Forget Me Not

By SSUMMER

34K 4.3K 721

(in editing process) "Di kehidupan mana pun itu, aku menginginkanmu." More

ā€¢ Forget Me Not ā€¢
ā€¢ P R O L O G U E ā€¢
1. The beginning
2. Homework: self-love
4. An empty class
5. Imaginary friends
6. Heartbeat, letter, and cokes
7. Schoolmates
8. Don't be scared
9. Freaking chicken nugget
10. Run after him
11. Oh my heart hurt so good
12. Gone, again
13. Love is about to let go
14. Dear N
15. Our bittersweet chances
16. The firefly for him
17. His new life
18. I see his painful days
19. Our hide and seek
20. Until he find me again
ā€¢ S T O R Y - R E C A P ā€¢
ā€¢ E P I L O G U E ā€¢
ā€¢ A U T H O R ' S - N O T E ā€¢

3. Glowing up

1.5K 267 29
By SSUMMER

"Constellations of stars,
murals on city walls,
I don't see nobody but you."


[Double Take - Dhruv]

🦋

Niall menyadari kalau keberadaannya di perpustakaan kota yang buka dua puluh empat jam ini sudah cukup lama, sampai ia tidak lagi melihat orang lain. Langkahnya menuju mobil terhenti saat ia menyadari kartu anggota perpustakaannya tertinggal dan ia harus kembali untuk mencarinya.

"Ada yang ketinggalan, hehe." Kata Niall pada penjaga perpustakaan dekat pintu keluar. Setelah itu ia masuk dan kembali ke mejanya tadi.

Beberapa menit mencari ia akhirnya menemukan dan mengambil kartu itu. Niall segera berbalik badan untuk pergi dari sana. Ia tahu ada yang sedang memperhatikannya saat ini.

Namun langkahnya untuk pergi dari tempat itu terhenti lagi, kali ini Niall berbalik dan memberanikan diri menatap kesegala penjuru. Tapi ia tidak melihat apa pun kecuali rak-rak buku yang tinggi dan meja-meja membaca yang kosong.

"Casper?"

Niall berjalan mendekat ke arah rak-rak buku itu, ia memberanikan diri menyusuri koridor-koridor perpustakaan, tidak memperdulikan sosok-sosok seram di sana.

"Casper bukan?"

Entah firasat macam apa yang ia rasakan mamun hatinya mengatakan kalau sosok yang memperhatikannya saat ini adalah Victoria. Perasaan seperti ini sudah sering muncul, namun ia masih belum pernah melihat teman kecilnya itu.

"Casper!" Niall berlari menghampiri sosok gadis kecil yang duduk pojok ruangan menghadap ke tembok. Niall menepuk bahunya dan ketika sosok itu berbalik, Niall terkejut karena wajahnya yang rata.

Niall mundur perlahan, dengan senyum terpaksa. "Silahkan lanjut liat tembok, maaf aku salah orang... maksudku salah hantu, eh apa sih. Pokoknya begitu, dadah..." Kemudian ia berjalan ke arah lain.

Masih tidak ingin menyerah, kali ini Niall kembali ke meja membaca. "Kau curang." Niall melipat tangannya diatas meja. "Aku tidur di sini, kalau sampai matahari terbit kau masih tidak muncul juga, aku akan pergi untuk menghilangkan kemampuanku ini. Selama ini aku belum melakukannya karena aku pikir kita bisa ketemu lagi. Tapi seperinya kau tidak ingin. Bukannya melihatmu malah lihat si muka rata. Capek, tahu?"

Malam berlalu dan Niall bersikeras dengan perkataannya. Ia tidur di perpustakaan itu sampai cahaya matahari menembus melalui jendela.

"Niall."

Suara itu membuat Niall spontan bangun dan berdiri, ia membalikan badannya menuju arah suara. Masih belum melihat siapa pun sampai sebuah bayangan melintas di salah satu koridor. Ia mengikutinya dan samar-samar melihat seorang gadis dengan gaun putih, bersembunyi di balik sebuag rak di ujung koridor.

"Kau..." Niall terlihat ragu ketika sosok itu mulai jelas terihat, gadis itu mengintip lalu ia sembunyi lagi. "Hey!" Niall menghampirinya.

Gadis itu terlihat terkejut saat Niall berada di depannya, kemudian air mata mengalir dari matanya namun bibirnya tersenyum. Ia lebih tinggi dari terakhir mereka bertemu, wajahnya masih menunjukan kalau itu Victoria namun terlihat lebih dewasa. "Kau menemukan aku."

"Kau juga... kau ini Casper kan?"

"Iya, ini aku." Jawab Victoria dengan menahan isak tangisnya.

Ragu-ragu Niall menghapus air mata di pipi Victoria. "Akhirnya aku melihatmu lagi. Tapi dulu kau itu segini." Niall mengukur tinggi Victoria dulu dengan tangannya.

Sama seperti manusia, Victoria pun tumbuh seolah usianya bertambah. Rambutnya semakin panjang, ia semakin tinggi dan menjadi begitu cantik.

Gadis itu terkekeh, ia mengusap air matanya sendiri. "Kau juga dulu tidak sekeren ini."

"Tapi sangat menakjubkan, aku baru tahu hantu bisa tumbuh."

Victoria memukul pelan bahu Niall. "Ih, aku bukan hantu! Lupa ya?"

