Part 4

25.2K 420 7
                                    

Aku masih tak percaya pria itu...

pria yang paling kubenci dia sekarang berdiri tepat disampingku. Yah Leonardo court pria yang suka tebar pesona...

kulihat dirinya sekarang sedikit membungkuk menghadap raja member penghormatan. Aku masih tercengang tak percaya, bagaimana bisa ? maksudku bagaimana bisa dia berada disini?

Sebuah ingatan muncul dalam benak ku, percakapan anak-anak di kelasku sebelum pria itu masuk kedalam kelasku. Yahh mereka pernah mengatakan bahwa murid pindahan pria itu juga anak seorang menteri. Mungkinkah pria tua yang menatap sinis pada ayahku itu adalah ayah nya, pantas saja sifatnya begitu pasti sifat buruknya diturunkan oleh ayah nya

Kulihat leon sekarang berdiri tegap menatap raja dengan ekspresi datarnya. Lalu kulihat kearah raja yang sekarang juga sedang mengelus dagunya dengan jari jari tangannya.

Apakah raja bangga padanya ?, apakah aku terlihat begitu bodoh tadi ?, heii mengapa semua pria sering mengelus dagunya jika mereka berpikir ?. beribu pertanyaan bermunculan berturut-turut dalam benak ku lagi dan lagi.

Aku mencoba mengilangkan pertanyaan ketiga yang kurasa itu tak perlu diketahui seorang wanita dan masih menyisakan pertanyaan satu dan dua.

Lima menit...sepuluh menit...lima belas menit..

Aku masih berdiri ditempatku dari tadi padahal ayahku dan si pria brengsek itu sudah duduk disamping raja. Aku mengetahuinya tapi..kurasa dengan duduk disana akan membuatku lebih tampak konyol mengingat raja yang mungkin akan bertanya padaku lagi, membayangkan pertanyaan yang dilontarkan saja sudah ingin membuatku muntah ditambah lagi kurasa pria itu akan menceritakan segala kehebatannya sewaktu di sekolah

Owwh.. tidak bisakah pesta ini segera berakhir aku rasanya ingin pulang sekarang juga

Kulirik kea rah ayahku dan kulihat dia sepertinya memberiku sebuah instruksi agar aku segera mengikuti dirinya duduk disamping raja. Kuputar kedua bola mataku keatas dan segera berjalan ketempat ayahku duduk. Duduk..ekhm... duduk kau bisa Juliet kau wanita yang cerdas kau bisa melewati ini semua, ucapku dalam hati meyakinkan diriku

Kalian tahu detak jantungku serasa ingin keluar dari tempatnya sekarang juga. Kuhempaskan tubuhku pelan hingga pantatku mendarat tepat diatas sofa yang empuk samar samar kudengar sepertinya raja beserta ayahku dan ayah pria brengsek itu berbicara tentang urusan kenegaraan. Terkadang aku berpikir lagi haruskah mereka selalu membicarakan masalah pekerjaan

Kuputar kedua bola mataku keatas untuk kedua kalinya iiuuhh membosankan mendengarkan percakapan mereka tidak bisakah mereka melihat ada dua orang muda yang duduk disamping mereka. Sepertinya keberadaan kami berdua sudah diabaikan

Waitt tunggu kami berdua... kuarahkan kedua mataku menatap kea rah leon. Leon masih tetap duduk disamping ayahnya yang super menyebalkan dengan wajah datarnya.

Tidak bisakah dia tersenyum dan menyapa diriku padahal kami kan teman sekelas memang aku tidak menyapa dirinya juga tapi dia kan pria, setidaknya seorang pria harus menyapa wanita dulu baru teman wanitanya membalas

Pria itu sebenarnya tampan coba saja dia bisa sedikit ramah mungkin aku akan menerimanya sebagai seorang teman bahkan bisa juga lebih. Kulihat leon sekarang mengarahkan wajahnya kearahku menatapku tepatnya

Bodoh kau Juliet..sekarang lihat pria brengsek itu bahkan menyadari kalau kau menatapnya dari tadi, runtuk diriku berulang kali. Kulihat lagi seulas senyum mengerikan muncul diwajahnya yang menyebalkan itu

Dia seperti menatap diriku dalam..dalam sekali dan menurutku mungkin dia mencoba ingin memangsa diriku. Aku yang mulai ketakutan menarik sedikit baju ayahku memberinya instruksi untuk meninggalkan pesta ini secepatnya. Aku sudah tidak mampu duduk berlama- lama lagi karena sejak ketahuan aku menatapnya sepertinya lelaki itu malah membalas menatapku lama dan itu membuatku menjadi risih

Alpine roseWhere stories live. Discover now