The Arkachia Gate #1 - The Ma...

By Alfiersandi

24 21 0

Kemunculan sesosok misterius berjubah dengan nama samaran Mr.Black, telah memberikan Androme kekuatan baru un... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21

Chapter 13

1 1 0
By Alfiersandi

Androme meminta pada kedua temannya untuk beristirahat sejenak dilantai atas, sekaligus  membicarakan hal tentang peta itu. Androme merasa kasihan pada mereka berdua, yang terlihat begitu kelelahan setelah mencari dirinya kemana-mana .

Androme berjalan lebih dulu menaiki anak tangga, sebelum mereka berdua melangkah . Saat dalam perjalanan menuju kelantai dua, Androme kembali menanyakan sesuatu pada Bizmo .

" Bizmo, dimana kau menemukan peta itu?"

Bizmo mendelikkan pandangannya kearah Androme" Aku menemukannya saat kertas itu jatuh tepat diatas kepalaku"

" Jika memang Gorbel yang mengirimkan kertas itu! mengapa dia tidak langsung saja menemuimu? dan kenapa harus repot-repot mengirimkan selembar kertas," Tutur Androme dengan nada lantang.

Setelah mendengar ucapan dari Androme, Bizmo  menoleh tajam kearah Moulie.

" Mengapa kau menatapku begitu, Bizmo?," Tanya Moulie ekspresinya kebingungan.

Bizmo langsung memegang kedua bahu Moulie dengan kasar, wajahnya pun menerpa menggeram .

" Kenapa kalian berdua berpencar saat aku sedang bertanya pada tuan kura-kura itu?"

Moulie begitu ketakutan saat menatap wajah Bizmo yang geram itu. supaya dapat menjawab pertanyaannya dengan tenang, Moulie menyampingkan wajahnya." Sebenarnya.. aku yang memintanya untuk masuk kedalam lorong perpustakaan itu"

Bizmo terbelalak dan semakin menggeramkan wajahnya." Bodoh!!! sudah kubilang jangan berpencar!!!

Bizmo mengangkat tangannya untuk menampar wajah Moulie, tapi beruntungnya  Androme sempat menahan pergelangan tangan Bizmo dari belakang. Bizmo tiba-tiba terpelotot karena tangannya telah ditahan oleh seseorang, dia pun perlahan memutarkan kepalanya. Terlihat dengan ekspresinya yang begitu sinis, Androme sedang menghunjamkan tatapannya dalam-dalam kewajah Bizmo.

" Apa yang mau kau lakukan padanya, Bizmo? apa kau mau ku tinju juga seperti Gorbel sebelumnya?"

Bizmo hanya terdiam menatapnya sambil meneguk ludah. Bizmo segera melepaskan kedua tangannya dari bahu Moulie.

" Moulie!! kau berjalan didepanku, nanti kau akan dicelakai nya," Pinta Androme, tatapannya masih sinis mengarah pada wajah Bizmo.

Moulie mengikuti perkataan Androme yang sedang marah itu, saat perempuan itu telah berjalan,  Bizmo membisiki sesuatu ketelinganya, dengan ekspresinya yang begitu haru karena bersalah.

" Moulie! maafkan aku"

Moulie terpaku disampingnya, lalu membalas bisikkan Bizmo dengan senyum." Tak apa! memang aku yang bersalah"

Moulie melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Androme yang sedang menatap Bizmo langsung membalikkan badannya secara perlahan.

Bizmo mendelik sambil memperhatikan kedua telapak tangannya." Apa yang barusan hampir kulakukan tadi! begitu malu aku dihadapan Androme"

Karena merasa telah usai, Bizmo merubah jiwanya menjadi berani dengan mengepalkan kedua tangannya. Dia melanjutkan langkahnya di tangga itu untuk menuju kelantai atas.

Saat masih menyusuri anak tangga, Moulie memutarkan bola matanya kebelakang untuk memastikan keberadaan Bizmo. Karena merasa ingin kembali disampingnya, Moulie segera menghampirinya, tapi Androme sempat menahan tangannya .

" Mengapa kau balik menghampirinya, Moulie?," Tatapan Androme begitu sinis dan tajam.

" Androme! dia tidak santai sepertimu yang tau-tau sudah berada disini! Kau tidak mengerti seperti apa perjuangannya saat didalam ruangan gelap itu," Moulie juga menatap sinis.

