Remember When

By elaaeloo

26.7K 1.1K 357

Remember when. I cried to you a thousand times. I told you everything. It never crossed my mind that there wo... More

airport
remember when
something more
ordinary but anything
hello, sydney!
kika
when i was your man
perfect girl
lost star
when you're gone
welcome to jakarta!
happy birthday, snoopy!
you're my
half alive
nothing like us
twist in my story
no other
Thank You!! [160316]

[special part] Jungkook - Keisya - Ami

1.4K 68 53
By elaaeloo

Sebulan lagi Jungkook sama Keisya bakalan nikah. Kebayang nggak sih ribetnya mereka kayak apa ngurusin pernikahannya? Walaupun sebenernya mereka juga nggak ngebantu banyak, karena kebanyakan berantemnya dari pada ngebantuinnya. Yang lebih ribet ya pasti Bunda Nisa sama Mama Risti.

Jungkook sama Keisya tuh selalu debat, entah dari mulai hal-hal besar atau hal-hal sepele pasti mereka debatin. Kadang bunda Nisa sama mama Risti mikir: "ini anak kita nggak akan kenapa-napa ya kita nikahin? Bakalan perang terus nggak ya mereka?" Saking mereka takut kalau nanti udah serumah, mereka debat dan berantem terus kan bahaya.

Mereka mulai nyiapin segala sesuatunya bareng-bareng. Dari mulai baju pengantin, katering di acara pernikahan, tema pernikahan, sampe warna apa yang mau mereka pake buat acara pernikahan mereka nanti. Setiap hal yang mereka siapin, pasti selalu ada aja yang mereka debatin. Emang hobi debat deh mereka nih.

Tema pernikahan.

Hari ini Keisya sama Mama Risti lagi di rumah Bunda Nisa, mau bahas tema apa yang mau mereka pake buat acara pernikahan anaknya. Sebelum ke persiapan yang lain, tema pernikahan itu dasarnya kan?

"Jadi kita mau pake tema apa, Ma, Bun?" Keisya nanya sambil sibuk buka-buka buku referensi tema pernikahan yang dia dapet dari mbak Qeela.

"Kalau Mama sama Tante Nisa sih maunya tema wedding garden, kita bikin acaranya di halaman rumah Tante Nisa aja, kan luas tuh. Terus pake warnanya serba putih. Berasa kayak khidmat aja gitu rasanya hehehe. Tapi itu pendapat kita ya. Kalau kamu sama Jungkook punya ide lain sih gapapa."

"Aku juga mikirnya gitu sih, Ma. Nuansa putih tuh kayak khidmat banget, kerasa gimana ya... Gitu deh, Kekei suka."

"Kenapa kita nggak pake tema kartun aja, Sya?"

"Ih, apaan sih!"

"Gini gini. Kita pake tema warna putih, tapi ditambah nuansa Minion sama Baymax gitu. Kalo putih kan udah sekalian mewakilkan warna dari Baymax, nah tinggal kita tambahin warna dari Minion. Nanti kita bilang aja sama tukang dekorasinya suruh nambahin warna lain. Gimana?"

Keisya, Bunda Nisa, Mama Risti cuma bisa hening denger ide dari Jungkook. Sebenernya ide dari Jungkook juga nggak jelek-jelek banget, bagus malah. Dia ngambil tema dari diri mereka masing-masing. Keisya kan udah Jungkook anggap sebagai Baymax-nya, dan Jungkook udah anggap Keisya sebagai Minion-nya. Keisya ngerti maksud dari ide Jungkook tuh apa.

"Oke, aku setuju."

Tema pernikahan: wedding garden + nuansa Baymax dan Minion.

-

Katering.

Abis bahas tema pernikahan, mereka lanjut bahas soal katering. Perdebatan Keisya sama Jungkook kali ini jauh lebih ribet. Masalahnya ini soal makanan. Mereka berdua sama-sama suka makan, terus mereka nggak mikir kalau makanan yang mereka omongin ini bukan buat disuguhin buat mereka sendiri, tapi buat orang lain, buat tamu yang dateng ke acara pernikahan mereka. Tapi mereka ribetnya seakan-akan kayak mereka yang bakal makan semua makanannya.

"Kita pake eskrim kan, Ma?"

"Pake, Kei."

"Eskrimnya rasa vanilla sama strawberry aja ya, Ma."

"Loh, nggak bisa dong! Masa rasa eskrimnya rasa kesukaan kamu doang, rasa coklat kesukaan aku nggak ada. Bun, ada rasa coklatnya ya?"

"Udah deh, biar adil rasa strawberry sama coklat aja." Mama Risti ambil jalan tengah.

