Kumpulan Cerpen Rify [✔️]

By DillaNurdiah

39.3K 1.3K 73

Berisi tentang cerita pendek Rify dan tidak bersangkut paut antara satu dan lainnya. More

Ajari Aku
Secreet Adminer
Untuk Apa?
Dimilikimu Lagi
Sejujurnya
Menyesal
Cinta Pertama dan Terakhir
Bermain Dengan Hatiku
Berhati Besar
Kali Kedua
Asal Kau Bahagia
Tau Diri
Like Rain Like Music
Hope
Andai Aku Bisa
Hilang
Missing You

Please Comeback My First Love

3.7K 119 4
By DillaNurdiah



Pekerja keras. Yap itulah Raify Clarissa atau biasa disapa Ify. Wanita berusia 24 tahun ini sangat senang bekerja. Maka dari itulah saat ini ia telah memiliki berbagai cabang perusahaan yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia bahkan dikanca Internasional ia telah mendapat penghargaan sebagai pengusaha muda wanita yang paling sukses. Namun dibalik kesuksesannya terselip rasa sedih yang mendalam dihatinya. Hal itu dibuktikan bahwa ia tak pernah menggandeng satu pria pun. Bukan, dia bukan penyuka sesama jenis. Tapi hatinya, hatinya yang masih tertambat pada satu pria. Pria yang menjadi cinta pertamanya.

9 tahun yang lalu...

SMK Internasional Raya adalah salah satu sekolah yang sangat bergengsi saat ini. Bisa dibilang sekolah yang terfavorit di Jakarta. Prestasi? Jangan ditanya lagi, baik dibidang akademik maupun non akademik telah diraih oleh sekolah ini.

Disinilah Ify bersekolah. Seorang gadis polos yang berasal dari keluarga berada. Walaupun begitu Ify tak pernah sombong. Ia mau berteman dengan siapa saja. Ervia dan Gheshilla adalah kedua sahabat dekatnya. Mereka baru saja menduduki bangku kelas X

Pelajaran hari ini membuat Ify muak. Ingin rasanya ia membenturkan kepalanya kedinding karena ia merasa hari ini sangat berat. Berbagai macam pr akuntansi membuat kepalanya sakit. Ify memang murid yang pintar, namun sebagai manusia ia pasti punya rasa malas bukan? Itulah yang Ify rasakan. Ify sangat malas mengerjakan apapun hari ini. Menjadi orang yang moody an itu memang berat. Melakukan apapun harus tergantung mood.

"lo kenapa sih Fy? Berantakan banget tau nggak hari ini" ucap Ervia yang merupakan sahabat maupun teman sebangkunya.

"gue badmood Via, kepala gue pusing" Ify mengacak rambutnya frustasi.

"kenapa lo badmood? Apa karena lo gak liat pangeran lo sekolah hari ini?" Via mencoba menjahili Ify

Ify menatapnya dengan tatapan setajam silet "tau aja lo" ungkapnya membuat Via tergelak hebat.

Shilla yang baru datang pun bingung melihat Via tertawa seperti orang kesetanan "Via kenapa Fy?" tanya Shilla pada Ify.

Ify hanya menggedikkan bahunya seraya meletakkan kedua jari telunjuknya di atas kening seperti x. Shilla yang melihatnya pun tersenyum simpul dan mulai melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya.

***

Mario Aditya adalah seorang siswa kelas X yang bersekolah ditempat yang sama seperti Ify. Ia berbeda kelas dengan Ify, mereka hanya bersebelahan kelas. Namun kelakuannya sangat parah. Ia sangat nakal, sering bolos, perokok dan sangat melawan kepada guru. Kedua sahabatnya pun tak kalah parah sepertinya Alvin Jonathan siswa pendiam namun sama nakalnya seperti Rio. Cakka Nuraga juga sama, namun tambah satu lagi kelakuan minusnya yaitu playboy.

