Like Rain Like Music

1K 44 13
                                    

Backsound : Baekhyun -Like Rain Like Music

Tulisan miring flashback

***

Ketika hujan turun dan mengalir seperti musik, aku berfikir tentangmu

Hujan deras membasahi muka bumi. Dan saat ini, seorang gadis berdiri dihalte untuk berteduh, setengah badannya pun sudah basah terkena hujan. Gadis itu mengusap kedua tangannya untuk mengurangi rasa dingin yang rasanya percuma saja.

Ia memakai earphone nya, untuk masuk kedalam dunianya sendiri, mengabaikan berisiknya sekitar karena banyak yang berteduh. Gadis itu tersenyum disaat yang sama pula matanya menunjukkan kesedihan.

Disaat hujan dan mendengar musik, yah. Itu mengingatkannya akan seseorang. Seharusnya ia tak mengingat hal itu, tapi kejadian ini malah membuatnya membuka luka lama.

***

Malam itu ketika kamu pergi meninggalkanku, hujannya seperti hari ini.

Ify mengusap lengannya yang dingin, hujan turun dengan deras dan dia masih setia menunggu didepan cafe hanya untuk bertemu dengan kekasihnya. Yah, Rio mengajaknya untuk bertemu saat ini, dan rasanya sudah hampir satu jam ia menunggu.

To : Rio
Kamu dimana? Aku nunggu ditaman aja ya, disini rame dan aku takut buat masuk sendirian

Setelah mengirim pesan itu, Ify berjalan dibawah guyuran hujan, karena ia sebenarnya juga menyukai tetesan air langit itu. Ia sudah berada ditaman, dan lagi-lagi ia harus menunggu.

Matanya menatap kearah kiri dan kanan, berharap kalau Rio akan datang. Dan yah, ia menyunggingkan senyumnya melihat Rio, tapi senyumnya pudar begitu saja saat ia melihat pria itu menggandeng mesra wanita lain.

Hujan makin deras dan mengalir membawa perasaan takut gadis itu. Ia takut kehilangan, ia tak mau kehilangan, tapi sepertinya, malam ia ia harus merasakan sakitnya kehilangan.

“Rio..” panggilnya lirih, bahkan badannya sudah bergetar karena dingin.

“ah kebetulan ada lo” pria itu melepaskan rangkulannya dari wanita berambut panjang yang Ify sangat  kenali, gadis yang membencinya.

“kita putus aja yah, lagian ujian juga udah lewat. Thanks karena udah mau ngasih gue contekan” kata pria itu tanpa perasaan.

Ify hanya diam dengan airmata yang mengalir, walaupun airmata itu ditutupi dengan derasnya hujan yang mengalir. “kenapa?” tanya gadis itu pada akhirnya.

Pria itu tertawa “lo gak paham juga? Lo tuh Cuma mesin yang gue gunain buat ujian. Lagian gue mana suka sama cewek cupu macam lo”

“udah, males gue sama lo” pria itu kembali merangkul wanita yang tertawa mendengar ucapan Rio pada Ify. Sedangkan gadis itu diam mematung dengan dada yang sesak. Rasanya, ia ingin sekali berteriak tapi mulutnya hanya bisa bungkam. Ia mencintai Rio lebih dari dirinya sendiri, dan ternyata Rio menganggapnya tak lebih dari mesin ujian.

***

Sekali lagi, aku berdiri ditengah hujan hari ini dan membiarkan hari lewat.

Hujan tak juga reda, bus tak kunjung datang dan Ify ingin pulang. Jadi gadis itu kembali menerobos hujan, berjalan agar ia bisa sampai kerumah. Tetesan hujan yang mengalir ditubuhnya rasanya seperti jarum yang menusuk kehati. Sakit, ia menyukai hujan, tapi ia juga membenci hujan. Ah, sebenarnya bukan hujan yang salah, hatinya yang egois karena menyalahkan hujan.

Langkahnya terhenti melihat pria yang berdiri tegak menjulang dihadapannya ini. Hatinya terasa seperti tercubit melihat muka lebam dari pria itu. Ah, ia tak berubah, masih nakal dan suka berbuat onar, padahal mereka sudah menjadi mahasiswa diperguruan tinggi.

Dilengkapi dengan rasa yang begitu sakit seperti hujan.

“apa kabar?” tanya Rio dengan senyum tipis, ia tak bisa tersenyum lebar karena bibirnya yang koyak.

Ify mengepalkan tangannya, ia menunduk sejenak sebelum akhirnya gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Rio tanpa ragu. “menurut lo?” tanyanya menantang.

“lo gak baik-baik aja” jawab pria itu dengan nada pelan tapi cukup terdengar sampai ditelinga Ify.

“tau apa sih lo soal hidup gue” Ify terkekeh sinis.

Kisah kita seperti alunan musik dengan melodi yang indah

“gue tau banyak tentang lo walaupun kita Cuma pacaran enam bulan” Rio menatap Ify dengan pandangan yang sulit diartikan.

“gue tau lagu kesukaan lo karena itu juga lagu kesukaan gue. Gue tau makanan kesukaan lo dan makanan yang lo gak suka, gue tau kalo lo gak bisa tidur kalo lampunya nyala, gue tau kalo—“

“lo gak tau apapun tentang gue! Dan gue harap kita gak akan ketemu lagi” Ify berjalan melewati Rio dan sengaja menabrak bahu pria itu. Tangannya yang bebas ternyata dicekal oleh Rio.

“maaf, gue tau kalo lo benci banget sama gue. Kejadian malam itu, gue nyesal” kata pria itu ia berbalik dan kembali berdiri dihadapan Ify.

“gue udah maafin lo! Puas! Sekarang lepasin gue” Ify mencoba melepaskan tangannya yang masih dicengkram kuat oleh Rio.

“gue tau kesulitan lo, dan gue ngelakuin itu demi lo”

Ify tertawa samapi terbahak, ia menatap Rio dengan tatapan tak percayanya “benarkah?! Demi gue?! Lucu lo”

“gue gue gak mutusin lo malam itu, lo bakal terus di bully sama Febby!” perkataan Rio membuat tawa Ify menghilang.

“lo Cuma kasihan sama gue, dan lo tau, kalo gue paling benci untuk dikasihani” ia menghempaskan tangan Rio dan kembali berlalu. Dan kali ini, Rio melepaskannya.

“lo harus tau kalo gue beneran jatuh cinta sama lo, bahkan gue selalu ngelihat lo dari kejauhan” kata pria itu pelan, dan hal itu tak dapat didengar oleh Rio karena gadis itu sudah sangat jauh bahkan sudah menghilang dari pandangannya.

Dengan begitu, hujan yang datang terasa begitu menyedihkan.



FIN

Kumpulan Cerpen Rify [✔️]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant