Alpine rose

By StevenSteven7

445K 7.8K 247

Sequel princess princess Pernahkah kalian dihadapkan pada pilihan cinta yang sulit ? itulah yang kualami seka... More

part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
REQUEST

Part 13

24.3K 417 3
By StevenSteven7

Warning 20 + (jangan dibaca bila belum cukup umur yahh ^^). soalnya ada adengan yang berbau BDSM


Ciuman yang pertama kulakukan secara halus tidak tahunya bertambah semakin panas. Leon dia membalasnya, tangannya memegang tekuk leherku memaksanya mendekat ke arahnya. Nafasnya yang semula teratur kurasa semakin memberat..

Dia mengekspos semua daerah dibibirku hingga mulai kurasa nafasku mulai sesak

''ehhmm'' erangku. Kucoba membuka mulutku untuk menghirup udara dari luar namun hal itu dimanfaatkan leon untuk memasukan lidahnya ke dalam. Tekuk leherku semakin ditekan mendekat ke arahnya, kurasakan lidahnya bermain didalam mulutku menyusuri setiap daerah didalam sana dan terakhir kurasakan lidahnya bergulat dengan lidahku

Kucoba untuk memainkan lidahku membalasnya.kuhirup kuat nafas yang berembus dari mulutnya. Dia seakan tahu aku mulai kehabisan nafas dan menghembuskan nafasnya beberapa kali

Lidahnya terus menaut lidahku dengan ahlinya entah mengapa sejauh permainan lidah aku tidak pernah berhasil mencapai lidahnya bahkan aku tidak dapat membalas tautan lidah nya. Kurasa itu dikarenakan lidahku yang terlalu pendek

Masih dengan posisi berciuman dia menjatuhkan tubuhku ke lantai. Dia semakin mengebu menciumku, mencecap setiap ruang didalam sana..hingga setiap kali dia melakukannya membuatku kehabisan nafas dan mengerang. Aku bahkan merasakan dinginnya lantai menyapu masuk melalui punggungku, anehnya itu malah membuat berbagai macam sensasi muncul dalam diriku

Tangannya yang semula memegang tengkukku kurasakan semakin melemah bahkan mulai kurasakan tangan nya menyusup masuk kedalam pakaian tidurku. Diangkatnya sedikit pinggungku dan kurasakan lagi leon ..dia membuka resleting bajuku

Diturunkannya pelan setelah turun kurasakan tangan kirinya menurunkan baju yang kukenakan, menurunkannya lagi dengan dirinya yang mencumbuku. Kuturunkan mataku kebawah, disana kulihat bra hitam yang kukenakan sudah terpampang dengan jelas

Merasakan mataku yang melihat ke bawah , leon menghentikan ciumannya. Diangkat kepalanya menjauh dari ku beberapa senti. Matanya memandang dalam ke dalam mataku..

Matanya masih sama seperti biasa.., matanya yang tajam dengan sorot mematikan. Dia tampak begitu sempurna bahkan pada saat situasi seperti ini, tapi ada sedikit perbedaan dari caranya menatapku matanya seperti sedang menahan nafsu.., itu dapat kulihat dari matanya yang sedikit sayu

Matanya yang semula menatap ke mataku diturunkannya kebawah. Dia menatap kea rah payudaraku yang terbungkus dalam bra hitam. kulihat dia juga memandang kea rah leherku yang jenjang

Entah mengapa diriku merasa sensasi aneh yang muncul lagi dari cara dia menatap tubuhku. Dia seperti sedang mengagumi tubuhku

''kau menggoda''. Matanya yang semula menyusuri seluruh tubuh bagian atasku, menatap ke mataku lagi.

Aku seperti terhipnotis mendengar perkataannya. Kutelan air ludahku dan sesaat kurasakan hasrat sudah mulai membakar diriku

Kuturunkan tatapan mataku kebawah tidak berani menatap nya secara langsung lagi karena aku yakin kalau aku melakukannya gairahku akan semakin terbakar

Kubuka mulutku mengeluarkan suara ''aku hanya kasihan padamu dan...''

''dan kurasa kita sama'' ucapku meneruskan perkataanku yang terpotong

Aku merasa heran entah setan mana yang merasuk ke tubuhku hingga aku berbicara seperti itu

Leon terkekeh mendengar ucapanku.

