Remember When

By elaaeloo

26.7K 1.1K 357

Remember when. I cried to you a thousand times. I told you everything. It never crossed my mind that there wo... More

airport
remember when
something more
ordinary but anything
hello, sydney!
kika
when i was your man
perfect girl
lost star
when you're gone
welcome to jakarta!
happy birthday, snoopy!
you're my
half alive
nothing like us
twist in my story
[special part] Jungkook - Keisya - Ami
Thank You!! [160316]

no other

1.1K 65 39
By elaaeloo

Keisya akhirnya sampe di Meruya, di rumah oma nya Jungkook, Oma Alin. Keisya kenal sama Oma Alin. Dulu sebelum pindah ke sini, Oma Alin tinggal lumayan lama di rumah Jungkook. Jadi Keisya kenal sama oma nya. Terakhir mereka ketemu tuh pas Keisya sama Jungkook kelas 3 SMP dan sampe sekarang belum pernah ketemu lagi.

"Ini ya rumahnya?"

Keisya emang nggak pernah tau rumah Oma Alin di mana dan yang mana karena emang dia nggak pernah main ke sini sebelumnya. Jungkook sama keluarganya aja yang rajin nengokin oma nya ke sini.

Keisya parkir mobilnya di halaman depan. Keisya turun dari mobil dan langsung ke pintu depan yang agak kebuka. Rumahnya model bangunan lama gitu tapi masih bagus. Halamannya juga luas. Pantes dulu Jungkook sering cerita seneng main di rumah oma nya soalnya halamannya luas jadi bisa bebas main sepeda sama main bola. Keisya senyum inget kata-katanya Jungkook.

Keisya mencet bel yang ada di samping pintu depan beberapa kali. Sembari nunggu, mata Keisya masih sibuk merhatiin keadaan di sekeliling. Bagus banget tempatnya, bikin adem hati sama pikiran deh tinggal di sini. Nggak lama, ada yang nyapa Keisya.

"Siapa ya?"

Keisya nengok. Perempuan paruh baya yang umurnya hampir 60 tahun kalau Keisya nggak salah itung. Dan nggak salah lagi, ini pasti Oma Alin. Nggak berubah. Masih tetep cantik kayak dulu, cuma rambutnya aja yang mulai berubah tumbuh rambut-rambut putih.

"Oma.." Keisya senyum terus cium tangan Oma Alin. Oma Alin diem merhatiin Keisya teliti banget.

"Cucuku.." Cuma itu yang Oma Alin ucapin waktu ketemu sama Keisya.

"Cucuku, Keisya.." Oma Alin langsung meluk Keisya yang badannya lebih tinggi dari dia. Keisya kaget. Nggak nyangka kalau Oma Alin masih inget sama Keisya. Mereka udah bertahun-tahun nggak ketemu. Dan dengan umurnya yang sekarang, wajar kalau Keisya mikir Oma Alin nggak akan inget sama Keisya, apalagi mereka udah nggak pernah ketemu lagi.

"Oma inget sama Kei?"

"Gimana Oma bisa lupa sama cucu Oma yang paling cantik ini? Yang dulu suka main layangan ke lapangan sama Jungkook sore-sore sampe kalian pulang mukanya pada kotor karena debu." Oma Alin lepas pelukannya terus ngusap-ngusap pipi Keisya. Keisya terharu banget bahkan hampir nangis kalau aja nggak ditahan air matanya.

"Kamu ke mana aja nggak pernah ikut Jungkook kalau main ke sini? Padahal Oma pengen sekali ketemu sama kamu."

"Maaf ya, Oma.."

"Cucu Oma udah tumbuh besar ya. Udah jadi anak gadis yang cantik." Keisya senyum. "Oma tau, kamu ke sini pasti mau ketemu sama Jungkook kan?"

"Hehehe. Ada Oma?"

"Ada di halaman belakang, lagi Oma suruh guntingin rumput yang sudah tinggi-tinggi. Sana, kamu susul dia ke belakang."

"Boleh?"

"Ya, boleh, Sayang. Kamu masuk lurus saja, belok kiri ada dapur, nah di situ ada pintu warna hijau untuk ke halaman belakang."

"Makasih ya, Oma." Keisya nyium pipi Oma Alin. "Kei nemuin Jungkook dulu."

