Young Marriage

By Morzy-pum

328K 13.2K 379

"Mereka bukan menjatuhkanmu, tetapi mereka mempertahankanmu" #20 In Fanfiction (08/11/ 2016) More

1 [Guest]
2 [ Pregnant ]
3 [ Menikah? ]
5[ Misterious ]
6 [ Can't get you off my mind ]
7 [ Girly ]
8 [ I Can't tell fallin in love ]
9 [ Shit!i love u ]
10 [ ]
11[ Ewh ]
12 [ Seriously? ]
13 [ ORLANDO ]
14 [ Problem ]
15 [ Gue cewek ]
16 [ BITCHY ]
17 [ OMG!!Surprise!! ]
18 [ New Friend]
19 [ Morning Wedding ]
20 [ Wedding day ]
22 [ Moved of state ]
23 [ Holiday? ]
24 [ Baby? ]
25 [ Longest Day Ever ]
26 [ Uttaran in Bali ]
28 [ Ari pengen jadi aktris ]
29 [ Waves ]
30 [ Baby ]
31 [ Baby Guid ]
32 [ Gruidina Anne Morris ]
33 [ Problem(?) ]
34 [ BAD ]
35 [ Cold water ]
36 [ Sama seperti ibunya ]
37 [Throwback]
39 [ Little Slut ]
40 [Leukimia]
41 [Wrong]
42 [ Matt or Mad ]
43 [ Bella ]
Happy Bithday MattyB
44 : [ I told you ]
46 [This town]
45 [ So Alive ]
47 [ Wildest Dream ]
Epilogue

4 [You are an idol?]

11.9K 444 15
By Morzy-pum


Kejadian tadi pagi itu membuatku hampir mati. Bagimana tidak, seorang lelaki melihat noda merah itu. Tanpa segan si cair merah itu menembus celana dalamku dan sempat berkenalan dengan Matty si gila senyum itu. Huh, rasanya ingin aku tenggelam ke lautan antartika dan memantulkan diriku ke luar angkasa lalu kepalaku membentur batu karang dan aku mati di telan piranha. Mari lupakan itu.

Tengah berada di butik, aku hanya duduk sambil menopang dagu, sedangkan Matty berada disebelahku sambil memainkan ponselnya

"Sudahlah jangan kau fikirkan masalah tadi pagi" Ia menyenggol bahuku seolah tau semua apa yang ada di fikiranku.

Aku hanya diam tak meresponnya, walaupun sang Justin Bieber menasihatiku untuk tidak memperpanjang imajinasi, mungkin itu hal sulit. Tak ada hal lain selain menatap kosong ke depan. Aku ingin cepat pulang.

Mama, Sarah, Tante Tawny, Becca, mereka mencari bahan kain untuk baju keluarga pernikahan. Mereka yang paling sibuk memikirkan semua ini, sedangkan aku sang pengantin? Hanya duduk diam memikirkan apa yang akan terjadi bila aku menikah dengan keparat satu ini.

"Huh, dikacangin" Gerutunya tepat berada di sebelahku.

"Sudahlah Matthew jangan menggangguku, aku bosan dan muak dengan semua ini" Ujarku memasang wajah malas sambil menopang lebih kuat.

"Ini pinjamlah ponselku kalau kau merasa bosan" Ia mengeluarkan permainannya dan menyodorkan smartphone berlogo apel itu kepadaku.

"Tidak terima Kasih" Jawabku membuang muka

"Kau begitu jutek" Ia memasukan ponselnya ke dalam saku dan mulai menatapi dengan topangan dagunya.

"Ini memang sifatku" Kuputar bola mataku untuk tidak melihat wajah kotornya.

"Ari pasti suka ini" Tiba-tiba Mama menghampiriku dan menyodorkan gaun berwarna putih itu.

"Apakah ada.baju pengantin wanita yang menggunakan celana?" Tanyaku menoleh kearah Mama dan melirik jijik gaun putih yang mengembang itu.

