Love Attack

By AloisiaTherin

10M 678K 283K

Mereka punya cinta, tapi dunia punya norma. Ezkiel Milano sudah melewati batas yang ditetapkan. Dia telah jat... More

Love Attack
LA - 01
LA - 02
LA - 03
LA - 04
LA - 05
LA - 06
LA - 07
LA - 08
LA - 09
LA - 10
LA - 11
LA - 12
LA - 13
LA - 14
LA - 15
LA - 16
LA - 17
LA - 18
LA - 20
LA - 21
LA - 22
LA - 23
LA - 24
LA - 25
LA - 26
LA - 27
LA - 28
LA - 29
LA - 30 (New)
LA - 31
LA - 32
LA - 33
LA - 34
LA - 35
LA - 36
LA - 37
LA - 38
Additional Part 38
LA - 39
LA - 40
LA - 41
LA - 42
Additional Part 42
LA - 43
LA - 44
LA - 45
Additional Part 45
LA - 46
LA - 47
LL - 48
LA - 49
Additional Part 49
LA - 50
LA - 51
LA - 52
LA - 53
LA - 54 [END]
LA - Extra Part 1
LA Extra Part 2
Roman & Aca (beringas series)
Love Attack Extra Part - 3

LA - 19

190K 13.2K 5.5K
By AloisiaTherin

Maaf telat.. kalo follow ig pasti tau penyebabnya apa 😭🙏🏻😭 1.700 kata nih gantinya! Kalo mau nanti di tambah lagi, xixi..

Next vote 5K dan 5K komen biar lamaan dikit 😭

Hati hati. Part ini Kiel mode cemburu dan mode liciknya jadi satu, WKWKWK

Siram bensin yuk lapaknya, biar makin kebakar 🤣

Tandai untuk typo dan kalimat rancu!

"K-kok?!" Gaby menutup mulutnya sembari melotot terkejut saat melihat Kiel keluar dari dalam kamar dengan wajah babak belur.

Saking terkejutnya, tangan Gaby sampai gemetar melihat luka terbuka di beberapa sudut wajah pria itu.

"M-mas Kiel?" Gaby mengulurkan tangannya ke depan, menyentuh rahang pria itu dengan gemetar. Ini jauh lebih parah daripada yang kemarin. Ini jauh lebih parah dari luka nyusruknya.

Kenapa dengan pria ini?

"Mas Kiel habis buat bonyok Kak Egar?!" Pekik Gaby dengan histeris.

Kiel yang mulanya senang karena sepertinya Gaby begitu perhatian padanya langsung sirna. Berganti kan dengan api membara yang sudah siap melahap perempuan di depannya ini.

"Aduh, Kak Egar pasti juga luka luka. Aduh duh." Gaby heboh sendiri. Meninggalkan Kiel yang berdiri di depan pintu. Perempuan itu berlari ke lantai satu untuk mencari ponselnya.

Gaby meninggalkan Kiel yang sudah menggeram kesal dengan tangan mengepal juga batin yang sudah mengutuk pria bernama Egar itu.

Oh, jadi mas crush-nya si upik abu tuh Egarion?

Apa sih yang dilihat dari sosok Egarion? Apa ha? Gantengan juga Kiel Milan, manisan juga Kiel Milan.

"Heh upik abu!" Pekik Kiel sembari melangkah cepat menghampiri Gaby yang sudah menghilang dari pandangannya.

Perempuan itu terlihat sudah memegang ponselnya dan mulai menempelkan teleponnya ke telinga.

Kiel dengan cepat menarik ponsel Gaby dan mematikan sambungan telepon yang sudah terhubung itu.

"Mas Kiel?!" Protes Gaby saat teleponnya ditarik secara paksa. Padahal ia sudah mendengar suara Egar yang serak.

"Apa?" Tanya Kiel dengan enteng sembari memasukkan ponsel Gaby ke kantung celananya.

Gaby merengek kecil, "baliki ponsel Gaby."

"Nggak."

"Balikin nggak?!"

"Ambil sendiri gih." Kiel menunjuk ponsel Kiel yang berada di saku depan celana kolor pria itu.

"Nggak mau!" Gaby menggelengkan kepala. Takut kalau mengambil sendiri.

"Yaudah. Gak gue balikin." Sahut Kiel dengan entengnya, membuat Gaby makin kesal.