''kau kasihan padaku..'' tanyanya

Kebinggungan mulai melandaku. Otakku berputar dengan cepatnya mencoba mencari kata yang tepat untuk ditunjukan pada leon. Aku merasa bila aku salah mengucapkan kata..itu berarti tandanya aku mati. Mataku masih memandang ke bawah tidak berani menatapnya langsung

Memangnya salah jika aku merasa kasihan

Kuberanikan diri menatap matanya '' yah, aku kasihan padamu. Kuharap dengan begitu aku dapat sedikit memahami dirimu..dan kita dapat saling berbagi''

Selesai mengucapkannya kulihat leon mengatupkan rahangnya dengan keras, matanya yang semula sayu terbakar nafsu berubah..dia seperti sedang menahan emosi. Emosi yang hendak dia ledakan padaku. Hembusan nafanya yang semula kurasa berat bahkan ditahan olehnya. Kuarahkan tatapanku ke samping sekilas kulihat tangannya mengepal dengan kuat

''menurutmu kita sama..dan kau ingin kita berbagi'' leon memasang smirk smile nya. Senyum yang mematikan

Ohh apalagi ini adakah yang salah dengan ucapanku tadi, tanyaku dalam hati. Diriku masih berbaring diam dilantai

Kurasakan cekalan tangannya pada pergelangan tanganku. Dia menarikku paksa untuk berdiri dan menghempaskan diriku di atas kasurnya sesaat aku mengatur diriku yang sudah melemah. Aku bergeser kea rah belakang hingga tubuhku sudah menyentuh dinding sana. samar samar aroma dari kasurnya menyeruak masuk ke hidungku. Aroma yang maskulin..

''apa yang ingin kau lakukan'' tanyaku bergidik ngeri. Dia seperti bukan leon yang kukenal wajahnya bahkan sudah memerah menahan luapan emosinya

''kau ingin kita berbagi bukan..'' balasnya. Kulihat dia membuka baju yang dia kenakan melemparnya ke lantai dan berjalan mendekat ke arahku

Juliet cepat lari lihat apa yang telah kau perbuat, kau telah salah memilih kalimat

Aku menggeser tubuhku ke samping dengan sisa tenagaku dan hendak berlari namun belum sempat aku melakukannya dia menarik tanganku hingga membuatku terjatuh. Dia langsung menindih tubuhku..

''bukannya tadi kau mengatakan ingin berbagi mengapa kau ingin lari , pergi ke mana ke yakinanmu tadi'' bisiknya didekat telingaku

Aku terdiam tak berani menjawabnya karena bila aku lakukan lagi kurasa itu akan semakin menyulut emosinya

''kau bilang kau ingin memahami diriku bukan dengan cara berbagi. Bagaimana kalau kau membaginya padaku , harta yang selama ini kau jaga dan kau punya'' tatapan mata leon mengarah ke bagian bawah gaun tidurku

Diriku semakin bergidik ngeri mendengar perkataannya. Bagaimana bisa aku melakukannya ?

Dia menyeringai menatap ekspresi wajahku ''kau sama saja dengan wanita diluar sana yang berkata simpati padaku. Kau munafik..kau lebih munafik dari mereka semua. Kau menyembunyikannya dibalik wajahmu yang polos itu. Kau sama seperti ayahmu yang bajingan itu''

Ayah..dia menyebut ayah bajingan. Dia...

Kurasakan gelombang emosi juga sudah membludak didalam diriku. Bagiku dia boleh menghinaku tapi tidak untuk menghina ayahku

''kau tidak berhak menghina ayahku, dia bukan seorang bajingan seperti yang kau sebut. Aku akan membuktikannya padamu'' bentakku tak kalah kesalnya. Kudengar dia menertawakan diriku ''kau ingin membuktikannya, dengan apa kau ingin melakukannya ? kau sudah tidak memiliki apapun sekarang''

Aku memang sudah tidak memiliki apapun..aku miskin..