"Kau ini aneh, sudahlah kau pilih saja gaun yang kau mau" Mama menarik tanganku dan Matty menahan kekehannya saat itu juga, ughh!

Aku dan mama menaiki tangga untuk ke lantai 2, aku berjalan malas dan mama berjalan semangat 45. Bisa kau bayangkan ketika harimau menyeret gajah yang malas bukan? Itulah kira-kira.

"Tuh cantik kan, kamu pilih gih sana" Mama mendorong tubuhku hingga maju 7 cm.

Aku mulai berkeliling di ruangan besar ini, banyak sekali gaun pengantin. Dan aku terfokus pada salah satu gaun dengan banyak mutiara dipinggangnya, mirip sekali dengan gaun pernikahan Gigi Hadid. Wah! Berarti sekarang aku berada di perancang ternama, pantas saja semuanya terkesan mewah. Betapa terkejut nya aku melihat gaun yang berharga sekitar 10 juta dollar itu. Entahlah berapa harganya itu tetapi banyak sekali angka nol disana.

"Cuma orang-orang kaya yang bisa beli ginian" Gumamku sambil melirik sesekali batuan mutiaranya.

"Kamu suka yang ini?" Tanya Mama tiba-tiba menghampiri

"Eng--enggak. Aku cuma lihat harganya, gaun ini mirip punya model terkenal" Jawabku kikuk dengan wajah salah tingkah.

"Harganya 10 juta dollar, ini kurang elegan" Mama melirik harganya dan membuang pandangannya ke gaun lain.

"Hah? Inikan mahal, Ma" Aku sampai heran, kenapa bisa-bisanya Mama berkata bahwa 10 juta dollar itu murah?

"Kamu itu bakal jadi keluarga kaya dan disorot TV" Mama terkekeh sambil memilih gaun lainnya. Aku tidak mengerti, tapi mungkin itu hal benar. Keluarga Morris memang benar-benar kaya, dan disorot TV itu mungkin lelucon.

"Tuan" Panggil mama mendongak kearah lelaki bertubuh tinggi itu, otomatis ia akan medekat kearah kami.

"Berikan gaun yang paling mahal" Mama menarik bibirnya kesamping dan menatapku dengan kebanggaan. Ini gila.
Mama akan membeli gaun yang paling mahal.

"Ma?"

5 menit kemudian setelah lama menunggu akhirnya datanglah gaun yang ukurannya sangat besar ya bisa dibilang lebih bagus dari gaun milik Gigi hadid. Gaun itu indah dan membuatku tertarik mencoba gaun besar itu.

"Ini nona, silahkan dicoba" Ia tersenyum dan memberikan gaun putih itu padaku.

Aku melihatnya sebentar ,gaun ini memang benar-benar Bagus, ada banyak berlian disisinya. Aku memang tomboy, tapi lihatlah gaun satu ini. Kau pasti akan pangling. Gadis batinku menangis mengeluarkan batuan berlian dari matanya, ia sangat menyukai gaun ini.

"Pasti gaun ini berat sekali" Gumamku melirik gaun besar terpampang di sampingku

Sekarang aku sudah berada didalam ruang ganti, dan melihat kaca yang lebar. Ariana? Gadis berumur 18 tahun akan menikah dengan lelaki yang baru ia kenal, bahkan umurnya saja tidak tahu

"Aku akan menikah, apakah ini nyata?" Gumamku sambil menerpa kulit halusku.

Aku melepas pakaianku dan menggunakan gaun putih panjang nan elegan, ini nyaman karena tak terlalu berat dan kelihatan bagus tidak seperti kebaya yang membuat tubuhku menjadi gatal.

"Aku menggunakan gaun ini dan akan mengucapkan janji suci, kalau ini tak nyata tolong bangunkan aku dari tidur" Gumamku sesekali menampar pipiku.