"Terus nanti ada bubur juga nggak, Bun?"

"YEEEEEE! NGAPAIN PAKE BUBUR EMANG TAMU KITA ORANG SAKIT SEMUA PAKE DIKASIH BUBUR?" Keisya kesel, sementara Bunda Nisa sama Mama Risti cuma ketawa-ketawa.

"Ih, nggak gitu juga, Sya. Cuma kan kita langganan bubur si Pakde gitu, jadi ya apa salahnya kita pake buburnya buat di acara pernikahan kita." Jungkook nggak mau kalah.

"SALAH MOMEN TAU NGGAK!"

"Kenapa sih?"

"Nggak, Ma, Bun. Udah, bubur kita blacklist aja, nggak usah didenger omongan Jungkook."

Jungkook cemberut.

"Gimana kalo bakso aja? Bakso di rumahnya Mbak Qeela tuh enak loh! Waktu itu Kekei, Mbak Qeela, sama Mas Yoongi pernah makan bakso di sana. Bakso Pak Ateng namanya."

"Hm, bakso ya... Boleh deh." Bunda Nisa nyatet bakso di daftar makanan yang mau mereka sediain.

"Terus buah ya, Ma, Bun. Buah ada kan?"

"Ada dong, Sayang."

"Adek mau buah semangka, apel, jeruk, nanas, mangga, manggis, pisang, salak, strawberry, buah naga, mel---"

"KAMU MAU DAGANG BUAH APA GIMANA SIH, JEON?"

"Dek, itu terlalu banyak. Nanti yang ada malah nggak kemakan dan jadinya mubazir."

"Tapi itu buah kesukaan Adek semua, Bun."

"Tapi nggak bisa sebanyak itu juga, Sayang."

"Kita pilih buah naga, semangka, strawberry, sama apel aja ya?"

"Nggak bisa semua, Ma?"

"Nggak, Jeon."

"Mau itu aja atau nggak sama sekali?" Keisya mulai galak.

"Iya, Sya. Iya."

"Ada siomay juga ya?"

"Kue cubit juga boleh tuh, Sya."

"Mie tek-tek enak."

"Roti bakar."

"Ini kalo Mbak Qeela dateng ke acara kita, bisa-bisa makanannya diabisin sama dia deh. Abis itu makanan kesukaan dia semua. Siomay, kue cubit, mie tek-tek, sampe roti bakar."

"Nanti abis kita nggak kebagian ya. Mbak Qeela kan rada maruk gitu kalo makan."

"Ah, kalian ada-ada aja. Lagian, nggak akan ada mie tek-tek sama roti bakar. Nih dengerin ya apa aja yang bakal kita sediain di acara nanti."

Katering: eskrim, bakso, buah, beberapa minuman, siomay, kue cubit, soto ayam, puding, sate, sama makanan pokok.

-

Undangan.

Keisya sama Jungkook lagi berduaan di teras belakang rumahnya Keisya. Mereka lagi sibuk berdua sama buku dan pulpen, lagi nyatet nama-nama siapa aja yang bakal mereka undang.

"Aku mau ngundang Transformers."

"Bumblebee."

"Autobots."

"Optimus Prime favorit aku."

"Megatron--- Eh, jangan. Megatron kan jahat, nanti kalo dia ngacak-ngacak pernikahan kita gimana?"

"Jeon."

"Kita undang Power Ranger juga kan mereka bisa jaga-jaga kalo ada yang mau jahat sama kita."

"Jungkook..."

"Kita undang Hulk juga. Biar serem gitu sebenernya kan dia baik."

"JEON JUNGKOOK! Kamu bisa stop nggak?" Keisya kesel banget dari tadi Jungkook bahas-bahas kartun.

"Hahahahahahahahaha." Jungkook cuma ketawa.

"Masa iya kartun mau diundang. Please, ya!"

"Hahaha, seneng aja liat kamu kesel kayak gini." Jungkook nyubit pipinya Keisya.

"Udah, kita harus serius sekarang."

"Iya, iya. Sini. Aku tulis nama siapa aja yang mau aku undang." Jungkook ambil buku sama pulpen terus mulai nulis. Keisya tiduran di punggungnya Jungkook. Jadi posisi mereka emang lagi tiduran di teras, tengkurap gitu.

Undangan: nggak semua diundang, karena undangan terbatas dan waktunya juga nggak lama.

-

Baju pengantin.

Besok harinya, Keisya sama Jungkook, juga Bunda Nisa sama Mama Risti pergi ke butik langganannya Nunda Nisa. Mereka mau fitting baju rencananya. Iya, rencananya sih gitu. Tapi pas sampe sana ternyata rencana tinggal rencana. Mereka mulai debat lagi.

