Love Attack

By AloisiaTherin

8.9M 637K 282K

Mereka punya cinta, tapi dunia punya norma. Ezkiel Milano sudah melewati batas yang ditetapkan. Dia telah jat... More

Love Attack
LA - 01
LA - 02
LA - 03
LA - 04
LA - 05
LA - 06
LA - 07
LA - 08
LA - 09
LA - 10
LA - 11
LA - 12
LA - 13
LA - 14
LA - 15
LA - 16
LA - 17
LA - 18
LA - 19
LA - 20
LA - 21
LA - 22
LA - 23
LA - 24
LA - 25
LA - 26
LA - 27
LA - 28
LA - 29
LA - 31
LA - 32
LA - 33
LA - 34
LA - 35
LA - 36
LA - 37
LA - 38
Additional Part 38
LA - 39
LA - 40
LA - 41
LA - 42
Additional Part 42
LA - 43
LA - 44
LA - 45
Additional Part 45
LA - 46
LA - 47
LL - 48
LA - 49
Additional Part 49
LA - 50
LA - 51
LA - 52
LA - 53
LA - 54 [END]
LA - Extra Part 1
LA Extra Part 2
Roman & Aca (beringas series)
Love Attack Extra Part - 3

LA - 30 (New)

160K 10.8K 5.2K
By AloisiaTherin

Ada tambahan 800 kata yak! Yuk baca baca!

Ayo ramaikan! Biar besok Kamis aku bisa update dobel! Awokwokwok 😘😘😛😛😝😝

5K vote dan 5K komen yak!

AYO SEMANGAT SEMANGAT AUTHORNYA AJA MULAI SEMNGAT!

Lovtek tuh romantisnya selalu ada physical touchnya, bukan cuma WOA kek Lovlet 😂😂

Karena Author sendiri lovlang nya Physical Touch! Lovlang kalian apa?! 

Terimakasih. Tandai untuk typo dan kalimat rancu

"Bangsat!"

BUGH!

Kiel mendapat satu bogeman kencang di area perutnya dengan tiba-tiba, disusul dengan kakinya yang dijegal sampai membuat pria itu terpelanting ke atas matras keras.

"Fuck!" Kiel mengumpat. Ia menahan nyeri di area ulu hatinya dan mengangkat kedua kakinya untuk mengapit leher lawannya yang sedang lengah kemudian menyentakknya dan memutar dengan kekuatan kakinya sampai lawannya ganti terpelanting.

Kiel segera membalik keadaan. Ia memiting leher lawannya dan kemudian mengunci pergerakan tubuh dan tangan sang lawan.

Pria itu mengunci lawannya sampai dengan bunyi lonceng pertandingan berakhir terdengar, baru setelah itu Kiel melepaskan pria yang wajahnya sudah memerah karena kesulitan bernafas saat lengan Kiel menekannya terlalu kuat.

"LAGI LAGI DAN LAGI! SANG PETARUNG JALANAN, JO MILAN YANG MENJADI PEMENANGNYA!" Komentator berteriak, membuat seruan kemenangan dari para pendukung Jo Milan bersorak heboh.

Jo Milan tidak pernah kalah. Sang petarung jalanan itu selalu menjadi penguasa dari pertarungan, kebanggaan para pecinta tarung jalanan juga petarung lainnya.

Jo Milan terengah sembari mengangkat kedua tangannya pertanda kemenangan dari pertarungan dengan lawannya.

Sorak sorai semakin riuh ketika Jo Milan melepas pelindung tangannya dengan menarik perekatnya menggunakan gigi, lalu melemparnya ke Bang Hendra selaku pelatihnya. Jo Milan memberi bow kepada para penontonnya, membuat riuh kembali terdengar.

Dibalik itu, Jo Milan sedikit meringis. Di daerah terasa nyeri. Lawannya hari ini cukup membuatnya kewalahan. Ia akui itu. Lawannya hari ini bukan petarung rendahan atau yang hanya menguasai satu atau dua jenis bela diri.