Aku melihat Ariana dipantulan cermin, ya itu adalah diriku. Aku memperhatikan diriku sedikit lama dan membayagkan betapa menjijikannya aku berdiri disamping Matty untuk mengucapkan janji suci. Tapi tunggu sebentar, mari kita beri apresiasi karena baru kali ini aku menyadari bahwa aku sangatlah cantik.

"Aku melihat Ariana yang cantik" Gumamku sambil tersenyum. Aku keluar dari ruang ganti dan menemui Mama, ya aku tidak mau memendam keindahan gaun ini hanya untuk diriku.

"Ya ampun Ariana, cantik sekali anak mama!" Ia histeris menyatukan kedua telapak tangannya di pipi. Aku menatapnya senyuman hangat dan setibanya melihat Matty dengan jas hitam disamping Mama, aku baru menyadari itu.

Matthew Pov

Aku mengaga tak percaya. Katakan aku bodoh sekarang. Ariana Amanda Edberth yang dingin, tomboy, dan keras kepala itu bisa tersenyum natural seperti itu? Hal itu sama dengan memasukan benang ke dalam lubangnya, hal ini sulit terjadi.
Sudah kuduga, Dia benar benar cantik, aku beruntung bisa tidur disampingnya kemarin

"Apakah ini Bagus?" Tanyanya pada Bibi Shofie

"Melebihi kata sempurna" Wanita paruh baya itu mengacungkan kedua jempolnya.

"Um--oh ya Matt, apakah ini bagus?" Tanyanya sambil tersenyum. Ia tersenyum padaku?sebelumnya ia tak pernah tersenyum semanis ini. Berikan aku bensin untuk membakar diriku sekarang.

"Kau melongo seperti orang idiot" Ucapnya datar dan melipat tangannya di dada.

"Aku meminta pendapatmu" Lanjutnya diselingi putaran mata.

"Hmm..iy-iya itu sangat cantik. Sangat sem--purna" Ucapku gagap. Jangan salahkan aku, Ariana. Karena faktanya kau lah yang membuatku melongo seperti lutung ini.

"Ia melihatmu terpesona karena kecantikanmu, karena itu lah dia melongo" Bibi Shofie tertawa kecil dan menepuk bahuku sebanyak dua kali, memalukan.

ARI POV

Ia begitu tampan, rambutnya itu begitu keren, bentuk badannya tinggi dan sedikit berisi.
Mungkin ia akan lebih tampan apabila pada saat waktu pesta pernikahan.

Heh apa apaan kau Ari! Buang perasaan bodoh itu

"Nah kita akan membuat pesta besar dengan dana yang banyak, jadi kalian harus menikmati semua ini" Mama tersenyum bangga dan menarik tangan kami untuk beranjak. Kami turun kebawah untuk menemui keluarga Morris dan Papa di lantai bawah

"Lihatlah pengantin pria dan wanita kita, mereka benar-benar serasi" Sarah mengagumi kami dari munculnya jari kaki.

Aku hanya tersenyum melihat keluarga Morris dan Papa, mereka terlihat bahagia. Sesungguhnya aku ini benar-benar lelah, kaki ku sudah tak sanggup dengan hak tinggi ini. Oh Tuhan, kalau mereka bukan calon keluargaku. Mungkin aku sudah menceburkan badanku ke kolam ikan koi sekarang.

"Ini akan menjadi pesta yang paling megah se Amerika" Seringai Jeebs tertawa kecil.

"Benar, pernikahan ini akan lebih mewah dari pernikahanku kemarin. Sungguh tidak adil" Ucap John melipat tangannya di dada.

"Cantik sekali Putri papa" Ucap papa tersenyum padaku, beruntung kami tidak melanjutkan perang dingin lagi.

"Lelaki yang paling tampan dikeluarga Morris akan menikah dengan Putri yang paling cantik" Ucap Tante Tawny tersenyum bahagia dan menggenggam tanganku.