Mendengar ungkapan itu, Androme melepaskan genggaman tangannya dari Moulie. Androme segera melanjutkan langkahnya, mendahului mereka .

Moulie tersenyum, berjalan menghampiri Bizmo, dia kembali berjalan disamping kirinya. Moulie begitu senyum menatap wajahnya, Bizmo juga melakukan hal yang sama. Tapi tiba-tiba, wajah Bizmo menjadi pucat dan pingsan seketika di tangga itu, padahal tinggal beberapa langkah lagi mereka sudah menempuh lantai dua.

Moulie sontak mendelik melihatnya tiba-tiba saja tersungkur, lalu meneriaki Androme untuk menolongnya." Androme!! tolong Bizmo! dia tersungkur pingsan"

Androme yang berada ujung tangga langsung memutarkan tubuhnya kebelakang dengan  mengerutkan dahinya. Androme tidak terpaku begitu saja saat melihat temannya tersungkur diatas tangga. Dia segera menghampirinya untuk membantunya berdiri.

" Bizmo!! kau baik-baik saja?," Tanya Androme bertekuk disampingnya.

Bizmo tak merespon sekali, karena dia sudah kehilangan kesadaran.

Moulie seketika menyela." Androme ayo kita angkat dia!"

Androme menganggukkan kecil kepalanya. Mereka berdua merangkul Bizmo untuk membantunya berjalan. Lantai dua sudah berada didepan mata. Mereka hanya melangkahkan kaki beberapa hasta saja.

Akhirnya, mereka telah melihat sebuah pintu didepan. Dibalik pintu itu, terdapat sebuah kamar, tempat dimana Ashana sedang berbaring sakit didalamnya, dikarenakan masalah terik matahari dihalaman sekolah.

Begitu memasuki pintu itu, Ashana kembali menyambut. Tapi dia menjadi kebingungan saat melihat mereka merangkul Bizmo.

" Apakah dia salah satu teman hewanmu, yang sering kau ceritakan itu Androme?," Tanya Ashana sambil duduk pada sandaran kasur.

" Iya, dia Bizmo! kucing hitam yang sering kuceritakan padamu sebelumnya! bagaimana penampilannya setelah menjadi manusia, keren kan!." Androme tersenyum lebar.

Mereka berdua menyandarkan Bizmo yang sedang pingsan, keatas sofa empuk.

Ashana melanjutkan seraya mengerutkan dahinya. " Iya! penampilannya begitu keren!"

Ashana beranjak dari kasurnya, berjalan perlahan menghampiri Bizmo untuk memperhatikannya lebih dekat. Moulie nampak kesal jika perempuan berambut blonde itu akan menghampiri Bizmo, maka dari itu, Moulie langsung duduk disebelah laki-laki yang sedang pingsan itu.

" Ada apa? mengapa kau tiba-tiba duduk disampingnya," Tanya Ashana datar.

" Aku juga merasa capek, makanya aku duduk disini," Moulie beralasan dengan senyum tipis .

Tapi Ashana tetap ngotot memperhatikan lebih dekat ke wajah Bizmo. Moulie hanya menoleh sinis  kearah Ashana.

Wajah Ashana semakin dekat dan mendekat kewajah Bizmo, sampai pada akhirnya mata Bizmo terbuka secara perlahan. Betapa terkejutnya Bizmo, dia berteriak sampai membelalakkan kedua matanya lebar-lebar kehadapan Ashana.

Membuat Ashana yang sedang memandangnya, menjadi ikut berteriak karena saking kagetnya. Bukan hanya Ashana, Moulie yang duduk disebelah Bizmo pun juga ikut berteriak. Namun, hanya Androme, yang nampak terdiam dan terperangah ditempat .

" Bizmo! akhirnya kau sadar juga!," Senyum Androme.

Bizmo mengusap kepalanya karena masih merasa agak pusing," Apa kita sudah sampai dilantai dua?"

" Kau benar! aku dan Moulie yang merangkulmu sampai kesini! kita sudah sampai dilantai dua sekarang"

Ashana yang berdiri dihadapan Bizmo, seketika meraba rambutnya dengan lembut." Woah! ternyata memang benar! ada style kucing dirambutnya"

Bizmo yang merasakan itu, langsung mendorong tangan Ashana kesamping dengan pelan. Lalu Bizmo ingin membicarakan tentang masalah peta tadi. Dia kembali menunjukkan peta itu kehadapan mereka lebar-lebar.