Kiel dengan tidak tau dirinya malah menarik kursi makan dan duduk disana dengan santai. "Ini kakak lo lagi luka luka begini, yang lo peduliin malah crush lo itu." Kiel menekankan pada kata crush, seolah olah sedang mengejek Gaby.

Gaby berkacak pinggang. "Ya kan mau mastiin doang!"

Kiel menaikkan satu alisnya. Tangannya terlipat di dada, mengamati Gaby dengan serius. "Emang lo yakin banget ya? Yang gue ajak duel itu si Egarion? Sejauh apa sih hubungan lo sama dia?"

Gaby yang ditanya seperti itu sontak kembali menunduk lesu. Sejauh apa ya hubungannya dengan Kak Egar?

Sepertinya yang paling jauh adalah makan di kantin berdua dengan menu mie ayam spesial. Aduh, baru diajak makan mie ayam aja Gaby sudah mengkhayal jadi istrinya.

Efek terlalu banyak membaca novel romantis ala-ala.

"Lo doang kali, yang nganggap dia crush, tapi dia nggak anggap lo crush. Kasihan amat." Ledek Kiel lagi, membuat Gaby membuang nafas panjang.

Kayaknya bener deh apa yang dikatakan oleh Kiel Milan barusan. Kalau hanya dirinya yang menganggap Kak Egar sebagai calon pacar.

"Ngapain lo sedih gitu, mending ini obatin wajah gue. Nggak inget apa, kemaren gue nyariin lo Minnie mouse sampe dapet?" Gerutu pria itu, sedikit kesal karena Gaby tidak langsung bergerak untuk mengobati lukanya.

Gaby menunduk lesu. "Tapi beneran Kak Egar babak belur ya?" Tanya Gaby, ingin memastikan.

"Ck. Bukan si Egar. Udahlah, males gue. Nih ponsel lo." Kiel mengeluarkan ponsel milik Gaby dan menaruhnya di atas meja.

Gaby melotot saat tau bahwa bukan Egar yang dibuat babak belur oleh Kiel. Ia bernafas lega, namun kembali tercekat saat mengetahui Kiel sepertinya marah.

Aduh, bagaimana ini? Dirayu pakek apa?

"Mas Kiel marah ya?" Tanya Gaby dan menahan ujung celana kolor yang dikenakan pria itu.

Plis deh By— Gaby. Dari sekian banyak anggota tubuh yang bisa disentuh, kenapa harus ujung celana kolor Kiel yang hanya sepaha itu?!

"Apa?" Kiel memberi lirikan sinis pada Gaby yang menunduk sembari memilin ujung celana Kiel.

"Jangan marah, sini biar aku obatin lukanya." Tutur Gaby sembari menyesal karena lebih mementingkan orang lain daripada kakak angkatnya yang jelas jelas sedang terluka babak belur di depannya.

Kiel melepas tangan Gaby yang memainkan ujung celananya. Bahaya. Takut merambat kemana mana, masih pagi pula.

"Nggak perlu. Gue bisa obatin sendiri." Balas Kiel dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar. Dia ada kelas pagi, jadi tidak punya banyak waktu untuk meladeni drama Gaby saat ini.

Gaby kian merasa bersalah. Harusnya kan dia langsung bergerak untuk mengobati luka Kiel yang nampak basah itu.

Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya semalam pria itu sudah tertidur di kamar? Lalu kenapa tiba-tiba pagi ini bisa bonyok begini?

"Janji nggak bahas cowok lain lagi." Gaby bersuara, berusaha membujuk Kiel saat ini.

Kiel menoleh, mulai tertarik dengan penawaran Gaby yang ini. Tapi dia tidak boleh semudah itu luluh. Harus ada penawaran lain yang lebih baik dari ini.

Kiel kembali berjalan, namun kali ini Gaby mencekal tangan pria itu. Membuat Kiel tersenyum miring. Ternyata dia jago juga dalam mengelabui seorang upik abu ini. Dasar bodoh.

"Kenapa? Lepas." Tutur Kiel dengan dingin.

"Maaf. Biar aku aja yang obatin. Mas Kiel duduk aja disini." Gaby menarik kursi, meminta Kiel untuk duduk disana, yang di tolak mentah mentah oleh Kiel.

"Udahlah, lo mau ngapain sih, upik abu? Mau obatin gue? Nggak usah. Gue obatin sendiri." Kiel mencegah tangan Gaby yang berusaha membawanya untuk duduk di kursi itu.

