It's You

By VistaAristiani94

60K 2.4K 24

Mencintai dan membenci adalah hak setiap manusia. Sudah tersirat dalam kata bumi jika terlalu membenci seseor... More

The Beginning of Us
Something Big 18+
Earned it
Give A Little More
Be Alright
The Wedding ( Gone )
Only Hope
Pillow Talk (18+)
Crazy
Like I Would
Wrong
Say Something
In a Way
Fool For You
Runaway
The Heart Wants What It Wants
Chasing Pavements
Nobody
She Don't Love Me
Clean
It's You

Bad Blood

2.4K 125 0
By VistaAristiani94

Brukk...

Jeslyn turun dari mobil Darrel dan menutup pintunya dengan kasar. Dia berjalan tergesa-gesa seakan takut jika zombie itu berhasil menangkapnya, tanpa menyapa ayah dan ibunya yang sedang berada di ruang keluarga, Jeslyn langsung masuk ke kamarnya dan masuk kedalam selimut seperti ia benar-benar takut akan zombie itu.
Sedangkan di luar rumahnya Darrel memukul stirnya, dia kesal dengan apa yang terjadi hari ini.

Setelah ciuman itu berakhir, Jeslyn memang tidak menamparnya namun Jeslyn benar-benar tidak menganggapnya.

" Ini akan sulit...Siall !!!! " Ucap Darrel sangat marah lalu setelah ia mengambil napasnya dalam ia pun mencoba tenang dan turun dari mobilnya untuk masuk kerumah Jeslyn. Dia harus memperbaiki ini semua, dia tidak mau jika sikap semaunya membuat rencananya gagal.

" Malam Tuan..." Sapa Darrel saat setelah ia masuk kedalam rumah.

" Iya malam Aldrich... Bagaimana hari ini ?Apa dia sedikit manja ?" Tanya Tuan James tergugu mengingat kebiasaan anaknya. Ayah Ibu Jeslyn tidak mempermasalahkan Jeslyn yang kembali dengan raut wajah marah, mereka sangat paham putri tunggalnya itu dan mereka hanya berpikir kalau Jeslyn dan Darrel hanya terlibat pertengkaran kecil.

" Emm tidak Tuan, justru mungkin saya yang terlalu manja sampai Jeslyn marah.." Kata Darrel dengan sedikit menyesal, entah dia hanya menyesal atau pura-pura menyesal hanya dia dan TuhanNya yang tau.

" Tidak apa-apa nak, kalian hanya butuh penyesuaian satu sama lain " Tambah Ibu Jeslyn menenangkan.

" Saya ingin minta maaf kepada Jeslyn untuk hal itu.."

" Ya, selesaikanlah... Kamu bisa masuk sendiri ke kamarnya.." Mendengar izin dari Ayah Jeslyn membuat Darrel tersenyum dan lantas berjalan ke kamar Jeslyn.

' Ku harap aku tidak melakukan hal bodoh lagi ' batin Darrel mencoba membentengi dirinya sendiri.

Klekk..

Seperti orang yang menyelinap masuk, Darrel berjalan tanpa suara namun Jeslyn menyadari kehadiran seseorang itu, terlebih saat sisi tempat tidurnya diduduki Darrel.

Darrel terdiam, dia bingung apa yang akan dia lakukan, dia benar-benar bingung jika dia membuka selimutnya dia takut tidak bisa menahannya lagi saat melihat mata yang menindas dan bibir yang selalu meremehnya.

" Aku minta maaf soal tadi "

" Aku sudah mendengar ribuan maaf dan bualanmu hari ini "

" Aku benar-benar minta maaf Jes..."

" Aku tidak akan memaafkanmu "

" Aku akan di sini sampai kamu memaafkanku " Ucapan Darrel terdengar sangat tulus dan benar-benar menyesal namun Jeslyn tidak menjawabnya, Jeslyn hanya terdiam lama. Sampai Jeslyn terlelap tanpa mempedulikan Darrel yang ada di sampingnya.