Jo Milan bisa bahkan kerap kali tertipu oleh teknik yang akan lawannya gunakan, membuat dirinya berkali kali terkena serangan, hingga akhirnya ia menyadari jika lawannya juga memadukan tiga jenis bela diri, di tambah pria itu menggunakan teknik teknik tarung yang cukup brutal dan sepertinya menguasai bela diri MMA dengan baik.

Sepertinya setelah ini ia harus mencari tau asal usul lawannya agar bisa mengantisipasi hal seperti ini lagi. Karena kalau begini ceritanya, Gaby pasti akan khawatir dengannya. Apalagi jika melihat lebam lebam yang tercetak jelas di tubuhnya.

Masalah lainnya adalah karena ia sudah ketergantungan dengan gadis itu, jadi mau disembunyikan sebaik apapun, sisi manjanya akan keluar jika Gaby tau bahwa tubuhnya babak belur.

Jo Milan di seret menuju ruangannya oleh Bang Hendra. Sepertinya Bang Hendra ingin mengatakan sesuatu pada pria itu, terlihat dari gestur dan raut wajahnya yang nampak serius.

Sesampainya di ruangan milik Jo Milan, Bang Hendra memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti mereka dari belakang, baru kemudian dia menutup pintu dan menguncinya.

"Bang? Kenapa?" Tanya Kiel, saat merasa ada perubahan raut dari Bang Hendra. Tidak seperti biasanya saat dia berhasil mengalahkan lawan dan Bang Hendra akan menunjukkan raut bangga serta kepercayaannya atas keberhasilannya.

Bang Hendra menarik kursi lalu mendudukkan Kiel disana. Pria itu menyenderkan pantatnya pada pinggiran meja yang berhadapan dengan Kiel.

"Lo tau lawan lo tadi siapa?" Bang Hendra membungkukkan tubuhnya, memberi tatapan tajam pada Kiel.

Kiel menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia tidak tau, karena tidak pernah peduli siapa lawannya. Yang penting dia menang dan mendapat uang banyak.

Dan pertandingan hari ini bayarannya mencapai angka ratusan juta, dan Kiel langsung mengiyakan, meskipun ia harus langsung pergi ke arena tarung tepat setelah pulang kuliah tadi.

Lawannya juga cukup berat, bahkan bisa Kiel bilang paling berat dibandingkan yang sebelum sebelumnya.

"Lo kenal Kalleano? Kalleano Derajat."

Tentu saja kepala Kiel Milan menggeleng. Ya buat apa mengenal cowok? Dia tidak seperti Khaezar yang Gay.

"Enggak. Lo kira gue demen ngapain nama cowok?" Ketus Kiel, membuat Bang Hendra menghela nafas panjang.

"Yang lo lawan tadi, adiknya Kalleano. Keluarganya golongan old money Indonesia. Kalle pewaris utama keluarga Derajat. Perusahaan otomotif terbesar ketiga di dunia." Ucap Bang Hendra sembari menepuk bahu Kiel.

Kiel menaikkan satu alisnya. Batinnya menggerutu. Ya terus? Dia kan juga pewaris utama Milano?

Bang Hendra seolah memahami apa yang sedang Kiel ucapkan dalam hati, meskipun pria itu tidak mengucapkan secara langsung. Pria itu menghela nafas, "perusahaan lo gak ada apa-apanya, Yel. Dan perusahaan keluarga Kalle nggak cuma main otomotif, tapi mereka juga di juluki keluarga tangan kotor. Lo pasti paham, apa maksud gue."

Kiel mendengkus. Dia tidak peduli. Ia hanya menjalankan pekerjaannya dan menikmati uang atas kemenangannya.

"Dia keliatan benci pas kalah tadi. Gue takut, dia macem macem. Adiknya jauh lebih bajingan daripada abangnya, si Kalle."