Androme mengamati lebih serius pada peta itu. Setelah beberapa detik memperhatikan, Akhirnya Androme memutuskan untuk menuju kesana bersama Bizmo dan Moulie. Namun, Ashana harus tetap tinggal dirumah itu. Dikarenakan, dia masih kurang membaik.

Sebagai pendamping Ashana, Androme memanggil kembali seseorang yang memang mendampingi perempuan itu sejak tadi. Yaitu seorang robot berbentuk manusia salju, dengan ukuran sepinggang orang dewasa, nama dari robot itu adalah Choky.

Choky segera melaju kelantai atas dari dapur yang berada dilantai pertama.

" Choky! jaga Ashana! kami bertiga akan segera kembali setelah menjemput teman kami disuatu tempat!," Perintah Androme dengan senyum tipis.

" Siap kapten!!, " Choky memberikan hormat dengan tangan kanannya.

Mereka bertiga segera melaju keluar ruangan itu, sesaat setelah Androme berpamitan pada Ashana. Wajah mereka terlihat begitu serius, karena akan menjemput salah satu teman mereka yang sedang menunggu disuatu tempat.

Mereka bertiga tak sengaja bertemu Scubber saat diluar rumah, yang merupakan tengkorak berjubah merah dan memegang tongkat sihir. Dia menyapa kembali Bizmo. Namun Scubber seketika berdecak senyum, karena  melihat Bizmo sudah menemukan beberapa temannya.

" Woah! apa kan kubilang, kau pasti akan bertemu dengan temanmu jika mengikuti aku"

Bizmo langsung mengerutkan dahinya dengan wajah kesal." Aku tidak mengikutimu, tengkorak aneh!"

" Siapa tengkorak penyihir ini, Bizmo? apakah dia teman barumu?," Androme menyela dengan sedikit kebingungan.

" Dia bukan temanku, tapi aku tetap berterimakasih padanya! karena telah menolongku dari pria alien yang menyeramkan itu," Ungkap Bizmo dengan nada datar, dia kembali melebarkan peta itu, menunjukkannya pada Scubber." Apa kau tau lokasi di peta ini, tuan tengkorak, disana tempat keberadaan tempat kami?"

Scubber mengambil peta itu secara perlahan dari tangan Bizmo, dia terlihat begitu mengamati sampai menyipitkan matanya yang keras." Oh tidak! lokasinya berada diruang Timur!." Scubber sontak ketakutan.

" Mengapa kau begitu ketakutan tuan tengkorak?," Androme mendelik.

" Sebenarnya.. ruang timur ialah tempat dimana para klan musuh ,Red dragon, bertempat tinggal! biasanya mereka memakai jubah merah sebagai pembeda! lebih bahayanya lagi! mereka akan merekrut siapapun jika tidak mengenakan jubah merah," Jelas Scubber.

" Apakah kau salah satu dari mereka?," lanjut Androme.

" Bukan!!  aku adalah salah satu klan Violet dragon yang bertempat tinggal disini"

" Lalu, mengapa kau memakai jubah merah?"

" Sebenarnya aku adalah agen mata-mata dari klan Violet dragon untuk klan Red dragon," Scubber mendatari ucapannya." Namaku adalah Scubber, yang akan menjadi pendamping kalian sekarang"

" Oh senang bertemu denganmu Scubber! namaku Androme!," Balas Androme, dia melanjutkan perbincangan." Apa kau punya rencana tentang masalah ini?"

" Yap, aku mempunyai satu ide, saat didepan mereka, Jangan katakan kalau aku adalah teman kalian! mengerti?," Ketus Scubber mengacungkan salah satu jarinya keatas.

" Kami mengerti!!," Tangkas Androme.

Moulie terlihat begitu ketakutan memandang tengkorak itu. Dia bersembunyi dipunggung Bizmo dengan tubuh yang begitu bergidik.

" Tapi sebelum itu, aku harus membuat titiknya disini," Scubber membuat sebuah lingkaran ungu, dengan menghentakan tongkatnya kebawah.

" Buat apa lingkaran ini Scubber?," Tanya Androme.

" Ini adalah titik teleportasi, jadi aku akan sergap menteleportasikan kita ketitik ini, jika kalian sudah merebut teman kalian yang ditahan itu"

" Aku mengerti! apa kau tau bagaimana kita akan kesana?"

