My Husband Is Police [Segera...

By junmyeonsoo2

91.1K 5.7K 978

Albiu Maheswara, pria muda berusia 20 Tahun, mendatangi sebuah acara pernikahan dengan maksud menjalankan tug... More

00. Cast
01. Gara-gara polisi itu
02. Kejadian Ta Terduga
03. Sah?
04. Kedatangan Mertua
05. Wali kelas baru ternyata?
06. Anak barunya natta?
07. Mall
08. Memberikan Gelang
09. Pemberian Gelang Diminta Runi
11. Masih Marah
12. Nangis
13. Kenikmatan🔞
14. Terungkap
15. Putus
16. Galau
17. Runi Lagi
18. Kopi Hitam.
19. Belajar🔞
20. Mantan ngajak temenan
21. Berita terkini
22. Tes kehamilan
23. Keputusan
24. Hari Kelulusan
25. Masih Hari Kelulusan
26. Makan Malam
27. Kak Janhae
28. Ke mall lagi
29. Keusilan
30. Meta boyfriend obsesi?
31. Balapan
32. Rumah Sakit
33. Pulang
34. Perubahan
35. Kepergok lagi
36. Yeni?
37. Melabrak
38. Penjelasan
39. Rencana
40. Makan bersama🔞
41. Home🔞
42. Mandi pagi🔞
43. ketahuan hamil
44. Menyusup
45. Masalalu Jeffrey dan Bara

10. Kok Ga Ditangkap?

1.7K 135 19
By junmyeonsoo2

Albiu kini akan pulang, ia menatap Nattaniel yang sedang berbincang dengan adek iparnya yaitu Mileo. Bisa terlihat dengan jelas dimata Albiu, ketika Mileo memberikan beberapa lembar uang kepada Nattaniel.

Curiga? Tentu, memang ada seorang guru yang selalu memberikan uang muridnya jika tidak ada hubungan spesial. Bukan hanya satu kali Albiu melihat Mileo memberikan uang kepada Natta, tapi kemarin juga ia melihat itu semua.

"Nat lo ada hubungan apa sama dia?" tanya Albiu ketika Nattaniel kini ada didepanya.

"Dia kakak ipar gue," jawab Nattaniel santai sambil membuka susu kotak yang tadi Mileo berikan kepadanya.

"Hah?"

"Dia suami kakak gue dan lo tau sendiri keluarga gue sekarang sudah meninggal semua karena tragedi kecelakaan itu, makanya gue diurus sama dia sekarang," jelas Nattaniel membuat Albiu mengangguk paham.

Yah Albiu ingat tentang kabar kematian dari seluru keluarga Nattaniel. Jika keluarnya dia telah meninggal karena jatuhnya pesawat pada satu tahun yang lalu. 

"Sorry, gue lupa tentang itu," kata Albiu merasa bersalah dengan ucapanya dia yang telah mengungkat kematian keluarga Nattaniel.

"Santi Al, gue udah biasa kali lagian sekarang gue punya Kak Mileo yang bakal siapin dompet buat gue."

"Yaelah, seharusnya lo sadar diri bodoh. Udah tau ngegantung sama ipar malah balapan mulu."

"Itu cara supaya gue bisa ketemu lo Al," jelas Nattaniel tulus, "oh iya Al, malam ini akan ada balapan, lo ikut?"

"Ga tau, liat aja nanti," jawab Albiu menegok kesamping ketika ia mendengar langka kaki dari seseorang.

"Ayo pulang," kata Runi mengandeng tangan Albiu dengan lembut membuat Nattaniel melirik tangan yang melingkat itu.

"Nat, gue duluan," kata Albiu menepuk pundak Nattaniel lembut lalu ia langsung pergi dari tempat itu.

"Sayang tidak papa nih aku numpang sama om kamu?" tanya Runi kepada Albiu.

"Gapapa, dia baik kok," jawab Albiu berjalan hingga mereka telah sampai didepan mobil milik Vegas. Bahkan Vegas kini menatap keduanya.

"Siapa?" tanya Vegas melirik Runi yang kini mengandeng tangan Albiu dengan lembut, "pacar?"

