The Arkachia Gate #1 - The Ma...

By Alfiersandi

24 21 0

Kemunculan sesosok misterius berjubah dengan nama samaran Mr.Black, telah memberikan Androme kekuatan baru un... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21

Chapter 17

1 1 0
By Alfiersandi

Sementara itu disisi Androme dan Scubber,

Dalam hitungan detik, mereka berdua telah tiba diruangan barat . Lokasinya berada, pada titik yang  sebelumnya Scubber menghentakkan tongkatnya diruangan itu. Yaitu didepan rumah biru tempat dimana Ashana berisitirahat.

Sudah terlambat, ruangan itu telah hancur berantakan entah siapa yang melakukannya . Androme menoleh kepalanya keberbagai arah untuk mencari keberadaan Ashana. Yang terlihat hanya orang-orang yang berlarian dengan ketakutan. Androme bergegas kembali memasuki rumah, tempat dimana sebelumnya dia mengistirahatkan perempuan itu disana.

" Ashana!!! apa kau baik-baik saja!!!"

Androme berteriak saat dia sedang berlari diatas anak tangga, Scubber membuntutinya dari arah belakang. Saat Androme telah membuka pintu kamar, dan memandang didalamnya. Ruang kamar itu sudah berantakan seperti akibat gempa.

" Ashana dimana kau!! mengapa kamar ini berantakan?," Androme berteriak.

" Sepertinya robot snowman itu telah membawanya pergi, Androme!!," Terang Scubber berdiri dibelakangnya.

Tanpa menjawab apapun, Androme langsung berlari cepat kebelakang. Sampai membuat Scubber meneriakinya " Androme tunggu aku!!".
Androme begitu khawatir, pada keadaan perempuan yang disayanginya itu. Saat Androme telah kembali keluar rumah, dia langsung meneriaki nama Ashana dengan merangkupkan kedua tangan dimulutnya .

" Ashana!!! dimana kau!!!"

Sesuatu tak terduga tiba-tiba mengejutkan mereka, Solarion telah terjatuh dengan begitu keras dilantai sampai membuat seisi ruang hampir gelap. Beruntungnya, masih ada lampu-lampu kecil yang menempel disetiap bangunan. Scubber begitu terbelalak saat melihat hal itu terjadi tepat didepan matanya.

" Solarion!!!," Teriak Scubber.

" Scubber!! keluarlah dari kastil ini, tidak usah hiraukan pendatang baru lagi!! karena persembunyian kalian telah bocor!!," Pinta Solarion.  Di detik-detik terakhirnya.

Siluet laba-laba hitam besar dengan mata merahnya. Terlihat diatas lampu matahari itu, sambil merangkul seorang perempuan.

Ternyata itu adalah Choky, yang telah berubah menjadi robot monster laba-laba raksasa.

" Androme, tolong aku!!!," Teriakkan Ashana dari rangkulan monster itu.

" Ashana!! apakah itu kau?," Respon Androme dari kejauhan." Aku hanya dapat melihat mata merah disana!! ruangan ini agak gelap!!"

Scubber menyela disampingnya." Androme! sepertinya itu Choky yang telah menjadi monster"

Choky mengeluarkan suara besarnya ketelinga mereka berdua." Androme!! Scubber!! apa kalian ingin menyelamatkan perempuan lusuh ini?"

" Apa maksudmu, ngatain Ashana lusuh, robot botak aneh!!," Androme membentak begitu marah sampai nampak giginya. Lalu dia mengeluarkan cahaya kelap-kelip dari tinjunya, melaju dengan cepat kearah laba-laba itu." Aku tidak akan memaafkanmu Choky!!!"

Laba-laba itu tak mau tinggal diam, dia langsung melompat kedinding, sampai membuat Ashana yang dipanggungnya kembali berteriak dengan cukup keras. Ashana lagi-lagi meminta pada Androme untuk cepat-cepat menolongnya, karena dia tidak mau kelamaan dipangku oleh monster itu.

Androme terlihat kebingungan, karena dia tidak bisa melompat tinggi. Dia hanya bisa pasrah ditempat sambil memurungkan ekspresinya. Androme memperhatikan kedua tangannya yang  bercahaya itu.

" Kekuatan ini hanya bisa meninju,aku tidak melakukannya untuk terbang"

" Androme!! coba lakukan, seperti kau menyalurkannya ke tanganmu," Teriak Scubber, dari belakangnya lumayan jauh.

Androme mencoba mengikuti ucapan Scubber, yaitu menyalurkan cahaya itu kedalam tangannya. Saat dia mencoba menyalurkan kedalam kakinya, ternyata tidak berhasil.

" Apa kau barusan mempermainkan ku Scubber!!!," Bentak Androme menghunjam kearah tengkorak itu dari kejauhan.