Rio paling benci dengan senin. Entah apa penyebabnya. Maka dari itu ia memutuskan untuk bolos pada hari ini. Ia tak mengajak kedua sahabatnya. Karena walaupun ia nakal, ia tak ingin menjerumuskan kedua temannya sama seperti dia. Walaupun kenyataannya sama saja -_-.

Dari rumah Rio mengatakan bahwa ia akan kesekolah, namun motor Ninja merahnya tak sampai keparkiran sekolah. Kali ini ia pergi ketaman rahasia miliknya. Tempat ia mengeluarkan keluh kesahnya, tempat ia menumpahkan seluruh kemarahan dan kesedihan, tempat yang hanya dia sendiri yang tahu.

Rio duduk dipondok bikinannya sendiri diatas pohon. Sambil menikmati keindahan danau buatan ( pikirin aja tempatnya kayak di heart series ) ia menyesap rokoknya dalam dan penuh perasaan. Entah mengapa belakangan ini pikirannya aneh. Ia selalu memikirkan gadis yang menolongnya ketika ia mabuk berat dan digebuki oleh para preman. Gadis cantik nan polos yang membuat ia akhir-akhir ini gelisah. Apakah mungkin ia menyukai gadis itu? Entahlah, yang jelas ia sangat suka melihat mata hitam kelam gadis itu. Wajah cantik nan tirus tanpa polesan make up tebal, hanya sekedar bedak bayi dan lipgloss warna bibir.

Rio mulai menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak mungkin ia menyukai gadis itu. Walaupun Rio ini type badboy namun ia tak pernah memacari wanita sesukanya. Tak seperti Cakka.

Ponsel mahal Rio bergetar tanda ada panggilan masuk. Binggo, baru saja dipikirkan Cakka malah menelpon Rio. Rio mengangkat telpon dari Cakka seraya menyesap kembali rokoknya.

"hmm" dehemnya pada Cakka.

"Mario Aditya, lo dimana? Lo gak lupa kan kalo hari ini ada ulangan Akuntansi Keuangan?" tanya Cakka dengan nada yang sangat kesal.

Rio menghembuskan asap rokoknya melalui mulut "gue lupa" singkat. Sangat singkat membuat Cakka mencak-mencak disebrang sana.

"enteng banget lo ya, gak mikirin gimana nasib lo selanjutnya gimana hah, ini guru killer parah Yo" Cakka mencoba membujuk Rio

"gue gak takut. Udah lah Kka, gue lagi pingin sendiri. Jangan ganggu gue" Klik. Sambungan dimatikan secara sepihak oleh Rio.

***

Bel istirahat berbunyi, membuat Ify tersenyum senang. Pasalnya, tak satupun pelajaran yang masuk diotaknya. Ia benar-benar sedang badmood rupanya.

"Via, lo nyatat apa sih? Lama banget. Gue udah laper" eluh Ify pada sahabat gempalnya ini.

"sabar Ify sayong, ini dikit lagi" Via memperngebut cara menulisnya dan selesai.

"Shilla lo gak ikut kekantin?" Ify menghadap kebelakang untuk menanyai Shilla.

"ikut dong Fy, pala gue udah puyeng. Kelaparan ni" Shilla nyengir memperlihatnya giginya yang berpagar rapi.

"yaudah ayok, entar rame" Ify langsung menarik kedua sahabatnya.

Ify, Shilla dan Via mengantri di kantin bagian penjualan bakso. Ia sangat lapar. Mungkin bakso bisa menanggulanginya. Namun terdengar keributan yang dibuat oleh kedua biang onar sekolah, siapa lagi kalau bukan Alvin dan Cakka.

"minggir woy, gue mau makan" ujar Cakka dengan tatapan tajam dan wajah yang angkuh.

Alvin langsung menyerobot masuk tak sengaja menyenggol Via dan membuat wanita itu terjatuh. Via yang tak terima pun langsung berdiri dan menatap tajam Alvin.

"heh lo gak liat ada orang hah!, kalo mau makan tuh sabar, antri dulu. Lo manusia bukan sih? Semut aja bisa antri masa lo enggak" Via berkacak pinggang didepan Alvin yang lebih tinggi darinya.

