Hierarki

By ginnatr

1.5M 95.3K 2.5K

Karena Ayahnya kecelakaan dan meninggal di tempat kerja, Ratu menerima kompensasi berupa beasiswa di sekolah... More

Introduction | Hierarki
She Is Ratu Amanda
He Is Mahatma Sean Adiwijaya
First Day As The New Kid
Pyramid of School Hierarchy
Student News Secret Forum
Incident In The Changeroom
New Apple Brand For Free
Anti-Bullying Committee
Attend The Primus Party
Follow Up Case Of Bullying
Falling From The Rooftop
Approval To Close The Case
Risk For Something Terrible
Trapped By The Ruthless Devil
Walked Into The Trap Easily
Revocation Of Scholarship
Crazy Show By The Psycho
Amaris's Funeral Ceremony
Discovering The True Villain
Welcome To The Netherworld
No Mercy For The impudent
It's Too Dangerous To Go In
Broke Up With The Partner
Come For A Job Interview
Straight Out Of The Line
Working On Hard Problems
Part Of Rich People's World
Another Side Of The Devil
Shooting Trial To Begin
Between Pick And Choose
Another Day, Another Shit
Great Secret Of Queen Bee
Cunning More Than Stupidity
A Lot Like Unlucky Power
Midnight Kiss In Budapest
Be Each Other Company
Weaknesses Of The Devil
There's Other Eye Has Seen
Messed Up The Mission
About The Birthday Girl
Make Way For The New Villain
Kiss Or Death After Dinner
Consciousness Of Crime
The Emergency Interrogation
When The Party Is Over
As Deep As The Ocean
Long Distance Situationship
Ended Without A Goodbye
Find A Way Back Home
Things To Do When Bored
Ruin The Sibling Relationship
Lead To Uncontrolled Anger
Something Bad In Return
So Much Time To Explain
Portrayed As The Monster
Revenge From The Mother
Valedictory | Hierarki
Dinosaur

Big Brother Can Do Anything

22.3K 1.6K 19
By ginnatr

Kepalan tangan kokoh itu menggantung di udara, mengetuk-ngetuk pintu hingga sang empunya ruangan mempersilahkannya masuk.

Sean berjalan memasuki kamar El namun tidak ada siapapun di sana. Pandangannya pun segera tertuju ke arah walk-in closet saat mendengar suara samar-samar.

"What are you doing?" Tanya Sean. Ia mengernyit bingung bingung melihat El yang sedang mengemas barang-barangnya kedalam koper.

(Lo lagi ngapain?)

El mengedikkan bahunya tak acuh. "Packing."

Sean lantas menghampirinya lalu menarik lengan gadis itu, "what's that supposed to mean?" Tanyanya cemas.

(Maksud lo apaan?)

"Ayah bakal kirim gue ke Switzerland." Jawabnya santai, berbeda dengan Sean yang seketika terperangah.

"Are you kidding? Gue baru aja cabut tuntutan lo di komite supaya lo bisa balik sekolah, ngapain lo harus pergi?" Tanya Sean tak terima.

"I don't know, Sean. Just ask father." El mendesis frustasi sambil menghempaskan genggaman tangan Sean.

(Gue gak tau, Sean. Tanya aja Ayah.)

Ia baru saja diberitahu mengenai pencabutan laporan dari komite sekolah tadi, namun Abimana tiba-tiba malah menjadwalkan kepergiannya untuk pindah ke Switzerland.

Meskipun tak terima, El tak bisa melakukan apa-apa untuk melawan perintah Ayahnya. Seperti peraturan utama rumah ini, apapun keputusan Abimana adalah perintah mutlak.

"Thanks, Sean. Tapi kita gak bisa berbuat apa-apa. Gue harus tetep pergi." El mendongak dengan tatapan sendu.

Sean masih mematung, mengepalkan kedua tangannya saat El kembali memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

"No, we can do something." Ujarnya sebelum berlalu pergi.

(Gak, kita masih bisa lakuin sesuatu.)

"Where's father?" Tanya Sean saat ia menuruni tangga menuju hall utama.

(Dimana Ayah?)

Chyntia, sekretaris Abimana yang tengah memeriksa beberapa berkas itu pun lantas mendongak.

"Beliau lagi latihan di SBJ," jawabnya.

Tanpa banyak bertanya Sean segera menyambar jaketnya lalu pergi meninggalkan rumah. Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju tempat sasana tinju yang di sebutkan Chyntia.

Begitu sampai ia segera menuju ruangan latihan ekslusif, tempat yang selalu digunakan Ayahnya. Di atas ring sana terlihat Abimana yang tengah berlatih. Kedua lengan kokohnya dengan semangat meninju punching pad yang di pegang seorang trainer, dengan keringat yang sudah membanjiri tubuh.