"Nggak ada kostum Baymax sama Minion ya di sini?"

"Buat apaan, Jeon?"

"Ya, buat kostum pernikahan kita, Sya. Kan temanya juga itu, jadi kostumnya juga harus itu dong."

"..."

"Nggak ada nih, Mbak, kostum Baymax segede saya sama Minion segede dia nih" Jungkook nunjuk Keisya.

"Nggak ada, Mas. Kalau kostum kartun gitu adanya di toko sebelah, tempat kostum buat anak-anak." Mbak penjaga butiknya ngejelasin.

"Udah, Mbak. Biarin aja dia nggak usah didenger."

"Nikeisya." Jungkook ngejewer kupingnya Keisya.

"Apa?!"

"Kenapa sih aku salah terus? Kenapa sih, Bun?"

"YA MASA KITA NIKAH PAKE KOSTUM GITUAN. KAMU KIRA MAU NGE-COSPLAY?"

"Adek dari pada ribut terus, mending Adek cobain ini." Bunda Nisa ngasih setelan tuxedo warna putih buat Jungkook.

"Tuh, sana cobain!" Keisya dorong-dorong badannya Jungkook buat ke fitting room.

Sementara Jungkook lagi nyobain tuxedo, Bunda Nisa ngasih gaun putih buat Keisya. Gaunnya simple, sederhana, nggak terlalu banyak motif, tapi tetep cantik dan terkesan elegan.

Baju pengantin: beres.

***

Sampe tiba hari pernikahan Keisya sama Jungkook. Semuanya nunggu hari ini. Keisya deg-degan banget. Jungkook apalagi. Dia gemeteran terus sambil megangin tangannya bunda Nisa.

"Bun, Adek takut."

"Nggak usah takut. Adek pasti bisa."

Acara pernikahan dimulai jam sepuluh pagi. Proses pernikahannya berjalan khidmat banget. Semua orang yang ada di sana turut bahagia liat pengantinnya yang juga luar biasa bahagia. Tamu udah banyak yang dateng. Acara pernikahan mereka emang dijadwal nggak terlalu lama, jadi dari jam sepuluh pagi sampe jam empat sore aja. Keisya sama Jungkook berbaur sama tamu yang lain.

Keisya sama Jungkook nyamperin Qeela, Taehyung, Altair, Afsheen, yang juga rame sama temen-temennya Taehyung dan temennya Qeela.

"Nggak nyangka keponakan gue udah nikah hahahahahahahahaha." Ini Qeela beneran ngakak. Udah cantik pake gaun yang dipilihin sama mama Risti buat seragam keluarga, eh kelakuannya nggak cantik sama sekali. Taehyung sampe nutup mulutnya Qeela pake tangannya.

"Diem nggak! Gue kasih kopi terus gue racun pake sianida ya!"

"Hahaha, apaaan sih jahat banget lo suami macam apa!"

"Lo nggak liat tuh tamu undangan ngeliatin lo semua gara-gara suara ngakak lo."

"Ya, biarin aja sih. Mereka kan punya mata jadi bebas mau liat apa aja."

"Mbak Qeela tuh kadang mulutnya suka minta disumpel gitu ya, Mas." Jungkook merhatiin kelakuan Qeela sambil gendong Afsheen.

"Bukan kadang-kadang lagi, tapi sering." Taehyung kesel.

"Dih, berani songong sama gue, nggak gue izinin Keisya nikah sama lo ya!"

"Mbak, tapi kan Kekei udah nikah sama Jungkook."

"Eh, iya ya..." Qeela otaknya emang suka nggak sinkron gitu sama keadaan.

"Gue titip Afsheen ya." Qeela nepuk kenceng pundaknya Jungkook. "Terus pegangin Altair juga nih, Keil" Qeela ngasih Altair ke Keisya.

"Gue sama Taehyung mau ngambil makan dulu." Qeela narik tangannya Taehyung.

"Lo sama gue? Lo doang kali yang dari tadi makan, gue sih cuma sedikit. Nggak kayak lo, La, makan mulu." Taehyung nggak terima.

Di sana, Jungkook sama Keisya ngobrol sama temen-temennya Taehyung dan temen-temennya Qeela.

"Selamat ya." Itu ucapan dari Rapmon. Ya emang anaknya sedatar itu sih. Mukanya emang ngeselin, tapi dia baik kok. Dia ikut seneng sama pernikahan mereka. Pas dateng tadi dia bawa kue Bika Ambon dari mamanya buat Keisya sama Jungkook.