Tanganku mencengkram erat kasur bahkan sudah kurasa wajahku memanas

''lakukanlah'' ucapku pelan. Kutundukan kepalaku lagi berharap pilihanku benar. Sekilas kulihat leon kaget mendengar ucapan yang keluar dariku

Didalam hatiku, aku juga tidak begitu yakin.... bahkan ketakutan,

leon memasang ekspresi datarnya memandang diriku yang masih terdiam ''kau yakin? Kulihat kau sepertinya ragu dengan ucapanmu''

kuberanikan diri menatap matanya bahkan mataku menatapnya lebih tajam ''aku tidak pernah bermain main dengan semua keputusan yang telah kuambil. Atau kau mulai ketakutan sekarang..'' ucapku memasang senyum licik di wajah

alam bawah sadarku mulai berteriak teriak menyoraki diriku sendiri..

kau gila Juliet..kau gila...kau cepat tarik ucapanmu...bagaimana bisa kau menyerahkan keperawananmu pada orang seperti dia

rahangnya mengeras lagi bahkan wajahnya semakin memerah. Leon sepertinya benar benar marah. Tatapan tajamku masih kutujukan pada wajahnya

''akan kubuat kau menyesali semua keputusan yang kau ambil. Aku tidak sabar melihat wajah kesakitanmu dibawah tindihanku nanti''

Dirobeknya gaun putih yang kukenakan dengan sekali hentakan tangannya. Hembusan nafasnya bahkan sudah memberat. Setelah merobeknya kulihat gaunku dibuang begitu saja ke lantai

Aku mencoba mengambil nafasku, mengambilnya dan menampungnya didalam tubuhku. Aku yakin nanti pasti aku akan sangat membutuhkannya mengingat kuatnya nafsu yang dimiliki leon

Matanya menjelajah menyusuri seluruh tubuhku yang tidak berbalut sehelai benang pun lagi. Sejenak kulihat dia kagum dengan keindahan tubuhku. Tatapan matanya asyik menjelajah hingga kusadari tatapannya berhenti tepat di wajahku

''tidak ada yang namanya bermain secara halus, aku akan menyetubuhi dirimu secara kasar''

Ketakutan mulai melanda diriku saat dia mengatakan kalimat itu. Sangat takut...aku tidak pernah disentuh seorang pria sebelumnya. Aku hanya pernah mendengar berbagai rumor bahwa saat pertama kali dimasuki pria itu akan terasa sangat sakit diakibatkan robeknya selaput dara

Tidak bisakah dia melakukannya secara pelan

''aku tidak takut'' balasku. Kurasakan jari jari tanganku bergetar hebat. Kukepal tanganku mencoba menyembunyikan rasa takutku.

''kita lihat saja nanti''. Tanpa aba aba diciumnya bibirku kasar. Dia melumatnya. Kubuka mulutku berlahan namun belum sempat kubuka lidahnya sudah menerobos masuk kedalam mulutku. Lidahnya menjelajahi semua ruang dalam mulutku bahkan permainan lidahnya lebih brutal dibanding permainan lidahnya yang semula. Lidahnya menaut lidahku bertubi tubi tidak membiarkan diriku berehat

Tangannya meremas kuat bukit payudaraku secara bergantian. Dalam keadaan masih menciumku kurasakan tangannya menurunkan bra hitam yang kukenakan hingga turun ke perutku. Setelah terbebas dari bungkusan bra ku tangannya meremas lagi payudaraku dengan sesekali menarik putingnya

Ditariknya berulang putingku hingga kurasakan sudah mengeras. Ciumannya juga kurasakan semakin memanas, mulai kurasakan birahi ku semakin terbakar bahkan hampir membludak keluar akibat sensasi yang diberikannya

Bibirnya semakin rakus mengulum bibirku bahkan dapat kurasakan dia mulai mengigit bibirku kecil. Mengigit kecil bibirku lagi dengan tangannya yang agresif memilin dan meremas payudaraku

''akhh'' desahku mulai tak tahan dengan semua ransangan yang dia berikan. Tubuhku bahkan seperti tersengat listrik kecil. Dibawah sana kurasakan celana dalamku mulai basah

Seiring dengan desahan desahan yang keluar dari bibirku dia semakin brutal menciumku hingga kurasa bau amis mulai keluar dari bibirku...

