Forget Me Not

By SSUMMER

34K 4.3K 721

(in editing process) "Di kehidupan mana pun itu, aku menginginkanmu." More

• Forget Me Not •
• P R O L O G U E •
1. The beginning
2. Homework: self-love
3. Glowing up
5. Imaginary friends
6. Heartbeat, letter, and cokes
7. Schoolmates
8. Don't be scared
9. Freaking chicken nugget
10. Run after him
11. Oh my heart hurt so good
12. Gone, again
13. Love is about to let go
14. Dear N
15. Our bittersweet chances
16. The firefly for him
17. His new life
18. I see his painful days
19. Our hide and seek
20. Until he find me again
• S T O R Y - R E C A P •
• E P I L O G U E •
• A U T H O R ' S - N O T E •

4. An empty class

1.5K 264 25
By SSUMMER

"Love to feel the fresh air,
I can feel your eyes stare
I'm not gonna lie, I get a little bit scared.

[Backyard Boy - Claire Rosinkranz
ft. Jeremy Zucker]

🦋

Niall meringis di depan cermin kecil yang ia pegang. Setelah memastikan kawat giginya bersih ia mengerahkan cermin untuk melihat rambutnya. "Ganteng juga, anak siapa sih?"


Di sampingnya, teman Niall bergidik geli mendengar lelaki itu memuji diri sendiri.

"Terima kasih ya, Bre." Niall menyerahkan cermin kecil kepada teman di hadapannya. Kali ini mereka sedang duduk bersama-bersama di kantin untuk makan siang. "Guys, I gotta go. Enjoy your lunch."

Seorang teman Niall dengan cepat merampas sekotak susu dari makan siang yang Niall bawa. "Kau punya pacar ya?" Ia menatap Niall curiga karena sudah cukup sering Niall menghilang ketika makan siang dan pulang sekolah. "Kenapa harus disembunyikan sih, santai dong. Ajak saja dia ke sini."

Niall tertawa sambil merebut kembali kotak susu dari tangan temannya itu. "Eh, babi!" Katanya saat temannya itu tak mengizinkan.

"Biasalah, dia menjaga penggemarnya agar tidak kabur." Sahut salah seorang yang langsung Niall bungkam mulutnya dengan selada.

"Hahaha! Tuh kan dasar gemini." Celetuk yang lain.

Niall tertawa lagi melihat teman-temannya setuju dengan pernyataan itu. "Mohon maaf bapak ibu sekalian, siapa sih yang punya pacar? Siapa juga yang gemini? Aku virgo woy."

"Pertama, sekarang kau tidak pernah makan siang bersama kita lagi di kantin. Kedua, saat pulang sekolah juga kau langsung hilang. Ketiga, jarang latihan basket, jarang latihan band, tapi katamu juga sedang tidak di perpustakaan." Mendengar penjelasan teman Niall yang merebut kotak susu itu, yang lain mengangguk setuju.

"Aku tambah ya." Sahut yang lain. "Keempat, kau suka bercermin. Jaga penampilan sekali ya sekarang rupanya si monyet ini."

"Apa hubungannya coba?" Niall menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Besok deh kita makan bersama. Kalian semua datang kan?" Kata Niall mengingatkan acara pentas sekolahnya besok.

"Tentu saja. Niall besok pacarnya ikut ya, jangan di sembunyikan terus, itu pacaran atau main petak umpet?"

"Sssh! Gosip terus." Sahut Niall sambil merebut kotak susu dari tangan temannya. Setelah dapat, ia beranjak dari sana membawa makan siangnya yang lain.

Derap langkah lelaki itu semakin cepat ketika mendekati sebuh kelas yang tidak digunakan di sekolah ini. Ia membuka mengetuk pintunya pelan dan saat pintu terbuka, Niall masuk. Sambil tertawa pelan memgingat kelakuan teman-temannya, ia pun kemudian menaruh makan siang di salah satu meja.

"Sepertinya ada yang lucu. Cerita dong." Victoria berjalan mendekat.

Sudah menjadi kegiatan rutin Niall untuk makan siang bersama Victoria di kelas kosong ini. Itulah alasan di balik tuduhan teman-temannya saat makan siang tadi. Kebiasaannya yang dulu kembali, ia banyak menghabiskan waktunya dengan gadis yang bahakn tidak bisa terlibat oleh orang lain.

"Apa kau di sini?" Niall memperhatian seluruh kelas. "Oi, Casper?" Panggilnya lagi saat ia tidak melihat siapa pun disana.

Ia benar-benar melihat kelas yang kosong walaupun Victoria berada di depannya saat ini.

