Ssstt Pacar Pura Pura

By itsyooniverse

11.4K 612 42

Conan seorang most wanted di SMA Nasional setuju dengan usulan salah seorang sahabatnya untuk mencari pacar p... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33

Chapter 3

646 36 0
By itsyooniverse

Pagi-pagi sekali Arga sudah berada di depan rumah malaikatnya. Kenapa malaikat? Karena mungkin orang ini bisa membantu mewujudkan ide konyol yang kemarin ia katakan pada Conan. Yah, dia sangat menggantungkan harapannya pada pemilik rumah ini.

Arga.nu : gw udah di depan

Arga memberi tahu pada si empunya rumah lewat line mengenai kedatangannya.

"Tumben berangkatnya pagi banget. Ada apa?" Arga menoleh. Di depan pagar seorang cewek manis dengan rambut panjang bergelombang sedang berdiri bersandar pada pagar.

"Nggak apa-apa. Pengen aja." Arga nyengir. Dia tidak tahu harus bagaimana.

"Masuk yuk, sarapan dulu. Lo pasti belom sarapan kan?" Arga mengangguk. Dia mengikuti cewek itu.

"Eh, ada Arga. Tumben, Ga, jam enam lebih limabelas menit udah sampai sini? Biasanya setengah tujuh baru dateng."

"Hehe, kayaknya gue bangun terlalu pagi, Kak." Arga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya udah. Kakak berangkat dulu ya, keburu macet. Dek, ntar jangan lupa kunci pintu!" Cewek itu mengangguk untuk menjawab kakaknya. Kini hanya tinggal Arga dan cewek itu. Mereka sarapan dalam keheningan.

"Gain... gue boleh ngomong nggak?"

"Ngomong aja lagi. Biasanya juga langsung ngomong kan, kenapa harus nanya?"

"Hehehe bantuin gue dong Gain."

"Bantu apa?"

"Em... jadi pacar pura-pura."

"Uhuk." Gain tersedak mendengarnya. Arga buru-buru memberikan minum pada Gain.

"Lo bercanda ya? Gak lucu!"

"Gue tahu ini nggak lucu, tapi gue bener-bener butuh bantuan lo, Gain."

"Gue gak mau!"

"Please... bantuin gue. Katanya lo sahabat gue," kata Arga dengan memasang wajah memelas. Ya ampun, Gain nggak tega melihatnya.

Gain menghela nafas panjang. Kalau sudah begini dia tidak bisa menolak. Arga terlalu ganteng untuk ditolak. Eh.

"Heem, gue bantu." ucap Gain sedikit terpaksa. Arga tersenyum lebar. Mau tidak mau Gain juga ikut tersenyum.

***

Begitu bel istirahat berbunyi Arga langsung menarik Gain untuk ikut bersamanya.

"Ngapain sih ke taman belakang? Cuma ngomong doang, di kelas juga bisa kali."

"Kita mau ketemu orang yang akan jadi pacar pura-pura lo."

"APA!?" pekik Gain. Dia menghentikan langkahnya sehingga Arga juga ikut berhenti. Gain menatap Arga dengan tatapan bingung. "Tunggu dulu! Orang yang jadi pacar pura-pura gue itu bukan elo?"

"Ssstt, jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Udah deh, sekarang lo ikut aja. Ntar gue jelasin di sana."
Gain ikut saja saat tangannya ditarik Arga.

Setelah beberapa menit mereka sampai di taman belakang. Seperti yang tadi sudah Arga katakan, tujuan mereka kemari untuk menemui orang yang akan jadi pacar pura-pura Gain. Di sana, di bawah pohon mangga sudah berdiri seseorang yang cukup tinggi. Tidak setinggi Arga memang, hanya berbeda beberapa senti.

Kalau dilihat dari belakang sih, tuh cowok lumayan juga. Dengan model rambut ala-ala boygrup Korea dan kulit putih bersih. Tipe cowok seperti itu tidak mungkin tidak terkenal, apalagi dia temannya Arga.

Semua penghuni SMA Nasional juga tahu kalau cowok-cowok yang selama ini selalu bersama Arga itu para cowok famous di SMA Nasional. Yang membuat Gain heran cuma si Iman. Dengan tingkah konyolnya dia bisa disukai banyak cewek, tapi mungkin itu daya tariknya.

"Hoe..." teriak Arga memanggil orang itu. Yang dipanggil menoleh dan itu membuat Gain membeku di tempat.

"Mati gue," gumam Gain pelan. Ia lalu melompat bersembunyi di belakang tubuh Arga.

"Eh, loh. Kenapa Gain?" Gain hanya menggeleng pelan.

Conan sudah berada di hadapan Arga. Sedari tadi matanya tak lepas dari cewek yang bersama sahabatnya ini. Dia tampak tak asing dengannya.

Cewek dengan rambut panjang bergelombang. Sepertinya Conan pernah melihatnya. Mata Conan langsung melebar begitu ingat dengan sosok yang sedang bersembunyi di belakang Arga. Iya. Dia memang pernah melihatnya.

"Lo kan yang nampar gue waktu itu. Sini lo biar gue kasih pelajaran! Enak saja habis nampar orang nggak minta maaf malah kabur," sungut Conan. Dia hampir saja memegang Gain kalau saja Arga tidak menahan tangannya.

Arga memandang Conan di hadapannya dan Gain yang sudah sedikit menjauh secara bergantian. Kebetulan sekali. Sepertinya dia memilih orang yang cocok.

"Eh, Nan. Dia ini yang akan jadi pacar pura-pura lo."

"Gak mau!" jawab Conan dan Gain bersamaan.

"Gue nggak mau jadi pacar pura-puranya cowok mesum. Lagian, kemarin gue bilang mau bantuin elo karna gue pikir itu elo yang butuh. Bukannya dia."