Bau amis apa ini? Pikirku dalam hati. Kulirikan mataku kea rah bibirku yang masih dilumatnya tanpa henti. Bibirku sudah mengeluarkan darah akibat gigitan yang dirinya berikan

Pantas saja aku tadi sempat merasakan sakit di sekitar daerah bibirku

Namun kulihat dia masih tetap melakukan aktivitasnya mencumbuku secara rakus. Darah yang semula keluar sedikit dari bibirku kurasa semakin banyak keluar. Hingga kulihat dia melepaskan bibirnya dari bibirku ditatapnya wajahku. Aku juga menatap wajahnya, menatapnya dalam sambil mengambil nafas yang sempat hilang akibat ciuman tadi

Bekas noda darah yang keluar dari bibirku, kulihat menempel dibibirnya. Di gerakan tangannya yang semula memainkan putting payudaraku menyentuh noda darah yang menempel dibibirnya dan Kulihat dia mulai menjilatnya noda yang menempel di jemari tangannya

''aku menyukainya... aku suka darahmu, kau tahu rasanya sangat manis''

Mendengar perkataannya semakin meyakinkan diriku bahwa leon mungkin benar terkena kelainan jiwa (physco). Diriku bahkan semakin ngeri memandangnya tapi apa daya semuanya telah terlambat..

Aku telah bodoh karena menyulut emosinya dan menyerahkan tubuhku padanya

Dijilatnya semua noda darah yang menempel dibibirnya kemudian kulihat dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dapat kurasakan hembusan nafasnya dengan jelas. Setelah dekat lidahnya menjilat habis noda darah yang keluar dari bibirku

Aku mengernyitkan kepalaku..binggung dengan semuanya. Haruskah aku lari sekarang ? atau aku masih ikut dalam permainannya, tapi bukankah aku yang bersedia menyerahkan diriku padanya

Kulihat leon menyeringai menatapku ''mengapa ? kau mulai takut''

Aku diam tak mengubris kata katanya. Mataku memandang hampa...

Kurasakan leon mendekatkan wajahnya kedekat telingaku ''aku sudah pernah bilang padamu Juliet..jangan pernah menyulut emosiku. Kau dengan lancangnya membangunkan singa yang tertidur''

Dirobeknya celana dalam yang kukenakan secara kasar bahkan kulihat dia merobeknya hanya dengan satu hentakan. Bra hitam yang masih menempel ditubuhku juga dirobeknya tak bersisa

KEJAM.. dia bahkan lebih kejam dibanding iblis. Dia tak tersentuh....dia bahkan tak terjamah. Rasa simpatinya telah mati, bagaimana bisa aku memahami dirinya. Sebenci itukah dia padaku dan ayah

Kubendung air mataku yang hampir keluar

Kutatap ke arahnya dia melepas seluruh pakaian yang ia kenakan. Setelah melepasnya dia menindih tubuhku lagi. Jemari tangannya mengelus halus bibir kemaluanku

''kau sudah basah dibawah sana. sudah kubilang kau sama saja dengan wanita di luar sana'' ucapnya sambil mengangkat kepalanya sedikit melihat diriku

Melihat diriku yang terdiam kulihat dia berjongkok dan mulai menaikan kaki kiriku ke atas bahunya. Dimiringkannya kaki kiriku kesamping hingga sukses membuat bibir kemaluanku terbuka lebar. Batang kemaluannya yang tegang dan berurat bahkan sudah ditempelkan tepat di bibir kemaluanku.

Kulihat dia bahkan sudah ingin memasukan miliknya ke dalamku. Namun belum sempat dia memasukan miliknya tanganku sedikit mendorong perutnya

''leon, kuharap setelah ini kau dapat mengurangi rasa bencimu pada keluargaku dan tolong jaga ayahku untukku'' ucapku

Dia menyeringai menatapku ''akan kupikirkan..''

Dihentakan miliknya ke dalamku dengan kuat. Bahkan dari cara dia memasukan miliknya dia lakukan secara kasar tanpa melihat diriku yang meringgis kesakitan menahan semua rasa perih

ARRKKK

ARKKK...ARKKK....ARKKK

Pekikku berkali kali seiring dengan gerakan yang dia lakukan. Dia mendorong dan memasukan miliknya kedalamku tanpa ampun. Berkali kali dia menhujaminya begitu kuat. Teriakan yang berkali kali kukeluarkan bahkan tidak dihiraukannya sama sekali

Mendengar teriakanku dia malah mempercepat ritme gerakan pinggulnya. Memaju mundurkan miliknya berkali kali. Air mata yang tadi sempat ku bendung bahkan sudah keluar..aku tidak dapat menahannya lagi

''sakit ? kau ingin mengurangi rasa sakit dan benciku bukan. Inilah rasa sakit yang kuterima dari keluargamu'' dihentakan kuat kejantanannya kedalam milikku hingga membuat diriku menjerit bahkan kurasakan darah keperawananku sudah mengalir keluar membasahi pahaku