Keisya masuk ke dalem ngikutin petunjuk kayak apa yang dibilang sama Oma Alin. Keisya deg-degan sendiri mau ketemu Jungkook. Kenapa rasanya jadi gini? Baru kali ini Keisya ketemu sama Jungkook tapi sedeg-degan ini. Keisya buka pintu dan mata Keisya langsung nangkep objek yang selama ini dia kangenin.

Jungkooknya lagi guntingin rumput.

Posisinya jongkok ngebelakangin pintu belakang, jadi dia nggak sadar kalau ada seseorang yang merhatiin dia dari sana. Seseorang yang kangen banget sama dia. Seseorang yang nggak mau Jungkook pergi dari hidupnya. Seseorang yang ngeberaniin dirinya buat nyetir mobil sendiri demi nyusul orang yang lagi sibuk gunting rumput ini. Keisya kangen Jungkook. Banget.

Jungkook berdiri terus naro kedua tangannya di pinggang, keliatan banget dia capek kayaknya. Gunting rumputnya di biarin aja di atas rumput. Keisya nyamperin Jungkook, berdiri di belakangnya. Tapi Jungkook masih nggak sadar sampe akhirnya Keisya manggil.

"Jeon.."

Jungkook yang tadinya lagi ngusap keringetnya di jidat langsung diem. Ada suara yang manggil namanya. Masalahnya bukan siapa yang manggil, tapi justru karena Jungkook tau suara siapa yang manggil dia dan itu yang bikin Jungkook diem.

Dia?

"Jungkook.."

Jungkook balikin badannya.

Bener-bener dia ternyata.

Jungkook diem. Diem karena nggak tau harus gimana. Ini mimpi apa bukan? Keisya ada di hadapanya sekarang itu mimpi? Keisya berdiri di depan Jungkook itu mimpi? Keisya ada di rumah oma nya itu mimpi? Kalau iya mimpi, siapapun jangan bangunin Jungkook. Karena ini terlalu berarti kalau buat sekedar mimpi.

Keisya nggak ngomong apa-apa, dia langsung meluk Jungkook yang lagi pake kaos oblong sama celana pendek. Rambutnya basah karena keringetan, muka sama lengannya penuh sama keringet. Tapi Keisya nggak peduli. Mau keringetan, mau kotor, Keisya tetep mau peluk Jungkook, dari dulu juga gitu.

"Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu tega pergi ninggalin aku gitu aja nggak pamit dulu?" Keisya mukul dadanya Jungkook. "Aku kangen banget sama kamu tau nggak sih!"

Rasanya kayak ada ribuan kupu-kupu di hatinya Jungkook. Ini bukan mimpi. Keisya ada di depannya dan meluk Jungkook, ini bukan mimpi. Dan lagi, Keisya bilang kangen sama Jungkook. Rasanya bahagia banget. Padahal ya Jungkook juga sadar pasti Keisya kangen karena dia kehilangan sahabatnya. Iya, sahabat. Seenggaknya itu yang Jungkook tau saat ini.

"Maaf ya, Sya." Jungkook meluk Keisya erat banget. Jungkook juga kangen sama Keisya. Kangen sama pelukannya kayak gini.

"Kamu jangan pergi lagi, please. Aku nggak mau kamu ninggalin aku. Aku nggak mau kamu jauh dari aku. Aku mau sama kamu terus. Kamu nggak boleh ke mana-mana lagi." Keisya lepas pelukannya sama Jungkook. Air mata Keisya udah netes dari tadi, dari pas Keisya bisa lagi ngerasain rasanya meluk Jungkook.

"Ih, kan malah nangis." Jungkook hapus air mata Keisya. "Kalo kangen sama aku nggak boleh nangis."

"Aku mau kamu ada di samping aku terus karena.." Keisya megang pipi Jungkook pake kedua tangannya terus narik muka Jungkook biar lebih deket lagi sama mukanya.

"Karena aku cinta sama kamu."

Keisya nyium bibirnya Jungkook..

Untuk pertama kalinya.. This is their first kiss. Ciuman pertama Keisya buat Jungkook dan gitu juga sebaliknya, ciuman pertama Jungkook buat Keisya. Bahkan dulu waktu sama Changkyun, Keisya nggak pernah ngelakuin ini.