"Cie, nikah. Cie, jadi suami-istri. Cie, nanti tidur ada yang nemenin." Itu ucapan dari Jin. Emang anaknya agak ceriwis sih, jadi ya udah terima aja digituin sama Jin.

"Nyet, lo lebih muda dari gue tapi udah pada nikah aja. Awas lo masih main robot-robotan, mobil-mobilan. Inget lo udah punya istri. Malu sama status." Itu ucapan dari Suga. Emang anaknya kalau ngomong suka nggak disaring, asal ceplos aja. Kadang suka nyakitin karena omongannya terlalu jujur, tapi dia baik dan peduli sebenernya.

"Udah nikah ya? Asik bikin temen buat Altair sama Afsheen dong hahahaha." Itu ucapan dari Jhope. Jungkook sama Keisya yang digituin malah saling natap muka satu sama lain.

"Bikin temen?" Jungkook nanya.

"Bikinnya dari apa, Mas?" Keisya bingung. "Caranya gimana? Mas Jhope bisa?"

"..."

"Mas?" Kata Keisya sama Jungkook barengan.

"BODO AMAT! NGGAK USAH NGOMONG SAMA GUE LAGI!" Jhope kesel. Salah sih emang ngomong hal kayak gitu sama mereka. Ya, masa iya mesti Jhope jelasin satu persatu? Kan nggak. Emang dasar anak PAUD sok-sokan nikah nih jadinya kayak gini.

"Langgeng ya kalian. Semoga jadi keluarga yang selalu bahagia sampe kakek-nenek nanti." Itu ucapan dari Jimin. Jimin nepuk pelan pundaknya Jungkook yang masih gendong Afsheen. Kayaknya dari orang-orang itu cuma Jimin aja yang omongannya agak bener. Gapapa. Mereka udah dateng aja Jungkook sama Keisya udah seneng.

"Kakak sama Adek mau eskrim nggak?" Jungkook nawarin. Altair sama Afsheen ngangguk. Ayah sama bundanya malah sibuk sendiri, anaknya nggak diurusin.

"Sya, kamu mau ikut aku ngambil eskrim atau nunggu di sini?"

"Aku tunggu di sini aja."

Jungkook pergi. Keisya berdiri di sana sama Adis-Sehun, Keyra-Dyo. Mereka ngobrol-ngobrol bareng gitu sampe ada seseorang yang dateng nyamperin Keisya.

"Kei."

"Changkyun."

"Mas, Mbak, Kekei pamit ke sana dulu ya." Keisya pamit terus pergi agak ngejauh sama temen-temennya Qeela, mau ngobrol sama Changkyun.

"Lo cantik banget." Changkyun natap muka Keisya serius banget, terus senyum. "Harusnya lo nikah sama gue ya, Kei."

Keisya diem. Iya, harusnya dia nikah sama Changkyun. Changkyun yang jadi pacarnya selama beberapa tahun, Changkyun yang ngelamar dia waktu acara wisuda, Changkyun yang emang harusnya ada di sini, bukan Jungkook.

"Changkyun, maaf."

"Hahahaha, nggak, Kei. Gue becanda. Gue seneng kok liat lo bahagia gini. Kan gue udah ngerelain lo nikah sama dia, jadi ya gue gapapa."

Keisya senyum. "Semoga kamu dapet perempuan yang jauh lebih baik dari aku ya." Keisya megang tangan Changkyun. Jungkook yang udah selesai ngambil eskrim, langsung nyamperin Keisya sama Changkyun.

"Cie, pengantin baru." Changkyun nyenggol pelan lengannya Jungkook. Jungkook senyum.

"Hehehehehehehehe."

"Jagain Keisya. Jangan pernah bikin Keisya sedih. Karena kalo Keisya sampe sedih, urusan lo sama gue, Muka Bayi!"

"Nggak. Gue nggak akan bikin Keisya sedih. Iya kan, Sya?"

Keisya cuma ngangguk sambil senyum. Keisya percaya Jungkook nggak akan pernah bikin Keisya sedih, toh selama ini mereka sahabatan juga Jungkook jarang atau malah nggak pernah bikin Keisya sedih. Keisya percaya, Jungkook bisa bawa kebahagiaan lebih banyak dari kebahagiaan yang udah dia dapet dari Jungkook selama ini.

---

Malam pertama.

Keisya sama Jungkook udah masuk kamar. Selesai resepsi pernikahan tadi, mereka mutusin malem ini buat tidur di kamar Jungkook. Belum ada rencana mau pindah juga sih, mereka masih mau tinggal sama orang tuanya. Jadi nanti dijadwal, hari ini tidur di rumah siapa, besok tidur di rumah siapa. Rumah mereka kan deket, jadi bebas aja mau tidur di rumah siapa.