" Ada dua cara untuk sampai keruangan itu! pertama, kalian bisa melewati pintu rahasia dari atas balkon sana," Tunjuk Scubber pada balkon tempat dimana Bizmo sebelumnya berpijak. Lalu dia melanjutkan tahapnya." Cara kedua, kalian bisa menaiki kereta api"

" Ada stasiun disekitar ruangan ini?," Androme mengernyit.

" Ayo ikuti aku!"

Scubber berjalan lebih dulu membelakangi mereka bertiga . Mereka berempat akan menuju kesebelah utara dari ruangan itu. Disana, terdapat lubang pintu raksasa yang akan segera mereka lalui.

Salle Bleu Orchid, tetaplah ruangan yang tak diketahui oleh klan Red dragon. Jadi, Mereka berempat akan kembali melewati sebuah pintu rahasia yang berupa lemari terpencil yang bersandar pada tembok merah. Letaknya berada dijalur kanan dari ambang pintu besar.

Setelah menggeser lemari itu, mereka melihat sebuah cahaya diujung terowongan.  Scubber segera meminta pada mereka untuk melaju keujung terowongan yang terlihat bercahaya.

Setelah berhasil melalui terowongan itu, mereka berempat akhirnya telah sampai ke stasiun klasik yang dituju . Penampilannya seperti stasiun biasa, namun dengan latar ruangan yang tersusun batu bata pasir. Orang-orang tak banyak terlihat ditempat itu. Lampu penerangnya berupa bintang-bintang, berukuran bola sepak, yang sedang bergantungan.

" Scubber! siapa mereka?," Tanya seorang pria yang bersandar ditembok sebelah kanan lubang terowongan.

Pria itu mengenakan jas merah, celananya juga berwarna merah, dua pistol disaku celananya, memakai topi sulap berwarna hitam dengan pita ungu, rambut coklat, dan sarung tangan hitam. Wajahnya masih terlihat muda, dengan usia yang masih 21 tahunan.

" Felix, mengapa kau berada disini, bukankah kau harusnya dikota mereka?," Scubber menoleh kearah pria itu, dengan mengernyitkan ekspresinya.

Pria itu langsung beranjak dari sandarannya, lalu membalas ucapan Scubber." Aku sedang bersantai saja distasiun ini"

Androme yang berada dibelakang Scubber, menyela perbincangan mereka," Scubber! apa kau mengenali pria berjas ungu itu?"

"Dia merupakan agen mata-mata sepertiku, dari klan Violet dragon," Sahut Scubber.

Pria bertopi sulap itu, langsung memberikan salam pada mereka dengan menundukkan badan, lalu menurunkan topinya." Perkenalkan, namaku adalah Felix ! salah satu agen mata-mata dari klan Violet dragon"

Mendengar ucapan Felix, Androme juga memperkenalkan dirinya , dan memperkenalkan kedua temannya pada mereka. Felix kembali berdiri lurus. Dia menanyakan alasan pada mereka. Apa tujuan mereka untuk datang ke stasiun ini.

Scubber langsung menyela. Di memberitahu pada Felix,kalau mereka bertiga akan menemui temannya yang berada di ruang timur. Felix begitu reflek, mendengar ucapan dari Scubber.

" Bagaimana teman kalian bisa sampai berada dikota musuh?," Tanya Felix mengerutkan dahinya.

Moulie yang berdiri disebelah kiri Bizmo, menyahut ucapan Felix, dengan mukanya yang begitu  panik" Aku melihatnya sedang berbicara pada seorang pria elang dengan jubah merah di lorong perpustakaan! tiba-tiba saja pria  itu menepuk pundak teman kami dengan mengeluarkan cahaya hitam dari tangan kanannya! setelah pria elang itu melepaskan tangannya dari pundak teman kami! teman kami seketika mengikutinya berjalan, lalu mulai perlahan menghilang! aku begitu takut melihatnya, jadi aku memutuskan untuk menghampirinya kelorong itu! tapi sudah terlambat, dia tak bisa kugapai sama sekali, karena sudah terbawa oleh langkah pria elang itu"

Continue Reading

You'll Also Like

179K 11.4K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
265K 802 11
CERITA DEWASA KARANGAN AUTHOR ❗ PLIS STOP REPORT KARENA INI BUKAN BUAT BACAAN KAMU 🤡 SEKALI LAGI INI PERINGATAN CERITA DEWASA 🔞
680K 43.1K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
266K 22.7K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...