Hancur aku begitu hancur harta yang selama ini kujaga hilang begitu saja dirampas olehnya. Rasa perih yang kurasakan pada tubuhku bahkan tidak sesakit rasa sakit pada hatiku. Dia tidak hanya merusak tubuhku bahkan merobek hatiku tanpa sisa

Kubuka mataku menatap ke dalam manic matanya. Serpihan serpihan ingatan muncul dalam benakku. Seorang wanita yang diperkosa secara masal, seorang pria yang mencoba melindungi wanita itu hingga keduanya mati dan jasadnya dimutilasi.. dua orang anak yang menangisi kematian orang tuanya

Seorang anak perempuan yang dipanggil dengan nama angel oleh kakak lelakinya..

Wajahnya..., wajah anak lelaki itu mirip dengan wajah anak lelaki yang hendak membunuhku dulu...

Mungkinkah ini serpihan ingatan leon. Air mataku mengalir keluar dengan sendirinya, tatapanku yang semula hampa berubah...menjadi tatapan kasihan. Aku begitu kasihan padanya

Leon menatapku tajam, ditariknya paksa rahangku ke arahnya ''aku tidak suka dengan tatapanmu itu. Aku membencinya...akan kubuat kau tidak berani menegakan kepalamu didepanku lagi''. Dihempasnya rahangku kasar. Bekas pegangan tangannya bahkan masih menyisakan rasa sakit

Diciumnya bibirku yang sempat dibuatnya berdarah tadi dengan kasar. Dalam posisi berciuman dia bahkan terus menghujami kemaluanku. Gigitan demi gigitan kurasakan lagi di bibirku bahkan lebih keras dari gigitannya semula. Darah segar mengalir keluar dari bibirku

Tidak seperti semula,darahku yang keluar langsung dijilat dan dihisapnya. Setelah puas dengan bibirku, dia mengekspos semua daerah dileher jenjangku. Dia meninggalkan beberapa tanda kiss smirk disana seolah seluruh tubuhku wajib diberi tanda kepemilikannya

Aku mendesah kuat saat kurasakan perasaan nikmat mulai menyerang seluruh tubuhku. Kurasakan tubuhku bergetar dengan hebatnya

''ahhh'' erangku dan kurasakan daerah kewanitaanku mengeluarkan cairan hangat. Cairan orgasme ku

Aku terbaling lemas setelah mengeluarkanya. Tubuhku kehabisan seluruh tenaga bahkan mataku sudah tampak kelelahan..

Namun leon kulihat ke arahnya dia masih menatapku dengan buasnya. Dia belum mengeluarkan spermanya sama sekali

Tidakkah dia kelelahan, tanyaku dalam batin

''kau menikmati permainanku jalang..kau menikmatinya bukan''tanyanya namun aku diam tidak mengubrisnya. Melihat diriku yang masih diam leon menarik tanganku paksa untuk bangkit. Diposisikannya tubuhku membelakangi dirinya dengan kejantanannya yang hendak memasuki diriku dari belakang(doggy style)

''aku sudah pernah bilang padamu kalau aku tak suka diacuhkan. Kau bahkan dengan beraninya tidak mengubris diriku. Sebagai hukumannya kau tidak boleh menyentuh diriku atau mengerang kenikmatan saat milikku masuk ke dalam mu''

Selesai mengucapkannya aku menoleh kea rah belakang. Leon dia mengambil cambuk kecil yang terletak tak jauh dari mejanya. Ditatapnya wajahku yang mulai ketakutan, dia hanya tersenyum sinis memandangku

Apalagi yang ada dalam pikiran leon mengapa dia mengambil cambuk

''kita akan mulai''. Kurasakan batang kejantanannya memasuki diriku. Begitu dalam hingga dapat kurasakan dia menyentuh dinding rahimku. Aku mengernyitkan kepala merasakan sensasi yang dia berikan

''kau begitu rapat membungkus diriku'' racaunya terus memasukan miliknya. Ritme pertama kurasa gerakannya halus namun setelah itu dia mempercepat gerakan pinggulnya

Aku merasakan gelayar aneh saat dia mempercepat gerakannya. Bibir kemaluanku seakan mencengkram erat miliknya didalamku, takut untuk terlepas dari miliknya. Aku bahkan sudah mulai merasa milikku seakan pas dengan miliknya

Rasa sakit yang semula kurasakan berlahan menghilang digantikan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku

''akkhh...ohhh...'' satu erangan lolos dari bibirku. Sebuah pukulan keras mendarat di pantatku. Pukulan yang membuatku merasa perih

''hukuman pertama jangan mendesah kenikmatan''

Aku mengatupkan mulutku menguncinya rapat takut suara eranganku terdengar lagi. Hanya satu yang kupikirkan

Leonn dia benar benar gila..dia physco...dia pecinta BDSM

Dia memperkosa diriku secara brutal seakan diriku boneka mainannya

Aku mengernyit lagi menerima gelombang kenikmatan yang berangsur angsur menerpa diriku. Mulutku yang terkatup rapat bahkan sudah mulai terbuka. Keringat mulai bercucuran membasahi diriku...

Ohh apa yang harus kulakukan aku tidak kuat..aku tidak kuat...

Desahan demi desahan keluar dari mulutku. Aku mendesah tak karuan dan kurasakan pukulan cambuk mendarat tepat di pantatku lagi

''hukuman kedua..jangan mendesah, aku sudah bilang padamu, kalau kau tidak ingin dirimu merasa sakit maka jangan mendesah. Bukankah tadi kau ingin diam...kau mendiamkan diriku bukan. Sekarang rasakan hukumanmu''

Dia mempercepat gerakan pinggulnya memompa diriku bertubi tubi membuat diriku semakin ke blingsatan. Tangan kirinya yang semula bebas bahkan sekarang mulai memainkan putting payudaraku lagi

Aku tidak tahan...itulah yang kurasakan, dia merasangku terus..bagaimana aku bisa bertahan?

Sekuat tenaga kututup mulutku rapat. Dengan dirinya yang masih memompa diriku kukerahkan tenaga pada tanganku untuk memegang tangannya. Berharap dapat sedikit meringankan rasa yang menderaku

Saat tanganku menyentuh tangannya sebuah pukulan dari cambuknya mendarat dipantatku lagi. Kubalikan kepalaku kebelakang memandangnya tak percaya

''peraturan kedua jangan menyentuh tubuhku dengan tanganmu. Bukankah saat pertama melakukan hubungan ini kau tidak ingin disentuh olehku jadi mengapa kau sekarang ingin menyentuh tanganku''

Leon benar benar ingin menyiksa diriku perlahan..aku sudah sangat yakin...dia membalikan semua kata kata yang pernah kuucapkan begitu saja. Aku sekarang mulai mengerti manusia seperti apa leon ! bahkan saat dia melakukan hubungan seks pun tatapan tajamnya tak sedikit pun menghilang.

Mungkinkah karena sifatnya ini dia berhasil dan sukses pada usia mudanya bahkan berhasil mengalahkan semua rivalnya

Aku mengetatkan pegangan tanganku sendiri tidak berani menyentuh tubuhnya lagi. Hatiku bergejolak meneriaki rasa frustasi akibat pelepasan yang tertahankan. Aku tidak dapat memegang tubuhnya ataupun mendesah

Kukerahkan tenaga bertumpu pada lututku menjauh sedikit darinya. Aku berharap dapat sedikit meringankan rasa sakit dan gelombang nikmat yang menderaku. Namun lagi lagi tangannya menyentuh pinggulku mendekatkan diriku ke dekatnya

Aku menoleh ke belakang lagi 'bukankah tadi dia mengatakan tidak ingin disentuh mengapa dia memegang pingulku. Ini tidak adil'

Kulihat dia menatapku dengan tatapan elang miliknya. Dengan wajah datarnya dia seperti pandai membaca pikiranku ''hanya aku yang boleh menyentuhmu. Kau tidak boleh menyentuhku. Bukankah tadi kau juga bilang ingin berbagi jadi aku ingin mengambil sebagian hartamu''

Batinku terus menerus meneriaki rasa frustasi hingga kurasakan diriku bergetar lagi untuk kedua kalinya

''akkuuu tidaakkk tahaaannn akuu kellluarr'' pekikku mengeluarkan cairan hangat lagi bahkan sekarang dapat kurasakan vaginaku sudah dipenuhi banyak cairan. Namun nyatanya dia belum juga keluar bahkan setelah orgasme ku yang kedua.

Dia aku tidak percaya...dia begitu kuat..harus kuakui dia begitu kuat dalam melakukan hubungan badan

Diriku tersengkur lemas tak berdaya di atas kasurnya mataku bahkan sudah berkunang kunang. Dia telah berhasil memperlakukan diriku seperti budak seksnya. Dia iblis yang tersesat dalam tubuh bak dewa..