Alvin mencoba menahan emosinya, ia menatap datar Via "masalah gitu?" ucapnya membuat Via berang.

Via panas, bahkan sangat panas, suasana kantin yang rame ditambah ucapan pria sengak didepannya ini membuat ia panas "lo tuh ya, udah salah dan gak mau minta maaf. Malah ngomong masalah gitu? Pikir dong pake otak. Menurut lo itu masalah atau nggak" habis sudah kesabaran Via. Alvin tak menjawab tapi Cakka hampir saja menampar Via kalau saja tangan Shilla tak menahannya.

"lo cowok apa banci hah? Beraninya sama cewek doang" Shilla menghempaskan tangan Cakka kasar.

Cakka menatap tajam Shilla "lo" Cakka menunjuk tepat didepan hidung Shilla "gak usah ikut campur"

Shilla menepis tangan Cakka " kalian yang mulai, dan lo bilang gue gak usah ikut campur. Sadar dong, lo aja ikut campur. BANCI" Shilla menekan kata banci didepan wajah Cakka.

Ify bingung harus melakukan apa kedua sahabatnya bertengkar dengan dua preman sekolah. Ia takut terjadi apa-apa pada keduanya. Ia pun memutuskan untuk meminta maaf.

"aduh Via, Shilla udah dong. Emm maafin temen gue ya" Ify menatap Cakka dan Alvin secara bergantian.

"IFY KENAPA LO MINTA MAAF SAMA KEDUA COWOK BELAGU INI" teriak Shilla dan Via tepat ditelinga Ify.

"aduh udah deh gak usah memperkeruh suasana, yaudah yuk kita kekelas aja" Ify langsung menarik kedua tangan sahabatnya dan pergi meninggalkan kantin.

Dikelas, Via dan Shilla mencak-mencak akibat kelakuan Ify.

"lo tu kok bego banget sih Fy, jelas-jelas yang tadi itu salah si manusia sipit, kenapa juga lo yang minta maaf hah" Via mengucapkannya dengan menggebu-gebu

"iya Fy, lo gak liat apa cowok mata sayu sok kecakepan itu mau nampar Via" sambung Shilla.

"aduh, oke. Gue tuh Cuma gak mau kalian kena masalah. Kalian tau kan mereka itu anak berandalan dan pasti nekat"

Shilla dan Via hanya bisa menghela nafas.

***

Pulang sekolah kali ini Ify memutuskan untuk naik bus. Ia malas untuk menghubungi supirnya dan ia tak enak untuk menumpang Shilla ataupun Via. Ify menunggu dihalte depan sekolah. Sambil membunuh waktu, Ify pun mengeluarkan ponselnya dan bermain games. Namun, untung tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Ponsel keluaran terbaru Ify dijambret oleh orang tak dikenal. Ify langsung berteriak dan mencoba berlari mengejar sang jambret.

Rio melihat gadis itu, ia sepertinya akan pulang menggunakan bus. Namun baru saja ia mengeluarkan ponselnya. Seorang jambret mengambilnya. Rio langsung menstarter motornya dan mengejar jambret itu.

Hap. Rio langsung menerjang kaki jambret itu dengan kaki kirinya. Ia langsung mematikan motornya dan langsung melompat turun. Ia memukul jambret itu dengan sadis. Walaupun orang itu telah meminta ampun kepadanya. Ia tetap memukuli orang itu. Sampai satu tangan munggil menahan gepalan tangannya.

"stop, lo bisa jadi pembunuh" ucap Ify dengan wajah yang pucat pasi.

"tapi dia udah maling ponsel lo" muka Rio masih merah menahan emosi.

"tapi, udahlah gak papa" Ify tersenyum dengan wajah yang masih pucat pasi. Rio langsung merampas ponsel itu dari sang jambret dan memberinya ke Ify.

"thanks ya" Ify mengambil ponsel itu dengan tangan gemetar, takut.

