Say Something

2K 94 0
                                    

Siang itu Darrel duduk dengan raut wajah penuh kekesalan di ruang kantornya seusai dia menyelesaikan rapat bersama para investor.

" Sialan !! Bagaimana bisa si brengsek itu mengatakan jika aku belum sempat menawar atau berbicara mengenai lahan itu, apa dia bertemu dengan Jeslyn ? Bahkan para investor sudah mulai mengancam akan pindah ke perusahaan anak kecil itu jika aku tidak bisa mendapatkannya secepat mungkin " Batin Darrel sambil mengusap kasar wajahnya.

" Aku tidak akan membiarkan project ini lari dari tanganku, aku tidak akan membiarkan semuanya berakhir sia-sia, tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang ?!! Apa aku jujur dengan Jeslyn ? Lalu jika dia marah dan meninggalkanku..Apa yang akan terjadi !!! " Gumam dan geetak Darrel pada dirinya sendiri lalu menatap foto pernikahan mereka dan mengusap lembut foto wajah Jeslyn.

" Aku tidak bisa jauh darinya..."

Perlahan namun pasti perasaan itu mulai tumbuh dalam dirinya, dua bulan lebih bermalam bersama hal itu terus menciptakan perasaan yang ia tunggu dan harapkan akan segera tumbuh dalam hatinya, dalam setiap sentuhan yang ia berikan, dalam setiap erangan yang ia keluarkan dalam setiap pelepasannya juga dalam setiap panggilan dan ungkapan sayangnya kini ada arti yang sangat dalam, dimana Darrel merasa tidak bisa jauh dari wanitanya itu, wanita yang ia nikahi dengan maksud lain.

Darrelpun berjalan mengambil jasnya dan keluar dari ruangannya. Rasanya ia sudah tidak punya selera untuk lembur seperti niat awalnya pagi tadi, semuanya hancur saat para investor itu mengetahui bahwa dia belum sedikitpun menyentuh lahan itu, dan itu berkat Zayn Adam.

" Halo...Dia dimana ?"

" Baiklah Carlos "

Dulu saat pikirannya kalut ia selalu mendatangi Martha namun saat ini yang mampu menenangkan pikirannya hanyalah Jeslyn.

Darrel masuk dan melajukan Porsche nya menuju rumah Jeslyn seperti yang ia ketahui dari Carlos tadi. Dan setelah hampir setengah jam perjalanan ia pun sampai di rumah penuh mawar itu.

Aromanya masih sama seperti dulu ia datang kesini untuk melamar Jeslyn atau saat dia berlari mengejar Jeslyn yang marah akibat ulahnya lalu menunggu di balkon saat Jeslyn tertidur, saat awal tanpa perasaan sampai akhirnya ia tidak bisa jauh darinya.

" Selamat sore Tuan Aldrich.." Sapa Maria saat membukakan pintu untuk Darrel.

" Sore Maria, dimana Jeslyn ?" Tanya Darrel sambil perlahan membuka dasi yang membuatnya lelah hari ini.

" Nona ada di kamarnya bersama Fae.."

" Baiklah, terimakasih.." Mendengar itu Darrel langsung berjalan ke kamar Jeslyn, kamar yang dulu ia tempati saat demam, dimana Jeslyn pertama kali menunjukan sikap simpatinya. Darrel tersenyum dan membuka pintu kamarnya, namun dia hanya melihat Fae yang sibuk dengan bonekanya di sofa depan tv di kamarnya.

" Dad...Daddy..." Panggil Fae sambil melambaikan tangannya agar Darrel mendekat. Darrelpun mendekat dan menciumnya.

" Hai sayang...Main sendiri ?" Fae hanya mengangguk mendengar pertanyaan yang entah sudah ia pahami atau belum dari Daddynya.

It's YouWhere stories live. Discover now