Cantik

By purple1294

651K 28.2K 701

Kirana, seorang gadis gendut yang sering dihina oleh teman-temannya hingga ia bersekolah di SMA dan perubahan... More

Prolog
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Keenam
Ketujuh
Kedelapan
Kesembilan
Kesepuluh
Kesebelas
Keduabelas
Ketigabelas
Keempatbelas
Kelimabelas
Keenambelas
Ketujuhbelas
Kedelapanbelas
Informasi
Kesembilanbelas
Keduapuluh
Keduapuluhsatu
Keduapuluhdua
Keduapuluhtiga
Keduapuluhempat
Keduapuluhlima
Keduapuluhenam
Epilog
Info Aja

Pertama

37.3K 1.3K 19
By purple1294

"Kirana"

"Hadir bu"

"Laras"

"Hadir bu"

Seorang guru wanita sedang mengabsen satu persatu siswanya.

"Kira, gue tahu lo laper, tapi jangan makan mulu dong. Lihat badan lo sekarang, maaf ya Kira, bukan maksud gue nyinggung lo, tapi sumpah, gorengan itu gak baik". Ucap Laras melihat Kirana mencuri-curi kesempatan memakan gorengan yang berada di tangannya saat gurunya mengabsen teman-temannya.

"Kirana, kalau kamu mau makan lagi, silahkan keluar dari kelas saya" ucap guru tersebut yang memergoki Kirana yang tengah mengunyah makanannya.

"Ma.. Maaf bu Ana". Ucap Kirana menunduk malu sambil menelan makanan yang berada didalam mulutnya. Beberapa orang siswa menertawai Kirana yang dimarahi oleh bu Ana.

"Badan udah kayak gajah, masih aja makan" gerutu Bu Ana sedikit berbisik, namun dapat di dengar oleh seorang siswa laki-laki yang duduk di bangku depan. Ia lalu menatap Kirana kasihan. Ia lalu mendesah pelan.

'Kirana, sampai kapan lo kayak gini?' batin siswa tersebut.

Ting..Ting..

Bunyi bel istirahat berbunyi. Bu Ana segera membereskan peralatan mengajarnya. Ia lalu melangkah keluar kelas diikuti para murid yang mengekor dari belakangnya.

Kirana dan Laras berlari kearah kantin yang telah penuh dengan para siswa yang hendak membeli makanan pengganjal perut sampai jam pulang sekolah selesai.

"Yah abis" ucap Kirana kecewa saat melihat sebuah keranjang makanan kosong.

"Kenapa Kira?" tanya Laras.

"Itu tuh, makanan kesukaan gue abis". Ucap Kirana kecewa.

"Yaelah, lo kan bisa beli yang lain, lagipula di kedua tangan lo udah penuh dengan makanan Kira. Jadi, makan aja yang itu, toh kehabisan tahu brontak kesukaan lo gak membuat lo kelaperan kan?" tanya Laras memutar kedua bola matanya jengah.

Kirana kemudian mengangguk dan membayar semua makanannya.

"20 ribu rupiah neng" ucap Mamang kantin.

"Ini mang". Ucap Kirana sambil memberikan selembar uang dua puluh ribu ke Mamang.

"Neng Kira, banyak banget makanannya, emang habis ini yah?"

"Habis kok mang" ucap Kirana sambil tersenyum ke arah mamang, kemudian berjalan keluar kantin menuju kelas.

"Ya Allah Ki, lo gak takut bb lo naik lagi?" ucap Laras saat melihat Kirana mengeluarkan makanannya ke atas meja kelas.

"Gak" ucap Kirana sambil membuka plastik pembungkus makanan dan melahap habis gorengan tempe.

"Ki, gue tahu, lo tu stres menghadapi ini semua, tapi sumpah deh, lo gak boleh kayak gini terus, ntar banyak penyakit yang lo dapetin. Lagipula kita masih remaja Ki, masih mudah untuk nurunin bb, lo masih yakin gak mau nurunin?"

Kirana hanya menggeleng sambil mengunyah sebungkus bihun pedas. Laras hanya menggeleng melihat tingkahlaku sahabatnya tersebut.

"Nih, buat lo" ucap seorang siswa laki-laki sambil memberikan sebungkus tahu brontak yang tadi di cari-cari Kirana.

Kirana mendongakkan kepalanya keatas mencari tahu siapa yang memberikan makanan kesukaannya kepadanya. Seketika pipi Kirana bersemu merah.

