Rain marriage

By Feeterdirk

593K 33.6K 1.7K

Karena jatuh cinta seorang diri itu rasanya sangat menyakitkan. - Raindita More

Prolog
Hello Kak Adlan
I'm not the only one
Mrs. Basyir
Another Room
Tell me a lie
No one can hurt you now
Holiday
Jakarta
Dr. Fadlan Basyir
Why do you do this so easily?
Now you see me
I want to spend forever with you
Sunday
Rain
Stay
I know that I let you down
I will be right here ( waiting for you )
Dear Adlan
I pretend I'm okay
A.M.
Brendya and him
Jealous
Let me love you
Bali, and goodbye!
I'm fadlan. And I know who I am
Promosi
Belanda
Love you too, Arsen
Welcome back, Rain
Welcome back, Rain (2)
Let her go
The second lightning with you, Dr. Fadlan
Bukan lanjutan!
One only

Sunday morning

14.6K 810 21
By Feeterdirk

"Mau kemana, Rain?"

Rain sudah berpakaian rapih bersiap untuk berangkat menoleh ke arah Adlan dengan terkejut. Ia menyangka Adlan masih tertidur, karena selimut masih menutupi seluruh tubuhnya.

"Mau.. cari bahan untuk bikin dress, Kak. Kenapa?" Tanya Rain masih di mematung di tempat.

Adlan membuka selimutnya, lalu memperlihatkan wajah bantalnya, yang membuat Rain menahan tawa.

"Kakak juga mau keluar cari sarapan. Mau bareng?" Tanya Adlan.
Rain ingin langsung mengangguk tetapi ia ragu ketika melihat Adlan masih menggunakan baju tidurnya.

"Kalau bisa mandi dulu. Sebentar." Tambah Adlan.

"Oke. Aku tunggu di ruang TV." Ujar Rain sembari keluar dari kamar Adlan.

Setelah kejadian Ayah Adlan sakit saat itu, hubungan mereka berjalan seperti sebelumnya. Meskipun Adlan saat itu sempat mengajak Rain menonton film bersama jika ada waktu. Tapi saat ini Adlan kembali membuat hati Rain senang meskipun Adlan menganggap hal itu hal biasa. Tapi tidak untuk Rain.

---------------------------------------
"Cari sarapan dulu, nggak masalah kan, Rain?" Tanya Adlan sembari memutar setir mobilnya.

"Ya, mau beli sarapan apa, Kak?" Tanya Rain, memasukkan ponselnya ke dalam tas nya.

"Sebenarnya, Kakak lagi pengen sarapan khas sunda, sejak pulang dari Amerika Kakak belum lagi makan masakan khas sunda. Tapi Kakak nggak tahu dimana tempatnya. Kamu ada saran?" Adlan menyunggingkan senyumnya, melirik Rain sekilas.

"Ada Kak. Di pertigaan depan ambil ke kanan. Di daerah situ ada, kok."

Adlan melajukan mobilnya dengan cepat, sedangkan Rain terhanyut dalam fikirannya sendiri, ini mungkin kali pertama mereka mencari sarapan bersama layaknya seorang pasangan. Hal itu diam-diam membuat Rain amat bahagia.

"Ayo, Rain." Ajak Adlan ketika akhirnya menemukan tempat berjualan masakan khas sunda.

Rain melihat Adlan menikmati makanannya dengan perasaan senang. Baru kali ini ia merasa memiliki suami. Terlebih Adlan.

  "Kenapa lihat Kakak terus? Makan dulu, Rain." Adlan tersenyum tipis dengan penuh makanan di dalam mulutnya.

Rain akhirnya mulai meraih sendok dan garpunya dan menikmati makanan yang ia pesan sama dengan Adlan.

  "Kita mau cari bahan di mana Rain?" Tanya Adlan setelah mereka selesai menyelesaikan makannya.

Rain menyebutkan dimana daerah yang akan ia dan Adlan datangi untuk membeli bahan yang Rain perlukan untuk membuat dressnya.

----------------------------------
  "Kamu suka kesini, Rain?" Tanya Adlan ketika mereka sampai di tempat dimana terjual penuh bahan untuk para desainer.

  "Yap. Kalau aku punya rancangan baru." Jawab Rain sembari mulai mencari bahan yang ia cari, sedangkan Adlan mengikuti di belakang Rain.

  "Kamu bisa ngerancang baju untuk pria Rain?" Tanya Adlan tiba-tiba.

  "Untuk apa aku kuliah di luar negeri kalau nggak bisa ngerancang baju pria?" Ujar Rain sembari tertawa rendah, yang menular ke Adlan.

  "Benar,"

  "Kak, sepertinya bahan yang aku cari, ada di toko itu." Ujar Rain dengan gembira. Adlan mengangguk lalu kembali mengikuti langkah cepat Rain.