Tiba-tiba saja cahaya telah keluar dari kedua kakinya. Androme begitu mendelik saat melihat keajaiban itu, yang awalnya tidak dia diyakini.  Cahaya itu semakin bersinar dan berkelap-kelip, dan akhirnya, meroketkan tubuh Androme keatas. Dia begitu berteriak karena tak terkendalinya gerakan terbangnya.

" Kekuatan macam apa itu?," Choky begitu mengerutkan dahinya, karena dia baru mengetahui kekuatan Androme.

Setelah begitu lama melayang, pada akhirnya cahaya berkelap-kelip di kaki Androme telah meredup secara perlahan. Androme tersenyum dan bersyukur, namun dia malah terjun kebawah. Merubahkan ekspresi nya menjadi terbelalak ketakutan. Dengan rambutnya yang ketarik keatas oleh angin.

Saat tubuhnya hampir mengenai lantai, kakinya kembali mengeluarkan cahaya. Dia pun mengapung diatas lantai itu, dengan wajah yang perlahan tersenyum.

" Akhirnya! aku mampu mengeluarkan cahaya dari kakiku! tapi aku masih tak bisa mengontrol pergerakan terbangnya," Androme bergumam.

" Androme!! mengapa kau diam disana!! selamatkan aku!!," Teriak Ashana.

Androme langsung menengadahkan kepalanya kearah teriakkan itu. Androme kembali meroketkan dirinya menuju ke monster itu. Dia begitu yakin bahwa pergerakan terbangnya akan terkontrol dengan baik. Saat  sudah semakin mendekati pada monster itu, Androme langsung mengeluarkan kepalan tangannya yang berkelap-kelip itu. Wajahnya begitu garang, teriakannya pun begitu jantan dan membara.

Saat dia akan menghantam Choky, tiba-tiba saja monster sempat melompat keatas dengan menempel pada dinding .

Sontak, Androme langsung membelalakkan kedua matanya. Dia begitu nyasar sampai menabrak tembok yang jauh diujung disana. Choky menertawakannya dengan terbahak-bahak. Ashana yang berada dipelukan monster itu, hanya bisa memukul-mukul dengan sekuat tenaga.

Stratchhh

Kaki Choky seketika tersetrum dari atas sana. Membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan. Choky terlihat begitu kebingungan dengan apa yang terjadi barusan pada anggota tubuhnya. Dia seketika terjatuh. Tangannya telah melepaskan Ashana yang begitu ketakutan.

Ternyata ini ulah si Scubber yang berada dibawah, dia tak tahan mendengar tawa dari monster laba-laba itu. Androme yang telah jatuh, dari tembok  langsung beranjak seketika dengan pandangan terpaku mengarah Ashana yang sedang terjun.

" Oh tidak, Ashana!!!," Androme berteriak, wajahnya begitu ketakutan .

Ashana yang sedang terjun, juga berteriak histeris sampai memejamkan kedua matanya. Dia meneriaki nama Androme supaya laki-laki itu segera menolongnya dengan sempat.

Androme telah mendengar teriakkan itu. Dia kembali mengeluarkan cahaya pada kedua kakinya. Tapi dia masih belum mengeluarkan pada kedua tangannya. Tatapannya begitu yakin, bahwa dia dapat menangkap Ashana dengan selamat.

Kakinya pun telah meroket kembali. Posisi tangannya sudah membentuk pangkuan. Saat sudah semakin mendekat pada perempuan itu. Androme segera mempercepat terbangnya, alhasil dia berhasil memangku Ashana dengan wajah yang begitu senyum. Begitu juga Ashana wajahnya juga terlihat begitu senyum dan bersyukur.

" Androme!! kau berhasil!!," Sanjung Ashana.

" Ashana! tapi aku masih kurang mampu mengontrol kakiku, sepertinya kita akan menabrak langit-langit dinding itu," Pikir Androme dengan wajah begitu ketakutan.

" Apa maksudmu tak dapat mengontrol?"

" Maafkan aku Ashana! mungkin kita berdua akan mati bersama-sama"

" Jangan bilang begitu!! aku tak mau mati dulu!! bahkan aku belum mengunjungi kakek-nenekku!!," Pekik Ashana.

Saat mendekati langit-langit dinding itu, mungkin 20 meter lagi.  Androme meminta pada Ashana untuk menutupkan kedua matanya. Karena dia merasa ini adalah akhir dari hidup mereka. Ashana hanya bisa sedikit merengek dipangkuan Androme, dan memeluk tubuh Androme dengan erat-erat.

Androme begitu meneteskan air matanya, karena tak bisa menghentikan kecepatan terbangnya. Dia sebenarnya ingin meredupkan cahaya dikakinya, cuman tidak ada gunanya. Karena kecepatan terbangnya begitu kencang.

Saat kepalanya hampir mendekati langit-langit dinding itu, mungkin 10 cm lagi. Tiba-tiba saja terhenti . Androme langsung menengadahkan kepalanya kepada tembok yang sudah berada sangat dekat dihadapannya itu. Dia terlihat begitu kebingungan, kakinya pun seperti ada yang menariknya.