Bunda Nisa, Om Prambudi, Mama Risti, Om Hery berdiri di depan kamarnya Jungkook. Ngapain? Mau ngintip Jungkook sama Keisya di malem pertamanya. Nggak sopan sebenernya, cuma mereka penasaran, Jungkook sama Keisya bakalan ngelakuin hal yang biasanya dilakuin pasangan suami-istri pada umumnya apa nggak. Dan mulai ada suara dari dalem kamar mereka.

"Aduh! Pelan-pelan dong, Jungkook!"

"Iya, iya maaf."

"..."

"SYA, KAMU NGGAK BISA PELAN APA GIGITNYA?!"

"Maaf."

"..."

"JANGAN KIRI TERUS DONG! KANAN TUH!"

"Aku maunya kiri, Sya."

"..."

"Aw! Aw! Aduh, kasar banget sih, Jeon! Sampe merah tuh!"

"Abis enak sih."

"..."

"AH, AKU KALAH KAN! KAMU CURANG! AKU DARI TADI UDAH NYERANG TAPI KAMU NGGAK MAU NGALAH IH!"

"PROFESIONAL DONG, SYA! KITA KAN LAGI TANDING BOLA. PERTANDINGAN YA PERTANDINGAN, NGGAK ADA KATA NGALAH-NGALAH. ENAK AJA!"

"KAMU CURANG JAMBAK RAMBUT AKUNYA KENCENG BANGET!"

"KAMU JUGA GIGIT TANGAN AKU KENCENG BENGET NIH!"

"KAMU NYUBIT TANGAN AKU DI KIRI TERUS, YANG KANAN NGGAK! KAN JADI MERAH SEBELAH!"

"ABIS ENAK NYUBIT TANGAN KIRI DARI PADA YANG KANAN."

Keluarga besar yang lagi ngintip di depan kamar Jungkook itu cuma hening. Jadi. Mereka. Lagi.

"Tanding bola?"

Ya, itu emang malem pertama ala Jungkook sama Keisya. Emang mau ngarepin kayak gimana?

***

Hamil.

3 bulan kemudian setelah pernikahan mereka, Keisya positif hamil. Hahahaha, jangan tanya gimana bisa atau gimana mungkin. Ya mungkin aja, Jungkook juga kan makin tumbuh jadi pria dewasa dan dia juga punya keinginan buat punya anak.

Jungkook tuh jadi protective banget sama Keisya semenjak hamil. Lebih ke berlebihan sih sebenernya, Jungkook terlalu takut. Semua yang Keisya mau diturutin sama Jungkook. Tapi sebelum di-iya-in, Jungkook pasti konsultasi dulu sama bundanya atau mamanya.

-

Ini masuk bulan kelima kehamilan Keisya, perutnya makin keliatan gendut.

"Akhirnya aku bisa ngerasain perut gendut tuh kayak apa." Keisya ngaca, keliatan seluruh badannya dan perutnya terutama yang makin gede.

"Sya, jangan takut gendut, kamu tetep cantik kok walaupun gendut gitu. Percaya deh." Jungkook selalu berusaha bikin mood Keisya bagus soalnya kata dokter ibu hamil itu nggak boleh sampe stress, nggak boleh mikirn hal-hal yang bikin dia down, nggak boleh mikir aneh-aneh. Jadi Jungkook selalu usaha bikin Keisya senyum.

"Dih, lagian siapa juga yang takut gendut. Aku malah seneng akhirnya aku bisa ngerasain punya badan gendut. Yeeee!"

"..."

"Udah ah minggir, aku mau mau ke bawah ngambil susu." Keisya baru mau jalan keluar kamar sebelum Jungkook ngehalangin jalannya.

"Kamu diem di kamar aja, biar aku yang ngambil." Jungkook ngelebarin kedua tangannya di pintu biar Keisya nggak bisa lewat.

"Aku bisa sendiri. Awas nggak!" Keisya mukul tangannya Jungkook.

"Sama aku aja, Sya. Nanti kamu capek."

"Emang aku turun ke bawahnya sambil kayang? Kan nggak! Ih, kamu jangan lebay gini deh, aku malah nggak betah kalo badan aku nggak dibawa gerak." Muka Keisya jadi cemberut sedih gitu.

"Eh, eh, jangan sedih. Iya, kamu sendiri ke bawahnya tapi aku ikutin dari belakang ya?"

"Terserah."

-

"Sya, kamu mau aku beliin sesuatu nggak? Atau kamu lagi pengen apa?"

Keisya geleng kepala. Matanya fokus liat ke layar tv, dia lagi main PS.