Gadis itu terkejut saat Niall tidak melihatnya. Ia pun melambaikan tangannya beberapa kali namun Niall masih memanggil namanya. Lelaki itu bahkan sampai mengecek keluar jendela.

"Niall?" Kali ini Victoria menepuk bahu Niall dan akhirnya lelaki itu bisa melihatnya.

"Here you are!" Niall tersenyum lebar melihat Victoria. "You were hiding, huh?"

"Kau yang suka bercanda." Jawab gadis dengan wajah kesal. "Ngomong-ngomong, kau terlihat mentertawakan sesuatu, ada apa sih? Ada yang lucu ya? Cerita sini sini, aku mau dengar." Kata Victoria yang saat ini duduk di samping Niall.

"Itu loh masa teman-teman bilang aku punya pacar. Kata mereka aku sering hilang karena diam-diam mendatangi pacar yang aku sembunyikan, hahaha."

"Pacar?" Victoria tak mengerti maksud lelaki yang saat ini sedang meminum sekotak susu coklat.

"Pacar itu apa ya... em..."

"Aku ya?"

Niall tersedak sampai terbatuk-batuk mendengar pertanyaan itu.

"Oh, bukan ya." Lanjut Victoria dengan polosnya sambil mengerjep-ngerjapkan kedua matanya. "Memangnya punya pacar itu lucu? atau menyenangkan? atau memalukan?"

Ia meminta waktu untuk mengatur nafas kemudian saat batuknya mereda ia tertawa.

"Ih, Niall kasi tau apa itu pacar. Jangan-jangan hal yang menjijikan... atau menyeramkan seperti tikus? Makanan kah? Bisa dimakan tidak?"

"Sabar-sabar, bawel sekali kalau sudah ingin tahu." Kata Niall sebelum melahap apelnya. "Pacar itu manusia kok."

Victoria semakin mendekatkan duduknya karena bersiap mendengar penjalan Niall yang sudah saat ini terlibat berfikir.

"Pacar itu... seperti sahabat tapi ada rasanya."

"Hah? Gimana itu ada rasanya?"

"Jadi seperti kau berteman dekat sekali dengan seseorang, kemudian jadi sayang kan, terus rasanya... rasanya... em... rasa sayang yang lebih gitu loh. Kau merasa senang kalau ada di dekatnya. Kata orang bahkan seperti ada kupu-kupu terbang di perutmu." Niall menjeda kalimatnya. "Ewh, cringe."

Victoria mengulurkan tangganya dan menggelitik perut Niall dengan jahil. "Seperti ini?"

"HAHAHA!" Niall meraih tangan Victoria dan menariknya mendekat. "Awas kau, Casper."

Victoria menarik tangannya lagi, kemudian memasang wajah serius. "Ayo lanjutkan penjelasannya. Sepertinya asik juga punya oacar bisa ketawa terus karena perutnya geli. Hihi."

"Haha, dasar bodoh." Niall menjitak pelan dahi gais itu. "Mungkin maksudnya, kalau punya pacar berarti kau jadi punya energi bahagia dari si orang ini karena kau sayang sama dia. Kehadirannya bikin hidup terasa menyenangkan." Niall meringis mendengar kalimatnya sendiri, berhrap kalau deskripsinya benar.

"Niall punya pacar?"

Dengan santai Niall menggeleng.

"Kenapa?"

"Selama ini aku sibuk jatuh cinta sama diri sendiri" Niall menjulurkan lidah mengejek. Kemudian ia tertawa sambil membuka bungkus sandwichnya. "Casper ingat tidak pernah marah karena aku jahat sama diri sendiri?"

Victoria mengangguk cepat.

"Aku sadar kalau itu tidak baik, jadi aku berusaha menyayangi diri sendiri sejak sore itu. Sejak kau bilang tidak mau berteman denganku lagi aku merasa punya pr untuk sayang ke diri sendiri." Niall melahap sandwichnya dan mengunyahnya dengan cepat.

"Kau mengerjakan pr dengan baik. Kau dapat A dari aku." Victoria menepuk pelan bahu Niall.

"Oh, tentu saja... Niall." Niall terkekeh pelan. "Berarti sudah waktunya si ganteng ini punya pacar... hm..." Gumamnya sebelum menghabiskan sandwich.

Mendengar bel masuk akhirnya membuat Niall pergi dari kelas itu untuk kembali ke kelasnya. Pikiran untuk mencari seorang kekasih pun menjadi topik utama di kepalanya saat ini. Tersersit ucapan Victoria saat gadis itu mengatikan pacar adalah dirinya.

