The Cursed Emperor - WMMAP x...

By YK_Izana

73.5K 10.8K 729

dengan wajah yang mirip Anastacius itu dia bisa melakukan apa? Dia pasti akan di tuduh dan naik ke panggung e... More

Prolog
1.Dunia Lain
2.Menjadi seorang Merchant
3. Darah Murni Naga
4. Claude 0.2
5.Naga Muda
6.Tertien dan Lapela
7.Aku ini darah murni!!
9.Terobos dikit
10.Bukan Anastacius
11.Mas mas Posesif
12.Manja?
13.Ucapan yang seiras
14.Derita Louis
15.Fernan atau Felix?
16.Antara dua kesatria
17.Jujur kasian
18.peraih piala Oscar
19. Kembali pada Tahta?
20.Drama penculikan
21.Cemburu?
22.Terluka?
23.Ingatan yang hilang
24.Tak bisa ingat
25. Hanya Milikmu
26. Jangan Bekerja!
27.Astrid dan Athy
28. lebih berharga?
29. Jejak Mana Gelap
30. Keponakan baru?
31. Safir lainnya

8. Cahaya keabadian

2.6K 437 35
By YK_Izana

Terjebak, itu yang terlintas di pikiran Louis saat ini. Ia harus bersabar menghadapi rupa papan triplek Claude yang sangat datar dan sialnya itu membuat dirinya tambah kesal.

Kini ia duduk dengan ekspresi kesal di hadapan Claude yang terus menatap ke arahnya. "...kenapa kau tak memakan makanan mu? Apa kau tak lapar? Ku dengar anak anak suka makanan manis"ucap Claude. Tapi orang gila mana yang menaruh banyak makanan hanya untuk dua orang?!

Felix juga ada di sana, berdiri di belakang kaisar dengan barisan para pelayan yang kemudian diminta pergi oleh dirinya.

Louis mendengus, ia hanya meraih secangkir teh hangat dan menyingkirkan cangkir susu di hadapannya. Anak ini tak suka susu."tidak perlu, aku tak terlalu lapar. Lagian aku lebih penasaran, kau bilang kau pernah dengar tentang Vermillion?"tanya Louis di angguki sekilas oleh Claude.

Mata anak itu memicing ke arah yang lebih tua dalam sekejap, "....dimana kau mendengar tentang bangsa kami?"

Tangan Claude terulur meraih cangkir teh miliknya, meminumnya selagi masih hangat dan berkata "Vermillion, aku yakin itu sebuah negeri yang pernah di ceritakan oleh mendiang ibuku"ujarnya

"Negeri dimana keamanan, ketentraman dan kebahagiaan muncul bagi semua ras. Negeri dimana elf, peri dan duyung tertawa di bawah naungan keabadian naga yang memimpin mereka. Itu juga sebuah negara maju di sisi lain dunia."Louis terdiam, ucapan Claude terdengar seperti dongeng tapi itu kenyataannya. Vermillion sebelum terguncang oleh keretakan langit adalah kepingan surga yang jatuh diatas bumi.

Claude meletakkan cangkir teh miliknya hingga mengeluarkan suara dentingan kecil saat ia kembali berkata, "dan kau berkata bahwa kau pangeran mahkota kekaisaran itu. Jadi siapa namamu?"

"Louis Lumiere De Vermillion, itu nama ku"ucap Louis sedikit lebih tenang. setidaknya ia mendapatkan petunjuk bahwa ada seseorang dari dunia ini yang mendengar tentang nama kekaisarannya.

Mata Claude sedikit memicing "Lumiere huh? Apa kau tau arti nama mu itu?"tanya Claude. Lumiere sendiri memiliki arti yang membuat Claude merasa iri. Ia yang tak bisa mendapatkan nama seperti itu merasa aneh melihat anak sekecil Louis bisa memilikinya.

Louis menaikkan sebelah alisnya, "Cahaya keabadian, sama dengan arti nama Licht dan Lux"ucap anak itu di balas dengusan dingin dari Claude "kau beruntung setidaknya aku percaya kau pangeran mahkota dari kekaisaran lain. Seandainya kau hanya rakyat jelata, kau sudah ku gantung di tiang eksekusi karena namamu itu sangat menyepelekan ku"

Louis tertawa sinis "oh itu pun jika kau bisa melewati kakakku, dia lebih tirani dari mu jadi terimakasih."