"Mau aku beliin susu strawberry?"

"Nggak."

"Mau aku beliin roti bakar di tempat langganannya Mbak Qeela?"

"Nggak mau."

"Mau aku beliin gorden Frozen yang waktu itu kamu mau pas kita belum nikah?"

"Sekarang udah nggak mau."

"Terus kamu mau ap---"

"KAMU KENAPA SIH BERISIK AJA DARI TADI! AKU NGGAK MAU APA-APA. AKU CUMA MAU MAIN PS, KAMU DUDUK DI SINI TEMENIN AKU. UDAH CUKUP." Keisya teriak dan bikin Jungkook langsung diem.

"Maaf ya, Sya... Abis kata Mbak Qeela kalo ibu hamil tuh biasanya suka ngidam sesuatu gitu dan harus diturutin. Katanya aku harus peka sama kamu, jangan sampe kamu mau sesuatu tapi aku nggak peka dan akhirnya malah nggak bisa keturutin. Makanya aku selalu nanya kamu mau apa, aku takutnya kamu nggak mau ngomong kalo lagi pengen sesuatu. Gitu, Sya..."

Keisya hela napas.

"Aku kalo mau apa-apa juga pasti bilang kan sama kamu? Nah, sekarang aku emang lagi nggak mau apa-apa, aku cuma mau kamu di sini nemenin aku main PS. Udah itu aja, nggak usah yang aneh-aneh."

Jungkook nyium pipi Keisya dari samping.

-

Keisya emang nggak pernah ngidam yang aneh-aneh selama hamil. Kemauannya masih bisa dibilang standar sih, kayak pengen mangga yang ada di rumah Pak RT, pengen liat anak ayam warna hijau, pengen beli kaos warna pink dan harus Jungkook yang pake. Seenggaknya itu masih standar dibanding sama kakak sepupunya -Qeela- yang ngidam maunya sama mantan pacarnya dan nggak mau liat muka suaminya sendiri. Kan gila ya? Emang.

Tapi, sekalinya Keisya ngidam yang aneh, Jungkook sampe kelabakan sendiri.

"Aku mau gulali."

"Oke, aku beli sekarang ya?"

"Tapi gulali yang ada di sekolah TK kita waktu itu, yang abangnya udah agak tua."

"Sya..."

"Kenapa?"

"Kita bahkan nggak tau abangnya masih jualan di sana apa nggak. Banyak yang berubah dari sekolah TK kita, Sya."

"Terus? Maksudnya kamu nggak mau nyariin?"

"Nggak, bukan gitu."

"Gapapa kalo emang kamu nggak bisa."

"AKU BERANGKAT SEKARANG!"

Jungkook berangkat ditemenin sama Taehyung. Pertama, mereka pergi ke sekolah TK Jungkook sama Keisya dulu. Sampe sana, Jungkook nanya ke abang-abang yang jualan di sekitar situ kenal sama si bapak tua penjual gulali apa nggak. Jungkook hampir nyerah karena semua penjual di sana nggak ada yang kenal. Sampe akhirnya Jungkook nanya ke guru-guru dan kepala sekolah.

"Waktu itu sih Ibu pernah liat dia di daerah Kemang, dia emang udah nggak jualan lagi. Kayaknya rumahnya sekitaran situ deh."

Jungkook sama Taehyung pergi ke daerah Kemang. Mereka nyari, nanya ke sana sini dan akhirnya ketemu. Si bapak udah nggak produksi gulali lagi. Jungkook mohon-mohon buat dibikinin gulali, berapapun harganya bakalan Jungkook bayar.

Tapi karena bapaknya kasian liat Jungkook dan istrinya lagi hamil ngidam gulalinya, jadi dikasih gratis aja. Lagian, anak-anak ini dulunya anak yang selalu beli dagangannya, yang secara nggak langsung ngasih rezeki buat dia dan keluarganya.

"Sya, aku bawa gulalinya nih!" Jungkook masuk kamar dan liat Keisya lagi berdiri liatin kalender.

"Sya?"

"Nikeisya?"

"Menurut perhitungan aku, harusnya aku udah waktunya buat lahiran. Tapi kok belum ya?"

"..."

"Atau aku salah itung?"

"Tapi bener kok."

"Aduh." Keisya ngeluh sakit sambil megangin perutnya.

"Sya, kamu gapapa? Kamu kenapa? Apa yang sakit?"

"Perut aku."

"Perut kamu kenapa? Masih ada kok itu, masih gendut." Jungkook nunjuk perutnya Keisya.

"YA, IYA MASIH ADA DONG! MASA ILANG SIH! AKU MAU LAHIRAN INI KAYAKNYA!"