Dua pukulan mendarat lagi di pantatku bahkan sudah kurasakan rasa perih disana. Kurasa pantatku mulai memar bahkan kemungkinan yang lebih buruk mungkin pantatku sudah luka

''bangun..aku belum selesai denganmu, cepat bangun'' bentaknya. Ditariknya tubuhku untuk bangkit memungungi dirinya lagi dan kurasa dia orang yang menyukai seks dengan gaya 'doggy style'

Aku bahkan sudah tidak mampu untuk menoleh melihat ke arahnya ''leon..aku lelah''.

''kau lelah...''dia tertawa mendengar ucapanku. ''kau bahkan belum pernah melayani lebih dari satu orang tapi kau sudah mengatakan dirimu lelah. Bagaimana dengan ibuku yang diperkosa secara brutal oleh pengawal pengawal suruhan ayahmu''

Dijambaknya rambutku kea rah wajahnya. Dia menyeringai menatap wajahku yang sudah tak beraturan. Bibirku yang berdarah, mataku yang sembab akibat air mataku yang terus menerus keluar, serta sisi leherku yang biru akibat smirk kiss nya

Leon berbisik didekat telingaku ''kau ingin mengurangi rasa sakitku bukan...''. Aku menganggukan kepalaku pelan

''maka cepat lakukan..''teriaknya. dihempaskannya kasar rambutku bahkan bila tidak disangga kedua tanganku kurasa kepalaku nyaris membentur dinding

Lecutan cambuk mendarat mengenai kakiku. Kulihat darah segar mengalir keluar dari sana. dengan sisa tenaga yang kumiliki aku menuruti kemauannya. Kubelakangi diriku menghadapnya

Tanpa aba aba dia memasukan kejantanannya lagi ke dalam kemaluanku. Dia melakukannya seperi semula dengan gayanya yang brutal, dia tidak memperdulikan diriku yang bahkan sudah dapat kukatakan nyaris sekarat.

Begitu lama dia memasuki diriku hingga kurasakan dirinya dan diriku menegang. Dia memuntahkan spermanya didalam milikku begitu juga dengan diriku aku mendapatkan orgasme ku yang ketiga beriringan dengannya

Diriku langsung terkapar tak berdaya di kasurnya. Aku sudah merasakan diriku begitu hancur tak bersisa. Mataku bahkan sudah berkunang kunang tidak mampu melihat ruangan disekitarku

Hingga kurasakan selimut hangat melingkupi diriku. Hanya hidung yang kuandalkan selimut yang memiliki aroma yang sangat kukenal...aromanya yang maskulin, milik leon. Kurasakan dia seperti hendak meninggalkan diriku yang tak berdaya

Dengan sekuat tenaga yang kumiliki kugerakan tangan kiriku hingga kurasakan diriku memegang tangannya

''tolong jaga ayahku untukku''. Kututup mataku membiarkan diriku tertidur. Samar samar masih dapat kurasakan leon mencium bibirku

***

Pagi yang indah...

Sebuah mobil hitam melaju dengan kencang melintasi berbagai perbatasan di sudut kota. Mobil itu berhenti tepat didepan sebuah tempat pengadilan. Seorang pria turun dalam mobil itu. Pria dengan rambutnya yang hitam pekat memakai setelan pakaian resminya

Beberapa pengawal menyapanya ''tuan..anda ingin membesuk seseorang?. Ini bukan jam besuk lagi''

Pria itu hanya membalasnya dengan tatapan tajam miliknya. Beberapa pengawal sampai dibuatnya bergidik ngeri. Yah siapa yang tidak mengenal pria itu. Putra bangsawan dari keluarga court, leon

Leon menunjukan kartu pemerintahan miliknya. Sebuh kartu dengan cap dua anak singa yang memegang bendera kebangsaan inggris

''kalau begitu silahkan masuk tuan'' pengawal pengawal itu berjalan menyingkir dari jalannya. Diantara mereka ada yang membungkuk hormat

Langkahnya terhenti tepat di sebuah jeruji besi . disana dapat dilihatnya seorang pria tua duduk membelakangi dirinya. Pria tua itu bahkan tampak lebih kurus dibanding pertemuannya yang semula

''apa kabar mr. phantomhive, kuharap kabarmu baik '' seculas senyum iblis muncul diwajah leon.

