Love Attack

By AloisiaTherin

8.8M 632K 282K

Mereka punya cinta, tapi dunia punya norma. Ezkiel Milano sudah melewati batas yang ditetapkan. Dia telah jat... More

Love Attack
LA - 01
LA - 02
LA - 03
LA - 04
LA - 05
LA - 06
LA - 07
LA - 08
LA - 09
LA - 10
LA - 11
LA - 12
LA - 13
LA - 14
LA - 15
LA - 16
LA - 17
LA - 18
LA - 19
LA - 20
LA - 22
LA - 23
LA - 24
LA - 25
LA - 26
LA - 27
LA - 28
LA - 29
LA - 30 (New)
LA - 31
LA - 32
LA - 33
LA - 34
LA - 35
LA - 36
LA - 37
LA - 38
Additional Part 38
LA - 39
LA - 40
LA - 41
LA - 42
Additional Part 42
LA - 43
LA - 44
LA - 45
Additional Part 45
LA - 46
LA - 47
LL - 48
LA - 49
Additional Part 49
LA - 50
LA - 51
LA - 52
LA - 53
LA - 54 [END]
LA - Extra Part 1
LA Extra Part 2
Roman & Aca (beringas series)
Love Attack Extra Part - 3

LA - 21

156K 13.1K 7.5K
By AloisiaTherin

1.900 kata sebagai permintaan maaf telat update 😭🙏🏻

Aku kmrn pusing atm ke blokir. Alhamdulillah sekarang udah bener ❤️❤️

Target 5K vote dan 5K komen yak!

Btw, makasih buat 1 juta nya 🥹🥹🥹 klean keren banget sumpah. Gak nyangka pol😭😭

Makin sayangggg! Eh Btw ni cerita alurnya lambat banget ya 😭 keknya bakalan panjang deh😭

Tandai typo dan kalimat rancu! Karena langsung di update!


"Aduh, bawa siapa nih Yel? Tumben amat bawa cewek." Seru salah satu temen Kiel, saat ia melihat Kiel membawa seorang perempuan ke backstage penutupan MOS Univ.

Ya, kampus mengadakan acara besar-besaran sebagai ajang penutupan dari kegiatan MOS Universitas. Di undang beberapa penyanyi juga untuk memeriahkan acara ini.

Tentu saja Kiel berada di backstage karena ia akan mengisi acara ini sebagai salah satu orang yang menyumbang lagu untuk ia nyanyikan beserta orasi sebagai pencalonannya sebagai ketua BEM.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sembari tebar pesona, dia juga mempromosikan dirinya sebagai calon ketua BEM agar angkatan terbaru. Ia sengaja menyumbang penampilan untuk menarik perhatian para mahasiswa agar mau memilihnya.

Ya, sekarang modal tampang dan keren juga menjadi faktor penentu utama kan? Tentu saja dengan label keren yang dimiliki olehnya akan semakin membuat pendukungnya kian banyak.

Dan kedudukannya sebagai ketua BEM di periode ini bisa terwujud. Mengingat, hanya dirinya yang berada di angkatan termuda diantara calon lainnya yang berada di angkatan atasnya.

Sebenarnya ia di tunjuk oleh Wakil Dekan untuk mencalonkan diri sebagai ketua BEM karena ketangkasan Kiel dalam menjadi ketua kegiatan tidak di ragukan.

Katanya, lawan Kiel dalam pencalonan ketua BEM ini bermasalah, namun tidak ada kandidat lain yang ingin maju. Dan berhubung Kiel tidak keberatan, maka Kiel iyakan saja.

"Sodara gue." Tutur Kiel, membalas pertanyaan temannya.

"Oh, sodara apa sodara. Di pegang terus tuh dari tadi tangannya. Dari luar gue liat liat gandengan mulu. Takut di embat temen lo yang mana nih?" Kekeh temen Kiel itu, yang seketika membuat Kiel tersadar.

Pria itu menolehkan kepala ke arah tangannya yang ternyata benar menggenggam tangan Gaby dengan erat, seolah ia takut perempuan itu akan kabur.

Dan Gaby hanya tersenyum lebar saat Kiel melotot menatapnya. Kiel langsung saja menghempaskan tangannya dengan kencang, sampai tubuh Gaby terhuyung kecil.

"Lo ngapain nempel gue terus?!" Pekik Kiel dengan galak.

Senyum Gaby seketika hilang. Diganti dengan tatapan benci yang seolah ingin melahap Kiel dalam sekali HAP! saja.