"Maaf. Beneran maaf Mas Kiel. Jangan marah gini." Gaby memejamkan mata dan mengatupkan tangannya di dada. "Izinin aku obatin luka Mas Kiel."

"Ya." Sahut Kiel dengan cuek.

"Yaudah ayo duduk di kursi ini." Gaby menunjuk kursi di depannya.

Kiel menggeleng. "Nggak enak, kursinya nggak empuk."

Gaby kemudian menunjuk sofa. "Yaudah disana! Di sofa! Mas Kiel duduk disana ya, nanti tinggal Gaby sembuhin lukanya."

"Nggak enak, gabisa tiduran." Kiel kembali menggelengkan kepalanya, menolak untuk duduk di atas sofa.

Lah, terus si penyedot debu ini maunya dimana sih?

"Terus mas Kiel maunya dimana?" Tanya Gaby dengan lelah.

Kiel terdiam sebentar, sok berpikir, padahal di otaknya sudah ada skenario apik untuk kembali menjebak Gaby lagi.

"Di kasur, empuk, bisa tiduran." Jawab Kiel setelah terdiam cukup lama.

Gaby mendengus. Skenario seperti ini sudah banyak di novel novel bacaannya ya! Gaby tidak sepolos itu untuk di kibulin layaknya anak kecil.

Niatnya ngobatin sepuluh menit, tapi kalo udah di kasur, berakhirnya sepuluh jam. Yang ada nggak jadi berangkat kuliah juga.

"Udah lah, emang bener gue obatin sendiri kan." Sambar Kiel lagi, membuat Gaby yang awalnya masih menimang nimang pun langsung mengurungkan niatnya untuk berpikir makin lama.

"Eh eh eh, iya ya. Yaudah Mas Kiel naik dulu ke atas, aku mau bawain obat dulu." Pinta Gaby dan langsung berlari menuju kotak obat yang tersimpan di laci lemari.

Kiel tersenyum lebar. Asik...

***

Gaby membawa nampan yang berisi baskom air, handuk dan obat untuk mengobati luka di wajah Kiel.

"Mas Kiel.." Gaby masuk ke dalam kamar Kiel dan melihat pria itu asik memainkan ponselnya sembari tiduran disana.

Melihat Gaby masuk, Kiel langsung bangun dan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang. Pria itu menarik selimut hingga menutupi setengah tubuhnya.

Gaby menaruh nampan itu di nakas samping kasur Kiel. "Agak sana," tuturnya, saat Kiel terlalu di pinggir.

Kiel menurut. Ia menggeser posisinya, hingga Gaby bisa duduk dengan nyaman di atas kasurnya.

"Nyaman nggak?" Tanya Kiel tiba-tiba.

"Hah? Apanya?" Gaby kebingungan saat Kiel menunjuk pahanya.

"Duduknya." Balas Kiel.

"Emang kenapa kalo nggak nyaman?" Tanya Gaby sembari mulai mencelupkan ujung handuk ke dalam air es yang berada di dalam baskom.

"Kalo nggak nyaman ganti duduk disini aja," Kiel menepuk pahanya, sebelum melanjutkan, "dijamin nyaman apalagi kalo sambil gue peluk."

"Nggak ada kakak angkat dan adik angkat pangku-pangkuan berkali kali." Sinis Gaby. Kali ini imannya jauh lebih kuat daripada yang kemarin.

Perempuan itu mulai membersihkan luka-luka di wajah Kiel. Yang beberapa waktu lalu saja masih membekas, ini malah di tambahi baru lagi. Dasar pria! Kalo nggak bonyok apa nggak keren gitu ya?

"Ada, kita buktinya."

Gaby menekan dengan kuat luka Kiel, yang sayangnya tak berhasil membuat pria itu meringis. Kiel nampak lempeng lempeng saja sembari menatapnya intens.

"Nggak ada lagi. Nggak boleh." Gaby menggelengkan kepalanya dan mulai memberi obat tetes merah di luka pria itu.

"Ahhh, makin pengen gue gaspol nih kalo gini." Kiel terkekeh kecil, saat melihat Gaby biasa saja. Kalau begini, ia makin ingin membuat Gaby luluh lantak. Ia bosan melihat perempuan yang langsung bertekuk lutut hanya karena ia lumat bibirnya. Melihat Gaby yang tak terpukau dengannya disaat ia tidak memakai atasan dan mulai memberi kode, itu benar-benar membuat Kiel ingin membuat bibir manis perempuan itu berteriak karenanya.