***

Kiel tak ambil pikir dengan ucapan Bang Hendra. Pertarungan tadi hanyalah permainan biasa yang menurutnya ada kalah dan menang. Cuma bedanya yang menang akan dapat uang, dan yang kalah harus menyerahkan uang taruhannya.

Dia sudah sampai di rumah hampir tengah malam. Suasana rumah sudah sepi, bahkan sudah tidak ada aktivitas di dalamnya dan beberapa lampu sudah padam.

Kiel mendengar dentingan dari dalam dapur. Pria itu berjalan cepat kesana dan menemukan punggung Gaby yang sedang menunggu air mendidih.

Kiel berjalan pelan mendekati Gaby. Ia tidak mau menganggu lamunan perempuan itu. Kelihatannya Gaby sedang membuat susu. Apakah perempuan itu tidak bisa tidur?

Gaby tersentak ketika mendapati sebuah lengan melingkari perutnya. Ia menunduk, melihat tangan besar yang berotot itu memeluknya erat.

Dari aromanya saja Gaby sudah tau siapa pria yang sedang memeluknya dari belakang ini. Perempuan itu mematikan kompor ketika melihat air sudah mendidih.

"Bentar, mau nuang air panas dulu." Peringat Gaby, agar Kiel mau mundur sedikit.

Kiel menurut. Ia membawa tubuh Gaby juga sedikit mundur. Diantara hening ini hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan gelas kaca yang berasal sari kegiatan Gaby. Perempuan itu sedang mengaduk susu hangatnya.

Kiel masih diam, tidak bersuara saat Gaby meneguk susu hangatnya dengan pelan. Sampai kemudian perempuan itu sudah menghabiskan satu gelas dan menaruh gelas cucian ke dalam sink.

"Kemana aja? Kok baru pulang?" Baru setelahnya suara Gaby terdengar. Perempuan itu melepas pelukan Kiel dan membawa Kiel ke hadapannya, agar ia bisa menatapnya dengan sempurna.

Kiel mengungkung tubuh Gaby. Perempuan itu terjebak di pantry dapur dan juga tubuh Kiel. Secara tiba-tiba Gaby melayangkan tonjokan pada perut Kiel, membuat pria itu meringis karena Gaby menonjok tepat di bagian tubuhnya yang memar tadi.

"Sshhh," Kiel meringis kesakitan, membuat Gaby melotot.

Apakah ia terlalu keras meninju perut pria itu?! Oh tidak!!

"Mas Iyel, aduh maaf banget. Maaf." Gaby memohon pada pria itu. Tangannya secara refleks terulur untuk mengelus perut pria itu.

Kiel memejamkan mata. Menggigit bibir bagian dalamnya, dan tangannya nampak mengepal. Jakunnya terlihat bergerak pelan menelan salivanya. Setelah sedikit tenang karena rasa sakitnya berkurang, barulah Kiel membuka mata.

"Nggak apa apa." Elak Kiel dan menjauhkan tangan Gaby dari tubuhnya.

Gaby menggeleng tak suka. Ia berusaha membuka baju yang dikenakan Kiel untuk mengecek tubuh pria itu.

"Gaby, diem. Lo nggak perlu buka baju gue." Peringat Kiel, yang sayangnya tak membuat Gaby menurut.

"Curiga deh aku. Mas Kiel habis ngapain? Jujur. Habis dianiaya siapa?!"

Kiel terkekeh kecil. Tangannya bergerak untuk menangkup pipi perempuan itu. "Emang ada yang berani sama gue?"

Gaby menatap kesal pria itu, namun Kiel balas menatap hangat mata Gaby.

"Lo itu cuma tau tiga puluh persen dari hidup gue, Gaby. Bentar, jangan tatap gue kayak gini, soalnya gue jadi pengen cium lo sampe puas." Kiel menekan dagu perempuan itu sampai bibirnya mempout.

"Lo cuma tau tiga puluh persen, sisanya hanya gue yang tau. Dan gue harap, lo nggak lancang buat tau semua hal tentang gue, atau lo akan menyesal. Benar benar menyesal, Gaby."