"Yang dari tadi pegang pegang nggak mau di lepas siapa? Yang tadi langsung nyariin waktu nggak sengaja melepas tangannya siapa? Yang tadi nyuruh orang orang kasih jalan buat aku lewat siapa? Mas Kiel kan?" Gaby menerocos dnegan pangan lebar. "Sadar mas, sadar."

Dengan dramatis Gaby menyadarkan Kiel. Tapi semua itu benar. Kiel melakukan itu semua untuknya.

Sedari saat Lee dan Egar menggodanya, sampai sekarang, ia benar benar dibawa kemana-mana oleh Kiel, sampai Gaby menjadi pusat perhatian.

"Aduh, ada drama rumah tangga. Minggir dah gue. Selesain dulu, baek baek yak. Kalo butuh ranjang, ada noh di gudang olahraga." Teman Kiel itu berceletuk sembari mengendap endap keluar.

Mendengar ucapan pria itu, Kiel sontak melempar botol kosong yang ia bawa di tangan kanannya hingga mengenai punggung pria itu.

"Asem lo! Adik gue ini."

Pria itu segera bersembunyi di balik pembatas backstage, "adik kok di posesifin, adik-adikan doang kali." Kekehnya, sebelum lari menjauh.

Kiel membuang nafas panjang. Untung saja backstage di bagian kiri sepi, tidak seramai di bagian kanan dan belakang.

"Gue bentar lagi mau tampil, habis itu jarak satu jam naik lagi buat perkenalan calon ketua BEM. Lo disini aja." Tutur Kiel, sembari menarik satu kursi empuk untuk Gaby.

"Duduk sini, tapi kalo mau liat gue tampil, lo bisa naik dan lihat dari samping sana," Kiel menunjuk area samping panggung besar yang tertutup oleh kain hitam panjang.

Gaby yang sudah duduk di tempatnya lantas mendongak, "emang mas Kiel mau tampil apa?"

Kiel berjongkok tepat di hadapan Gaby yang duduk manis. "Ada deh, kepo banget lo." Kiel menjepit hidung Gaby dengan telunjuk dan jari tengahnya.

Gaby cemberut, "nanti hidung aku kayak pinokio." Sungutnya tak suka.

"Ya mirip. Kembar kan, suka bohong." Kekeh Kiel. Ia lalu menyenderkan tangannya di atas paha perempuan itu. "Duh, deg-deg an gue."

"Emang mau nampilin apa sih?" Tanya Gaby. Refleks satu tangannya mengelus rambut blonde Kiel yang lembut itu.

Suasana yang sepi membuat keduanya makin dekat. Gelap, sepi, dan hanya terdengar bising riuh dari para mahasiswa dan juga mc di panggung membuat mereka seolah punya dunia sendiri.

Ini mengingatkan Kiel di masa-masa SMA. Saat ia selalu membutuhkan Gaby untuk menenangkannya setelah amarah menguasai dadanya. Gaby selalu ada di sekitarnya, perempuan itu benar benar ia ikat untuk terus berada di sampingnya. Karena secara tidak sadar, ia selalu butuh tangan Gaby yang mengelus lembut rambutnya untuk meredakan amarahnya. Ia selalu butuh bibir manis Gaby untuk mengomelinya atau berbicara melantur yang selalu membuatnya kesal.

"Mau nyanyi ya?" Tebak Gaby tiba-tiba, membuat Kiel mengangkat kepalanya.

"Kok tau?" Tanyak Kiel dengan terkejut.

Gaby tersenyum, "ya dari dulu Mas Kiel ngapain sih kalo nggak nyanyi? Yang bisa bikin cewek cewek naksir Mas Kiel kan, suara Mas Kiel yang keren itu."

"Maksud lo wajah gue nggak ganteng?" Tanya Kiel tanpa emosi seperti biasa. Padahal kalo di mode normal, Kiel pasti sudah bersungut sungut kesal, karena secara tidak langsung Gaby berkata bahwa daya pukatnya ada di suara. Bukan di wajah.

Gaby terkekeh kecil. "Iya, ganteng. Apalagi waktu jadi olaf."

Wajah Kiel seketika berubah kesal. "Mending gue jadi olaf, daripada lo, jadi keledainya." Sahut Kiel sembari menahan tawa, saat mengingat peran Gaby di acara pentas seni role play frozen itu.

"Diem." Gaby membekap mulut Kiel dengan kedua tangannya. "Gak usah dibahas."

"Yang bahas duluan siapa?" Kiel menaikkan satu alisnya, menjawab ucapan Gaby, setelah ia menurunkan kedua tangan Gaby yang membekap mulutnya.