"Ma.. Makasi Wan" ucap Kirana menundukkan kepalanya.

"Iya sama-sama" ucap Iwan tersenyum manis dan kembali duduk di bangkunya yang berada di depan. Kirana memandang punggung Iwan dan tersenyum sebentar sambil mengunyah makanannya kembali. Laras hanya bisa tersenyum bahagia melihat sahabatnya Kirana yang sedari dulu menyukai Iwan yang adalah cowo most wanted di sekolahnya tersebut. Tapi Iwan yang mempunyai sikap cool dan hanya orang-orang tertentu yang dapat berbicara dengannya.

"Woy, Wan, ayok, kita udah ditunggu anak-anak" teriak seorang siswa laki-laki di depan pintu kelas.

"Duluan aja, gue izin rapat hari ini" ucap Iwan yang masih berkutat dengan buku bacaannya.

"Yaelah, woy sadar, lo kapten bego, bentar lagi pertandingan antar sekolah mau dimulai, dan lo, masih aja berkutat dengan buku ini" gerutu siswa tersebut sambil mengambil buku bacaan Iwan dan melihat judul buku tersebut. Sirah Nabawiyah.

"Ya ampun Wan, gak bosan lo baca buku dengan judul yang sama terus?"

"Gak, gue gak bosan dan gue gak bakalan bosan baca buku dengan judul yang sama, karena gue pengen tahu kehidupan Nabi gue, Dendi" ucap Iwan datar dan  merebut buku dari tangan temannya tersebut.

Dendi mengusap wajahnya kasar. Ia harus sabar menghadapi sahabatnya tersebut.

"Iwan, gue tau ya, lo tuh kutu buku banget jadi orang, dan sumpah, ini udah dua puluh buku lebih dengan judul yang sama lo punya dirumah. Dan gue yakin isinya mengarah ke hal yang sama, gak bosan apa? Gue aja satu buku gak pernah tamat-tamat sampai sekarang".

"Udeh deh Ndi, lo bisa diem nggak? Gue harus konsen baca buku ini" ucap Iwan.

"Woy, Dendi, Iwan, lo udah di tunggu sama pak Budi di ruang rapat, cepetan". Teriak seorang siswa lain di depan pintu.

"Rasain sekarang lo Wan, mati gue kalo harus diomelin sama pak Budi lagi". Ucap Dendi gusar.

Iwan dengan tenang memasuki bukunya kedalam tas dan berdiri dari duduknya. Ia kemudian berjalan keluar kelas dan sempat melirik sebentar ke arah Kirana yang sedang tertawa bersama Laras. Iwan tersenyum melihat Kirana yang sedang tertawa. Ia lalu melangkah keluar kelas.

"What? Iwan, tadi lo senyum?" ucap Dendi.

"Bukan urusan lo" ucap Iwan datar.

Dendi hanya menggeleng sambil tersenyum kearah para siswi sekolah yang sedari tadi berteriak tertahan saat melihat Iwan melintasi koridor kelas. Iwan tampak cuek dengan semua siswi tersebut.

"Wan, gue gak habis pikir ya, kenapa lo gak menyambut sapaan dari para fans lo yang notabene semuanya cewe? Dan kenapa sekarang lo gak pacarin aja sekalian, kan semuanya cantik-cantik".

"Ambil aja untuk lo Ndi, lagian nih ya, di kamus kehidupan gue, gak ada yang namanya pacaran, dan dalam Islam juga gak ada namanya pacaran".

"What? Hello Iwan, ini tu zaman modern, dimana ajaran orang yang pada udah tua gak bakalan ngaruh sama kita. Dan lo norak banget. Eh, tapi lo masih normalkan? Masih suka cewek kan?"

"Ya elah, ya masih normal lah gue. Dan gue juga suka sama seorang cewe juga bego".

"Siapa? Siapa cewe yang bisa membuat lo suka sama dia?"

"Nanti lo bakalan tahu, tapi tunggu pas gue mau ngelamar dia suatu saat nanti".

Dendi hanya menggidikkan bahunya kemudian mereka memasuki sebuah ruangan dan menghilang dibalik pintu.

**

"Assalamualaykum" ucap Kirana memasuki rumahnya.

"Waalaykumussalam non, udah balik ya non? Mau makan siang dulu atau mandi dulu non?" ucap mbok Asih pembantu dirumah Kirana.

"Mandi dulu deh Mbok, nanti aku makannya. Oh iya, mama sama papa udah pulang belum mbok?"