Aku dan Matt hanya tersenyum mendengar pujian mereka, ku akui dia sangat manis. Dan aku juga tahu saat ini Matthew tengah melirikku sambil tersenyum tapi aku hanya menatap lurus kedepan alias cuek. Faktanya aku tidak suka ditatap lama-lama, itu akan membuat makhluk manusia luluh dan salah tingkah.
Gadis batinku berteriak 'Heh dasar Matthew, kalau naksir bilang saja'

---------

Aku sekarang tengah berada dikamar Sarah, sama seperti biasa. Sarah pergi ke rumah temannya untuk hari ini. Dirumah hanya ada aku dan Matt saja, semua keluarga tengah mengurus hotel dan perlengkapan lainnya. Aku pulang bersama Matt karena kami merasa lelah. Padahal aku ingin ikut.

"Kufikir mama akan menjodohkanku dengan Ari Irham atau Iqbaal dhiafakhri. Huft!menyebalkan ternyata lelaki bule yang tak pernah kukenal sebelumnya. Semuanya dimulai dari aku yang tidak tahan dengan musim panas di Amerika" Dengusku sambil menopang daguku.

Hari ini memang sangat panas, aku menoleh kearah jendela dan sinar putih kekuningan menerpa pupil mataku dengan cepat. Di dalam kamar hanya di sejukan sebuah kipas angin yang volumenya tidak terlalu kuat. Benar-benar hari yang membosankan bila aku seperti ini terus.

Merasa bosan dengan hayalanku, akhirnya nama Karin terlintas di fikiranku. Lagi pula aku belum memberi kabar padanya. Selama 2 hari ini. Aku menghubunginya dengan video call agar kami tetap bisa bertatap layaknya bertemu

"Ari, gue kangen lo"

"Iya gue juga kangen lo, Karin"

"Eh ada berita apa? Lo sehat kan?"

Sebenarnya aku tidak mau berkata hal buruk ini pada Karin. Aku takut dia akan kecewa nantinya, dianggapnya aku penghianat.

"Gak ada kok rin, gue sih sehat"

"Eh cie lah temen gue sekolah di Amerika, btw lo tinggal dimana?"

"Gue tinggal di Atlanta tempat temen mama gue"

"Terus, mama lo gak ada niatan gitu buat bikin rumah?"

"Gue fikir sih gitu deh rin, papa gue bilang sih kepindahan ini karena ada dinas, eh taunya gue malah dijod- "

Sial! Apa yang kau katakan Ariana

"Dijod-- jodohin?"

"Eh btw, disana--"

"jujur deh, lo kenapa?"

" Hm..iya rin, gue dijodohin"

"Apa? Yang bener? Lo boong karena lo udah lama jomblo ya kan? Hahahaaha"

"Tolong deh ya, gini-gini gue juga mikir. Buat apa sih bohongin lo, gue aja mentah-mentah ke sini. Dan gue bakal nikah rin, mungkin pas gue kuliah gue udah nikah"

"Ya ampun!! Lo gila, ri! lo kan selama ini gak punya pacar tiba tiba langsung nikah aja lo. Pokoknya gue gak mau tau, lo harus undang gue. Gue gak bakal percaya kalau lo belum undang gue"

"Iya iya"

"Eh mana calon suami lo? lumayan kan bule"

"Sebenernya gini yah rin, gue itu kan tidur di rumah temen mama gue nah dikamar anak ceweknya itu gak ada ac jadi ada kakaknya yang nawarin gue tidur dikamarnya, nah gue tidur dikamar cowok itu, pas gue bangun dia udah meluk gue kaya guling, gue ngefitnah dia nidurin gue"

"What? Lo hamil ri?"

