Cantik

By purple1294

651K 28.2K 701

Kirana, seorang gadis gendut yang sering dihina oleh teman-temannya hingga ia bersekolah di SMA dan perubahan... More

Prolog
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ketujuh
Kesembilan
Kesepuluh
Kesebelas
Keduabelas
Ketigabelas
Keempatbelas
Kelimabelas
Keenambelas
Ketujuhbelas
Kedelapanbelas
Informasi
Kesembilanbelas
Keduapuluh
Keduapuluhsatu
Keduapuluhdua
Keduapuluhtiga
Keduapuluhempat
Keduapuluhlima
Keduapuluhenam
Epilog
Info Aja

Kedelapan

19.6K 968 10
By purple1294

Setelah diantarkan Adel pulang kerumah, Kirana segera memasuki kamarnya dan melaksanakan shalat isha. Setelah itu ia kemudian berjalan ke arah balkon kamarnya. Ia berdiri dan mengamati langit malam yang dihiasi sedikit bintang. Ia menghirup nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan.

Setetes air mata lolos dari matanya dan membasahi wajah Kirana. Ada perasaan rindu yang tengah ia rasakan didalam hatinya. Ia merindukan kedua orangtuanya. Ia merindukan ayahnya yang masih bekerja diluar negri dan merindukan ibunya yang ia sendiri tak tahu menau kabarnya, dimana ibunya berada sekarangpun ia juga tak tahu. Ia menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya dan membiarkan air matanya terjatuh. Isakkan pun lolos dari bibirnya saat ini. Merasakan kangen yang luar biasa membuat dadanya begitu sesak.

Pelukan dari belakang membuatnya tersadar dan seketika menoleh ke arah samping, mendapati nenek tengah memeluknya hangat. Kirana memeluk neneknya erat dan terisak dipelukannya.

"Nek, Kira kangen papa sama mama nek" ucap Kirana disela tangisannya. Nenek mengusap punggung Kirana lembut. Ia berusaha memberikan kehangatan dan kenyamanan pada Kirana.

**

"Gimana Ki? Jadi dietnya?" tanya Adel saat Kirana meletakkan tasnya keatas meja.

"Engg.. Jadi.. Mungkin" ucap Kirana tidak yakin dan langsung mendaratkan bokongnya keatas bangku.

"Loh, kok mungkin sih Ki?"

"Ya, aku baca bukunya tadi malam, tapi susah banget, harus olahraga, harus makannya kebanyakan sayur dan buah, aku kan gak suka sayur Del, kalau buah sih oke".

"Hmmmm.. Ya udah nanti pulang sekolah ke rumah gue, kita tanyain ke pakarnya oke".

"Pakar? Siapa emang?"

"Kakak cewek gue, tenang aja, kakak gue baik kok"

"Oke" ucap Kirana berakhir saat melihat guru masuk kedalam kelasnya.

**

Kirana sekarang tengah berada didalam mobil Adel yang sedang melintasi deretan rumah-rumah mewah. Mereka berhenti disebuah rumah yang besar dan pagarnya berwarna coklat tua. Pintu gerbang rumah terbuka otomatis dan mobil pun masuk kedalam pagar memperlihatkan pekarangan rumah yang begitu cantik dihiasi berbagai macam tanaman bunga serta air mancur mini yang berada ditengah taman.

"Indah banget" ucap Kirana mendongakkan wajahnya keluar dari jendela mobil. Adel hanya terkekeh melihat kelakuan Kirana.

"Kita sampai" ucap Adel membuka pintu mobilnya diikuti Kirana. Mereka kemudian memasuki rumah lewat pintu utama yang dibukakan oleh seorang pelayan wanita.

"Ki, cepetan" ucap Adel membuyarkan lamunan Kirana yang tengah memperhatikan deretan foto yang terletak dilemari pajang dekat ruang tamu. Kirana kemudian berlari kecil menyusul Adel yang telah berjalan duluan didepannya.

"Assalamualaykum kak" ucap Adel menghampiri seorang perempuan yang tengah membaca sebuah majalah disebuah sofa santai.

"Waalaykumussalam, hai dek" ucap Wanita tersebut dengan tersenyum, matanya beralih ke arah Kirana yang berdiri disamping Adel.