"Lo pikir, gue mau jadi pacar pura-puranya cewek nggak tahu sopan santun kayak lo? Dan satu lagi, gue bukan cowok mesum." Conan langsung pergi setelah mengatakan itu. Gain juga memilih pergi dari sana, sedangkan Arga hanya bisa bengong. Dia tampak bingung dengan semua yang terjadi.

***

"Lo gimana sih, Nan. Katanya minta bantuan gue. Lah ini udah gue cariin malah lo tolak mentah-mentah. Emangnya lo pikir gampang apa nyari cewek yang nggak suka sama lo," protes Arga. Sekarang ini mereka sedang berjalan menuju kantin. Setelah memarahi Gain tadi, ternyata Conan merasa lapar, jadi dia mengajak Arga untuk makan di kantin.

"Ya, abisnya lo bawa cewek itu. Dia kan yang nampar gue waktu itu."

"Cewek itu, cewek itu. Dia punya nama dan namanya Gain."

"Bodo amat lah namanya siapa. Pokoknya gue sebel sama dia." Arga mendengus. Ini nih kebiasaan buruknya Conan. Keras kepala.

Saat keduanya hampir sampai di kantin tiba-tiba saja ada yang menghadang mereka. Seorang cewek cantik berdiri tepat di depan Conan.

"Conan... aku mau bilang sesuatu. Aku suka sama kamu. Mau ya, jadi pacar aku."

Arga menelan tertegun. Dia memang sering mendengar kalau Conan selalu ditembak cewek, tapi baru kali ini dia melihatnya langsung. Selama ini dia memang jarang bersama Conan kalau di sekolah, itu karena kelas mereka berbeda. Dan jika ia yang bersama Conan, hal semacam ini belum pernah terjadi, benar-benar baru kali ini Arga melihatnya sendiri.

Conan menoleh pada Arga bermaksud minta bantuan, tapi memang dasar si Arga sableng. Dia malah cekikikan sendiri.

"Em... anu. Maaf ya, gue nggak bisa," ucap Conan hati-hati. Dia tidak ingin menyakiti perasaan cewek di hadapannya.

"Kenapa? Kamu kan belum punya pacar, atau kamu udah punya pacar? Tapi, nggak apa-apa deh, jadi yang kedua juga boleh. Jadi simpenan juga aku mau kok."

Buset dah ini cewek gokil abis, pikir Arga dalam hati.

Conan melirik Arga. Dia mengumpat dalam hati melihat Arga yang tidak berusaha menolongnya dan malah sibuk menoleh ke sana kemari. Sedetik kemudian Arga berlari entah kemana membuat Conan kelimpungan sendiri.

"Nan, mau ya, jadi pacar aku."

"Tapi...."

"Lo cantik sih, tapi sorry ya, dia nggak bisa nerima lo karna dia udah punya pacar." Bersamaan dengan kalimat itu Conan merasa ada orang yang memeluk lengannya. Nggak mungkin Arga dong. Ya kali Arga meluk Conan. Entah refleks atau malah penasaran Conan menolehkan kepalanya ke samping. Gain sedang tersenyum manis sambil menatapnya. Conan diam, terkejut lebih tepatnya.

Cubitan kecil di lengannya membuat Conan kembali tersadar dari pikirannya yang melayang kemana-mana.

"Eh anu... sorry ya, gue udah punya pacar dan gue gak mau nyakitin hati pacar gue dengan nyelingkuhin dia. Gue sayang banget sama dia." Gain jadi pengen muntah mendengar ucapan Conan. Arga? Jangan ditanya. Dia setengah mati menahan tawa.

Entah merasa kecewa atau bagaimana. Cewek tadi langsung lari begitu saja. Sepertinya, dia menangis.

Setelah dirasa cewek tadi sudah benar-benar pergi. Gain segera melepaskan tangannya dari lengan Conan. Dia hampir saja kembali ke kelas kalau saja tangannya tidak ditarik paksa oleh Conan.

"Apaan sih. Lepasin!"

"Nggak. Maksud lo apa tadi meluk-meluk gue!?"

"Yeeee, udah dibantuin juga bukannya terima kasih atau gimana, malah marah-marah. Aneh lo."

"Lo tuh bener-bener nggak sopan ya."

"BODO AMAT," Gain nyolot. Conan mendelik sebal mendapatkan respon seperti itu.

"Eh, Nan, gue yang minta Gain ngelakuin ini. Abisnya gue nggak tahu harus gimana." Arga berusaha menjelaskan sebelum terjadi perang dunia ketiga.

"Pantes aja lo kesusahan ngadepin fans lo yang pada sarap itu. Lo nggak tegas sih. Ngomong yang tegas kek jangan tapi... tapi..." ucap Gain sambil menirukan gaya Conan berbicara pada cewek tadi, "Jadi orang tuh yang tegas dong! Kayak Arga sama Iman tuh, hidup mereka fine-fine aja kan," lanjut Gain.

Arga sekuat tenaga menahan tawanya agar tidak keluar. Mimik muka Gain saat menirukan Conan terlalu lucu untuk diabaikan.

"Jaga omongan lo!"

"Dih sewot. Jangan marah-marah mulu deh, cepet tua baru tahu rasa lo. Oh ya, bantuan gue ini nggak gratis loh. Ada imbalannya dan suatu saat lo harus bayar. Bye." Gain langsung pergi tanpa memperdulikan Conan yang mukanya sudah merah padam menahan marah akibat ulahnya.

***

TBC

[Ssst Pacar Pura-Pura]
17 Februari 207
©Mindsweet

Continue Reading

You'll Also Like

473K 51.3K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
555K 21.1K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 317K 35
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...