"muka lo pucat, dan badan lo gemetar. Lo kenapa?" tanya Rio dengan nada khawatir.

"gue, gak papa"

"lo bohong" selidik Rio

"gue, Cuma takut" jujur Ify akhirnya.

"yaudah, lo gue anter pulang. Dan gak ada penolakan" Rio menggandeng tangan Ify dan sekali lagi ia menendang jambret itu. Ify yang tangannya digenggam Rio pun merasa dag dig dug ser karena ini kedua kalinya ia bisa berdekatan dengan Rio.

Rio langsung naik keatas motornya, tapi Ify masih saja diam. Rio pun membuka kaca helm Fullface Merahnya "kenapa? Jangan bilang lo gak pernah naik motor. Karena itu gak lucu"

"pernah kok pernah" Ify langsung naik kemotor Rio tanpa berpegangan.

"lo mau jatoh hah! Pegangan dong, tenang aja gue gak rabies" ucapan Rio membuat Ify tertawa. Ia pun memegang jaket Rio.

"eh emang gue abang ojek, kok lo pengang jaket gue. Tapi terserah deh ya, entar yang jatoh kan lo juga" setelah mengucapkan itu, Rio menggas motornya gila-gilaan bak Jorge lorenzo. Mau tak mau akhirnya Ify memeluk pinggang Rio erat membuatnya tersenyum dibalik helm. Tak lupa pula Ify membenamkan wajahnya pada punggung kokoh Rio.

Ternyata Rio tak langsung mengantar Ify. Selain karena tak tahu rumahnya, ia mengajak Ify untuk makan siang di restaurant mahal. ify bingung, karena saat Rio menyuruhnya turun.

"kenapa lo bengong sih?" tanya Rio

"ini bukan rumah gue, terus ngapain lo turunin gue disini. Oke, lo mungkin emang gak tau rumah gue karena gue belum kasih alamatnya. Tapi please, jangan culik gue, kasian bokap nyokap gue, karena Cuma gue anak semata wayangnya" Ify mengucapkannya tanpa jeda dan satu kali tarikan nafas.

Rio tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ify yang pucat dan terlihat ketakutan "lo ngomong apa sih, gue tuh laper, jadi gue mau ngajak lo makan" Rio terlihat kesusahan menghentikan tawanya.

Ify terlihat malu dan salah tingkah "sorry, gue udah punya prasangka buruk sama lo"

"gak papa" Rio pun menggandeng tangan Ify untuk masuk ke restaurant itu. Setelah duduk disalah satu kursi, barulah Rio melepaskan genggaman tangannya. Ify jangan ditanya, ia sangat salting setengah mati. Rasanya hari ini merupakan hari keberuntungannya, karena ia telah ditolong oleh orang yang ia suka.

"oh ya, btw gue belum kenal kan sama lo. Kenalin dong nama gue Mario Aditya, biasanya sih orang manggil gue Rio" Rio mengulurkan tangannya ke Ify,

"gue Ify" Ify menjabat tangan yang diulurkan Rio.

"udah itu doang? Cuma Ify doang tanpa embel-embel lain?" tanya Rio penasaran terhadap sikap cewek yang satu ini.

"enggak ada embel-embel, orang gue masih sekolah. Kalo nama lengkap sih Raify Clarissa" jawab Ify begitu polos.

"nama lo cantik, kayak orangnya" ungkap Rio jujur.

"thanks"

***

Semenjak hari itu semuanya berbeda. Rio memang tetap menjadi dirinya yang nakal dan pembangkang. Dan Ify tetap menjadi gadis yang ceria dan polos. Namun perbedaannya, mereka menjadi dekat. Selama 2 bulan ini Ify merasa seperti mimpi. Karena Rio orang yang hanya dikaguminya dari jauh kini berada didekatnya.

"lo kenapa bengong Fy?" tanya Rio yang saat ini begitu kesusahan mengerjakan soal Akuntansinya di teras rumah Ify.