Kiel mencengkram semakin erat dagu Gaby. "Ketika gue bilang berhenti, lo harus turuti. Ketika gue bilang jangan pergi, lo nggak boleh pergi. Ketika gue bilang jangan lakukan, lo harus berhenti."

Kiel mendekatkan wajahnya pada perempuan itu. "Gue, nggak sebaik yang lo kira. Gue nggak berwarna, seperti yang lo bayangkan. Gue berada diantara hitam dan putih. Dan lo hanya punya kuasa di bagian putih dari hidup gue. Jangan pernah berani melangkahkan kaki ke area hitam, atau lo akan terluka."

"Karena gue nggak mau dan nggak suka kalau lo terluka." Bisik Kiel, sebelum ia menaruh kepalanya di pundak Gaby. Menyandar nyaman disana.

***

Padahal baru lima menit yang lalu Kiel berkata agar Gaby tidak menyentuh dan melangkah ke sisi gelap dari dirinya. Namun sekarang lihat, pria itu mempersilahkan Gaby melihat hiasan di tubuhnya hasil perkelahian tadi. Bukannya itu sama saja memancing rasa penasaran dan keingintahuan dari Gaby?

Bukannya itu malah mengundang Gaby untuk mengetahui yang tidak perempuan itu ketahui?

Sebaskom air yang dicampur dengan es batu dan juga handuk berada di atas nakas yang letaknya tepat berada di samping ranjang Kiel. Gaby duduk di pinggir ranjangnya.

Kiel tiduran dengan santai tanpa kaos. Bertelanjang dada. Luka memar nampak jelas di beberapa bagian. Itu membuat Gaby meringis saat melihatnya tadi.

Wajah Kiel tak begitu bonyok, hanya saja ujung bibirnya nampak robek, namun bagian tubuhnya benar-benar dihiasi banyak memar. 

"Sakit?" Tanya Gaby sembari mengusap handuk dengan es batu itu ke bagian memar tubuh Kiel.

Pria itu sedikit meringis saat merasakan dingin menyentuh tubuhnya, namun beberapa saat kemudian ia mulai terbiasa dengan rasa dingin itu.

Kiel melipat tangannya untuk ia jadikan bantal. Pria itu menatap mata Gaby yang bergerak mengamati lukanya dari kejauhan.

"Lebih sakitan pas lo cuekin gue sih." Jawaban Kiel membuat Gaby menekan kompresannya keras-keras pada memar Kiel.

Kiel memekik kecil, tangannya menyentuh pergelangan tangan Gaby dan menggenggamnya lembut. "By, jangan gitu dong. Sakit ini."

"Udah tau sakit, tapi doyan banget luka?!" Omel Gaby. Perempuan itu ganti mengompres memar yang lain.

"Mas Iyel tuh ngerti nggak sih, sekarang harus jaga sikap. Harus contohin yang baik buat mahasiswa yang lain. Mas Kiel itu udah jadi Presiden mahasiswa sekarang! Bukan mahasiswa biasa!" Omelan Gaby kian panjang lebar.

Bukannya merasa risih di omeli seperti itu, Kiel malah memajukan wajahnya, memberikan ekspresi serius mendengarkan nasihat yang diberikan oleh Gaby.

"Tau gitu, mendingan gue nggak usah jadi Presma deh. Jadi mahasiswa biasa aja."

"Kenapa? Aku aja bangga loh, waktu liat mas Kiel dilantik jadi Presma. Waktu mas Kiel ucapin sumpah setia buat universitas dan bertanggung jawab dengan segala tugasnya."

"Yaudah, kalo gitu gue juga bangga jadi Presma." Jawaban yang diberikan Kiel membuat Gaby mendengkus. Kiel ini benar benar deh!

Kiel berceletuk, "tapi sayangnya gue bosen banget. Nggak ada yang seru di BEM. Semua hal kerasa biasa aja. Nggak ada yang menantang."