Kirana memperhatikan wanita cantik didepannya yang tidak lain adalah kakak perempuan Adel. Kirana sempat terperangah karena kakak perempuan Adel sangat cantik menurutnya.

"Kak, kenalin temen aku, Kirana, yang kemarin aku ceritain" ucap Adel memperkenalkan Kirana.

"Oh, ini Kirana toh, kenalin Winda, kakaknya Sis.." ucapan Winda terputus saat mendapati pelototan tajam dari Adel alias Siska.

"Omm.. Maksud kakak, gue kakaknya Adel" ucap Winda dengan nyengir mendapati deretan gigi yang rapi dan gigi seri atas yang panjang seperti gigi kelinci.

"Aku Kirana kak, salam kenal" ucap Kirana dan menyalami tangan Winda.

"Ki, ke kamar aku yok" ajak Adel. Kirana kemudian meminta izin pergi mengikuti Adel kepada Winda.

Kirana kemudian memasuki kamar Adel yang ternyata luasnya sama dengan luas kamar Kirana dirumahnya di Jakarta. Mata Kirana menangkap sebuah foto yang berada didalam bingkai yang terletak diatas meja belajar milik Adel.

"Ini siapa?" tanya Kirana saat Adel keluar dari kamar mandi.

"Itu foto gue sama keluarga gue. Kakak gue ada dua orang, yang cewe gendut itu kak Winda, dan yang cowok pake kacamata yang tampan itu kakak gue yang laki-laki namanya Ronald, trus ada orang tua gue, mereka bekerja di Jepang, dan yang rambut kepang dua pake kacamata tebal itu gue dulu" terang Adel sambil merapikan rambutnya di meja rias.

"Nah, ini foto keluarga yang terbaru" ucap Adel menyerahkan selembar foto yang sangat berbeda dari yang dipegang Kirana.

"Nah, pakar diet yang gue maksud itu, kak Winda. Dia sekarang lagi ngambil konsentrasi di bidang desainer di Paris, nah sekarang itu dia lagi liburan, makanya sekarang dia di Indonesia. Kak Ronald sekarang itu lagi kuliah di IPB bentar lagi juga lo ketemu kok Ki" terang Adel lagi ikut nimbrung melihat foto yang dipegang Kirana.

"Ooo" ucap Kirana kagum melihat perubahan Winda dan Adel secara drastis.

"Yok kebawah, kita konsultasi diet lo dulu, baru kita jalan".

"Oke" ucap Kirana tersenyum.

**

"Kak, Kirana mau nanya soal diet lo" ucap Adel menghampiri kakaknya yang berada dimeja makan.

"Mmm? Hm hm" ucap Winda yang sedang menyeruput teh hangatnya dan mengangguk sedikit.

"Mau nanya apa tu Kiran?" tanya Winda sambil meletakkan cangkir tehnya keatas meja.

"Anu kak, aku mau nanya gimana kakak jadi.. Anu.. Kurus?"

"Ooh, hahah, yang penting pertama itu niat dulu Kiran, setelah itu tanamkan rasa semangat dan harus optimis mencapai tujuan. Yang paling penting itu utamanya yakin pasti bisa".

Terdengar mudah bagi Kirana.

"Nah setelah itu baru deh olahraga, atur pola makan, tidur yang cukup bla..bla..bla.." Winda menjelaskan cara dietnya yang dulu yang sempat membuat Kirana terpaku, dan bertanya dengan dirinya sendiri, sanggupkah ia menjalaninya?

"Udah, kamu gak usah takut, main aja terus kesini, lagian kakak balik ke Paris satu bulan lagi, waktu yang cukup untuk kamu nurunin berat badan beberapa kilo bukan?" ucap Winda dan dianggukkan oleh Kirana.

"Besok datang lagi ya Kiran, kita mulai program dietnya besok" ucap Winda saat Kirana pamit pulang dan diantarkan Adel dengan mobilnya.

**
Kirana akhirnya sampai dirumah nenek setelah tadi siang bermain dirumah Adel. Pintu rumah pun dibuka oleh mbok Asih yang telah bekerja sangat lama dirumah neneknya.

"Assalamualaykum" ucap Kirana kepada mbok Asih sambil tersenyum.