'memangnya ada yang lebih tirani dari yang mulia?'Batin Felix yang merasa tak yakin dengan pernyataan anak itu.

"Lagian kau juga aneh, kau tak seharusnya iri padaku di saat namamu sendiri memiliki arti itu"ujar Louis, tangannya mengangkat secangkir teh hangat miliknya dan kembali meminumnya. "Claude, nama itu di Vermillion berarti sebuah keabadian yang lembut"

"?!"

"?!"

(Disini Kawa ngambil makna nama Claude dari sisi religius, dan di situ emang tertulis artinya lembut dan abadi)

"Apa yang kau-

"Itu kenyataannya, di bangsaku, nama Claude setara dengan dewa Vermillion itu sendiri. Jadi berhenti memberikan ku tatapan tajam itu"ucap Louis menyela Felix sembari menatap tajam pada Claude yang terdiam.

Beberapa saat berlalu dalam keheningan, Claude nampak termenung sejenak sedangkan Louis sibuk sendiri dengan mencomot donat selai strawberry di atas piringnya. Ini makan malam yang aneh, tapi meski tadi ia menolak, ia tetap mengambil donat itu tanpa rasa bersalah.

"Lalu bagaimana kau bisa terjebak di dunia ini?"Claude bertanya, mood-nya sudah sedikit membaik meski itu tak bisa merubah ekspresi datar yang ia punya.

Langit malam penuh bintang tampak di balik jendela kaca yang tertutup rapat, Louis sendiri hanya bisa bergeming sembari menatap ke arah luar. "Kalau aku tau, aku dan kakakku pasti sudah lama kembali ke Vermillion. Anggap saja kami terjebak di tempat kuno ini"

'Kuno?'Batin Claude dengan perempatan merah di atas dahinya.

"Ngomong-ngomong, apa aku boleh kembali setelah ini? Aku harus membicarakan hal penting dengan kakak ku"ucap Louis serius, ia harus segera kembali tapi dirinya justru terkekang oleh pria aneh ini. Bagaimana cara ia mencegah keretakan langit?! Ia yang tak tau keberadaan ke empat Duke yang juga terhempas ke dunia ini merasa sangat khawatir pada sang kakak. Ia tak mungkin membiarkan kakaknya itu mengurus semuanya sendirian.

Claude menatap Louis sejenak "sepertinya kau sangat meremehkan ku huh? Tidak. Kau tak boleh pergi"Louis melotot kaget "Tapi-

"Felix, bawa anak ini ke kamar di istana ku"Felix tersenyum kaku, ia terus mengeluarkan keringat dingin melihat ekspresi datar Claude dan ekspresi penuh amarah dari Louis yang menggeram seolah siap menerkamnya kapan saja.

Pria itu segera menggendong Louis yang menggeram penuh amarah "LIHAT SAJA YA! KAKAK KU AKAN MEMBUATMU MENANGIS DI BAWAHNYA! LIHAT SAJA PEMBALASANKU!!!"teriak anak itu sembari meronta dari Felix yang entah kenapa menggendongnya terlalu kuat.

"Aku yang akan membuat kakakmu menangis jadi jadilah anak yang baik dan berhenti memberontak"Claude yang kembali meminum teh miliknya.

Dan malam itu kembali terasa hening saat Felix dan Louis meninggalkan dia sendiri di ruang itu. Ia menaruh cangkir teh itu kembali ke tempatnya, bergeming sesaat sembari memejamkan matanya dan memikirkan segalanya. Pria itu sebenarnya tengah dilanda kebingungan.

Vermillion, ia yakin ia mengingat bahwa mendiang ibunya pernah menyebut nama kekaisaran yang tak tercantum di dunia ini beberapa kali. Saat wanita yang begitu lemah itu duduk di depan piano tanpa menoleh padanya, memunggungi dirinya sembari menggerakkan tangannya memainkan melodi sendirian. Ia ingat, sebuah nada yang ibunya mainkan seolah memiliki lirik yang tak pernah dinyanyikan.