"HAH?!"

"KAMU JANGAN HAH HAH MULU DONG! SANA PANGGILIN BUNDA, AYAH, MAMA, PAPA, SEMUA WARGA KOMPLEK KEK SEKALIAN. SAKIT NIH PERUT AKU!"

Keisya duduk di kasur sementara Jungkook turun ke bawah manggilin keluarganya yang ada. Keisya langsung dibawa ke rumah sakit dan masuk ke ruangan bersalin. Jungkook ditarik-tarik terus sama Keisya. Tangannya udah abis sama luka baretan.

"Sya, kamu ditemenin sama bunda atau mama aja ya? Aku takut, Sya." Jungkook dari tadi berusaha ngelepasin pegangan tangan Keisya di tangannya Jungkook, tapi nihil. Keisya meganginnya kenceng banget.

"SUAMI AKU SEBENERNYA KAMU APA BUNDA ATAU MAMA SIH?!"

"Dek, sana temenin Keisya-nya kasian loh!"

"Bun, tapi Adek takut. Adek nggak berani, nanti banyak darah." Jungkook beneran takut, mukanya udah pucet, tangannya gemeteran.

"Dia anak kamu, kamu harus ada di samping dia waktu dia lahir."

"Huhuhu, Jungkook..."

Denger Keisya nangis, Jungkook jadi nggak tega. Akhirnya dengan kekuatan bulan, eh, nggak deng. Dengan sisa-sisa keberanian yang Jungkook punya, Jungkook nemenin Keisya di ruangan bersalin.

"HUHUHU SAKIT BANGET!"

"Mas, coba disemangatin istrinya, biar dia nggak nyerah. Bisa bahaya kalau ibunya nyerah sebelum anaknya lahir."

"TERUS ADEK HARUS GIMANA?! ADUH!"

"Aku nggak kuat huhuhu. Mama..."

"Ayo, Bu, tarik napas, buang pelan-pelan."

"Huuhhhh..."

"Sya, kamu inget nggak kita mau bikin kostum minion bertiga sama anak kita nanti?"

"Terus kata kamu kalo anak kita perempuan, mau kamu beliin gaun kayak Elsa Frozen itu kan?"

"Kalo laki-laki mau kamu beliin robotan Transformers yang asli kan, Sya?"

"Ayo, kamu semangat ya! Demi anak kita! Aku ada di sini, buat kamu, buat anak kita."

Denger kata-kata dari Jungkook, Keisya langsung semangat buat ngeden lebih kuat lagi. Keisya harus kuat. Jungkook aja yang tadinya takut sama darah bisa ngedadak ilang gitu aja rasa takutnya, masa Keisya nggak bisa berjuang juga? Keisya pasti bisa, demi Jungkook dan anaknya.

Hampir setengah jam dan akhirnya anak mereka lahir. Anak perempuan. Mereka emang nggak pernah USG buat ngecek apa kelamin anaknya, sengaja, biar kejutan gitu. Anaknya cantik banget, mirip sama Keisya, idungnya mancung mirip sama Jungkook. Jungkook gendong anaknya terus dia nangis. Nggak percaya kalau dia punya anak.

"Ini beneran anak aku kan ya? Bukan hadiah dari ciki yang suka kita beli di warung si abang batak?"

Keisya ketawa. Seneng, geli, kesel, bahagia campur aduk rasanya. Bisa-bisanya lagi kayak gini dia ngomong anaknya hadiah dari ciki. Kalau aja Keisya nggak lagi sakit, Jungkook pasti udah ditoyor deh kepalanya.

"Anak bubu..." Jungkook nyium anaknya buat pertama kalinya.

Iya, sebelum anak mereka lahir, Jungkook sama Keisya emang pernah bahas nama panggilan buat mereka dari anaknya. Keisya yang ngasih ide, dia nggak mau anaknya punya panggilan yang sama kayak anak lain, Keisya mau yang beda. Ya nggak salah juga sih, ini kan hak setiap orang tua sama anaknya. Jadi Keisya mutusin kalau anaknya lahir nanti manggil Jungkook dengan sebutan Bubu dan manggil Keisya dengan sebutan Ibun.

Ah, sebelumnya juga mereka udah bahas nama buat anak mereka. Mereka punya 2 nama, 1 nama buat anak laki-laki, dan 1 nama buat anak perempuan. Berhubung anaknya yang lahir perempuan, jadi namanya...

Astami Elvarette

Dipanggil Ami.

***

Udah sebulan semenjak kepulangan Jungkook, Keisya, sama Ami ke rumah Bunda Nisa. Jungkook sama Keisya cuma berdua aja ramenya udah kayak warga komplek lagi main bola, ditambah ada Ami di rumah mereka. Bayangin rame dan ribetnya kayak apa.