Niall duduk di bangkunya dan mulai mengikuti pejaran seperti biasa. Namun kali ini pikirannya kembali teralih mengingat kedekatannya dengan Victoria selama ini. Gadis itu membuatnya bahagia sejak dulu, ditambah lagi ia begitu cantik. Namun rasional Niall dengan cepat membantah, karena bagaimana pun Victoria bukanlah manusia.

Masih memikirkan hal yang sama, setelah latihan dengan bandnya untuk acara besok, Niall meminta pendapat ketiga temannya.

"Aku ganteng kan, Sam?" Temannya itu bergidik geli dan mendorong Niall yang duduk di sebelahnya. "Lumayan lah ya kalau dibandingkan satu sekolah ini. Eh, Jamie, sini deh."

"Kau ini kenapa sih, Niall? Kurang tidur?"

"Aku keren kan? Aku cukup pintar juga loh."

"Kemana arah pembicaraan ini sebenarnya?" Sahut teman Niall yang sudah mulai kesal. "Oh, aku tau... cinta bertepuk sebelah tangan, kan?"

"Sembarangan." Jawab Niall cepat. Ia merebahkan diri di karpet studio musik itu dengan memeluk gitarnya.

"Peluk gitat terus, peluk pacar kapan?"

"Haha, fuck you."Niall terkekeh, ia menarik nafas panjang dan mengbembuskannya sebelum mulai bercerita. "I was bullied back then, I hated my self, I was afraid of many things."

"Benar kah?"

"Now you are losing your fucking mind." Sahut si drummer sambil melemparkan botol kosong.

Niall mulai memetik gitarnya asal-asalan sambil tetap terbaring di sofa. "Lalu sore itu aku ketemu dia dan taraaa... aku merasa jadi lebih baik dari diriku yang dulu. Jadi lebih bebas juga."

"Bless her!"

Kali ini Niall melanjutkan petikan gitarnya dengan chord lagu Nikka Costa First Love. "Terus sudah sampai di titik yang seharusnya bikin aku merasa bangga sama diri sendiri, titik yang seharusnya nyaman, ternyata belum sepenuh itu. Rasanya kadang sepi. Iya... seolah aku menunggu sesuatu."

"Pacar ya?" Tembak salah satu temannya dan Niall tertawa. "Lagian dari dulu sok nolak banyak orang, you bastard."

"Damn it, no..." Niall menghentikan permainan gitarnya. "It feels like, I've never found the... you know, such kind of love."

Tawa teman-temanya pecah mendengar intonasi pasrah dari seseorang yang terlihat sangat cuek dengan hungan percintannya selama ini. "Niall my little wanker, just simply choose a girl and fucking date her."

"That's my fucking Plan-B."

"Teman masa kecil yang kau ceritakan tadi, apa dia masih berteman denganmu sampai sekarang?" Tanya salah seorang temannya dan Niall mengangguk. "Lah itu ada."

Pernyataan itu disetujui oleh yang lain. "Hey, Niall, hal seperti ini saja kau langsung jadi bodoh."

"If you are looking for shit things like love, then maybe she is your frist love, baby Niall." Kali ini sorang temannya mencolek dagu Niall sampai lelaki itu mengumpat karena geli.

Keesokan harinya perkataan teman-temannya itu masih belum bisa terlepas dari pikirannya. Apakah benar kalau selama ini Victoria adalah cinta pertamanya yang sampai membuat Niall jadi lebih baik? Apakah gadis itu adalah cinta pertama yang memberinya alasan berada di titik ternyaman saat ini?

"Semangat ya, Superstar!" Seruan Victoria membuyarkan lamauan Niall. Mereka sedang di bawah pohon besar, dan di balik pohon itu sedang ada acara pentas sekolah Niall. Gadis itu akan berada tepat di bawah terik matahari demi menonton Niall di atas panggung beberapa waktu lagi.

"Satu lagu saja, oke? Satu lagu selesai, kau harus lari ke dalam truk ice cream itu seperi janjimu."

"Promise!"

"Good girl." Niall mengacak rambut Victoria, namun beberapa detik setelahnya ia melihat kanan dan kiri, takut seseorang melihat dan malah menganggapnya gila karena bicara sendiri. "Baiklah, aku ke sana dulu... muach dadah!"

Victoria berada di barisan paling depan sepanjang lagu pertama yang Niall dan teman-temannya bawakan. Ia sempat terpaku melihat bagaimana teman manusianya itu bisa menjadi begitu mempesona ketika melakukan sesuatu yang ia cintai, bermusik.

Continue Reading

You'll Also Like

619K 38.9K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
272K 37.6K 26
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
6M 476K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
132K 14K 57
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...