Pria itu menghela nafas panjang, membuka matanya sejenak dan terdiam saat ia menyadari ia kini tak berada di dalam istananya. Ia berada di suatu tempat penuh pepohonan, kunang kunang dan bunga yang bercahaya di dalam gelapnya malam.

Pria itu melangkah tanpa merubah ekspresinya, sulur sulur yang bergelantungan di pohon seolah menarik perhatiannya. Claude menyibak sulur sulur hijau itu, menemukan jalan penuh pohon dengan daun berwarna putih yang tumbuh di kedua sisi jalan setapak seolah menuntun sang kaisar menuju suatu tempat.

Claude bahkan tak sadar akan tabir kuat yang menutupi area itu seolah melarang siapapun masuk dengan mudah. Ia hanya terus berjalan, hingga matanya melihat sebuah peti kaca dengan sosok misterius yang terbaring di dalamnya. Peti itu begitu indah, dengan ukiran naga di bagian sisi panjangnya.

Claude menghampiri peti itu, terdiam dengan mata sedikit terbelalak saat melihat siapa yang bersemayam di dalamnya. Pakaian sederhana, lebih tepatnya sebuah hanfu berwarna putih, Surai pirang panjang yang mencapai pinggang. Bohong jika ia tak mengenal wajah itu. Wajah dari Anastacius De Alger Obelia.

Sosok kakak yang harusnya mati di tangannya setahun yang lalu. Tangan Claude tanpa sadar bergerak menyentuh pipi sosok itu, begitu hangat, lebih tepatnya panas. Seolah tidur itu menjadi penghalang dan penahan sesuatu yang tak harusnya di lepas.

Claude bergeming "kau bukan Anastacius...mana mu terlalu murni untuk si bajingan itu"Lirih Claude terpenuhi oleh konflik itu sendiri. Ia tak mengerti, matanya berkata itu adalah Anastacius, tapi hatinya berkata itu bukan.

Pria itu larut dalam pikirannya sendiri, ia tak sadar bahwa sosok itu mulai membuka mata dengan binar bening di balik mata merah delima miliknya.

GREP!

"?!" Mata Claude terbelalak, ia menatap sosok itu yang bangkit sembari menarik pergelangan tangannya dengan kasar dan membuat wajah mereka saling mendekat. "huh?" Gumam Claude saat melihat bintang di pupil mata sosok itu yang menatap lurus padanya.
.
.
.
"Berani sekali kau membangunkan tidurku. Aku tak ingat mengizinkan seekor serangga masuk"

"........"

TBC
MAMPUS ABAH MALAH LOGIN TABIR WAKTU EMEN LAGI RAGE!!!

Jadi gini, (m/n) itu punya siklus rage dan itu sama kayak Rutt. Kayak peningkatan hormon gitu lah. cuman, karena beliau ini gak punya pasangan dan takut nyelakain orang. Dia selalu masang tabir di kamarnya dan make sihir tidur buat nekan rage nya.

Karena (m/n) saat ini bukan di Vermillion, tapi di Obelia. Dia nyari tempat di hutan dan tidur di dalem peti kaca. Eh si Klod malah bangunin_-"

Mampus sih kata ku:)

Btw buah kuning?

Jangan lupa vote nya Minna (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

Continue Reading

You'll Also Like

14.8K 2.6K 17
"Ya Rabb, tolong lah hambamu ini agar bisa hidup enak dan tenang di dunia gepeng" "Punten slur" "Walah 🐕!" Lookism x Male Reader! Info : ✴️Buku ini...
9.9K 973 28
Trope karyawisata khas Kelas 1A ditambah All Might dan Aizawa pergi ke Yokohama. Namun, Yokohama tampak damai sebelum Mori dan Fukuzawa memutuskan un...
24.2K 3.1K 15
Berceritakan seorang pemuda yang bernama L/n M/n yang merupakan seorang strategis Kiseki no Sedai di masa lalu. Apa yang terjadi sampai-sampai dia ti...
89.3K 14.1K 29
Kojima Emi seorang gadis Fujoshi meninggal dunia karena tertabrak truk ketika menyelamatkan seorang anak kecil yang mengejar bolanya.. Ketika ia seka...