"Iya, hmm Om, Runi bolehkan pulang bareng sama kita?" tanya Albiu, mengisyaratkan Vegas untuk menyetujuinya. Namun, mata Vegas menatap tangan Runi yang kini melingkar ditangan Albiu. Ditanganya jelas terlihat gelang yang ia kasih kepada Albiu kemarin.

"Hm sekarepmu," jawab Vegas langsung masuk kedalam mobil itu, membuat Albiu menaikan alisnya dengan heran.

"Beneran gapapa?" tanya Runi menatap Albiu khawatir, "kayanya om kamu ga suka deh sama aku."

"Gapapa kok, dia suka gitu kalau lagi cape," jelas Albiu membuat Runi sedikit takut dengan tatapan Vegas tadi.

Runi melepaskan gengamanya, "aku pulang sama yang lain aja deh, kamu duluan aja."

"Nggak bisa dong sayang."

Tin

Tin

"Tuh liat, om kamu marah kayanya sayang, cepet nurut sama aku dan masuk kesana ya!"

"Yaudah, nanti kalau kamu udah nyampe rumah kabari aku ya," kata Albiu mengacak rambut Runi pelan.

"Iya syang," jawab Runi, membuat Albiu langsung menghampiri mobil itu. Albiu memasuki mobil Vegas dan menatap lelaki itu dengan heran karena lelaki itu jelas memasang wajah suram.

"Pak?"

"Kenapa kamu ngasih gelang itu kedia?" tanya Vegas tanpa menoleh.

"Oh dia marah karena itu," batin Albiu menghela nafas, "kan Bapak sendiri yang bilang kalau gue ga suka bisa dibuang."

"Iya, saya bilang dibuang bukanya malah dikasih keorang lain."

"Yaudah sih pak jangan kaya anak kecil, masa gitu aja marah."

Vegas langsung menatap kearah Biu dengan tatapan sayunya, "saya tidak marah, lagian itu hak kamu kenapa saya mesti marah."

"Dih jelas banget kalau dia marah,  lagian cuma gelang murahan doang dipermasalahkan," batin Albiu merajuk kembali dengan tubuh yang ia senderkan kekursi mobil.

Untuk malam ini, mungkin Vegas akan tidur diruang tamu. Setelah kejadian sore tadi Vegas memang tak mengajak Albiu untuk berbicara, Bahkan bocak itu juga tak ada keniatan untuk meminta maaf kepadanya. Vegas bukanya mau bertingah seperti anak kecil, hanya saja dia terlalu kesal dengan apa yang dia liat dan mungkin rasa kesalnya akan hilang ketika Albiu meminta maaf dengan tulus  tapi boro-boro meminta maaf, Albiu saja terlihat marah balik kepadanya.

Vegas mendengar, hentakan demi hentakan dari kaki Albiu sangat keras. Ntah itu disengaja atau tidak tapi cara dia melakukanya sungguh sangat imut, bolak balik kearah dapur dengan hentakan kaki keras sambil ngedumel itulah yang Vegas perhatikan dari tadi.

"Woy Pak gue laper," triak Albiu dari ujung anak tangga. Namun, Vegas tetap tidak menjawab malahan ia mengganti posisi untuk membelakangi Albiu.

"Apasih," batin Albiu ketika ia dicuekin oleh Vegas, "bodoh anjing, awas aja kalau besok ngajak bicara gue bakal cuekin balik bangsat," lirih Albiu pelan. Namun suara itu masih terdengar samar ditelinga Vegas membuat pria itu tersenyum samar.

Albiu kembali lagi kedapur untuk mencari roti saja disana karena jujur ia memang tidak bisa memasak sedikitpun. Menyentuh dapur aja dia tidak perna bagaimana bisa memasak. Bahkan, cara menyalakan kompor juga Albiu tidak bisa.

Ketika ia sedang mencari, Albiu mengingat sesuatu tentang apa yang dikatakan Nattaniel disekolah.

"Balapan?" batin Albiu melirik kearah Vegas yang bisa terlihat punggungnya itu, "kayanya polisi akan datang malam ini."