"Belum, tapi tadi ada telpon dari Tuan dan Nyonya non, mereka pesan, nanti kalau non udah pulang dari sekolah non harus menelpon mereka"

"Oke Mbok, aku keatas dulu ya".

"Baik non".

Kirana melangkah gontai menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar lalu menghempaskan badannya keatas kasur. Ia kemudian memeluk bantal guling erat. Setitik air mata kemudian menetes dipipinya. Ia menangis sambil mendekap bantal guling. Mbok Asih yang berdiri di depan pintu kamar Kirana menatap iba kepada Kirana yang sudah dua bulan ini tidak bertemu dengan orangtuanya yang sibuk bekerja.

**

"Assalamualaykum"

"Waalaykumussalam, ayo cepetan masuk Iwan, kita makan bareng" ucap Umi membukakan pintu rumah untuk Iwan.

"Iya umi, emang kenapa umi?" tanya Iwan membuka sepatunya.

"Abi kamu udah pulang dari Turki, ayo cepetan ganti baju".

"Beneran umi? Yeee asiik" sorak Iwan yang langsung berlari mencari Abinya.

"Abiiiii" teriak Iwan lalu memeluk Abi yang sedang membaca koran di meja makan.

"Ya ampun anak Abi yang ganteng udah pulang toh. Eh tapi ini, baunya masem banget deh, cepetan ganti baju yah" ucap Abi sambil mengendus Iwan.

"Abii, Iwan kangen banget sama Abi tau" ucap Iwan setengah merengut.

"Iya deh, hahah, nanti habis ini, kita jalan-jalan gimana?"

"Horee, oke bi, kalau gitu Iwan ke kamar dulu mau mandi"

"Sip".

**

Senja pun telah menampakkan dirinya. Kirana tengah membaca sebuah majalah fashion yang sangat senang ia baca. Walaupun terkadang ia iri dengan para model yang bertubuh ideal dan bertanya kedalam hati 'kapan yah aku bisa kayak gini, ucap Kirana.

Getaran ponselnya mengalihkan pandangannya ke arah ponsel

Mama

Ia kemudian menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Assalamualaykum ma"

"Waalaykumussalam Kira, kok gak nelpon mama sih tadi sayang?"

"Iya Kira lupa" ucap Kira yang berbohong. Ia tahu ia harus menghubungi orangtuanya tadi. Namun rasa sedih dan kecewa yang menghalanginya untuk menghubungi orangtuanya.

"Oo, Kira, mama mau bilang, mama sama papa baru bisa balik bulan depan, karena pekerjaan papa di Dubai terlalu banyak. Dan Mama juga disini bantuin papa kamu kerja, jadi maaf ya nak".

"Iya gak papa, bye mom" ucap Kirana lalu mematikan ponselnya dan kembali mendekap bantal di sofa yang ia duduki. Kembali ia menangis karena perasaan kecewa dan sedih ia rasakan.

Mbok Asih yang berjalan kearah Kirana sambil menenteng telpon berhenti tepat di belakang sofa Kirana. Ia kemudian membalikkan badan.

"Maaf bu, non Kira lagi berada di toilet" ucap Mbok Asih berbohong.

"Iya bu, nanti saya sampaikan, ya.. Ya buk, Waalaykumussalam warahmatullah".

Mbok asih kemudian meletakkan telpon tersebut ke tempatnya dan berjalan ke arah Kirana yang masih memeluk bantal sofa. Mbok Asih kemudian duduk di sebelah Kirana dan memeluk Kirana sambil mengusap punggung Kirana lembut. Kirana kemudian melepaskan bantal sofa dan memeluk Mbok Asih. Ia kemudian menangis di pelukan mbok Asih.



Bersambung..

Tbc ^^

Continue Reading

You'll Also Like

481K 40K 40
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
2K 622 31
Fildan Samudra adalah seorang aktor idola berwajah tampan, namun berhati dingin. Ia berhasil menipu fans dengan bersembunyi di balik topeng keramahan...
110K 7.2K 55
Cathlea Atrisha, remaja yang baru saja lulus SMA, menunda satu tahun untuk kuliah. kemudian mempunyai suatu ide supaya masa liburan nya bermakna, yai...
10.2K 608 43
"Ras, mau ikut nonton gak?" "Nonton BTS?" "Bukanlah. Siaran ulang pertandingan Barcelona vs Real Madrid semalam." Ketika Sutan Diego Armando Orland...