"gak papa, udah selesai ya Yo?" Ify mencoba mengecek jawaban Rio menggunakan kalkulatornya dan ia tersenyum.

"kenapa senyum-senyum. Gue ganteng ya? Emang bawaan orok" Rio mengatakan dengan pedenya.

Ify mencubit kedua pipi Rio gemas "lo udah berhasil Yo, soal yang gue kasih bener jawabannya"

Rio terbelalak kaget "demi apa? Aish kalo orang pintar emang gitu"

Ify hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku tengil Rio. Awan mendung tadi sekarang telah berubah menjadi hujan. Ify yang melihatnya pun senang dan bertepuk tangan seperti anak kecil.

"kenapa sih Fy, setiap liat hujan lo selalu senang?" Rio bertanya seraya memandangi Ify yang terus tersenyum melihat hujan.

Ify menoleh dan mendapati Rio yang masih saja menatapnya "hujan tuh selalu dibutuhin manusia kan Yo, kayak saat panas terik, pasti kita kepingin hujan. Saat kekeringan. Sama kayak gue Yo, hujan tuh kayak sahabat gue, dia selalu nutupin kesedihan gue dengan airnya yang deras. Saat gue senang dia ngasih airnya buat kesenangan gue. Intinya hujan itu sahabat setia gue Yo, apalagi setelah ada hujan ada pelangi yang indah banget" Ify pun berdiri dan berlari kehalaman rumahnya. Ia menari dibawah derasnya hujan, ia tak peduli akan bajunya yang basah. Ia suka hujan. Ify menengadah keatas dengan mata terpejam dan tangan terlentang, ia berputar seolah ialah manusia paling bahagia saat ini.

Rio yang melihatnya pun tersenyum. Ia sangat menyukai gadis ini, unik dan sangat polos. Ify baru tersadar bahwa ia tak sendiri. Ia langsung menarik Rio bersama bermain dibawah derasnya hujan. Mereka tertawa bahagia.

***

Hari ini pun tiba. Rio telah menyiapkannya dengan sangat matang. Ia yakin Ify pasti akan menyukainya, ia dibantu oleh kedua sahabatnya dan kedua sahabat Ify, telah menyiapkan acara penembakan yang sederhana namun berkesan.

Via dan Shilla yang bertugas untuk mendandani Ify kali ini telah siap dengan hasilnya. Ify terlihat begitu cantik dan mempesona dengan gaun putih polos selututnya dan rambut hasil cepolan Via yang membuat ia semakin cantik.

Ify yang terpaksa didandani pun bingung, apa maksud kedua sahabatnya ini. "kalian kenapa sih dandanin gue kayak gini, hari ini tuh gak ada kondangan tau gak"

"siapa juga yang bilang kita mau ke kondangan Ify sayang" gemas Via.

"ya terus, ngapain?"

"gaboleh kepo Fy" saran Shilla.

Setelah selesai mereka langsung menuju tempat yang telah ditentukan Rio. Tak lupa mereka menutup mata Ify dengan slayer hitam. Ify yang tak tau apa-apa pun hanya bisa pasrah.

Rio pun disini telah siap dengan baju kaos hitam dan celana jeans selutut, tak lupa sneakers biru seperti celananya. Ia sebenarnya juga dag dig dug ser menunggu Ify.

Ify pun datang dan semuanya telah siap diposisi masing-masing. Ify masih menggunakan slayer yang ditutup dikedua matanya oleh Via.

"Vi, kita kemana sih? Ini gak lucu ya" Ify mulai was-was takut sahabat jahilnya ini mengerjainya.

"tenang aja Fy, entar palingan juga lo ngences-ngences mau lagi"

Ify telah berhadapan dengan Rio. Rio pun membuka slayer Ify.

"kamu cantik hari ini" Rio menggunakkan bahasa aku-kamu yang membuat Ify bingung.

"thanks" jawab Ify kikuk.

"emm Fy, kamu tahu kan aku ini bukan tipikal cowok yang romantis. Jadi aku Cuma mau bilang, kamu mau gak jadi pacar aku?" Rio mengucapkannya dengan lancar walaupun trouble maker satu ini juga berkeringat dingin.

