Part 11

18.4K 406 3
                                    

Juliet terduduk diam didalam ruangan itu cukup lama. Otakknya masih sibuk mencerna semua hal yang terjadi. Dirinya masih berada pada posisinya yang semula duduk sambil memegang sebuah buku ditangannya. Sebuah buku yang membuatnya nyaris gila hingga dirasakannya hembusan nafas hangat menyusuri tekuk lehernya

''sepertinya kau tidak diajarkan dengan baik oleh ayahmu nona...'' ucap seseorang dari belakangku. Suara yang cukup familiar, suara leon

Entah mengapa setelah mengetahui berbagai kenyataan dirinya membuat diriku semakin takut. Keringat dingin kurasakan mulai keluar dari ujung pelipisku.aku mengernyitkan kepalaku lama masih berpikir bagaimana pria ini tiba tiba sudah berada dibelakang diriku ? bukankah tadi sewaktu aku masuk kedalam kosong tidak ada seorang pun ?

Adrenalin dalam diriku memompa dengan cepatnya. Semakin cepat bahkan aku sangat yakin bila tubuhku tidak disongkong dengan kuat pasti aku akan pingsan sekarang juga.

Pria ini gilla...dia physco..., kata kata yang terus menggema dalam otakku. Pergilahhh Juliet cepat pergi

Aku merasa posisi diriku yang tidak menguntungkan berpikir untuk pergi ataupun berbalik menatap kearahnya untuk melihat lebih leluasa.

Setelah menimbang nimbang cukup lama aku memutuskan mengambil keputusan kedua dengan berbalik menatap kearahnya. Kalau aku mengambil keputusan pertama, aku yakin pasti si physco ini akan mengejar lalu membunuh diriku

Saat hendak membalikan tubuhku menghadapnya. Sebuah pisau sudah diacungkan tepat dileherku. Mataku melebar seketika...

Aku bertanya tanya dalam hatiku lagi sejak kapan dia memegang pisau...dan pertanyaan terakhir yang kurasa cukup bodoh untuk dilontarkan : pisau dari mana ?

Suara berat darinya terdengar tepat di telinggaku. Hembusan nafasnya kurasakan semakin berat ''kau tahu kau orang terbodoh yang pernah kutemui..kau masuk ke sarang musuh tapi kau tidak membawa senjata. Kalaupun ada aku ragu kau bisa memakainya dengan baik''

Aku menelan ludah kental. Menelannya dalam sekali teguk. Bahkan jari jari tanganku sudah memutih akibat peganganku yang begitu erat pada buku

''aku..aku tidak..'' ucapku. Belum sempat aku menyelesaikannya dia sudah memotong kata kataku

''kau hanya tidak mengikuti peraturan yang ada dengan baik. Tidak berpikir kah kau bahwa setiap orang memiliki daerah privasi yang tidak boleh untuk dimasuki orang lain. Tapi kau melanggarnya''

Aku memang cukup sadar bila aku telah salah dengan masuk ke daerah pribadinya tapi mengapa dia harus mengacungkan pisau...

Kurasakan pisau yang dipegangnya semakin didekatkan keleherku hingga menyisakan jarak beberapa senti. Gerakan pisau semakin dekat hingga kusadari darah segar mengalir keluar sedikit

''aku hanya ingin merasakan apakah darahmu manis. Kau tahu aku tidak pernah sengan untuk membunuh setiap orang yang kurasa menghalangi jalanku. Apalagi jika orang itu sudah mengetahui rahasiaku''

Rasa sakit timbul pada sisi leherku tepatnya pada bagian yang terkena goresan. Perih..sangat perih... aku menutup mataku seperti sudah pasrah dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Kurasakan baju putih ku juga sudah basah akibat keringat yang keluar terus menerus

Tubuhku didorongnya semakin ke belakang, merapat kea rah tubuhnya. Aku semakin menutup mataku paksa merasakan perih yang semakin menjadi pada bagian leherku. Kurasakan pisau itu semakin mengetat pada leherku. Darahku yang semula mengalir sedikit berlahan kurasakan semakin mengalir cukup banyak

Bau amis dari darahku sudah tercium jelas. Kurasakan tubuhku juga mulai bergetar dengan hebatnya..

Aku takut...begitu ketakutan...

Alpine roseWhere stories live. Discover now