' Biarkan aku terlelap sebentar, setidaknya aku bisa lari dari kenyataan yang terus akan mengikutiku selama mataku terbuka bahwa aku telah kehilangan ciuman pertamaku, aku tau ini adalah hal yang biasa tapi entah kenapa aku sangat sedih kehilangannya, terlebih yang mengambil adalah bapak-bapak sialan itu ' Batin Jeslyn kesal namun matanya perlahan terlelap dengan berbagai kekesalan.

Darrel hanya memperhatikan Jeslyn yang lagi-lagi mengabaikan perkataan, dimaafkan atau tidak memang bukan suatu hal penting baginya tapi entah kenapa ia harus bersikap seperti ini, bahkan Darrel sendiri tidak tau kenapa badannya terasa susah untuk beranjak dari kamar Jeslyn.

Setelah 3 jam lebih Darrel hanya terduduk memperhatikan Jeslyn yang ternyata sudah terlelap nyaman, Darrel membalikkan tubuh Jeslyn dan menyelimutinya. Darrel menatap wajah Jeslyn dalam tenangnya.

" Kenapa dia sangat membenciku sampai wajahnya yang cantik ini bisa terus mengabaikanku " gumam Darrel lalu mengecup bibir Jeslyn singkat.

" Hah.. Aku bisa gila " Kata Darrel selanjutnya, lalu ia berniat keluar kamar namun langkahnya terhenti saat dengan tenangnya angin masuk dari pintu kaca balkon bersama dengan semerbak wanginya mawar yang sangat menggoda indra penciumannya yang menciptakan tenang sekaligus kemewahan. Langkah Darrel pun berbalik, dia berjalan dan berdiri di balkon kamar Jeslyn, benar saja semerbak wangi mawar itu sangat pekat karena tepat di bawah kamar Jeslyn terdapat taman ribuan mawar yang sedang berbunga.

" Tenang, mempesona dan mematikan... Ternyata dia meniru bunga mawar-mawar ini..." Kata Darrel tersenyum sambil membayangkan betapa cantiknya Jeslyn namun dia juga sering menyakiti Darrel dengan sikap acuhnya, persis bagai kelopak bunga dan duri.

Ada perasaan aneh yang dirasakan Darrel, dia tidak bisa beranjak pergi, dia seperti tulus ingin meminta maaf kepada Jeslyn atau mungkin lebih dari itu, menatap wajahnya tadi membuat ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya yaitu rasa bersalah dan takut.

' Dia punya seribu duri yang siap menyakiti orang namun dia juga punya tumpukan kelopak bunga yang sangat menawan.... Bagaimana caranya agar aku tidak terkena duri-duri itu ?Sedangkan niat awalku hanyalah ingin mendapatkan segala obsesi kejayaanku.. Dan bahkan belum terlalu jauhpun aku sudah merasa ini akan sedikit sulit, aku tidak bisa hanya memandangnya, dan harusnya aku tidak hanya memanfaatkannya... Aku takut jika pada akhirnya saat kejayaan itu aku dapatkan aku akan menjadi penjahat terbesar yang menyakitinya... ' pikir Darrel kacau. Dia hanya berdiri memikirkan tentang apa yang akan terjadi nanti sambil menikmati semerbak wangi mawar juga menatap bintang-bintang, dia tidak mempedulikan dingin yang sedikit demi sedikit membuat kepalanya berat karena dia benar-benar nyaman di sini, dia tidak bisa pergi. Bahkan dia belum menyadari arti rasa nyaman itu.

----
" Jam berapa ini ?Aku haus..." Kata Jeslyn serak sambil melirik jam di kamarnya.

" Jam 2 Pagi..." Gumamnya lalu berjalan mengambil teko air putih di meja santai kamarnya. Di tempat ia duduk ia melihat bayangan yang menjulang tinggi di balkon kamarnya.

' Hanya bayangan atau hantu ?' Pikir Jeslyn sambil berjalan ke arah balkon.

Mata Jeslyn terperangah saat melihat siapa yang berdiri di sana.

" Darrel.. Kau..." Panggil Jeslyn ragu.

" Terbangun atau sengaja bangun ?" Kata Darrel sambil membalikkan badannya. Jeslyn melihat raut muka yang lelah namun ia masih bingung untuk apa Darrel tetap di sini.