Saat dia menjenguk kebawah. Ternyata dua buah tangan hologram berwarna ungu, baru saja menggenggam kedua kakinya dengan begitu kuat. Ternyata ini perbuatan dari Scubber yang berada jauh dibawah dengan mengacungkan tongkat sihirnya. Lalu dia meredupkan tangan hologram itu, di kedua kaki Androme.

Scubber meneriaki Androme untuk segera turun kebawah. Karena Felix sudah memberikan sinyal padanya, supaya keluar dari kastil itu. Karena ruang rahasia mereka sudah diketahui oleh klan Red dragon. Androme menuruti perkataan itu. Tapi dia masih ragu untuk menggerakkan kembali kedua kakinya yang tak terkontrol itu.

Scubber meneriaki Androme kembali untuk memintanya menenangkan pikiran. Androme menuruti sarannya, dia memejamkan kedua matanya. Lalu menghirup dan menghembus nafas secara perlahan. Dia pun turun secara perlahan walaupun tidak sadar. Ashana tersenyum seketika karena kembali turun kebawah tanpa gerakan yang cepat.

Saat Androme telah turun kelantai, dia membuka kedua matanya secara perlahan. Seketika mendelik, karena tak percaya sudah turun begitu saja kebawah. Lalu Ashana turun dari pangkuannya dengan cepat. wajah perempuan itu terlihat begitu tersenyum.

" Akhirnya! kita sudah sampai!!," Senyum Androme. Dia pun seketika menoleh kesamping. Terlihat, ternyata Choky sudah begitu hancur Karena terjun dari atas yang begitu tinggi. Mesin-mesin dari dalam tubuhnya pun terlihat, mengeluarkan sisa-sisa kabel dan listrik.

" Androme! kita harus menuju gerbang kastil! mungkin beberapa temanmu sudah menunggu disana!," Pinta Scubber dengan wajah terlihat panik.

Suara bom seketika terdengar dari atas balkon ruangan itu, ternyata para klan Red dragon telah memasuki ruang itu. Terlihat siluet orang dengan tinggi mungkin 5 meter berdiri disana. Siluet itu berdiri paling depan daripada pada yang lainnya.

" Sial!! pemimpin kastil ini telah melihat kita!!," Scubber begitu ketakutan.

Siluet itu mengeluarkan suaranya dengan nyaring dari atas balkon." Tidak kusangka! ternyata disini rupanya pintu rahasia dari ruang barat!"

Scubber meminta pada semua klan Violet dragon yang berada disitu. Untuk segera menuju kepintu gerbang kastil. Saat mereka sudah berlari. Siluet tinggi itu langsung memerintahkan pada semua bawahannya, untuk mengejar dan menyerang para klan Violet dragon yang telah kabur.

Para klan Violet dragon yang sedang berlari. Begitu berteriak kencang, karena saking takutnya kena serangan. Para klan Red dragon menyambar mereka, dengan sihir petir yang bermacam-macam warna setiap orangnya. Tidak semua orang dapat lolos dari serangan itu. Bahkan ada yang tersungkur, dan berjatuhan ditempat.

Ashana tidak kuat berlari, maka dari itu Androme segera memangkunya. Mereka kembali menuju rak buku terpencil seperti sebelumnya. Terus memasuki terowongan yang menuju kearah stasiun. Sayangnya, disana tak ada kereta api sama sekali.

Androme begitu ketakutan, satu-satunya cara adalah menggunakan kaki kelap-kelipnya untuk meroket, dia segera menyalakannya. Klan Red dragon sudah semakin mendekat. Androme meminta pada Scubber untuk memegang kakinya supaya dia bisa ikut kesana. Tapi bagaimana dengan klan Violet dragon yang lainnya.

Scubber segera menghentakan tongkatnya kembali kelantai. Terciptalah bola hologram raksasa, dengan dua tangan yang menarik kaki Androme, bola hologram itu bisa juga disebut gelembung ungu raksasa.

Fungsi dari bola hologram yang telah dibuat Scubber, supaya dapat membawa para klan Violet dragon untuk menuju kepintu gerbang kastil.

Semuanya sudah siap, Androme langsung meroketkan dirinya, sambil memangku Ashana. Androme tak mau jika Ashana memasuki bola hologram itu karena alasan tertentu. Tidak semua para klan Violet dragon masuk pada bola hologram, mungkin hanya 20 orang yang telah masuk dan 30 orang tertinggal. Dikarenakan tidak muat kapasitasnya.

Mereka telah berhasil meninggalkan ruang barat, walaupun ada sedikit menyedihkan pada para klan Violet dragon yang tertinggal. Tapi wajah mereka tetap senyum, kecuali Scubber yang agak ragu. Mereka melintasi sepanjang rel sampai bergantung pada Androme.

Continue Reading

You'll Also Like

865K 75.6K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
1.2M 87.7K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
628K 52.3K 55
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
127K 14.1K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...