Rain marriage

By Feeterdirk

593K 33.6K 1.7K

Karena jatuh cinta seorang diri itu rasanya sangat menyakitkan. - Raindita More

Prolog
Hello Kak Adlan
I'm not the only one
Mrs. Basyir
Another Room
Tell me a lie
No one can hurt you now
Jakarta
Dr. Fadlan Basyir
Why do you do this so easily?
Now you see me
I want to spend forever with you
Sunday
Rain
Stay
I know that I let you down
I will be right here ( waiting for you )
Dear Adlan
Sunday morning
I pretend I'm okay
A.M.
Brendya and him
Jealous
Let me love you
Bali, and goodbye!
I'm fadlan. And I know who I am
Promosi
Belanda
Love you too, Arsen
Welcome back, Rain
Welcome back, Rain (2)
Let her go
The second lightning with you, Dr. Fadlan
Bukan lanjutan!
One only

Holiday

16.8K 898 21
By Feeterdirk

Hei, maaf sebelum kalian baca aku mau jelasin sesuatu. Liat mulmed dulu itu Apartemen Adlan dan Rain. Pertama-tama itu ruang tamu yang ada laptopnya, pernah kan diceritain di part berapa gitu kalau ruang tamu ada skat kacanya ke ruang keluarga, nah di foto kedua itu yg ada kacanya ruang keluarga. terus di sebelah ruang keluarga itu ada dapur dan mini bar itu ya, nah foto yang keempat itu di balkon Adlan dan Rain. Oke foto sebelahnya you know lah kalau itu kamar mandi, terus dibawahnya kamar Adlan, dan sebelah kamar Adlan yaitu kamar Rain. Ngerti kan? Hehe, aku pengen kalian seneng baca ceritaku, jadi aku berusaha konsisten bikin gambar ilustrasi Apartemennya sama kaya yang sempet aku ceritain. Yo kita mulai ceritanya.

---------------------------------------
Rain membaringkan dirinya di ranjan hotel. Ia baru saja sampai Paris dan langsung pergi ke hotel untuk istirahat. Ia juga sempat bertukar nomor handphone dengan Arsen agar mereka bisa liburan bersama jika Arsen sedang tidak mengurusi pekerjaannya. Rain teringat ucapan Arsen ketika mereka di pesawat.

No one can hurt you.

Kata-kata itu begitu membuatnya terenyuh. Ia begitu mencintai Adlan.Tapi di luar sana seseorang mencintainya. Menunggunya berapa lamapun itu. Memuja, dan ingin menjaganya.

Jika bisa memilih, Rain mungkin akan memilih untuk mencintai Arsen dan melupakan perasaannya kepada Adlan. Tapi hingga saat ini ia bahkan tak bisa tak memikirkan Adlan. Ia selalu merasa Adlan adalah tujuannya.

From: Arsen

Nanti malam sepulang aku kerja, dinner di sungai Seine mau? :)

Rain merasa dirinya sangat lelah hari ini, namun ia juga penasaran ingin pergi ke sungai Seine, sejak dulu Keno selalu mengatakan selalu datang untuk setidaknya makan malam atau siang di sungai Seine setiap ia berlibur ke Paris. Tapi Rain hanya mendengar cerita orang lain, dirinya memang pernah ke Paris, namun ia datang hanya untuk pekerjaan, seperti menemui desainer terkenal, melihat rancangan kelas Internasional. Dan hanya sebatas itu.

From: Rain

Boleh, kbetulan aku blm pernah ksana.

Setelah membalas pesan dari Arsen, Karena terlalu lelah Rain memutuskan untuk mengistirahatkan matanya.

-----------------------------------------
"Woaww, akhirnya aku tahu kenapa Kak Keno selalu menyuruhku datang kesini, " Ucap Rain masih dengan semangat. Ia masih tak henti-hentinya mengagumi sungai Seine. Keindahannya, tapi tak lama Rain merasa ini salah. Tempat ini terlalu romantis untuk dikunjungi dirinya dan Arsen. Ia merasa ini tak benar. Ia ingin datang bersama Adlan. Ia ingin menikmati pemandangan ini bersama Adlan.

"Kenapa, Rain?" Tanya Arsen ketika Rain tiba-tiba murung. Rain menggeleng dan tersenyum.

"Yasudah, kita pesan makanan dulu ya?" Tanya Arsen. Rain lagi-lagi hanya mengangguk.

Arsen memesan banyak makanan lezat yang dengan sengaja ia persembahkan untuk membahagiakan Rain. Rain sudah berkali-kali mengingatkan agar Arsen tak terlalu banyak memesan makanan, karena Rain tidak terlalu suka makan dengan banyak menu, itu membuatnya bingung akan menikmati makanan apa terlebih dahulu. Sembari menunggu makanan nya di antar, Rain dan Arsen berbincang tentang banyak hal. Tentang kuliah mereka, tentang pekerjaan. Ternyata setelah kuliah Arsen meneruskan bisnis keluarganya. Mereka tak henti-hentinya berbincang dan bernostalgia dengan penuh semangat. Hingga Arsen menanyakan tentang Adlan dan membuat pembicaraan mereka terasa lebih kaku dan serius.

  "Suami kamu kerja dimana, Rain?" Tanya Arsen. Rain tahu saat Arsen menanyakan itu, ia menanyakan nya dengan penuh beban dan rasa sakit.

  "Suami ku, dokter." Jawab Rain singkat dengan senyum tipisnya.

  "Oh, dokter apa?" Tanya Arsen lagi lebih mendetail. Rain diam. Ia tidak tahu suaminya dokter di bidang apa. Ia benar-benar tak tahu.