Albiu tersenyum smirk, bagaimanapun polisi sudah mengetahui jadwal balapan yang Albiu lakukan. Jadi bisa dipastikan jika ia ikut maka dia juga bisa ditangkap oleh polisi.

"Gue nelfon Meta aja kali ya buat bicarain tentang balapan, kalau Pak Vegas tau dia pasti bakal ngehalangin gue ikut balapan, dengan itu dia mulai ngomong duluan," lirih Albiu pelan.

Albiu mencari nama kontak Meta yang ada diponselnya. Setelah ketemu ia telfon Meta.

"HALO MET!"

["Apa anjing, ga usah triak-triak gitu lo kira gue bolot apa?"]

"IYA MALAM INI ADA BALAPAN KAN?"

["Mana gue tau, lagian tumben banget lo tanya ama gue."]

"OKE GUE BAKAL IKUT, GA USAH JEMPUT GUE."

["LO NGOMONG APA SIH ASU GA NYAMBUNG BANGET,"]

"OKE KITA KETEMU DILOKASI YA."

["GUE BILANG JANGAN TRIK TRIAK BANGSAT,"]

TUT TUT TUT

Albiu melirik kearah Vegas dengan kesal, sepertinya pria itu tak perduli jika nanti Albiu ketankap, "damn, gue bakal nyerahin diri dan nyalahin lo tai."

Disisi lain Vegas tentu mendengar semua yang Albiu katakan ditelfon itu. Bagaimana ia tak mendengarkan, suara Albiu saja seperti toa masjid dan disaat bersamaan ia juga mendapatkan telfon dari seseorang membuatnya langsung berdiri dan keluar keteras rumah.

"Ada apa?"

["Malam ini ada penggrebekan Pak, anda yakin tidak ikut."]

"Tidak."

["Yasudah, nanti kalau ada apa-apa saya akan melapor."]

"Baik, Harris saya butuh batuan kamu."

["Tumben sekali anda meminta bantuan, katakan saja pak jika saya bisa maka saya akan membantu."]

"Baik, saya akan memberitahukan rahasia saya kepada kamu dan saya akan menjelaskan tentang apa yang akan anda bantu nanti."

Sekarang Albiu sudah berada dilokasi, menatap Nattaniel yang kini sedang melambaikan tangan kearahnya dengan pancaran senyuman indah. Bahkan, para anak-anak dilokasi itu juga keheranan dengan suasana sekarang. Karena, kedua musuh yang sering berebut untuk menang itu sekarang seperti sahabat yang tidak mau dipisahakan. Bahkan, sih Albiu lari-lari seperti akan memeluk Nattaniel. Namun,

Bruk, "shitt," lirih Albiu pelan ketika ia kesandung dan berakhir mencium aspal. Sialnya bocah bernama Natta itu malah ketawain dia yang sedang nahan sakit dan malu.

"Bahahahha anjing," kata Nattaniel ketawa hingga ia juga goseran diaspal dan Albiu hanya bisa memasang wajah datar dia. Boro-boro nolongin malah ikutan jatuh tuh bocah.

"Sialan lo el," grutu Albiu berdiri lalu membersihkan beberapa debu yang telah mengotori pakaianya, "bisa berhenti ga sih ketawanya anjing?"

"Iya hahahaa gue berhenti ini," jawab dia sambil berdiri dan menghampiri Albiu, "jangan banyak tingkah makanya, jatuh kan lo."

"Dih, siapa suruh batu ada disana."

"Malah nyalahin batu yang diam aja."

"Bacot lo," kata Albiu menatap sekitar, "Meta ga ikut kesini?"

"Nggak tau sih, kayanya ga dibolehin sama doi nya," jawab Nattaniel membuat Albiu mengangguk.

"Gue nyapa yang lain dulu ya," kata Albiu memegang pundak Nattankel lembut, "oh iya, awas hati-hati polisi sudah tau jadwa kita."

"Yoi, lo juga hati-hati," setelah Nattaniel mengatakan itu. Albiupun langsung berjalan untuk menghampiri kerumunan. Namun, tak lama ia berjalan tiba-tiba suara mobil polisi datang membuat suasana disana jadi rame untuk berlari.

