Wrong

2.3K 92 1
                                    

Pagi itu Jeslyn terbangun dari tidur nyenyaknya, sudah dua minggu lebih setelah kejadian itu berlalu dan mereka kini tengah bahagia atas kebersamaan mereka, melupakan apa yang pernah membuat keduanya terbakar amarah.

" Selalu ada alasan kenapa seseorang memberi maaf dan melupakan kesalahan orang lain,karena jika satu kesalahan itu membuat orang berubah menjadi lebih baik berarti itu tandanya dia benar-benar tulus meminta maaf, namun ada kalanya pula tidak ada alasan untuk memaafkan kesalahan yang berungkali dilakukan seseorang..Dan aku berharap dia akan selalu dalam perubahan baiknya " Batin Jeslyn sambil tersenyum menatap jendela kaca besar yang tertutup tirai, dia menatap sinar lembut matahari yang mengintip dari celah tirai yang sedikit terbuka.

" Jam berapa sekarang ?" Gumamnya lalu menoleh ke samping tempat tidurnya yang sudah kosong, dia pun melihat jam di dinding kamarnya.

06:00am

" Kemana dia ?" Batin Jeslyn.
Tidak lama kemudian Darrel yang sudah siap dengan setelan kerjanya masuk ke kamarnya dengan membawa bucket bunga mawah merah.

" Kamu sudah bangun ?"

" Ya baru saja, lembur lagi hari ini ?"

" Iya sayang, masih ada beberapa hal yang harus aku selesaikan " Ucap Darrel yang kini ikut berbaring di samping Jeslyn lalu mengecup bibirnya.

" For you ..." Ucap Darrel membawa bunganya ke tengah dekapan mereka.

" Terimakasih Darl..." Jawab Jeslyn lalu memeluk bunga itu sekaligus Darrel.

" Sama-sama sayang..."

" Aku akan menyiapkan sarapan untukmu, kamu tidak terlalu terburu-buru kan ?" Tanya Jeslyn sambil bersiap untuk bangun.

" Ya aku akan menunggumu " Jawab Darrel sambil tersenyum melihat istrinya bangun dengan menyeret selimut untuk menutupi tubuh polosnya ke kamar mandi. Setiap saat setiap waktu mereka melakukan itu, mereka sama-sama terbuai akan indahnya setiap percintaan mereka entah sudah benar-benar dengan cinta atau tidak, atau belum ?Atau mungkin mereka sama-sama termakan gengsi untuk mengakuinya.
--

" Nanti malam pulang jam berapa ?" Tanya Jeslyn sambil menuangkan teh hijau favorite Darrel.

" Tidak terlalu malam, ada apa ?"

" Aku ingin mengajak Fae jalan-jalan hari ini " Jawab Jeslyn saat di samping Darrel, mendengar hal itu lantas membuat Darrel menarik Jeslyn untuk duduk di pangkuannya dan bersandar di dada Jeslyn.

" Maaf sayang, aku sangat sibuk sampai aku tidak bisa mengajak kalian berjalan-jalan "

" Itu bukan suatu masalah Darl..Aku bisa menghandlenya " Jawab Jeslyn lalu mereka hanya diam saling menatap dengan pikirannya masing-masing dan sesekali Darrel menggusap lembut rambut panjang Jeslyn.

" Mom..Dad..." Panggilan Fae membuat Jeslyn langsung berdiri dari pangkuan Darrel dan membawa Fae kedalam gendongannya.

" Ayo Aline kita sarapan, panggil bibi Alicia juga ya.."

" Baik Nyonya..."

" Mamam..."

" Kamu lapar ??Oke Mommy akan menyiapkan sarapan istimewa untukmu " Kata Jeslyn sambil membawa Fae ke pantry untuk menyiapkan bubur untuk Fae.
Melihat hal itu Darrel tersenyum, disaat sibuknya kali ini ada wanita yang rela menggantikan perannya yang juga membagi kasih sayangnya kepada Fae, putri kecilnya dari wanita yang pernah ia cintai dulu, wanita yang pernah membuatnya buta atas segala tipu dayanya dan wanita yang menjerit kesakitan saat melahirkan peri kecilnya yang sekaligus meninggalkannya dalam segala penyesalan, yang Darrel harapkan saat ini adalah putrinya tumbuh dengan sikap dan sifat yang ada dalam diri Jeslyn walaupun Fae bukan terlahir dari darah Jeslyn karena terlalu menyakitkan jika sikap dan sifat Fae menyerupai ibunya.

It's YouWhere stories live. Discover now