Part 9

20.7K 400 6
                                    

maaf baru share ceritanya sekarang ! dari kemarin author sibuk, jadi baru bisa share sekarang. author harap kalian menyukai cerita part ini. jangan lupa tinggalkan vote and comment yah

Aku terbangun saat kurasakan seseorang membangunkan diriku secara paksa. Suara orang itu adalah suara orang yang sangat kukenal. Seseorang yang dapat dikatakan lebih dari kata kenal. Orang yang membuat tubuhku lemas jika berada didekatnya dan orang yang selalu membuatku sesak disaat yang bersamaan. Bagaimana aku bisa melupakannya !

Kubuka mataku pelan sekilas kulihat dirinya duduk dengan gayanya yang elegan. Matanya yang tajam memandang diriku yang masih tetap duduk disampingnya. Wajahnya masih sama seperti dulu..wajah yang dapat dibilang angkuh dan sombong

''turun...'' hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Aku masih tak percaya dengan apa yang terjadi mengapa diriku tidak bangun dari mimpi buruk ini padahal aku sangat mengharapkan setelah aku bangun aku dapat kembali ke hidupku yang bahagia

''kau tuli yah ! kataku turun cepat..'' bentaknya menarik paksa tanganku agar aku segera keluar dari mobilnya. Diriku terhuyung ke depan mengikuti dirinya. Saat berada diluar mobil, angin malam berembus dengan kencang menerbangkan rambutku yang tergerai

Aku memandang lagi kearah leon dan sekarang kulihat dirinya tidak melirik kearahku sama sekali. Dirinya masih memegang tangaku erat, bukan pegangan lembut melainkan pegangan yang kuat.

''leonnn..sakit..''ucapku meronta melepaskan cekalan tangannya dari tangaku.kulihat tanganku mulai memerah akibat cekalannya yang semakin kuat

Wajahnya yang semula tidak memandang kearahku berlahan diputarnya dan sekarang memandang tepat ke wajahku

''Diiammm... aku tidak suka dilawan. kau sudah terikat padaku'' bentaknya yang membuat diriku semakin takut terhadapnya. Matanya.. mata itu...mata yang selalu muncul dalam mimpiku

Ditariknya paksa diriku mengikuti dirinya masuk kesebuah tempat yang sangat indah. Tempat yang bagaikan istana tapi sayangnya hanya dicat dengan warna putih dan hitam. Sepanjang melewati lorong dan ruang hanya warna itu yang terlihat

Warna yang menurutku cocok dengan kepribadiannya yang buruk

Dihempaskannya tubuhku pada tempat tidur setelah memasuki sebuah kamar yang cukup luas. Aku hanya pasrah menerima perlakuannya mungkin disebabkan karena tubuhku yang sudah kelelahan. Walaupun begitu mataku masih terbuka karena aku tahu didepanku terdapat seekor harimau

Leon berjalan mendekat kearahku hingga kurasakan tubuhnya menindih tubuhku. Senyum sinis terukir indah dibibirnya

''aku menolongmu bukan untuk tidur nona. Kau tahu istilah take and give'' jemari tangannya membelai wajahku mulai dari kening hingga keujung daguku. Aku menganggukan kepala mengerti maksud yang dikatakannya

''bagus.. kalau kau mengerti...'' selesai mengucapkannya kurasakan bibirnya menyentuh bibirku. Dia menciumku lagi, mencecapnya seolah bibirku miliknya seutuhnya. Tidak ada penolakan dari diriku, aku sudah banyak kehabisan tenaga sejak kejadian mengerikan itu

Hembusan nafasnya semakin berat, bibirnya masih menyentuh bibirku bahkan sekarang kurasakan ciumannya yang pertama lembut menjadi semakin buas karena tidak ada penolakan dariku seperti sebelumnya saat dia menciumku.

Aku menarik nafas panjang karena kurasa itu akan membantu diriku untuk melawan nafsu binatangnya. Kurasakan tangan kirinya meremas payudaraku kencang, meremasnya lagi bahkan lebih kuat

Merasakan sakit pada payudaraku akibat remasan tangannya aku mencoba mendorong tubuhnya dariku. Bukannya semakin menjauh dirinya bahkan semakin menindih tubuhku kuat, kulihat tangan kanannya mencengram kedua tanganku keatas

Alpine roseWo Geschichten leben. Entdecke jetzt