I Love You. Do You Love Me?

By BinaRafani

99.7K 4.2K 67

Melisya Queenita; dulunya seorang gadis lugu dan pemalu. Melisya memperjuangkan cintanya dari awal SMA sampai... More

Prolog
Episode 2 : Dia Pertamaku
Episode 3 : Kita berbagi cerita
Episode 4 : Dia bukan pangeranku
Episode 5 : Menjauh
Episode 6 : Apakah Hubungan ini Telah Berakhir?
Episode 7 : Hurt
Episode 8 : Hurt (2)
Episode 9 : Berpisah
Episode 10 : New Life
Episode 11 : Do You Remember?
Episode 12 : The Best Indonesian Designer 2016
Episode 13 : Harapan di Negara Amerika
Episode 14 : Bertemu Pangeranku
Episode 15 : Apakah Masih Ada Kesempatan Untukku?
Episode 16 : Do You Love Me?
Episode 17 : Forget About Yourself
Episode 18 : Good Bye, Amerika
Episode 19 : Getting You Again
Episode 20 : Tunggu Aku, Melisya
Episode 21 : The Power of Love (1)
Episode 22 : The Power of Love (2) - Edisi Holiday
Episode 23 : The Power of Love (3)
Episode 24 : The Power of Love (4) - Cinta Bersemi Kembali
Episode 25 : Eternal Love
Episode 26 : The Holiday Ended
Episode 27 : Beside You
Episode 28 : Don't Cry Mike, I'm With You
Episode 29 : First Kiss
Episode 30 : Agnez in Action (1)
Episode 31 : Agnez in Action (2)
Episode 32 : C'mon, Meri
Episode 33 : December Story
Episode 34 : Different
Episode 35 : Salah Paham
Episode 36 : Lets Fight!
Episode 37 : We Got Married (Last Episode)
Epilog

Episode 1 : Dia.. Dia pangeranku

9K 266 6
By BinaRafani

Kini ku terbangun di pagi hari dengan kicauan ria dari burung-burung pagi dan suara yang khas dari ayam milik tetangga ditambah dengan senyuman manis dari boneka favoritku, Little owl. Bonekaku ini yang selalu menemaniku dikala aku senang, sedih, ataupun sebagai teman curhatku disaat aku butuh teman dikamarku.

Hari ini, aku akan pergi ke sekolah dan aku ingin melihat wajah tampan Mike.

***
"Hai, selamat pagi, Mel!" ucap meri.
Meri adalah salah satu sahabatku yang selalu menemaniku di sekolah.

"Oh hai Meri, selamat pagi juga."

"Mel, bentar lagi Mike bakal dateng nih. Tadi gue lihat dia lagi jalan menuju sekolah sama teman-temannya. Lo mau nyegerin mata dulu kan? Gue tau tempat apa yang bakal liat Mike tampak jelas. Ayo ikut gue!"

Aku dibawa oleh Meri ke suatu tempat dimana aku akan mengintip Mike sedang menuju ke sekolah. Ternyata, Meri mengajakku untuk mengintip lewat loteng sekolah. Tampak jelas seluruh penjuru sekolah ini termasuk gerbang sekolah yang terbuka lebar yang membawa Mike masuk ke sekolah ini.

"Sekarang, lo pake ini." Ucap Meri.

"Aku pake ini? Untuk apa aku memakai teropong ini?"

"Ahh, lo bawel amat sih. Sekarang, lo pake teropong ini dan lihat ke arah gerbang sekolah. Lihat Mike masuk ke gerbang itu."

Akhirnya, aku menurut apapun yang dikatakan oleh Meri. Aku memakai teropong itu dan menyorotkannya pada gerbang sekolah. Tampak sepatu Mike menginjak tanah sekolah ini dan langsung aku sorotkan muka Mike.

Dia adalah pangeranku. Pangeran sekolahku, hidupku. Aku tersanjung melihat Mike sedang tertawa dengan temannya. Wajah manis dan putih dari mukanya membuat pesona di sekolah ini sangat berbeda. Tasnya yang digendong dan terdapat map berwarna merah yang didekapkan di dadanya. Ya, dialah Mike-ku.

"Gimana Mel? Lo puas?"

"A..ku aku.. Sangat puas melihat wajah tampan Mike."

"Siapa dulu dong yang buat ide? Hahaha"

"Makasih Meri. Hari ini, kau sudah menunjukkan Mike-ku dengan sangat jelas."

"Iya sama-sama. Gue sahabat lo. Gue bakal bantuin lo untuk dapetin Mike, gimana?"

"Ta.. Tapi Mer, di sekolah ini banyak yang menyukai Mike. Kulihat, Mike pernah dekat dengan Carol."

"Lo lebih cantik dari Carol. Gue bakal bantuin lo. Udah yuk, makan dulu. Gue laper."

