Remember When

By elaaeloo

26.7K 1.1K 357

Remember when. I cried to you a thousand times. I told you everything. It never crossed my mind that there wo... More

airport
remember when
ordinary but anything
hello, sydney!
kika
when i was your man
perfect girl
lost star
when you're gone
welcome to jakarta!
happy birthday, snoopy!
you're my
half alive
nothing like us
twist in my story
no other
[special part] Jungkook - Keisya - Ami
Thank You!! [160316]

something more

1.4K 63 6
By elaaeloo

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan Keisya lewatin di Sydney. Keisya udah terbiasa sama kehidupannya di sini walaupun tanpa mama, papa, sama Jungkook. Keisya udah nggak sesedih dulu sih pas pisah sama Jungkook. Ya, bener kata pepatah. Bisa karena biasa. Keisya udah mulai bisa tanpa Jungkook di sampingnya. Kadang-kadang aja sih kangennya. Tapi kalau Jungkook? Jungkook masih sering ngerengek kangen sama Keisya, ngerengek pengen ke Sydney, ngerengek mohon Keisya pulang ke Jakarta. Tapi, Keisya mulai betah di sini, Keisya mulai nyaman di sini, dan salah satunya karena... Changkyun.

Entah sejak kapan, Keisya ngerasa nyaman ada di samping Changkyun. Ngerasa aman. Ngerasa ada yang lindungin dia.

Entah sejak kapan, mereka sering ngabisin waktu bareng.

Entah sejak kapan, mereka sering cerita tentang diri masing-masing.

Entah sejak kapan, mereka sedeket ini...

"Kei, lagi ngapain?" Changkyun duduk di kursi, sementara Keisya lagi sibuk sama peralatan di dapur.

"Ya, masaklah. Emang ngapain lagi?"

"Oh." Changkyun cuma merhatiin Keisya dari belakang. "Mau masak apa?"

"Nasi goreng sosis, mau gue bawa buat bekel ke kampus. Lo juga bawa ya?" Keisya nengok ke arah Changkyun yang emang lagi ngeliatin Keisya.

"Terserah lo, Kei." Sebenernya Changkyun bukan tipe anak yang suka bawa bekel ke sekolah. Malu katanya.

Dulu, pas masih SMA, mamanya Changkyun juga nyuruh Changkyun bawa bekel ke sekolah, tapi bekelnya selalu dia makan di mobil, jadi pas jam istirahat di sekolah dia jajan sama temen-temennya. Sekarang udah jadi mahasiswa tapi Changkyun mau bawa bekel ke kampus? Iya, itu karena Keisya yang minta.

"Pulang kuliah anter gue yuk?"

"Ke mana?"

"Nyari kertas warna, mau bikin origami."

"Oke." Changkyun selalu mau setiap Keisya minta dianter ke mana-mana, gitu juga sebaliknya, Keisya selalu mau setiap Changkyun minta anter beli sesuatu.

***

"Eh eh, loh kok lampunya mati?"

"Kenapa ini? Aduh!"

Pulang dari beli kertas warna sama Changkyun, Keisya langsung masuk kamarnya mau bikin origami. Cuma nggak tau kenapa, lampu kamar Keisya ngedadak mati. Keisya langsung panik.

"Em! Gue harus minta tolong sama Em!" Em itu maksudnya adalah Changkyun. Jadi nama Changkyun kan Lim Changkyun, temen-temennya suka manggil I.M. Nah, Keisya manggilnya Em. Panggilan khusus.

Keisya nggak tau harus minta tolong sama siapa lagi, selain sama Changkyun. Keisya pergi ke apartment Changkyun.

"Kenapa, Kei? Kok lo panik gitu sih? Ada apaan?" Changkyun buka pintu dan liat Keisya udah panik, Changkyun jadi takut kan ada apa-apa sama Keisya.

"Tolongin gue." Keisya beneran panik, ngomongnya aja sampe gemeteran.

"Kei, lo kenapa sih? Tenang dulu deh, jangan buru-buru ngomongnya." Changkyun megang pundaknya Keisya biar dia sedikit tenang.

"Lampu kamar gue mati." Mata Keisya udah berkaca-kaca. Bukan berlebihan, tapi Keisya emang nggak bisa sendirian ada di ruangan yang lampunya mati, dia nggak bisa tidur kalau lampu kamarnya mati. Keisya bakal panik dan ketakutan, kayak sekarang ini.

"Ya ampun, Kei, cuma lampu mati?!" Changkyun nggak abis pikir, kenapa gara-gara lampu mati doang, Keisya sepanik ini?

"Gue takut, Em." Keisya nangis.

"Kei, jangan nangis. Ayo coba gue liat dulu. Udah ah jangan nangis." Changkyun yang tadinya mau marah sama Keisya nggak jadi, karena Changkyun sadar Keisya beneran setakut ini.