"Ish rin si Matthew itu calon suami gua dan dia gak ngehamilin gua, dia tidur di kamar kakaknya Jeebs, terus dia gak tahan panas dan dia tidur ama gue, padahal tujuannya gak buruk"

" Terus? "

"Ternyata mama udah ngejodohin gue dari kecil, mama gak mau denger alesan gue"

" Gila sih parah, tapi itu gak papa sih, ri. Kan lo belum pernah pacaran tuh. Lo dengerin gue ya, di Indonesia itu berjuta-juta cewek pengen jadi istri bule dan lo gak boleh sia-siain ini. Ini bener-bener emas, sekalian memperbaiki keturunan lho!"

"Heh, iya"

"Eh liat dong calon suami lo"

Aku langsung pergi kekamar Matthew dan membuka pintunya tanpa mengetuknya, nasib baik tenyata dia tidur.

"Nih dia lagi tidur "

Karin menatapnya samar-samar dengan menyipitkan matanya, dan kufikir ia kenal Matthew karena tiba-tiba matanya membulat dan mulutnya mengaga lebar. Entahlah nampaknya dia mengaggumi.

"Gila! itukan Mattyb!"

"Apa?maksud lo?"

"Lo gak tau? Dia itu rapper terkenal dan aktor film terkenal, geblek kudet sih lo"

Seketika otakku berputar dan mengingat laki-laki yang menyanyikan lagu cover dari Taylor swift ketika umurku 10 tahun. Oh ternyata dia! Ini gila, gila! Pantas saja Mama bilang bahwa pernikahanku akan di sorot TV.

"Wihh temen gue bakal nikah sama artis, selamat ya ri. Lo buka aja deh ignya @mattybraps ignya udah resmi, dan dia lagi vakum. Besok-besok lo kasih kabar deh ke gue, gue fansnya by the way hehe. Terus kapan lu kawin?"

"Minggu depan hari minggu"

"Gila cepet banget. Tapi boleh tuh, nanti gue dateng ya soalnya kaya ada rapat gitu dikampus"

"Yess lu dateng ya"

"Oke oke. Ri gue udah dulu ye, mau bantuin mami siapin ulang tahun adek gue nih"

"Ok, salam sama Riri ya, Bye"

Call ended..

Telfonku terhenti. Tatapanku langsung tertuju padanya yang sedang tidur, wajahnya imut dengan rambut yang sedikit berantakan. Tapi aku masih tak percaya kalau aku menikahi seorang aktor ditambah lagi rapper terkenal.

"Matthew bangunlah ini sudah hampir malam" Pekikku mengguncang tubuhnya.

"Sebentar lagi sayang" Pemilik suara serak itu menggenggam tanganku. Seseorang tolong tenggelamkan aku.

"Keparat! Bangun" Pekikku menampar pelan pipinya.

"Aku masih mengantuk" Dia menarik tubuh mungilku kepelukannya, aku benar-benar tidak suka ini.

"Bajingan!" Teriakku sambil memukul keras bahunya

"Matthew!!" Teriakku sekali lagi tepat di telinganya.

Sontak ia langsung bangun dan menatapku heran

"Kau ini kenapa? Telingaku sakit tau" Ia memegangi telinganya itu dengan wajah mengkerut.

"Kau memelukku dan memanggilku dengan kata sayang, itu menjijikan Dumbass" Ceracauku dengan wajah cemberut dan berharap ia meminta maaf padaku.

"Maaf itu sengaja" Ia terkekeh puas sambil menarik kepalanya ke belakang

"Keterlaluan" Seringaiku memukul bahunya.

"Awshh" Erangnya.Setelah puas menghajar dirinya akhirnya aku duduk disisi ranjang dan keadaan kembali hening.

"Kau  laki-laki kecil yang suka masuk TV itu ya? Yang selalu melakukan rap dan tarian gila seperti gelombang air itu?" Tanyaku memecah keheningan, ia menoleh kearahku dengan memcingkan mata dan tertawa kecil.

MattyB POV

Harusnya ia menanyakan ini dari awal kami bertemu, apa ia tak mengenali seorang MattyBraps? Baiklah, aku menarik kesimpulan bahwa di tempat dia tinggal tidak ada yang namanya internet.