Keisya cuma mau Jungkook tau kalau dia bener-bener cinta sama Jungkook. Keisya mau Jungkook tau kalau dia nggak salah punya perasaan yang lebih buat Keisya, toh Keisya juga punya perasaan yang sama walaupun telat sadarnya. Keisya mau Jungkook selalu ada, buat dia, sampe kapanpun.

Keisya lepas ciumannya terus megang pipinya Jungkook lagi. Keisya merhatiin muka Jungkook.

"Jeon.."

"I--iya--"

"Muka kamu merah hahahahahahahaha." Keisya beneran ngakak yang kenceng banget sampe bikin Jungkook yang tadinya malu malah jadi kesel.

"AH, KAMU SIH!"

Jungkook pergi agak ngejauh dan ngebelakangin Keisya. Dia ngambek.

"Ih, kok ngambek sih?" Keisya masih ketawa liat ekspresi Jungkook tadi. Kaget, seneng, dan mukanya merah banget.

"Tau, ah!"

"Yah, jangan ngambek dong."

"Bodo!"

"Maaf, Jungkook."

"Kamu tuh udah nyium duluan terus udahnya malah ngetawain aku. Ih, rese!"

"Abis muka kamu merah banget deh serius."

"BODO BODO NGGAK MAU DENGER!" Jungkook nutup mata sama kupingnya. Keisya nyamperin Jungkook berdiri di depannya lagi.

"Maaf ya?"

"Hey?"

"Jungkook."

"Ngambek beneran nih?"

"Oh, beneran ngambek."

"Ya, udah aku pulang aja."

"EH, JANGAN DONG SYA!" Jungkook buka matanya dan lepas kedua tangannya di kupingnya.

"Makanya jangan ngambek."

"Ya kamunya.."

"Kan aku udah minta maaf."

Jungkook masih cemberut.

"Semuanya harus kita selesain sekarang."

"Apa? Soal apa?"

"Soal perasaan kamu, soal perasaan aku, soal kita."

"Emang kita kenapa?"

"Kamu nggak usah sok pura-pura lagi ya. Cukup selama ini kamu boongin aku sama perasaan yang kamu punya buat aku. Aku udah baca surat dari kamu dan denger lagu itu." Keisya mukanya sok marah gitu, dia mau tau aja reaksi Jungkook kayak gimana.

"Sya, aku bisa jelasin semuanya soal surat sama lagu itu. Aku minta maaf banget, Sya, kalo aku lancang bisa kayak gini ke kamu. Aku tau kamu pasti marah--,"

"Iyalah jelas aku sangat marah."

"Sya, aku udah jelasin juga kan di surat itu kalo aku bakal coba buat buang perasaan ini, aku nggak mau ngerusak persahabatan kita karena kebegoan aku yang udah cinta sama kamu."

"Iya, kamu emang bego."

"Aku minta maaf, Sya. Maaf banget. Tapi aku udah janji sama diri aku sendiri kalo aku nggak akan nyimpen perasaan ini lebih lama lagi. Aku nggak mau ganggu kebahagiaan kamu sama Changkyun. Maafin aku, Sya."

"Telat. Aku udah putus sama Em. Dan semuanya gara-gara kamu tau nggak!" Keisya masih sama ekspresi sok marahnya di depan Jungkook.

Jungkook yang digituin sama Keisya makin ngerasa bersalah. Jungkook mikir pasti gara-gara Changkyun tau kalau Jungkook cinta sama Keisya akhirnya Changkyun mutusin Keisya. Pantesan Keisya marah, Jungkook emang pantes dapetin ini. Dia udah ngerusak kebahagiaan sahabatnya sendiri yang padahal sebentar lagi mau nikah.

"Sya, sumpah demi Tuhan aku nggak ada maksud buat bikin kamu putus sama Changkyun. Aku telpon Changkyun sekarang ya jelasin semuanya?" Jungkook panik banget, sementara Keisya malah cengengesan.

"Nggak usah dan nggak perlu."

"Sya, tapikan kamu mau nikah sama dia."

"Kamu salah. Aku maunya nikah sama kamu."

"HAH?"