Niall tertawa kecil, "Oh iya sih, kau kan Casper." Kali ini Niall mengulurkan tangannya. "Mau berteman lagi?"

Victoria mengangguk beberap kali.

"Akhirnya aku bisa melihatmu lagi. Kau apa kabar, Casper? Baik-baik saja kan? Kalau kabarku baik, berkat dirimu. Aku sudah nyaman pergi ke sekolah dan.... sialan!"

Victoria terkejut melihat Niall menepuk dahinya sendiri dan kebingungan melihat jam tangannya yang menunjukan jam enam pagi.

"Aku harus pergi ke sekolah kan sekarang Senin." Niall meraih kedua bahu Victoria dan memegangnya erat. "Kau di sini saja agar tidak kena sinar matahari. Nanti malam aku kesini lagi untuk menjeputmu. Okay?"

Victoria hanya mentap mata Niall yang sedang serius. Ia ingat terakhir kali ia menunggu teman manusianya itu, seluruh badannya melepuh dan butuh waktu lama untuk menghilangkan rasa sakitnya.

"Kali ini aku pasti datang, aku janji." Niall mengacungkan jari telunjuk dan tenghnya membentuk huruf V. Victoria tersenyum dan mengangguk sebelum Niall berlari keluar dengan ransel sekolahnya.

Matahri sudah terbenam, di luar sudah gelap kalau saja lampu-lampu kota tidak menyala. Perpustakaan kota yang selalu sepi ini hanya dikunjungi beberapa orang saja dan diantara mereka, ada Niall yang celingukan mencari dimna Victoria.

"There she is." Gumamnya saat melihat sosok berambut panjang di dekat jendela. "The beautiful and friendly ghost, Casper."

Tidak perlu menunggu terlalu lama, kali ini Nia dan Victoria sudah berada di dalam mobil Niall yang menuju ke arah rumah. Victoria tersenyum saat jendelanya terbuka dan angin kota membuat rambutnya tersibak.

"Bagus kan kota kecil ini?" Kata Niall sambil mengemudi. "Aku sengaja bawa mobil karena kau pakai gaun. Eh, memangnya kau bisa ya ganti baju?"

Victoria terkekeh pelan. "Ini pakainku untuk selamanya." Kemudian ia kembali melihat pemandangan kota. Baru kali ini ia melihat pemandangan seperti ini. Sebuah kota kecil dengan lampu-lampunya yang indah. Beberapa gambaran di tembok-tembok, mall, lampu merah, bahkan kucing liar dan orang-orang yang berlalu lalang, Victoria menyukai semua yang ia lihat.

Sesampainya di rumah Niall, pria muda itu menyuruhnya masuk ke kamar. "Baru kali ini aku memasukan perempuan ke dalam kamarku sendri. Akhirnya aku bisa melakukannya, haha!"

Victoria duduk di dekat jendela di kamar Niall sedangkan Niall sudah bersiap-siap tidur lengkap dengan bantal dan selimutnya. Pandangan Victoria masih belum bisa lepas memperhatikan pria itu. Sudah bertahun-tahun ia tidak melihat Niall, temannya yang memakai kacamata dan penakut itu kini terlihat lebih keren

"Kau akan terus memandangiku seperti itu? Sekarang aku semkin merasa bersalah karena membawa perempuan dan aku tinggal tidur."

"Seperti ulat kau sekarang menjadi kupu-kupu." Gumam Victoria tanpa menanggapi candaan Niall sebelumnya.

Niall tersenyum, "Kau juga jadi cantik. Bahkan cantik sekali seperti putri disney."

"Aku suka kota di malam hari, terang tapi tidak membuatku terbakar."

Niall turun dari kasurnya dan membuka gorden jendelanya. Dari sana bisa terlihat jalanan yang tidak terlalu ramai dan juga bintang-bintang yang sedang terlihat begitu indah malam ini. "Aku juga mau duduk di dekat jendela seperti ini bersamamu sampai aku tertidur."

Keesokan harinya bel pulang sekolah adalah hal yang ditunggu-tunggu. Niall melangkah keluar dengan semangat, mempercepat langkah yang membawanya berada di depan pintu usang sebuah kelas kosong di sekolahnya. Ia sudah memegang kunci yang ia dapatkan.

Krek...

Victoria duduk di dekat jendela dan ia melihat Niall muncul dari balik pintu. Spontan Victoria berlari dan menghampiri seseorang yang ia tunggu-tunggu sedari tadi. Victoria tidak berani membuntuti Niall saat berada di sekolah karena ia takut sinar matahari akan membuatnya kulitnya melepuh. Gudang ini cukup bersih, rapi, sepi dan sedikit mendapat sinar matahari.

"Tidak ada tikus kan? Apa tadi ada yang masuk ke sini? Apa kau diganggu oleh hantu? Sinar mataharinya tidak membakarmu lagi kan? Ini sudah sore sebentar lagi kau bisa keluar dan kita bisa pulang. Oh iya, kau lapar tidak sih?"

Victoria tertawa. "Aku harus jawab yang mana dulu?"

"Ini saja, kau senang kan bertemu denganku?"

Victoria mengangguk beberapa kali dengan senyum lebar. "Bahagia sekali!"

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
143K 19.7K 28
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
2M 326K 66
Angel's Secret S2āš ļø "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- ā€¢BACK TO GAMEā€¢...
273K 37.7K 26
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...