"Waalaykumussalam non" ucap mbok Asih sambil tersenyum hangat.

"Loh kok sepi ya mbok. Nenek mana?" tanya Kirana sambil melepaskan sepatunya dan masuk kedalam rumah.

"Nyonya pergi ke kantor non, tapi nenek berpesan nanti kalau non pulang, non harus tinggal dirumah, gak boleh kemana-mana" ucap mbok Asih.

"Oo, oke mbok, makasi ya" ucap Kirana sambil berjalan kearah kamarnya.

**

Setelah melaksanakan shalat ashar tadi, Kirana beranjak dari kamar menuju taman belakang rumah nenek, sedari tadi, Kirana masih asik dengan menggambar beberapa desain baju yang ia buat sendiri di taman. Suara ribut dari arah dalam rumah membuat fokus Kirana beralih terhadap keributan tersebut. Merasa penasaran, akhirnya Kirana meletakkan buku gambarnya dan masuk kedalam rumah.

"Untuk apa kau kesini" ucap nenek saat Kirana masuk kedalam rumah.

"Ma, aku mau ketemu sama anak aku, apa gak boleh ma?" ucap suara seorang perempuan.

'Suara itu' ucap Kirana sambil berjalan cepat kesumber suara.

Betapa terkejutnya ketika ia melihat nenek sedang berbicara kepada seorang wanita yang telah sangat lama ia rindukan. Rasanya tak percaya ketika ia bisa melihat wajah yang hampir enam bulan tidak ada kabarnya tersebut.

"Ma.. Mama.." ucap Kirana sambil berlari memeluk mamanya. Mama kemudian memeluk erat Kirana. Bahagia. Itu yang Kirana rasakan saat ini. Bisa bertemu kembali dengan mamanya. Tangisan mereka pecah saat memeluk satu sama lain, menjalarkan kehangatan dan perasaan rindu diantara mereka.

Mama kemudian melepaskan pelukannya, dan menatap lekat wajah anaknya saat ini. Ia kemudian menghapus jejak air mata diwajah Kirana dan mengecup kening Kirana lama.

Nenek yang memperhatikan hal tersebut hanya bisa tersenyum pasrah melihat adegan ibu dan anak yang saling melepas kerinduan.

"Ma.. Mama kemana aja selama ini?" pertanyaan tersebut keluar dari mulut Kirana.

"Maafkan mama sayang. Maafkan mama" ucap mama lirih dan kembali memeluk Kirana.

**

Sekarang Kirana, mama dan nenek sudah duduk dibangku taman. Mama sesekali mengusap kepala Kirana yang berada disampingnya.

"Gimana kabar kamu sayang?" tanya mama.

"Kabar aku baik aja kok ma. Aku kangen banget sama mama dan papa" ucap Kirana masih memeluk mamanya dari samping.

"Mama dimana aja selama ini? Kenapa gak hubungin Kirana? Kenapa telpon Kirana gak mama jawab, email Kirana juga" berbagai pertanyaan beruntun dari Kirana membuat mama tersenyum. Nenek hanya mendengar mereka sambil membaca sebuah buku ditangannya.

"Maaf ya sayang. Mama waktu itu sibuk banget. Setelah bercerai sama papa, mama sekarang tinggal di Perancis, tepatnya di kota Paris" ucap mama.

"Waktu itu mama lagi fokus dengan perusahaan mama yang hampir jatuh, tapi sekarang Alhamdulillah masalahnya sudah membaik"

"Kirana, kok kamu tambah gendut sih? Makannya tambah banyak ya?" ucap mama sambil menoel pipi Kirana membuat Kirana terkekeh geli.

"Sayang, kamu mau gak ikut mama ke Paris? Hidup disana bareng sama mama?" ucap Mama membuat Kirana mendongakkan wajahnya dan memandang wajah mamanya.

Kirana menghela nafasnya dan mencoba berfikir.

"Sayang. Maaf sebelumnya, mama hanya tiga hari disini. Setelah itu mama harus berangkat ke Paris lagi. Mama berharap kamu ikut sama mama" ucap mama lagi.

Kirana kemudian menoleh kearah nenek yang memberikan tatapan berharap Kirana tidak meninggalkannya. Kirana menggenggam tangan mamanya.