Gaby itu lampu merah, dan Kiel sudah seharusnya berhenti, bukan malah menerobos dengan ugal-ugalan seperti saat ini.

Kiel tidak peduli Gaby itu lampu merah kuning atau hijau, pria itu tetap akan dengan ugal-ugalan membuat Gaby mengakui bahwa Kiel Milan adalah penguasa dan akan selalu ada di atasnya.

Kiel Milan ada dibawah, itu berlaku hanya saat-saat tertentu saja. Tapi selain itu, Kiel Milan akan selalu berada di atas dan mengendalikan semua. Dan ia akan menyadarkan perempuan yang sedang berusaha membuatnya menjadi budak cinta itu, kalau sampai kapan pun upik abu tetaplah upik abu.

Kiel, hanya tertarik dengan perempuan yang selalu mengacuhkannya sejak pertama bertemu itu.

Perempuan yang sama sekali tak meliriknya, sekalipun Kiel melakukan berbagai cara untuk membuat perempuan itu melihatnya. Perempuan yang sama sekali tak pernah meneteskan air mata kesedihan di depannya sekalipun posisinya sudah terpojok.

Perempuan yang tidak pernah memohon padanya, disaat perempuan lain memohon semua hal padanya.

Sebenarnya, ia yang memang tidak menarik di mata Gaby, atau memang mata perempuan itu yang sudah katarak? Buktinya saja Egarion lebih menarik di mata Gaby daripada dirinya.

"Lo nggak mau coba hal yang lebih menantang dari kemaren gitu? Nggak bosen hidup lo gitu gitu aja? Bikin sedikit masalah sama hidup lo nggak apa-apa kali." Kiel menarik tangan Gaby yang sedang memberikan plester di luka terbukanya.

"Nggak mau. Aku mau hidup tenang tanpa iblis dan setan."

"Emang yang bikin hidup lo gak tenang tuh gimana?" Tanya Kiel balik.

"Ya gini, udah tau sodara angkat, tapi malah main api di belakang. Nggak boleh, Mas Kiel." Gaby menggoyangkan jari telunjuknya. Menyiratkan bahwa ini tidak baik.

"Ini bukan main api. Kalo main api itu nggak gini, Gaby." Kiel sebenarnya sudah panas dari tadi, makanya ia lepas baju, tapi dengan datangnya Gaby kesini, entah mengapa ia makin merasa panas.

Kiel menarik lembut tubuh Gaby, hingga perempuan itu bersandar pada dada bidang Kiel, dan sekarang hidup pria itu sudah berada di ceruk leher Gaby, menghirup aroma perempuan itu dengan seringai di bibirnya.

"Gue ajarin main api yang sebenarnya, biar mulut lo nggak sembarangan ngomong, ya." Kekeh Kiel, sebelum segalanya berubah menjadi lautan gairah yang selalu membuat Kiel candu.

Aduh duh, Kiel ini gabisa dipercaya deh

Yang diem diem rela bonyok biar kembaran sama Gaby, iya deh.. gitu ya cara mainnya 🤣😭

Kalo Kiel versi hot aku mau, kalo versi nyebelin nggak dulu deh, WKWKK! Kalian suka versi mana?

Spam 1 kalo  suka Kiel versi HOT!

Spam 2 kalo suka kiel versi ngeselin!

Spam 3 kalo suka Kiel versi bucin bgt!

Additional part 19 udah ada di karya karsa! Kode voucher : Kielmilan

Tolong jangan lupa vote dan komennya ya di part ini.. gausah buru buru kesana xixixi.. part kk nya panjang kok ges, jadi gausah buru buru..

Isinya pov Kiel Milan yg 18++ itu dan adegan mereka yg 🔥🔥

Spoiler :

Continue Reading

You'll Also Like

5.5M 287K 58
Serina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal o...
1.2K 123 17
"Kalian akan segera keluar dari penjara ini. Tenang saja," bisiknya kepada Max. Untuk menjadi seorang anggota Crost Herschel bukan hanya semata-mata...
5.2M 35.8K 6
Young-adult (tamat) ✔ [Ada kata jika yang membuatku terus berharap kata iya] . . . Ini tentang suatu kesalahan yang berbuah sesuatu yang tak seharusn...
3.4M 247K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...