ucap Adriel.

"Orangnya putih, tingginya kayaknya ampir sama kek lo, rambutnya abu-abu, dan bola matanya juga abu-abu," ujar Aislie sambil berusaha mengingat-ingat.

"Gue nggak inget ada murid dengan ciri-ciri itu di sekolah ini. Gue juga nggak pernah liat ada anak punya rambut abu-abu kayaknya," ucap Adriel lirih sambil berpikir.

"Masa sih?"

"Iyaa... Gue tau kali semua anak disini. Oh iya, emang lo ketemu dimana tadi?"

"Di lorong sekolah, tepatnya gue nggak terlalu merhatiin."

"Yahh... Anak baru kali."

Lalu mereka pun larut dalam keheningan dan pikiran masing-masing hingga bel masuk berbunyi. Membuat mereka beranjak dari kantin menuju ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.

------------

Waktu istirahat.

Rhey segera beranjak dari bangkunya sesaat setelah guru mata pelajaran meninggalkan kelasnya.

"Lie, ke kantin yukk. Laper banget gue," ujar Rhey sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

"Males akh gue," ucap Aislie lirih sambil bangkit dari bangkunya dan keluar dari kelas tanpa menghiraukan tatapan heran milik sahabatnya, Rhey.

"Ihhh... Napa sih tuh anak? Kesambet beneran kali yaa?" ucapnya sambil berpikir.

"Ehhh... Terus gue mesti ke kantin sendiri, gitu? Aahhhh gue jadi ikutan males nih. Gue ngikut Aislie aja dehh, kemana lagi tuh anak," ujar Rhey sambil celingukan kesana kemari mencari Aislie.

Beberapa saat kemudian, ia menemukan Aislie yang nampak menuju ke taman belakang sekolah.

"Ngapain lo kayak maling aja... Ngendap-ngendap gitu?" ujar seseorang sambil menepuk pundak Rhey dari belakang, membuatnya terlonjak kaget.

Ia segera membalikkan tubuh dan mendapati senyuman polos milik Adriel. "Lo ngagetin gue aja," gerutu Rhey merasa kefokusannya terganggu.

"Ya maaf... Lagian ngapain sih lo. Lagi belajar jadi stalker lo, hah?" ujar Adriel sambil mengikuti arah pandang Rhey, tapi ia tidak menemukan yang aneh.

"Diem. Ah gara-gara lo inceran gue ilang, kan?"

"Emang lo lagi ngintel siapa, sih?"

"Gue lagi ngikutin Aislie... Tadi tuh dia aneh banget.. Masa waktu istirahat langsung ngilang. Pas gue ikutin, dia malah ngarah ke taman belakang. Aneh banget gak sih?"

"Au akh... Mungkin dia lagi butuh waktu sendiri. Gue lapar nih, lo mau ikut?"

"Tumben lo nggak kepo soal Aislie."

"Yahh... Entah kenapa untuk saat ini. Gue rasa gue gak perlu ikut campur, ada sesuatu yang bikin gue nggak nyaman. Gue nggak tau kenapa." Adriel terus berjalan menuju kantin sekolah.

"Eh. Tunggu dong. Gue juga pengen makan, laper." Rhey mengejar Adriel yang menuju ke etalase kantin untuk memesan makanan.





So... Gimana?

Nggak ada feelnya banget yahh.
Maklum lah. Author bukan orang yang romantis.
And... Maaf kalau nggak dapet feel ceritanya, ehehe.

Untuk kedepannya author usahain lahh. Semoga bisa yah, Aamiin.

Jangan lupa voment nya readers tercinnttaahhh.

Ok... See you next part my story.

Salam hangat
Author.

Continue Reading

You'll Also Like

8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
572K 33.7K 57
Selena Azaerin, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, Selena tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu telah menyelesai...
879K 53.1K 56
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
6.1M 478K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...