"Fy, coba lihat keatas" Ify pun menuruti permintaan Rio dan ia terkejut melihat sebuah spanduk yang diterbangkan bermacam balon bertuliskan "Would You Be Mine Fy?" Ify tersipu melihat itu.

Rio pun menjentikkan jarinya dan muncullah Via dan Shilla.

"kalo kamu terima aku, kamu terbangin balon yang ada ditangan Via, tapi kalo kamu nolak aku, kamu pecahin balonnya dengan jarum yang ada ditangan Shilla"

Ify pun menerima kedua benda itu dari sahabatnya. Dan tanpa pikir panjang Ify langsung melepaskan balon itu.

"jadi?" tanya Rio memastikan.

"aku mau Yo, jadi pacar kamu" jawab Ify pasti. Rio pun langsung memeluk gadinya dengan penuh kasih sayang.

Ify benar-benar beruntung. Cinta pertamanya berujung dengan indah dan manis. Rio adalah cinta pertama sekaligus pacar pertama Ify.

***

2 tahun berlalu, hubungan mereka masih tetap jalan, walaupun cekcok kecil tak dihindarkan. Ify sangat menyayangi Rio begitupun sebaliknya. Dan tak terasa pula mereka telah duduk dibangku kelas XII SMK. Yang berarti sebentar lagi akan mengalami fase Ujian Nasional.

Ify semakin giat belajar dan ia terus saja merubah Rio sedikit demi sedikit kearah yang lebih baik. Buktinya sekarang Rio jarang minggat, jarang membantah guru dan terus mengerjakan pr, walaupun masih sering merokok tapi Ify memakluminya karena Rio tak pernah merokok didepannya.

Besok merupakan hari ulang tahun Ify, dan Rio ingin memberikan kejutan spesial padanya. Ify tak curiga dengan gerak-gerik Rio seharian ini. Ia masih bercerita panjang lebar tentang ulangan yang baru diselesaikannya.

"Yo kamu dengerin aku nggak sih" Ify kesal karena Rio hanya manggut-manggut.

"iya Fy, aku dengar" acuh Rio.

"apaan coba?" tantang Ify

"ulangan kamu nyebelin kan" jawab Rio santai.

"ih tetap aja kamu ngebetein"

***

Hari yang ditunggu pun tiba Rio sengaja tak menjemput Ify hari ini karena ingin membuat gadis itu kesal. Dan benar saja, Ify menyampiri ia kekelas dengan wajah ditekuk.

"kamu kenapa gak jemput aku Yo?"

"lupa"

Ify mencoba menahan emosinya "kamu inget gak hari ini hari apa?" ia mengalihkan pembicaraan

"ingetlah" jawaban Rio membuat Ify semangat. "hari apa?" tanya Ify

"ini hari selasa Ify, emangnya kenapa?" jawab Rio membuat Ify semakin bete.

"ih kamu nyebelin" Ify pun meninggalkan kelas Rio dengan sangat kesal. Rio pun tertawa ngakak setelah kepergian Ify, "lucu juga ya Ify kalo marah" gumamnya.

Ify benar-benar kesal, karena tak satu pun teman bahkan sahabatnya yang ingat dengan hari istimewa baginya, yaitu hari ulang tahunnya. Harusnya tahun ini begitu spesial karena 17th nya. Tapi tak ada yang ingat. Sampai pulang sekolah pun tak ada yang mengucap selamat ulang tahun kepadanya, bahkan Via, Shilla dan Rio pun tak ada disekolah. Ia pun ingin segera pulang dan menangis, sedih rasanya tak dianggap seperti ini.

Namun belum sempat ia keluar kelas Alvin simuka datar lebih dulu menahannya.

"eh lo mau kemana Fy?" tanya Alvin masih menutup ruang jalan Ify.

"mau pulang sipit, awas lo" Ify mencoba menyingkir tapi Alvin menghalangi.