Ngiung-ngiung-ngiung

"Buset cepet banget, kita belum mulai juga," kata Albiu mematung sambil liatin orang-orang yang kini berlarian kesana-kesini supaya tidak tertangkap oleh polisi. Sedangkan Albiu hanya berdiri menunggu polisi menangkapnya. Namun,

2 menit

4 menit

6 menit

8 menit

1p menit

"BANGSAT KENAPA GUE GA DITANGKAP-TANGKAP SIH."

"Plis lah anjing tangkap gue."

Albiu mulai lelah, berjalan kesana kesini dengan tujuan agar tertangkap polisi, bahkan banyak sekali polisi yang sudah melewatinya. Tapi para polisi itu cuma lewat doang, ga nyengol ataupun nangkap dia supaya dibawah kekantor polisi seperti anak-anak lainya.

Tentu Albiu kesal, disaat ia mau ditangkap tidak ada satupun polisi yang menangkapnya. Sedangkan, disaat dia sudah mati-matian kabur pada akhirnya dia ketangkap juga.

Benar-benar suasana aneh, para polisi seperti tidak mengetahui keberadaan Albiu disana. Seperti tubuh Albiu kasap mata.

"Apa jangan-jangan?" tanya Albiu pada dirinya sendiri, melihat jari-jemarinya yang kecil itu dengan khawatir, "gue udah mati karena kesandung tadi?" lanjutnya tak percaya.

"Ga—ga mungkin," kata dia mundur dengan perasaan panik, memutar tubuhnya lalu langsung berlari kearah Harris yang sedang menunggu didekat mobil polisi.

Setelah sampai dihadapan Harris dengan nafas terengah-engahnya. Ia langsung bertanya, "Pak Harris, lo bisa liat gue ga?"

Harris melirik sejenak kearah Albiu lalu menatap kembali kearah anak ayam warna warni yang ada disemak- semak tanah.

"Tumben Albiu ga balapan, kemana dia ya," ucapnya membuat Albiu kaget, sekaget-kagetnya.

"Gue udah mati?" lirih Albiu mundur perlahan dengan suara panik, "gue, gue udah mati."

"HAHAHAHAH," triakan kencang dari Harris, "kamu percaya dek?"

Albiu menatap kearah Harris dengan wajah datar, "BAZHINGAN LO TAI."

"Lagian kamu ada-ada aja pertanyaanya."

"Ga loh pak, mereka semua ga ada yang mau nangkap gue," kata Albiu menunjuk beberapa polisi yang sedang repot mengejar yang lain.

"Kamu liat sendiri mereka repot, udah kamu pergi aja napa jangan tamba bikin repot orang lagi."

"Pak, lo kan nganggur, tangkap gue dong pak," kata Albiu mengulurkan kedua tanganya dengan wajah imut.

"Gue nganggur, kata siapa?" tanya Harris menunjukan ayam-ayam berwarna pink dan biru yang ada didepanya, "orang saya lagi jaga anak ayam ini."

"Pak serius."

"Saya juga serius, dikira saya bercanda," jelas Harris mendekatkan dirinya kearah Albiu, "sudah sana pulang, nanti orang rumah khawatirin kamu!"

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

41.4K 2.6K 62
Luana Ravabia Azada, kerap dipanggil Bia. Sesuai namanya, dalam menjalani kehidupannya sangatlah kuat dan tangguh dalam menghadapi suasana sekitar, s...
112K 2.2K 17
⚠️BAHASANYA CAMPUR,KALAU KURANG NGERTI JAUH JAUH SANA GAK USAH HATE KOMEN⚠️ Fourth adalah seorang remaja berumur 14 tahun yang sedikit polos..dia jug...
5.4K 134 39
vero adalah salah satu ketua geng paling ditakuti oleh kalangan geng lainnya. ia membuat para lawan nya takut dan juga memilih mundur unuk melawan ve...
2.8K 341 19
"Adel aku capeee" tangis ashel yang bisa di bilang sangat miris,ashel menangis di dekapan Adel "bertahan kamu kuat" jawab Adel sambil menenangkan ash...