  "Dokter umum," Jawab Rain asal. Arsen mengangguk mengerti. Ia meneguk minumannya.

"Haruskah aku menjadi dokter dulu untuk menjadi suami mu?" Canda Arsen, Rain melihat Arsen tertawa, namun tidak dengan matanya. Matanya menyimpan begitu banyak kesedihan. Itu seperti yang selalu Rain rasakan ketika berada di sisi Adlan.

"Jadi diri kamu sendiri, Ar. kamu suatu saat pasti ketemu wanita yang lebih baik dari aku Ar. Yang membuat kamu jatuh cinta lebih dari kamu mencintai aku. Aku sudah menikah, apa yang kamu harapkan?" Jawab Rain sembari mengenggam tangan Arsen.

"Tidak. Aku akan menunggu kamu seperti tahun-tahun sebelumnya, Rain. Kita berada disini secara tak sengaja, kamu nggak percaya itu sebuah takdir? Kamu nggak bisa merubah takdir Rain, hari ini kamu menjadi istri orang lain, bisa saja besok kamu menjadi istriku. Kita nggak tahu, hei." Jelas Arsen dengan serius. Rain tak menyangka makan malam nya bisa berubah menegangkan seperti ini.

"Jadi kamu mendoakan aku cerai dengan suamiku, Ar?" Tanya Rain dengan nada bercandanya. Ia berusaha mencairkan suasana, namun Arsen hanya tersenyum kaku.

"Setelah ini mau menikmati Eiffel di malam hari? Sebentar saja." Tawar Arsen yang langsung di setujui oleh Rain.

----------------------
  "Kamu sering menikmati Eiffel dari sini?" Tanya Rain sembari merapatkan jaket tebalnya. Arsen mengangguk. Mereka berdiri di Place Concorde, salah satu tempat terbaik untuk mengambil foto dengan latar Eiffel.

  "Ya, tentu saja. Siapa yang tak suka datang kesini?" Jawab Arsen dengan menampilkan sederet gigi putihnya. Rain tersenyum membenarkan apa yang Arsen ucapkan.

"Rain, kamu belum mengandung, hm maksudku hamil?" Tanya Arsen dengan canggung. Rain tertawa melihat wajah canggung nya Arsen.

  "Belum," Jawab Rain dengan murung. Hamil? Jangankah hamil, menikah saja baru beberapa hari.

  "Kalian menunda memiliki anak?" Tanya Arsen lagi. Rain menggeleng. Tidak ada yang menunda. Karena tidak ada yang melakukan.

  "Enggak. Mungkin belum rejeki kami," Jawab Rain dengan tulus dan penuh kebohongan.

Semakin malam, suhu udara semakin dingin dan membuat kebiasaan sesak nafas Rain kambuh. Ia mulai mengatur nafasnya dengan perlahan.

  "Kamu kenapa, Rain?" Tanya Arsen dengan terkejut. Karena kesulitan bernafas, Rain hanya menggeleng.

  "Ayo kita pulang,"  Ucap Arsen menuntun Rain ke mobil, dan mengantarkannya pulang.

--------------------------------------
Rain terbangun dengan selimut melilit di tubuhnya, belum lagi ia memakai berbagai jenis penghangat tubuh lainnya. Hari ini benar-benar dingin. Karena sudah beberapa tahun ini ia kembali ke Indonesia, ia menjadi tak terbiasa dengan udara dingin. Ia perlu beradaptasi lagi. Rain beberapa kali melihat ponselnya, apakah Adlan sudah membalas pesannya atau tidak. Sebelumnya Rain mengirimkan pesan singkatnya, hanya untuk menanyakan kabarnya. Begitu ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk, Rain tersenyum dan segera meraih ponselnya. Namun harapannya pupus begitu melihat bukan Adlan lah yang mengirimi pesan.

   From: Arsen

Gimana? Udh sehat? Siang ini pekerjaanku selesai, mau main ke Sacre coeur?

Rain menimang sebentar, jika ia terus menerus bergelung di kasur itu hanya akan membuat dirinya membeku. Jadi ia memutuskan untuk menerima ajakan Arsen.

Arsen menunggu di depan gedung hotel, ia khawatir melihat wajah Rain yang begitu pucat.

  "Kamu serius mau jalan-jalan, Rain? Muka kamu.. Pucat." Tanya Arsen.

  "Enggak apa-apa. Ayo." Jawab Rain dan masuk ke dalam mobil Arsen.

Mereka menikmati seharian penuh dengan berjalan-jalan di Paris, mengunjungi tempat-tempat terbaik di Paris, keadaan tubuh Rain juga semakin membaik seiring perasaannya yang membaik karena melupakan sebentar bahwa Adlan sama sekali tak menghubunginya. Rain merasa dirinya harusnya lebih sadar lagi bahwa ia hanya istri sementara. Tak lebih.

  "Rain, mau tulis nama siapa?" Tanya Arsen ketika melihat Rain hanya memegang spidol dan gembok sembari merenung. Mereka saat ini sedang berada di gembok cinta dan masing-masing sudah memegang gembok dan spidol.

  "Entah," Jawab Rain berusaha menjauhi Arsen untuk menuliskan nama di gembok miliknya. Ia tak ingin menyakiti hati Arsen lebih jauh lagi. Dihari terakhir dirinya berada di Paris, ia menuliskan nama nya dengan Adlan di gembok cinta. Ia akan menggembok namanya dengan nama Adlan agar mereka suatu saat abadi. Bersama. Bahagia.

                         Fadlan
                            And
                      Raindita

-------------------
Udah yaaaa, semoga tak semengecewakan yang tadi. Bayy

Continue Reading

You'll Also Like

619K 27K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.1M 109K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
911K 85.3K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...