"Maaf ma, Kirana disini dulu. Mungkin nanti Kirana bisa tinggal bareng mama. Biarkan Kira berpikir dulu ma, untuk saat ini Kirana tinggal bareng nenek dulu ma. Kalau misalkan Kirana berubah pikiran. Insya Allah Kirana bakalan ketempat mama, tinggal bareng mama" ucap Kirana tersenyum lembut kearah mamanya. Nenek tersenyum mendengar jawaban Kirana.

'Cucuku sudah dewasa' batin nenek.

"Baiklah Kira. Kalau itu keputusan kamu , mama gak bisa maksa. Mama akan selalu menunggumu disana sayang" ucap mama. Kirana kembali memeluk mama erat.

**

"Ma, Kira boleh tidur sama mama nggak?" ucap Kirana saat memasuki kamar yang ditempati mamanya. Mama tersenyum lembut dan menepuk ranjang yang kosong disebelahnya. Kirana berlari dan langsung berbaring disebelah mamanya yang sedang memegang tablet dengan bersandar dikepala ranjang.

"Ma, kok mama cepet banget ke Parisnya? Apa gak bisa lama ya tinggal disini?"

"Sayang, minggu depan itu mama ada acara fashion week di Milan, jadi mau gak mau mama harus berangkat kesana nak, mama tadi berharap kamu ikut tinggal sama mama" ucap mama sambil mengusap rambut coklat Kirana.

"Hmm.. Sebenernya Kirana pengen liburan kesana aja ma, tapi dua minggu lagi Kirana ujian, jadinya minggu depan banyak ulangan" ucap Kirana mengerucutkan bibirnya.

"Ma, Kirana boleh nanya sesuatu gak?"

"Boleh, apa itu?"

"Mm.. Papa tau gak keberadaan mama?" ucap Kirana takut-takut. Mama hanya tersenyum menatap Kirana.

"Kira.. Mama mau tidur dulu ya, mama capek banget" ucap mama lembut. Kirana langsung mengangguk dan ada rasa bersalah didalam hatinya karena menanyakan pertanyaan bodoh tersebut.

Setelah mematikan lampu utama, Mama langsung berbaring disebelah Kirana. Ada rasa bersalah dihatinya ketika melihat wajah polos Kirana yang tertidur. Ia menghela nafasnya pelan dan memejamkan matanya menyusul Kirana ke alam tidur.

Pagi pun datang. Kirana sudah bersiap-siap akan pergi ke sekolah. Setelah mencium tangan mama dan nenek Kirana langsung pamit dan berjalan keluar rumah. Saat ia keluar dari pintu utama tenggorokannya tercekat. Matanya membelalak kaget melihat seseorang yang ada didepannya. Senyum manis langsung disunggingkan Kirana.

"Pa.. Papa" ucap Korana yang langsung berhamburan memeluk papanya yang berdiri didepan Kirana dan kopernya yang berada disampingnya. Papa langsung membalas pelukan Kirana. Dipeluknya Kirana dengan erat, menyalurkan rasa hangat dan rindu yang amat terdalam.

"Papa pulang nak" ucap papa lirih. Kirana mengangguk didalam pelukan papanya. Betapa rindunya ia dengan papanya. Didalam hati ia bersyukur kepada Allah, telah mempertemukan ia dengan kedua orangtuanya, walaupun dalam situasi yang berbeda. Yakni perceraian. Kirana menebak-nebak apa yang terjadi selanjutnya dengan keluarganya nanti. Apakah baik-baik saja, ataukah tidak.

Bersambung..

Tbc ^^

Maaf update lama..









Continue Reading

You'll Also Like

25.3K 3.4K 41
∆Mohon jangan Plagiat!. [Sequel •Istri kampung ku•!] Alan dan Salbia tidak pernah menyangka jika anak-anak mereka memiliki kemampuan istimewa yang me...
480K 39.9K 40
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
273K 30.8K 18
Wonwoo membenci wajahnya sendiri Bxb Yaoi
24.9K 1.1K 12
Seorang wanita yang selalu bernyanyi lagu lawas yang membuat seorang pria jatuh cinta padanya saat pertama kali mendengarnya bernyanyi.