Part 16

20.3K 469 4
                                    

Maaf telat update lagi..komentar yang masuk ke akun email aja belum sempat author balas..semenjak masuk kuliah jadi super sibuk nich. bagi kalian yang menunggu recaps untuk ramalannya tunggu yah, author belum sempat buat

Cover pembukaan untuk part ini adalah gambar antonio fabiani berhubung banyaknya pesan yang masuk ke akun untuk menampilkan gambarnya. author juga sempat binggung mau masukin gambar yang mana, namun setelah dicari hanya image ini yang cocok dengannya

Pagi yang cerah..

Aku berjalan menuruni tangga menuju ke ruang makan. Rasa sakit dan perih dari luka di wajahku masih jelas kurasakan. Semula aku bermaksud untuk makan dikamar tapi mengingat aku tidur dikamar leon aku mengurungkan niat. Takut disangka aku disiksa habis habisan oleh leon tadi malam

Padahal memang itulah kenyataannya aku telah disiksa bahkan lebih dari itu, aku hampir diperkosa beruntun

Saat tiba diruang makan kulihat leon telah duduk disana memakai seragam sekolah. Tangannya bergerak aktif memasukan makanan kedalam mulut. Dia bahkan tidak menoleh kearahku, hanya sibuk pada makanannya

Kulangkahkan kakiku mendekat kearah meja dan duduk didepannya. Saat aku duduk dia hanya memandang wajahku sekali lalu sibuk dengan makanannya lagi

dia sama seperti biasa.., sosok leon yang dingin

seorang pelayan mengantarkan makanan kedepan hadapanku. Aku langsung menyuapkan masuk ke dalam mulut. Aku benar benar lapar tak bertenaga akibat kejadian tadi malam

sambil menyuap masuk makanan, kulirik mataku memandangnya. Dia bahkan tidak memandang sekalipun ke arahku hanya tetap focus pada makanannya

rasa canggung merayap masuk kedalam diriku.., jujur biasanya aku makan dikamarku baru kali ini aku makan tepat didepannya

''maaf..maaf untuk kejadian tadi malam'' ucapku. Kugigit bibir bawahku

Kulihat matanya memandangku sekilas lalu dia melanjutkan makannya ''kalau hanya itu yang ingin kau ucapkan. Sebaiknya kau diam, aku tidak ingin merusak selera makanku''

Aku melanjutkan makanku berkali kali hingga makanan dalam piringku hampir habis. Kucuri pandang ke arahnya, dia telah selesai makan. Dia kemudian mengelap mulutnya menggunakan sapu tangan putih lalu matanya memandang ke arahku

Dengan sigap kusingkirkan pandanganku darinya berpura pura focus pada makanannku. Dia memandang wajahku lekat

Hingga kudengar dia berbicara padaku ''apakah masih sakit?''

Hmmm..kutatap wajahnya tak mengerti maksud ucapannya

''maksudku..apakah luka diwajahmu masih sakit'' tanyanya masih memandangku

Aku mengelengkan kepala pelan padahal nyatanya masih sakit. Batinku bahkan sudah menyoraki agar aku berkata sejujurnya biar dia mengetahui apa yang diperbuatnya. Namun aku tetap menyangkalnya..

Aku juga merasa aneh..entah mengapa aku merasa tidak ingin membuat dirinya cemas

''james mengatakan padaku hari ini dia tidak dapat datang. Jadi istirahatlah di kamar dan sembuhkan luka diwajahmu''ucapnya

Heii bukankah seharusnya dia yang merawatku.., ini semua kan akibat ulahnya

Aku mengangukan kepala. Gaya yang sangat kubenci karena membuatku tampak seperti anak kecil

Leon mengambil tasnya kemudian beranjak berdiri dari meja ''kalau butuh sesuatu suruh saja pelayan mengambilkannya''. Setelah mengucapkannya dia langsung berjalan pergi meninggalkan aku

Aku menghela nafas melihat kepergiannya. Kulanjutkan makanku, sesekali mataku melirik keseluruh tempat mencari sesuatu yang dapat kukerjakan..mataku tertuju pada surat kabar yang masih tergelung rapi. Letaknya tepat disamping piring makan leon

Alpine roseWhere stories live. Discover now