Pria tua yang semula duduk membelakangi dirinya langsung menerjang hendak memukul leon yang berdiri didepannya

''apa yang kau lakukan disini brengsek, dimana putriku'' tanyanya sambil memukul mukulkan tangannya namun sayang pukulannya tidak berhasil mengenai orang yang ingin dia pukuli karena terhalang jeruji besi

Leon menangkap tangan pria itu secara sigap dan mendekatkannya ke arahnya ''kau tenang saja dia sudah menjadi pelacur dirumahku dank au tahu tadi malam aku telah memasukan milikku ke dalam miliknya. Kau tahu kan apa maksud ku''

Wajah pria tua itu memerah mendengar perkataan leon. Bagaimana bisa putri yang selama ini dia jaga?

Bulir bulir air mata turun membasahi pelupuk matanya membayangkan setiap kemungkinan mengenai putri tercintanya, Juliet

Melihat pria tua didepannya menanggis, ada perasaan senang didalam hati leon. Yahh inilah yang dia inginkan selama ini membuat hidup orang yang dibencinya sengsara

Leon tertawa keras bahkan tawanya mengema didalam ruangan ''kau masih ingat caranya menanggis ? kukira kau sudah melupakannya''

Leon berjalan mengintari jeruji besi itu ''kau tahu aku cukup terkesan pada putrimu bahkan di saat terakhirnya dia masih memikirkan tentang dirimu. Sungguh dia seorang putri yang lemah, dia bahkan memohon padaku untuk menjaga dirimu''

''tapi...kurasa aku tidak dapat mengabulkan permohonannya'' langkah kakinya dihentikan didepan pria itu lagi. Tatapan mata elangnya seakan mencabik habis mangsa didepannya

Pria tua itu mencengkram erat kerah kemeja leon. Tatapannya tak kalah dari tatapan mata leon ''kau, jangan menyentuh putriku sehelai rambut pun. Bila kau menyentuhnya akan kupastikan kau mati''

''lepaskan tangan kotormu itu dariku. Memangnya mengapa bila aku menyentuhnya, aku tidak takut dengan ancaman darimu. Kau bahkan tidak dapat melakukan apapun sekarang, kau lebih cocok untuk tinggal disini'' cibir leon melepaskan tangan pria tua itu darinya

''kalau begitu sampai jumpa'' leon berjalan pergi dari ruang jeruji. Didengarnya pria tua itu berteriak teriak memaki dirinya bahkan menedang jeruji besi

''kembali kau bocahh...aku belum selesai denganmu, kembali kau...''

Leon megayuhkan tangannya member instruksi agar beberapa pengawal mendekat ke arahnya ''kurasa dia mulai gila.., siksa saja dia''

Selesai mengucapkannya leon berjalan pergi...

****

Juliet terbangun dari tidurnya saat sinar matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamarnya. Dia melihat ke sekeliling ruang, ruang yang sama sekali bukan kamarnya.

Ingatan tentang peristiwa tadi malam berputar didalam kepalanya. Juliet memutar matanya untuk mencari sosok pria yang menyetubuhi dengan buas tadi malam namun hasilnya nihil dia sama sekali tidak melihat leon

Mungkinkah dia sudah pergi

Diangkat kepalanya berlahan, rasa sakit masih mendera dikepalanya. Bahkan tubuhnya masih lemas. Disibakannya selimut yang menyelimuti tubuhnya. Disana masih terlihat dengan jelas noda darah bekas keperawanannya yan telah direnggut

Dengan sekuat tenaga Juliet beranjak dari tempat tidur. Rasa perih di sekitar daerah selangkangannya masih jelas terasa membuat dirinya berjalan tertatih tatih memunggut gaun putihnya yang sempat dirobek leon tadi malam

Setelah diambilnya Juliet menatap kea rah cermin. Dilihatnya lagi lehernya yang penuh tanda cupang, bibirnya yang bengkak, serta matanya yang sembab. Penampilan dirinya sungguh kacau

Disambarnya selimut dekat kasur berjalan tertatih tatih meninggalkan kamar leon. Sepanjang langkahnya pikirannya masih menerawang

''Kuharap dengan begini aku dapat menolong semuanya walaupun itu berarti diriku yang harus berkorban''


Continue Reading

You'll Also Like

3M 152K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
816K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
493K 2.7K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.
1M 103K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...