"Dimana mana tuh slogannya cewek selalu benar, cowok selalu salah. Tapi khusus kita, Mas Kiel pasti benar, Gaby pasti salah." Sarkasnya.

Kiel terbahak mendengar ucapan Gaby. "Ngaco. Mana ada."

"Yel, sepuluh menit lagi lo naik. Siap siap ya." Seseorang menganggu kegiatan keduanya. Salah satu panitia muncul dari balik dinding backstage dan menginterupsi Kiel.

"Oi, oke. Gue naik dari sisi sini bisa kan?" Tanya Kiel. Ia berdiri dan menghampiri panitia itu.

"Bisa. Gitar lo udah di siapin di atas juga." Ujar panitia itu, sembari sesekali membenarkan HT yang ia pegang.

"Tolong panggilan cewek dong, siapa aja terserah, nemenin ni anak disini." Kiel menunjuk Gaby yang masih anteng di kursi.

Panitia itu menelengkan kepalanya, mengamati Gaby dari atas sampai bawah. "Dari pakaiannya, dia Maba?" Panitia itu menunjuk Gaby dengan HT-nya.

"Yoi. Adik gue." Kiel mengangguk. "Dia fobia keramaian. Takut kenapa napa, gue bawa sini. Aman kan, gak masalah?" Kiel merasa tak enak karena sudah seenaknya.

"Aman aman." Panitia itu kemudian menganggukkan kepalanya. "Oke deh, gue cari panitia cewek dulu buat nemenin adik lo." Ujar panitia itu sebelum berjalan meninggalkan Kiel dan Gaby berduaan di ruangan.

Kiel kembali pada Gaby. "Duh, gugup banget gue." Kiel nampak mengusap usap kedua tangannya.

"Kenapa? Mas Kiel kan udah biasa nyanyi di depan banyak orang. Kenapa gugup?"

Kiel menghendikkan bahunya. "Nggak tau. Gue juga heran."

Gaby kemudian menautkan jari-jarinya di atas paha, ia sedang memikirkan sesuatu agar Kiel tidak merasa gugup lagi.

"Mas Kiel, sini deh, Gaby bisikin sesuatu." Gaby memanggil Kiel, yang langsung dihampiri pria itu.

Kiel membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat, agar telinganya bisa berada tepat di depan bibir Gaby. "Hm? Apa?"

CUP!

Satu kecupan mendarat di pipi Kiel. Dan dengan tidak tau malunya Gaby melakukan itu.

Tubuh Kiel mematung sebentar. Kedua tangannya yang sebelumnya berada di saku kemudian ia keluarkan agar ia bisa mengungkung tubuh Gaby yang duduk di kursi itu.

"Oh, gini mainnya?" Kiel menaikkan satu alisnya. Kepalanya meneleng, menatap Gaby dengan senyum menyeringai.

Gaby menundukkan kepala. "Biar semangat! Ma-makanya di cium." Pekiknya dengan kepala menunduk.

"It's not a kiss, baby. Ini cuma kecupan." Bisik Kiel tepat di samping telinga Gaby. "Kalo ciuman itu, gini—,"

Kiel membawa dagu Gaby agar menoleh ke arahnya. Dan dengan liarnya Kiel melumat bibir perempuan itu.

Lembut dan pelan Kiel melakukannya, dan tak lama ia melepas lumatan itu. "Ini ciuman." Kiel membersihkan sudut bibir Gaby dengan jempolnya, saat melihat bekas saliva disana.

"Tumben nggak protes, nggak ada kakak adik yang ciuman!" Kiel berusaha menirukan suara dan kalimat andalan Gaby biasanya.

Sontak wajah Gaby langsung merona. Dan ia segera mendorong dada Kiel agar menjauh darinya. "I-ini di kampus." Ujarnya gugup.

"Yang mulai siapa, yang malu siapa." Kiel memberi sarkas sembari ia membasahi bibir bawahnya sendiri.

"Halo Kak Kiel." Seorang perempuan tak berjarak lama dari adegan ciuman keduanya tadi datang dan menyapa Kiel.

Kiel menoleh ke belakang, menatap perempuan berkuncir satu yang malu malu menghampirinya. "Kata Kak Adi aku disuruh nemenin adiknya Kak Kiel ya?" 

Kiel mengangguk cepat, "oh iya. Ini anaknya." Kiel menunjuk Gaby yang masih menunduk malu-malu.