Changkyun pegang tangan Keisya, Keisya ngikutin dari belakang. Modal cahaya dari flash kamera di hpnya Changkyun, mereka masuk ke kamar Keisya. Changkyun ngecek lampu kamar Keisya yang mati.

"Gimana? Apanya yang rusak?" Keisya cuma berharap kalau lampu kamarnya gapapa, dan bisa cepet nyala lagi.

"Kita panggil teknisi apartment-nya aja, Kei."

Sebenernya Changkyun nggak ngerti soal ginian, tapi dari pada liat Keisya nangis karena ketakutan kayak tadi, mending Changkyun boong biar Keisya ngerasa nggak takut lagi. Changkyun langsung nelpon bagian teknisi buat benerin lampu kamarnya Keisya. Ada gunanya juga kan nyimpen nomor hp teknisi apartment sini. Kalau mau nomor tukang laundry juga minta aja nomornya sama Changkyun, dia punya.

Selama Changkyun nelpon teknisi, tangan Keisya nggak lepas dari lengannya Changkyun. Keisya takut.

"Udah, udah gue telpon. Katanya sepuluh menit lagi mereka ke sini, masih benerin listrik di apartment lain."

"Lo temenin gue di sini ya, jangan ninggalin gue sendiri."

"Ya, gimana mau ninggalin.." Changkyun nyorot tangan Keisya yang dari tadi megangin lengan Changkyun pake flash kamera hpnya. "Lo dari tadi megangin gue kenceng banget, Kei, gue mana bisa kabur." Changkyun nyindir.

"Abis gue takut." Keisya masih tetep megangin lengannya Changkyun walaupun udah diledek.

Mumpung di kamar Keisya, Changkyun sengaja nyorotin flash kamera hpnya ke segala arah di kamar Keisya. Dari mulai kasur, lemari, meja, semuanya.

"Kamar lo rapi banget.. Eh, apaan tuh, Kei?" Flash kamera hp Changkyun fokus ke satu benda.

"Gue pernah liat bentuknya, cuma namanya gue lupa. Siapa--"

"Buzz. Namanya Buzz." Keisya langsung jawab pertanyaan Changkyun.

"Ah iya, si Buzz. Itu apaan, Kei? Pajangan?"

"Bukan, itu alarm."

"Wah, bagus juga alarm bentuk si Buzz, jarang-jarang kan ada yang punya. Buat gue boleh nggak, Kei?"

"NGGAK BOLEH!" Keisya relfeks teriak pas Changkyun mau minta alarmnya. "Ah, udah yuk nunggunya di luar aja." Keisya narik-narik bajunya Changkyun.

Mereka jalan ke luar apartment sambil lanjutin omongan tadi.

"Kenapa nggak boleh? Itu kan gambar cowok, Kei." Sampe di depan apartment, Changkyun duduk lesehan di depan pintu apartment, Keisya ngikutin.

Keisya senderan di tembok depan apartment-nya, Changkyun duduk di sebelahnya. Keisya ngantuk sebenernya, tapi lampu kamarnya mati, mana bisa dia tidur? Keisya meremin matanya. Changkyun sadar temennya itu ngantuk. Changkyun cuma ngeliatin sambil senyum.

Lucu deh. Kenapa gemes banget liat dia ngantuk gitu, mana pake baju lengan panjang sampe tangannya ketutup. Jadi pengen cubit pipinya. Eh, nggak, nggak, gengsi.

Changkyun jadi ribet sendiri liat Keisya ngantuk, mana sambil ngegumam yang aneh-aneh.

"Tadi burgernya enak."

"Tapi mayonisenya kebanyakan."

"Nasi goreng di Bang Edo udah naik belum ya harganya."

"Enak deh kayaknya makan nasi goreng."

"Mama lagi apa ya."

"Masak apa ya mama hari ini."

"Kangen masakan mama."

"Papa masih suka beliin roti bakar nggak ya aku nggak ada di rumah."

Dan masih banyak omongan-omongan random dari Keisya. Iya, itu salah satu cara Keisya buat nahan ngantuknya, sambil sesekali geleng-gelengin kepalanya, dan hampir aja mau senderan di pundaknya Changkyun.

"Lo jangan senderan di pundak gue ya, Kei, nanti berat ngangkatnya." Padahal Keisya baru mau nyender ke pundak Changkyun langsung nggak jadi.

"Siapa juga yang mau nyender." Keisya balik nyender lagi ke tembok.

"Kei, kenapa nggak boleh gue minta alarm Buzznya? Kan biar gue nggak telat ke kampus." Changkyun bahas lagi soal alarm .