Malem ini Ami rewel banget nangis terus, nggak tau maunya apa. Dikasih susu udah, digendong udah, dikipasin takutnya gerah juga udah. Tapi Ami masih nangis. Jungkook sama Keisya sampe pusing sendiri.

"Sama kamu aja deh, Sya. Aku bingung harus gimana."

"Aku juga bingung. Mesti diapain lagi ya? Ami mau apa, Sayang? Bilang dong sama Ibun biar Ibun ngerti maunya Ami apa."

"Sayang ya Ami belum bisa ngomong jadi nggak bisa ngasih tau dia mau apa sekarang. Coba deh pake kontak batin kamu sama Ami gitu, Sya."

"Kontak batin ya. Hm.. coba sebentar." Keisya nempelin kupingnya di dada Ami terus diem lama banget.

"Gimana? Dia mau apa katanya?"

"Dia mau jalan-jalan deh kayaknya."

"Ke mana? Ke PIM?"

"Ya kali anaknya mau ke PIM. Nggak dia pengen dibawa jalan-jalan keliling rumah aja gitu, sumpek kayaknya dia diem di kamar terus."

"Sini kita coba." Jungkook gendong Ami terus bawa Ami ke bawah, keliling-keliling semua ruangan. Dari mulai dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tv, sampe ruang tamu. Keisya ngikutin dari belakang sambil kipas-kipasin Ami. Dan bener. Ami diem. Nggak nangis lagi.

"Wah, bener, Sya! Ami nggak nangis lagi tuh! Ami diem. Berarti kontak batin kamu sama Ami hebat juga ya."

Jungkook sama Keisya ketawa. Entahlah, mereka ngetawain kalau Keisya sama Ami emang punya kontak batin yang kuat, atau sebenernya ngetawain cara bodoh mereka tadi? Cuma Keisya dan Jungkook yang ngerti.

-

Bulan keenam umurnya Ami. Ami tumbuh cepet banget, badannya gede, mirip sama Jungkook waktu kecil kalau kata Bunda Nisa sih. Keisya lagi di dapur bikin roti bakar buat Jungkook, Jungkook di kamar berdua sama Ami.

"Ami, Ami poop ya? Ayo, ngaku!"

"..."

"Baunya nggak enak nih."

"..."

"SYA, AMI POOP NIH! CEPETAN KE SINI GANTIIN POPOKNYA!"

"KAMU YANG GANTIIN DONG! KAN AKU LAGI BIKIN ROTI BAKAR NANTI KALO GOSONG GIMANA?"

"AKU NGGAK BISA GANTIINNYA."

"HARUS BISA!"

"IH!"

Mau nggak mau Jungkook bersihin poop-nya Ami. Selama ini emang selalu Keisya sih yang bersihin poop-nya, Jungkook paling kebagian ngasuh kalau malem hari Ami bangun.

"Ami nggak bisa ya ke kamar mandi sendiri?"

---

Dari bulan ke bulan, Ami tumbuh makin gede. Keisya sama Jungkook selalu nyimpen proses pertumbuhan Ami lewat foto sama video. Jadi Ami udah punya kamar sendiri, walaupun tidurnya masih sering sama bubu dan ibunnya.

Di kamar Ami, yang sengaja didekor sama nuansa Minion, banyak foto Ami yang nempel di temboknya. Dari mulai Ami lahir, Ami bisa megang botol susu sendiri, Ami nyium Jungkook, Keisya lagi gendong Ami, foto mereka bertiga waktu lagi mandi bola di halaman belakang, dan lain-lain. Semuanya diabadikan sama Keisya. Keisya nggak mau kelewat satu momen pun sama anaknya, Ami.

Keisya ngerasa hidupnya udah jauh lebih sempurna. Keisya punya Jungkook, dan sekarang Keisya juga punya malaikat kecil yang cantik, Astami Elvarette. Jungkook juga ngerasa dia manusia paling bahagia di muka bumi ini. Ada Keisya sama Ami udah jauh lebih dari cukup buat bikin hidupnya lebih sempurna.


I still remember the days I prayed for the things I have now. They are two precious things in my life, my wife and my daughter. - Jeon Jungkook

I never thought that my life would be perfect as now. Thank you, cause you never tired to love me. Thanks for always trying to be a good father to Ami. - Nikeisya Aruna

Bubu... Ibun... I love you. - Astami Elvarette

[•••]

F I N

16 Maret 2016
Remember When

-Allure-

Continue Reading

You'll Also Like

9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

108K 11.3K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...