"Kau harusnya menanyakan itu dari awal" Jawabku jengkel

"Aku tak mengenalmu jadi mana aku tahu" Ia menggaruk tengkuknyayang tak gatal dengan ekspresi terkejut yang ditahan.

"Ya aku MattyBRaps. Kau sadar, Mrs. Braps?" Tanyak menaikan sebelah alisku.

"Harus kuakui, kau itu menggelikan" Jawabnya singkat sambil menggidikkan bahunya.

"Kau beruntung memiliki calon suami sepertiku" Ucapku memutar bola mata.

"Kau bilang beruntung? Kufikir aku akan menikah dengan Justin Bieber atau Shawn mendes. Ternyata tidak sesuai dengan yang ekspetasi, aku akan menikah dengan lelaki yang menyanyi dengan kecepatan maksimal dan tidak karuan liriknya lalu dipadukan dengan tarian gelombang dan PSY" Ia membuang muka dengan mulut dimuncungkan.

"Artinya kau ingin merebut suami orang?" Kekehku

Ceritanya Mas tin ama bang shawn udah nikah.

Ia hanya memutar bola matanya tanpa meresponku, dasar gadis. Di sorot kamera kau pasti langsung melincak di depan umum.

Ariana POV

"Aku ingin memotret dirimu" Ucapnya spontan dan mengeluarkan ponselku dari kantung celana. Eh?

"Aku tidak mau" Jawabku membuang muka kearah samping sambil meletakan tanganku di dada.

"Kau calon istriku, jadi kita harus memberi tahukan kepada dunia bah--" Ucapnya terputus.

"Bahwa aku ini calon istri MattyBRaps si penyanyi yang selalu menyanyi dengan kecepatan maksimal sehingga tidak tahu lagi apa liriknya?" Sindirku di depan wajahnya.

"Itu Rap" Tegasnya.

"Apapun, yang penting kau itu menyanyi dengan kecepatan maksimal sehingga tidak tahu lagi apa liriknya" Sanggahku tidak mau kalah.

"Ok, terserah aku ikut padamu" Ia menyerah, haha kau dapat Mr. Morris.

Dia mengambil fotoku dengan ponselnya. Dengan wajah datar aku menghadap kamera, ugh awas saja kalau habis ini aku akan di kelilingi paparazi.

"Ayolah, wajahmu harus senyum natural" Ia menarik bibirku keatas dengan jarinya

'Cekrek'

"Sempurna" Gumamnya.

"Umm-- kita belum makan, aku akan membeli makan untukmu" Ia meraih kunci mobilnya, namun dengan cepat aku mencekalnya.

"Kalau begitu mari ku buatkan makanan" Ucapku tersenyum.

"Makanan? Mie instan maksudmu?" Tanyanya meremehkanku.

"Itu bagus bila kau ingin membeli sendiri, sebenarnya aku ingin masak steak" Jawabku acuh menatapnya dengan senyuman miring

"Steak? Itu enak" Ucapnya

"Tapi, aku ragu" Matt lagi-lagi menyipitkan matanya.

"Ak--aku bisa masak" Bantahku gagap

"Mari kita buktikan!" Matty menatapku seperti lawan

Gadis batinku berteriak minta dikeluarkan. Sebenarnya tidak ada yang bisa masak disini.

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 263K 61
Rania tidak menyangka akan pulang dari tugasnya sebagai dokter dan mendengar kabar bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak dari teman papinya. Namu...
1.3M 92.1K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.4K 117 22
Ivy yang masih duduk di bangku akhir SMA dijodohkan dengan seorang pria yang berprofesi sebagai seorang model sekaligus direktur agensi model buatann...
69.6K 2.5K 79
Cinta?! Apa arti cinta menurut kalian? Apa kalian pernah mendengar istilah bahwa cinta dan sakit hati itu satu paket? Pasti pernah dong. Cinta bisa m...