"Ya lompat dari jurang sana, biar menantang." Ceplos Gaby. Perempuan itu menaruh handuk di dalam baskom. Lalu Gaby mengambil salep untuk meredakan memar di tubuh Kiel.

Dengan telaten Gaby memberi salep di tiap memar tubuh Kiel. "Diem, nggak usah ketawa."

Kiel tertawa karena ucapan sinis yang dilontarkan Gaby. Pria itu kemudian meredakan tawanya sembari mengelus rambut Gaby.

"Utututu, gemesin banget kalo lagi sinis begini." Kiel mengacak-acak puncak kepala Gaby dengan gemasnya.

Gaby tak menolak perlakuan Kiel. Perempuan itu masih asik mengoles salep di tubuh Kiel sembari meniup-niupnya, mengucapkan mantra agar lekas sembuh.

"Ahaha, geli By, jangan ditiup gitu." Kiel terbahak kegelian sembari berusaha menarik lembut rambut Gaby yang ia cengkeram di tangannya.

Gaby ikut tertawa. Dengan sengaja ia menggoda pria itu. "Masak gini doang ngeluh geli? Tapi giliran bonyok gini nggak ngeluh sakit?!"

"By! Ahhh ahahah! Udah By!" Kiel berusaha menghindar dari Gaby yang berusaha untuk terus menggelitiknya.

Tak ingin Kiel banyak bergerak, akhirnya Gaby berhenti menggoda pria itu. Dia menegakkan tubuhnya, lalu mengambil piyama hitam Kiel agar dikenakan pria itu.

"Sini, aku bantu pakein baju tidurnya."

Kiel memasukkan kedua tangannya ke dalam lengan baju tidur, lalu ia kembali tertidur, membiarkan Gaby yang mengancingkan semua kancingnya.

"Jujur gue bosen banget jadi Presma. Nggak ada yang asik dan seru. Lo, nggak mau nemenin gue gitu? Masuk BEM univ?" Kiel menyentuh pinggang Gaby, mengelus naik turun disana.

Gaby selesai mengancingkan baju Kiel, "enggak. Nanti sibuk banget."

"Siapa bilang? Kan ada gue. Nanti gue kasih job paling dikit deh. Atau nanti biar gue kerjain. Tugas lo cuman nemenin gue, ada di samping gue setiap saat."

Gaby menggelengkan kepalanya, menolak dengan tegas. "Entar ganti aku yang bosen, soalnya diem aja."

Kiel menyeringai. Pria itu menarik tubuh Gaby agar ia bisa memeluk tubuh Gaby lebih dekat.

"Kalo sama gue, nggak akan ada yang namanya bosen, Gaby. Gue akan buat semua jadi menyenangkan dan juga gila, bersamaan."

GIMANA GIMANA GIMANA?

Era Kiel gila kembali dimulai! Awokwokwok!

Makasih udah mau nungguin, udah kasih aku semnagat.. jujur mood ku membaik! ❤️

Semoga Kiel gilanya gak kebangetan yak! 😭🙏🏻

Follow ig Kiel buat spoiler yak! @kielmilan

Jangan pergi ya.. huhu.. penyemangat hidupku cuma kalian ❤️🥲

Spam komen disini 4K makasih ❤️

Spam komen next 2K disini!

Spam angka 1 kalo suka bab ini!

Continue Reading

You'll Also Like

17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
3.4M 26.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
Toxic By 23

Teen Fiction

6.7M 1.1M 60
AKBAR ADJI PANGESTU [A K B A R] Yang orang lain tahu, Akbar itu: •Kalem. •Baik hati. •Pintar. •Ramah. •Jomblo. Yang Mia tahu, Akbar (pacar sin...
5.2M 35.8K 6
Young-adult (tamat) ✔ [Ada kata jika yang membuatku terus berharap kata iya] . . . Ini tentang suatu kesalahan yang berbuah sesuatu yang tak seharusn...