Keisya meluk Jungkook lagi. Keisya bener-bener nggak mau jauh dari Jungkook. Rasanya dari tadi pengen meluk Jungkook terus biar dia nggak pergi ke mana-mana lagi.

"Aku tau kamu cinta sama aku."

"Sya, soal itu aku minta maaf. Aku---,"

"Diem dulu! Aku belum selesai ngomong."

Jungkook diem.

"Awalnya aku kecewa karena kamu nggak pernah jujur sama aku soal perasaan kamu. Kita udah sahabatan lama, kenapa hal kayak gini kamu sembunyiin dari aku? Kamu anggep aku apa?"

"Sya.."

"Aku yang harusnya minta maaf. Aku nggak pernah peka sama perasaan kamu. Aku nggak pernah sadar kalo sahabat aku tersakiti karena aku sama Changkyun. Aku nggak pernah tau kalo kamu sesakit itu, Jungkook. Aku minta maaf..."

"Nggak, Sya."

"Sampe akhirnya aku sadar... Aku juga cinta sama kamu. Aku cuma mau kamu dan bukan Em. Aku mau sama kamu. Aku mau kamu yang ada di samping aku, bukan Em."

"..."

"Kemaren akhirnya aku mutusin buat udahan sama Em. Aku nggak mungkin lama-lama boongin perasaan aku sendiri. Kasian Em. Aku malah makin nyakitin dia kalo aku paksain buat lanjutin hubungan kita ke pernikahan."

"..."

"Awalnya dia marah pasti, kecewa, kesel. Tapi setelah aku jelasin, akhirnya dia mau nerima. Keluarganya juga nerima keputusan kita berdua. Mereka nggak mau maksain sesuatu yang bukan kehendak mereka."

"Jadi.." Jungkook lepas pelukannya sama Keisya.

"Jadi, aku juga cinta sama kamu."

Kalau ada orang paling bahagia di muka bumi ini, itu pasti Jungkook. Jungkook bahagia banget denger apa yang diucapin sama Keisya barusan. Denger kalau orang yang Jungkook cintai selama ini, nyimpen perasaan yang sama kayak Jungkook. Jungkook nggak pernah sebahagia ini.

"Jadi.." Jungkook senyum sambil megang pipinya Keisya.

"Jadi, aku mau nikah sama kamu. Kapan kamu ke rumah aku buat ngelamar?"

Jungkook gantian nyium bibirnya Keisya. Jungkook bahagia banget. Sangat sangat sangat bahagia. Bertahun-tahun Jungkook ngerasa sakit karena ngeliat Keisya sama Changkyun, tapi hari ini Keisya dateng dan bilang dia juga cinta sama Jungkook. Rasanya setimpal aja sama apa yang Jungkook laluin selama ini kalau ternyata endingnya bakalan sebahagia kayak sekarang.

"Kamu sok deh nyium aku segala. Pipi kamu masih merah tuh." Keisya nunjuk pipi Jungkook yang merah banget.

"Biarin aja. Yang penting kamu punya aku sekarang."

"Dih, kata siapa? Kamu kan belum nembak aku buat jadi pacar kamu. Dasar tukang ngaku-ngaku!"

"Nggak perlu. Ngapain aku nembak kamu buat jadi pacar kamu? Nanti aku ke rumah kamu sama bunda, sama ayah, buat ngelamar kamu. Itu jauh lebih penting dibanding nembak jadi pacar."

Keisya sama Jungkook senyum bahagia. Belasan tahun jadi sahabat, kayaknya hari ini yang paling bahagia buat mereka. Hari ini yang paling berkesan buat mereka. Hari ini hari yang nggak akan bisa mereka lupain.

Karena hari ini

Akhirnya

Keduanya saling memiliki...




I didn't fall in love with you.
I walked into love with you, with my eyes wide open, choosing to take every step along the way.
I do believe in fate and destiny, but I also believe we are only fated to do the things that we'd choose anyway.
And I'd choose you, in a hundred lifetimes, in a hundred worlds. In any version of reality, I'd find you.
Sometimes we have to feel pain, to get the perfect happiness.






[•••]

E    N   D

20 Februari 2016
Remember When

-Allure-

Continue Reading

You'll Also Like

8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
13.3M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
156K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1.5M 136K 71
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...