***
Aku pergi ke kantin bersama Meri. Dan kulihat ada Mike disana. Dia sedang makan bersama teman-temannya. Aku melihat ke arahnya terus dan rasanya aku ingin sekali duduk disampingnya.

Setelah aku memesan makanan, aku mencari meja untuk kami, dan Meri masih memesan makanan. Kulirik meja Mike, sudah kosong. Tak ada orang. Mataku mencari Mike, bukan meja. Sampai tak sadar bahwa aku telah menabrak seseorang.

"Aaahh. Ma..ma..maafkan aku, aku tak sengaja." Ucapku.

Tak ada respon dari yang aku tabrak dan dia membantuku untuk membereskan buku-buku yang terjatuh. Aku meliriknya. Dia.. Di...aaa adalah Mike!

"Lain kali, kalo kamu lagi jalan, hati-hati ya. Tadi aku lihat kamu seperti sedang mencari orang."

Aku terdiam dan menatap matanya yang menyorot ke mataku. Aku membisu dan tak menjawab ucapannya. Mike membuatku sadar dengan tangannya yang mendadah-dadah kepadaku.

"Oh ah. Se.. Sekali lagi ma.. Maafkan aku."

"Mengapa kau bengong? Apa aku terlihat seram?"

"Ti.. Tidak. Tidak apa-apa."

"Ini sudah kurapikan dan aku pergi dulu ya. Lain kali hati-hati, oke?"

"I.. Iya makasih banyak."

Mike pergi dan tersenyum padaku. Sungguh kejadian yang tak pernah kubayangkan selama ini. Mike menatapku dan berbicara padaku. Ketika aku mau berdiri, ada sebuah name tag bertuliskan Mike King. Ini punya Mike. Aku harus mengembalikannya. Tapi, aku malu.

"Loh mel? Ada apa? Kok lo jongkok dilantai? Cerita ke gue ya. Ayo cari tempat duduk."

"Ada apa, Mel?"

"Tadi aku menabrak mike. Bukuku terjatuh. Alhasil, Mike membereskannya. Dia tak marah kepadaku. Tapi, dia berbicara dan menatapku dengan penuh hangat. Aku tersanjung. Aku sangat senang. Tapi, name tag ini tertinggal. Aku ingin mengembalikannya. Tapi, aku malu."

"Whaattt?? Lo udah ngomong sama Mike? Keren banget lo. Name tag ini harus lo kembaliin. Dia udah bantuin lo untuk membereskan makanan lo, sekarang lo bantu dia mengembalikan name tag ini."

"Tapi, gimana caranya?"

"Entar deh gue pikir. Gue mau makan dulu. Laper."

***
Aku telah memegang name tag Mike. Aku telah merasakan name tag Mike. Aku ingin mengembalikannya. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya.

Aku dipanggil oleh Bu Widi ke kantor untuk membicarakan tentang lomba yang akan datang. Dan aku diminta untuk mengikuti lomba itu.

***
"Meli, ibu ingin kamu mengikuti lomba karya tulis untuk perlombaan antar sekolah nanti. Apa kamu akan mengikutinya?"

"Ma..mau bu. Aku akan mengikuti lomba itu."

"Bagus. Tapi tenang, kamu tak sendirian. Ada pasangan kamu untuk mendampingi kamu. Kamu duduk dulu disini. Dia akan segera datang."

Cowo itu datang, dan aku hanya melihat punggungnya. Aku tak tahu siapa dia.

"Melisya, kemarilah. Inilah pasanganmu untuk lomba karya tulis nanti."

Aku maju beberapa langkah dan aku melihat cowo itu dengan rasa kaget, rasanya aku ingin pingsan. Dia.. Diaa.. Adalah MIKE!!

"Hey, kamu yang dikantin itu kan?" ucap mike.

"Oh..i..iyaa."

"Kalian udah saling kenal?" ucap Bu Widi.

"Iya, tadi saya ketemu dengannya di kantin."
"Syukurlah kalo kalian sudah saling kenal. Nanti pulang sekolah, kalian ke ruangan Bu Rani ya. Ada berkas yang harus kalian terima."

"Baik bu. Permisi." ucap kami berdua.

Kami keluar dari kantor dan kami berjalan sebelahan. Aku.. aku sangat bergembira hari ini. Mike, orang yang aku cintai sekarang berada disampingku. Kami.. Kami berjalan dengan penuh kesunyian. Tapi, ada suara hangat yang kudengar dari telingaku.

"Kita akan jadi pasangan karya tulis, tapi aku belum tahu nama kamu. Siapa namamu?"

"Oh.. Mel.."

"Iya? Siapa?"

Perjalanan kita terhenti dan Mike menatapku sedangkan aku hanya tertunduk ke lantai.

