Part 8

18.5K 389 13
                                    

Maaf readers kalau baru posting ceritanya sekarang soalnya tadi di tempat author ada gangguan jaringan. semoga cerita part ini kalian suka...

Aku masih terus mengikuti langkah alice dari belakang. Tanganku ditariknya untuk tetap berjalan dengannya sebenarnya aku masih binggung dengan apa yang terjadi tapi melihat banyaknya pengawal kerajaan yang mengepung rumahku aku sadar pasti telah terjadi sesuatu

Saat berjalan melewati rumah ke taman belakang tak kulihat satu pun pelayanku di rumah lagi. Kemana mereka semua nya pergi ?

Hanya alice pelayan itu yang masih menemaniku sekarang. Langkah kami berhenti tepat di taman belakang rumahku sekarang dan kulihat alice menatap ke arahku sekarang

''alice apa yang sebenarnya terjadi ?'' tanya ku masih binggung. Sekilas kulihat alice mengerutkan keningnya

''kau harus pergi dari sini nona ayahmu...dia sudah ditangkap'' lirihnya. Kulihat air mata sudah turun membasahi wajahnya

Ditangkap ? apa yang sebenarnya terjadi ? bukankah ayah tidak pernah melakukan suatu kejahatan, pikirku. Hingga sebuah percakapan dengan ayahku tadi pagi muncul dalam benakku

Percakapan tentang konspirasi... mungkinkah ayahku melakukan kospirasi dibelakang pemerintah...tapi mengapa, bukankah saat aku bertanya padanya dia menjawab tidakkk

Bunyi peluru terdengar menggema di langit malam. Kudengar beberapa pengawal mulai berteriak diluar sana menyuruh kami untuk segera keluar dan menyerahkan diri kami. Suara pekikan beberapa orang pelayan wanita juga terdengar dari arah luar

Kulihat sekarang alice mulai gemetar ketakutan menatapku. Tatapan matanya seakan menyuruhku untuk pergi sekarang melalui gerbang belakang. Gerbang belakang memang sengaja dibuat oleh ayahku sebagai jalan pintas yang menghubungkan rumahku menuju ke pasar. Aku mengetahui tempat itu karena aku pernah pergi ke pasar bersama ayahku melalui gerbang tua itu

''alice kau juga harus ikut denganku, siapa yang akan menjamin keselamatan nyawamu bila kau masih saja disini ?'' ucapku

Alice masih saja tidak bergeming mengikuti langkahku malah sekarang dia melepaskan peganggan tangannya dariku ''pergilah nona...''

Hanya itu yang dapat kudengar darinya. Sejenak aku masih sempat berpikir apakah dia gila? . kalau tertangkap oleh mereka sama saja dengan mati... mereka pasti akan membawamu ke tempat interogasi memberimu beberapa pertanyaan dan bila kau tidak menjawab dengan benar.. kau akan disiksa. Hukum di negara ini sangatlah kejam, mereka tidak pernah memandangku apakah kau seorang pria atau seorang wanita yang jelas siksaannya akan sama...

''alice kau gila..kau tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padamu. Sekarang cepat ikut aku''. Aku mulai menyeret langkahnya mengikutiku. Tapi dirinya masih tetap berdiri disana

Kudengar suara gencatan senjata dan suara pekikan semakin dekat kea rah kami. Mungkin kurasa mereka sudah masuk kedalam rumahku sekarang, tepatnya kurasa di aula utama tempat ayahku dan aku biasa bersantai

''alice, cepat ikut aku. Mereka sudah semakin dekat kea rah kita. Kau tidak tahu betapa menakutkannya ruang interogasi , aku sudah melihatnya saat menolong seorang wanita tua''

''pergilah nona.. aku tak dapat meninggalkan rumah ini. Aku sudah terikat dengan rumah ini begitu lama. Hidup dan matiku akan berada disini'' jawabnya pelan dan aku yakin dia pasti tak kalah takutnya sama seperti diriku

Aku membulatkan mataku seolah tak percaya dengan apa yang diucapkannya tadi. Kudengar lagi suara pekikan semakin dekat kearah kami. aku semakin panic dan gemetar, gaun tidur yang semula berwarna putih sekarang sudah basah oleh keringat

Alpine roseWhere stories live. Discover now