  "Saya mau yang ini, mbak." Ucap Rain kepada pemilik toko tersebut.

Ia berhasil membeli dua gulung bahan yang sesuai dengan keinginannya.

  "Rain, kamu masih ada yang mau di cari?" Tanya Adlan.

  "Masih, Kak. Ada apa?"

  "Tunggu sebentar ya, Kakak mau ambil handphone dulu di mobil." Ucap Adlan yang disetujui oleh Rain.

Rain masih asyik memilih beberapa bahan lainnya. Hingga tersadar hingga tiga puluh menit Adlan belum juga kembali, akhirnya ia membawa semua barang yang sudah di belinya, lalu menghampiri mobil Adlan. Tapi tepat beberapa meter dari parkir mobil Adlan, beberapa orang berkerumun dengan suara yang cukup bising. Lalu, di aspal tersebut Rain melihat darah segar yang menempel pada aspal. Karena penasaran, ia datang menghampiri kerumunan itu.

  "Maaf Pak. Ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Rain kepada salah satu pria paruh baya.

  "Ini, tadi terjadi tabrak lari." Jawab Pria tersebut dengan singkat. Karena tidak puas dengan jawaban tersebut, Rain bertanya lagi.

  "Tertabrak oleh apa, Pak?" Tanya Rain.

  "Mobil bak terbuka, mbak. Yang ditabrak nya mirip artis sekali." Jawab pria tersebut lagi.

Rain awalnya merasa tak peduli dengan kata 'mirip artis' , namun setelah teringat bahwa Adlan tak kunjung kembali. Rain jadi khawatir.

  "Sekarang korbannya mana, Pak?" Tanya Rain dengan lantang.
Pria tersebut sempat terkejut dengan perubahan raut wajah Rain.

  "Sudah di bawa ke rumah sakit." Jawabnya. Rain menghela nafas berat.

  "Apakah orangnya seperti ini?" Tanya Rain sembari memperlihatkan foto Adlan dari ponselnya.

  "Iya, itu orangnya mbak!" Jawab pria tersebut yang membuat Rain merasa mati seketika.

Ia baru saja menikmati sarapan paginya dengan Adlan, melihat Adlan tersenyum. Berbincang-bincang. Tapi mengapa ini semua terjadi? Menimpanya? Mengapa bahagia tak pernah beriringan bersamanya?

  "Di rumah sakit mana korban di bawa, Pak?" Tanya Rain dengan penuh penegasan.

  "Rumah sakit Beringa, mbak."

  "Terima kasih, Pak." Ucap Rain lalu melesat mencari taksi dan mengantarkannya ke rumah sakit tersebut.

---------------------------
  "Sus, pasien yang baru saja dibawa kesini, korban tabrak lari ada?" Tanya Rain kepada Perawat yang berjaga di UGD.

  "Ada, bu. Di sebelah sana." Tunjuk suster tersebut.
Rain merasa dunia nya runtuh ketika melihat Adlan terbaring dengan darah yang berceceran di bagian belakang kepalanya.

  "Kak Adlan!!!" Rain memeluk Adlan berusaha membuat Adlan terbangun. Namun nihil, hingga dokter mengingatkannya untuk menunggu saja sembari dokter membersihkan dan mengobati lukanya.

  "Keadaannya bagaimana, dok?" Tanya Rain.

  "Maaf sebelumnya. Apakah anda keluarganya?" Tanya dokter tersebut, karena sebelumnya belum sempat bertanya.

  "Saya istrinya."

  "Baik, sejauh ini keadaan pasien baik-baik saja selain memar. Tapi kami belum bisa memastikan dengan baik organ dalamnya apakah ada yang parah atau tidak, terlebih bagian kepalanya, Bu." Jelas dokter yang bernama Resi dari name tagnya.

  "Lalu, kapan saya bisa tahu apakah ia baik-baik saja atau tidak?"

  "Tunggu hingga ia sadar, dan kami bisa memeriksa lebih lanjut." Jawab Dokter itu lagi.

  "Baik."

Rain masih terus menunggu hingga beberapa jam kemudian. Lalu, sesuatu yang ia nanti akhirnya terjadi. Adlan sadar. Ia langsung menghampiri Adlan yang tengah menatap kosong jendela di ruang inap yang baru ia tempati setelah pindah dari UGD.

  "Kakak, akhirnya sadar.." Ucap Rain yang tak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk Adlan.
Adlan tidak membalas pelukan Rain, melainkan hanya tersenyum samar.

  "Ya," Jawab Adlan lembut. "Tapi, maaf kamu ini siapa? Dan kenapa saya bisa ada disini?"

----------------------------
Sudah update lagi ya:) buat yang komen bab sebelumnya dikit sekali😘. Vomment terus. Kasian adlannya lagi lupa.

Continue Reading

You'll Also Like

695K 34.4K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
342K 26.9K 58
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...
1M 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
1.5M 136K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...