" Kenapa kamu tidak pulang ?"

" Kenapa aku harus pulang ?Aku sudah bilang kalau aku akan di sini sampai kau memaafkanku " Kata Darrel sambil melangkah mendekati Jeslyn.

" Aku memaafkanmu jadi cepatlah pulang.." Jawab Jeslyn acuh lalu ia berjalan masuk ke kamarnya namun tiba-tiba Darrel meraih tangan Jeslyn dan mendekap Jeslyn.

" Beri aku kesempatan..." Kata Darrel menggantung, ia menghirup aroma tubuh Jeslyn dalam lalu melanjutkan kata-katanya.

" Untuk menjadi lelaki terbaikmu.. " Sambung Darrel sambil mengecup kepala Jeslyn lembut.

" Ya, akan ku coba " Jawab Jeslyn singkat lalu mendorong tubuh Darrel namun Darrel tidak melepaskan dekapannya.

" Jeslyn aku mau..." Kata Darrel menggantung lalu sedikit merenggangkan dekapannya dan menatap Jeslyn.
Jeslyn yang melihat tatapan itu justru ketakutan karena mata Darrel memerah seakan menyimpan napsu yang harus terlampiaskan.

" Heh..Lepaskan..." Pinta Jeslyn terlihat gugup.

" Jeslyn..." Panggil lirih Darrel sambil menindih dan menjatuhkan badan mereka ke ranjang kingsize Jeslyn.

" Apa yang kau...!!! " Kata Jelsyn gugup dan ketakutan namun saat beberapa menit tidak ada suara bahkan badan yang menindihnya tidak bergerak Jeslyn mencoba menatap wajah Darrel yang ternyata menutup matanya lekat dengan napas yang panas.

" Astaga... " Ucap Jeslyn menyadari hal itu.

' Dia demam ' Batin Jeslyn.

Jeslyn pun mencoba membalikkan badan Darrel agar bisa ia tidurkan namun ia merasa Darrel mengunci ruang geraknya.

" Tolong tetaplah seperti ini aku sangat kedinginan, kepalaku berat sekali " Pinta Darrel lirih yang membuat Jeslyn terdiam sesaat.
Seakan belum benar-benar percaya apa yang ia rasakan dan apa yang Darrel katakan, Jeslyn pun menyentuh kening Darrel, dan benar badannya sangat panas.

'Dia benar-benar demam' Batin Jeslyn.

" Aku keberatan, apa kau..." Belum sempat Jeslyn berbicara namun Darrel sudah paham maksutnya, Darrelpun pindah kesisi Jeslyn tanpa melepaskan dekapannya pada Jeslyn.

Mereka tidur berhadapan, Jeslyn berada tepat di bawah dagu Darrel, Jeslyn menatap lekat dagu serta rahang Darrel yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat ia memanggil Darrel Bapak-Bapak, memikirkan itu Jeslyn tersenyum gugu. Dan tangannya yang bingung mau ditempatkan dimana akhirnya satu tangan yang tidak menjadi bantal itu ia beranikan untuk berada di dada Darrel, ia bisa merasakan betapa kokohnya dan gagahnya Darrel juga dada bidang Darrel yang keras, dia jadi mengerti kenapa dia tidak bisa mendorongnya menjauh.
Merasakan dadanya di sentuh, Darrelpun semakin merapatkan dekapannya.

' Aku tidak akan tertidur, aku yakin dalam keadaan demamnya ini dia tetaplah bapak-bapak yang licik ' Batin Jeslyn dengan prasangkanya namun ia juga tergugu dengan kalimat akhirnya.

' Aku janji tidak akan memanggil dia dengan kata-kata sialan itu ' Sambung Jeslyn merasa ngeri karena mengingat kejadian kemaren. Jeslyn memandang lekat Darrel dan tanpa ia sadari matanya yang ia tahan perlahan terpejam.

Typo ?Sorry

14 Maret 2016
Alhamdulillah...ada yang baca haha
Happy reading ya..
Vote, koment, cacian, saran dan hinaan pliss..

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 706K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
6.3M 325K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
646K 42.1K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...