"Halo, kenalin aku Mei." Perempuan itu menjulurkan tangan ke depan, yang langsung di balas jabatan oleh Gaby.

"Gaby." Ia memperkenalkan dirinya.

"Oh iya, Kak Kiel udah bisa naik sekarang. Tiga menit lagi." Mei langsung melepaskan jabatan tangannya dan membalik badan agar bisa menatap Kiel yang masih asik memainkan lidahnya di bibirnya sendiri.

"Oh, oke. Thanks infonya." Kiel mengangguk.

Dan sebelum ia berjalan naik ke atas panggung, Kiel menghampiri Gaby untuk mengusap puncak kepala perempuan itu. "Gue tinggal bentar,"

Gaby menganggukkan kepalanya. Sednagkan Kiel langsung naik ke atas panggung, karena namanya sudah dipanggil.

"Kita sambut, Ezkiel Milano!" Ujar MC, diiringi dengan tepuk tangan yang meriah.

Kiel berjalan ke tengah panggung dengan senyum lebarnya. Ia menyapa MC yang menyambutnya dengan ramah.

Dari sini, Kiel bisa melihat banyaknya manusia yang menunggu penampilannya. Beberapa orang yang awalnya duduk duduk di belakang seketika maju ke depan untuk menontonnya dari dekat.

"Aduh duh, ini penonton pada lari mendekat semua nih." MC berceletuk, membuat Kiel terkekeh kecil.

"Oke, kak Ezkiel mau ngapain nih?" Tanya MC itu.

"Mau nyanyi doang sih," jawab Kiel.

"Waduh, anak band nih. Makanya cewek cewek pada langsung lari nih." Celetuk MC, yang hanya di balas seringai oleh Kiel.

"Yaudah deh, nggak usah lama-lama— this is, Ezkiel Milano!" MC itu memberi pekikan semangat yang dibalas oleh tepuk tangan meriah.

Kiel mengambil gitar yang sudah di siapkan panitia di belakang panggung. Kiel mengepaskan posisi tali gitar yang tersampir di pundaknya agar nyaman, dan baru dia membalik badan untuk mendekat ke arah mic.

"Hai guys." Sapa Kiel dengan suara beratnya, yang kembali dibalas dengan sahutan meriah orang orang.

"Oke, jadi rencana awal gue mau nyanyiin lagu dari Arctic Monkeys, tapi barusan aja gue berubah pikiran." Kiel memegang mic-nya dan sedikit meninggikan posisi mic.

"Jadi, lagu ini gue tujukan buat si seseorang yang punya hobi nyihir gue, yang sukanya ngomong sim salabim." Lanjut Kiel, yang kian membuat sorakan makin meriah.

Begitu pula dengan Gaby yang langsung melototkan matanya. Kenapa ia merasa dirinya sedang dipanggil panggil?!

Apa ini?!

"Ariana Grande— Into You." Kiel berteriak, diiringi dengan suara gitar yang ia mainkan.

Sorakan dan tepuk tangan menggema, seiring dengan suara Kiel yang mengalun merdu, memecahkan suasana malam ini.

Kiel bisa merasakan sepasang mata menatapnya kagum dari arah samping. Ekor matanya pun refleks memastikan bahwa disana Gaby sedang memandangnya.

"A little bit dangerous, but baby that's how I want it—" Kiel sedikit menolehkan kepalanya pada Gaby.

"Cause I'm so into you, into you, into you." Satu bait terlewatkan, hanya karena Kiel ingin mengutarakan seutas lirik yang secara tersirat ingin ia sampaikan pada perempuan yang menjadi tempat paling tenangnya— selama ini.

Uhuk. Batuk.

Sebenarnya sebenarnya sebenarnya...

Tebak konspirasi. Aslinya tuh mereka udah jatuh cinta apa belom? 😋😋

Siapa mau next cepettt?!

Ketik angka 1 disini kalo mau cepet! 3K

Ketik angka 2 disini kalo lebih suka banyak romance ya! 2K

Ketik angka 3 disini kalo lebih suka romance comedy nya! 2K!

Kasih aku alasan kenapa kamu suka lovtek?!

Jangan lupa follow IG KIEL @kielmilan biar makin dapet baferrrrnya 🤓🤓🤓

Continue Reading

You'll Also Like

16.8M 729K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.3M 63.3K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2.7M 192K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
151K 5.7K 46
Trauma yg dirasakan raka akan cinta telah merasukinya hingga saat ini. Akibat dari kedua orangtuanya yg telah lama bercerai. Namun, setelah ia bertem...