"Hey, kamu kenapa? Kenapa kamu tertunduk malu gitu?"

"Ngg.. nggak. Tidak apa-apa kok."

"Emm baiklah. Siapa namamu tadi?"

"Mel.. Melisya Queenita."

"Melisya Queenita? Nama yang bagus. Kamu sudah kenal sama aku kan? Aku Mike King."

"Aku.. Aku sudah kenal denganmu. Sejak dulu, aku tahu namamu. Ta.. Tapi, kamu tak tahu namaku."

"Kenapa kamu seperti orang yang ketakutan? Aku bukan tipe cowo yang suka kasar sama cewe kok. Tenang aja, anggap aku sahabatmu, oke?"

"Sahabat? Aku.. Aku sangat senang mendengarnya."

"Baiklah, nanti pulang sekolah jangan lupa ke ruangan Bu Rani ya. Akan kutunggu kau disana, oke? Aku masuk ke ruangan kelas dulu ya. Sampai jumpa."

"Ba.. Baiklah. Sampai jumpa juga."

Hari yang paling kutunggu adalah berbicara sepatah ataupun dua patah bersama Mike. Dia.. Pangeranku sudah berbicara denganku. Bahkan, dia menyebut namaku. Dan dia telah menganggapku sebagai sahabatnya. Sungguh kenyataan yang luar biasa dalam hidupku.

***
Kejadian tadi, belum aku ceritakan pada Meri. Tapi, aku sudah bilang ke Meri bahwa pulang sekolah ini aku akan ke ruangan Bu Rani. Disaat aku sedang berjalan menuju ruangan Bu Rani, ada yang menabrakku. Sehingga, buku-buku yang kupegang, jatuh berantakan. Dia seorang cowo yang sepertinya anak baru di sekolah ini.

"Maafin gue, gue gak sengaja. Sini, gue bantuin."

"Oh.. Makasih. Permisi."

"Tunggu sebentar, apa lo bisa bantu gue untuk nunjukin ruangan Bu Rani? Gue anak baru disini. Tadi gue sempat kesasar di sekolah ini."

"Aku.. Aku juga akan ke ruangan Bu Rani."

"Wow amazing! Gue boleh ikut?"

"I.. Iya. Mari, ikuti aku."

Cowo ini sama gantengnya dengan Mike. Hanya saja dia terlihat lebih gaul. Melihat cowo ini, mengingatkanku pada Mike.

"Boleh gue tanya sesuatu? Ada urusan apa lo ke ruangan Bu Rani?"

"Aku.. Aku akan mengambil berkas-berkas dari Bu Rani."

"Berkas-berkas apa? Lo mau pindah dari sekolah ini?"

"Bu.. Bukan. Aku akan mengikuti lomba karya tulis."

"Lomba karya tulis? Sama kayak sepupu gue."

"Maksudnya?"

"Ah lupakan. Ini ruangan Bu Rani?"

"Iya, tapi sepertinya dia sedang ada rapat."

"Yaudah selow aja. Kita tunggu sini."

Aku tak melihat Mike disini. Apa Mike mempunyai pelajaran tambahan? Bu Rani pun tak ada di ruangannya. Aku.. Duduk berdua sama anak baru itu.

"Nama lo siapa?"

"Mel.. Melisya Queenita."

"Nama yang bagus. Kenalin, gue Kelvin Fernando. Pindahan dari Medan."

"Oh.. Salam kenal, Kelvin."

"Salam kenal juga. Lo kenapa? Ngomong sama gue kayak orang ketakutan gitu? Lo pemalu ya? Lugu banget. Cewe di Medan, berani semua bro. Bahkan ada yang nekad merokok. Kadang, gue suka jijik sama cewe gitu. Tapi, kayaknya lo alim banget, haha."

"Aku.. Aku emang gak bisa jadi anak yang seperti kamu. Aku bukan anak gaul. Aku.. Emang seperti ini."

"Yaelah, selow aja kali selow. Gue suka kok sama sifat lo yang lugu gini. Tetap menjadi Melisya pertama yang gue kenal ya."

"Ma.. Makasih."

Tak lama kemudian, Mike datang dan memanggil Kelvin dengan nada gembira. Ada apa dengan mereka?

.
.
.
Next episode!

Continue Reading

You'll Also Like

146K 4.5K 25
[SELESAI] 💠Sequel dari "Move On, Atau?"💠 "Menyenangkan sih. Hidup berdua sama si Bego." -Amara. "Gue? Yang pasti seneng banget lah. Secara tiap ha...
15.4K 246 14
Ini sebuah cerita yang dibuat oleh Om Ariadi Ginting a.k.a. Yah klo katanya ini cerita nyatanya dia. ceriyanya asik, seru, klo kalian baca pasti ingi...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.8M 130K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...