"Itu dari Jungkook tau." Keisya akhirnya nyebut nama itu lagi. "Waktu itu gue ketiduran pas ada janji sama dia, terus dia ngasih alarm itu biar gue inget kalo janjian sama dia katanya." Keisya langsung diem.

Jungkook lagi apa ya sekarang? Jungkook main sama siapa ya di sana? Siapa yang nemenin dia main Power Ranger lagi?

Kenangan itu..

"Pantesan nggak boleh." Nggak tau kenapa, Changkyun langsung bete denger Keisya bahas Jungkook lagi. Mereka diem-dieman sebentar, sampe akhirnya teknisi dateng dan masuk ke dalem kamar Keisya buat benerin lampunya dianter sama Changkyun.

Changkyun balik dari dalem apartment Keisya dan liat Keisya masih ngelamun. Pasti mikirin Jungkook, pikir Changkyun.

"Biasanya kalo mati lampu gini, pasti gue sama Jungkook lagi mainin lilin." Keisya senyum inget gimana hebohnya mereka kalau main lilin pas mati lampu kayak sekarang.

"Kita suka bikin sesuatu dari bayangan lilinnya." Keisya masih larut sama kenangannya, nggak sadar kalau Changkyun udah bete banget.

"Kenapa sih, Kei, lo bahas Jungkook mulu? Kan ada gue di sini." Changkyun beneran bete. Kenapa harus bahas Jungkook terus? Kayak nggak ada bahasan lain. Ya salah Changkyun juga sih segala nanya soal alarm Buzz. Eh, tapi kan Changkyun nggak tau kalau alarm itu dari Jungkook. Keisya cuma diem pas Changkyun ngomong gitu.

"Bosen gue denger lo cerita Jungkook lagi Jungkook lagi. Kenapa nggak bahas gue aja? Atau bahas kita kek."

"Nanti kalo di depan Jungkook, lo bakal cerita tentang gue kayak gitu juga nggak ke Jungkook?"

"Em." Keisya ngerasa nggak enak udah bikin Changkyun bete. Ya, bener juga sih kata Changkyun, kenapa Keisya bahas Jungkook mulu di depan Changkyun?

"Udah ah gue laper mau cari makan." Changkyun bangun dari duduknya dan jalan ninggalin Keisya.

"Ih, Em mau ke mana? Tunggu!" Sadar dirinya ditinggalin, Keisya nyusul Changkyun.

"Jungkook, Jungkook, emang nggak bosen apa gue denger nama dia terus? Gantengan juga gue kan." Changkyun ngedumel sepanjang jalan.

"Em, tunggu! Jangan ngambek dong." Keisya masih ngikutin Changkyun dari belakang.

Changkyun tetep lanjut jalan, nggak peduli Keisya ngikutin dia dari tadi, dan nggak ngarepin dikejar juga sih sebenernya. Iya, Changkyun bukan tipe orang yang suka dikejar pas dia lagi ngambek, mending diemin aja.

"Ah, ya udah ah terserah lo." Keisya yang udah capek ngikutin Changkyun, jadi balik arah, balik lagi ke apartment-nya. Changkyun? Masih jalan mau cari makan.

Di tempat makan, Changkyun mikirin Keisya terus. Harusnya gue nggak kayak gitu ya tadi, kasian Keisya, Changkyun malah ngerasa nyesel udah nyuekin Keisya kayak tadi.

"Kalo dia yang malah ngambek sama gue gimana?"

"Kalo dia nggak mau ketemu gue lagi gimana?"

"Nanti Keisya nggak mau kenal gue lagi kan bahaya. Nggak, nggak, gue harus minta maaf." Changkyun buru-buru ngabisin makannya dan pulang buat nemuin Keisya, mau minta maaf.

Sebelum sampe ke apartment, Changkyun mampir ke supermarket dulu beli eskrim yang gede buat Keisya.

"Keisya.." Changkyun manggil nama Keisya sambil mencet-mencet bel di depan pintu apartment-nya Keisya

"Kei, buka pintunya." Changkyun takut banget Keisya marah sama dia. Nggak lama, Keisya buka pintunya.

"Kenapa, Em?" Nggak kayak apa yang Changkyun bayangin, Keisya malah senyum pas Changkyun dateng.

"Hehehe." Changkyun ngasih liat plastik isi eskrim. "Makan eskrim bareng, yuk?"

Keisya tambah senyum, malah sampe ketawa keliatan giginya.

"Ayo!"

Keisya tau, Changkyun lagi ngebaikin dia. Keisya juga tau gimana sikap Changkyun kalau lagi ngambek. Mending nggak usah dideketin atau dibujuk. Percuma, yang ada dia malah tambah ngambek. Mending didiemin aja, nanti juga ngebaikin sendiri. Bener, kan?

[•••]

12 Desember 2015
Remember When

-Allure-

Continue Reading

You'll Also Like

156K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
184K 18.3K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...