"gak boleh" Alvin masih menutup ruang gerak Ify.

Tak lama Cakka datang.

"lo mau pulang Fy?" tanya Cakka basa-basi.

"iya Cakka Nuraga, kenapa sih kalian jangan gangguin gue deh" Ify bergidik takut.

"emm Fy, gue tuh Cuma minta tolong ajari pr ini doang kok" Cakka menyerahkan buku agenda besar ke Ify sebagai modusnya.

"Cakka, ini tuh mudah banget, anak kelas X juga tau" Ify kesal karena Cakka menyodorkan pr yang sangat mudah baginya yang sudah kelas XII dijurusan Akuntansi ini.

"ya lo kan pintar Fy, lah gue-

"bego" belum selesai Cakka berbicara Alvin lebih dulu memotongnya.

"Hari ulang tahun gue benar-benar berantakkan dan sial" batinnya

Tenyata dan ternyata, setelah ia bergumam seperti itu, Ify mendapatkan kejutan tak terduga. Cowok macam Rio membawakannya boneka Teddy Bear biru Big Jumbo yang besarnya mungkin seukuran tubuhnya. Dibelakangnya ada Via dan Shilla masing-masing membawa satu buah kue ulang tahun.

Ify terdiam, bingung, kaget, shock. Tentu saja, karena hari ini semua orang tak menganggapnya sama sekali. Tak terasa mengalirlah butiran bening dari mata cantik Ify. Ia begitu tak menyangka bahwa pacar dan sahabatnya ingat pada hari bersejarahnya ini.

"maaf" ujar Rio menghapus jejak airmata Ify.

"jahat" ucap Ify disela tangisnya.

"maaf, aku sengaja cuekin kamu karena aku mau buat kejutan ini" Rio memberikan boneka super besar itu kepada Ify "happy birthday cantik"

Ify manyun, ia sedih sekaligus bergembira "makasih buat kado dan semuanya" Ify mendekap Rio seakan tak ingin melepaskan kembali pria itu.

"elah woy, gak liat apa ada orang lain disini, entar aja deh pelukannya. Meleleh juga entar nih lilin" wajar saja Via mengomel, sudah begitu lama ia memegang kue tart itu ditangannya.

"sebelum tiup, make a wish dulu" bisik Rio.

Ify memejamkan matanya dan berdo'a "semoga kebahagiaan ini gak akan berakhit Tuhan. Semoga orang-orang yang ada disekitar aku gak akan pernah ninggalin aku dan semoga aku bisa terus sama-sama dia, dia cinta sekaligus pacar pertamaku" setelah mengucapkan do'a, Ify langsung meniup lilin yang berada di Via dan Shilla.

***

Tapi sepertinya salah satu do'a Ify tak dikabulkan Tuhan. Buktinya, sejak hari itu ia tak pernah melihat Rio lagi. Ia tak pernah mendengar kabar Rio. Bahkan keberadaannya seakan menghilang ditelan bumi. Rio dan keluarganya menghilang.

Sejak saat itu pula Ify membenci hujan. Karena hujan mengingatkan dia tentang Rio, karena hujan selalu mengembalikan ingatannya dimasa 9 tahun yang lalu. Dan Ify membenci itu.

Kalau ia bisa kembali memutar waktu, ia tak ingin kejutan ulang tahun itu terjadi. Ia lebih baik tak merasakan indahnya sweet 17th dari pada ia kehilangan sosok itu. Sosok yang sampai sekarang masih berdiri teguh dihatinya.

Continue Reading

You'll Also Like

93.6K 6.3K 30
Menceritakan seorang anak yang di benci oleh keluarganya, yang dianggap anak haram dan diasingkan oleh keluarganya sendiri. "Ayah Ibu sebenarnya apa...
222K 33.3K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
435K 8.2K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
701 70 31
Kepercayaanku sudah dihabiskan oleh satu orang, begitupun cintaku. Cintaku sudah habis kuberikan pada dia. Tapi dia menghancurkannya. Lalu ada orang...