Sean lantas melepas jaketnya, meraih sepasang sarung tinju yang di pegang Rafael⎯PA Ayahnya sebelum naik ke atas ring. Ia menggantikan posisi si trainer dengan menjadi lawan Abimana.

Keduanya saling berhadapan, berdiri dengan posisi kuda-kuda yang siap bertarung satu sama lain. Abimana mengasah gerakannya dengan berpivot dan bergeser menggunakan pangkal jemari kaki. Ia bergerak lincah sebelum meluncurkan pukulan pendek pada Sean.

"You don't need to do that." Ucap Sean. Ia menghindar dengan melakukan blok, menahan kedua tinjunya di depan wajah.

(Ayah gak perlu ngelakuin itu.)

"Do what?" Tanya Abimana sebelum meluncurkan satu pukulan lagi.

(Ngelakuin apa?)

"Ngirim El ke Switzerland. Komite udah nyabut laporannya dan dia bisa kembali lagi ke sekolah." Ucap Sean sambil terus menghalau pukulan dengan kedua tinjunya.

Abimana tentu tahu akan hal itu, namun ia tetap tidak akan merubah keputusannya. Para murid di Gasendra yang kebanyakan merupakan anak dari orang-orang berpengaruh membuat berita ini dengan cepat menyebar di kalangan golongan elit.

Bukan tidak mungkin jika lambat laun bisa berdampak untuk citra perusahaan dan reputasinya. Oleh karena itu, Abimana pikir akan lebih baik jika ia menjauhkan putrinya dari kekacauan. Dan cara paling efektif adalah dengan mengirimnya ke luar negeri.

"You know I can't do that, Son." Ucap Abimana. Ia lalu meluncurkan pukulan yang cukup keras, tepat di perut kiri bekas jahitan Sean hingga lelaki itu sedikit limbung.

(Kamu tau Ayah gak bisa lakuin itu, Nak.)

Meski begitu, Sean sama sekali tidak terlihat akan memukul balik. Ia terus memberi gerakan blok pertahanan saat Abimana kembali mencoba menyerangnya.

"Kali ini aja, Yah. Aku mohon." Sean berhenti sesaat sambil menatap Abimana penuh kesungguhan.

Untuk pertama kalinya, selama 18 tahun ia memohon di depan pria itu. Tidak, ia tidak bisa berpisah dengan satu-satunya orang yang ia sayangi. Bahkan meski harus bersimpuh di bawah kaki orang yang paling ia benci pun, Sean akan lakukan asal El tidak pergi jauh darinya.

Seperkian detik pertama Abimana terdiam, lalu kemudian memanfaatkan kelengahan Sean dengan menghantamkan pukulan di ulu hati putranya itu. Sean tersungkur mundur hingga ke pojok ring, membuat posisinya terkunci dibawah kukungan Abimana.

"And if she mess up again?" Tanya Abimana dengan helaan nafas yang terdengar memburu.

(Dan kalo dia bikin kekacauan lagi?)

Sean menatapnya lurus sebelum menjawab penuh kesungguhan. "Aku yang bakal tanggung jawab kalo dia bertingkah."

Abimana terdiam beberapa detik. "Oke." Ia lalu menghantamkan satu pukulan telak yang membuat Sean roboh seketika.

"Ayah harap kamu gak menyesali keputusan bodoh kamu." Ucapnya sebelum berlalu meninggalkan ring.

Sean lantas memejamkan matanya, menghela nafas panjang sebelum merentangkan diri di atas lantai ring. Ia mengistirahatkan tubuhnya sambil mengatur nafas yang masih memburu.

Beberapa saat kemudian perhatiannya teralihkan begitu handphonenya berdering. Ia melirik sekilas, menatap layar handphone sebelum menerima panggilan masuk dari Rey itu.

"Ya?" Tanya Sean dengan nafas yang masih memburu.

"Lo udah denger berita soal Amaris?" Tanya Rey heboh dari seberang sana.

Sean mengernyit bingung, "berita apaan?"

"Dia meninggal tadi sore." Seru Rey yang seketika membuat Sean tertegun.

Namun seperkian detik kemudian lelaki jangkung itu menaikkan satu sudut bibirnya mengulas smirk.

***

Motor Ducati hitam itu melaju memasuki kediaman Adiwijaya. Begitu sampai di pekarangan, sang pengendara segera turun dari motor lalu melemparkan kuncinya pada sopir.

"Tolong taruh ke garasi ya, Pak." Pinta Sean.

Ia berlari kecil menaiki undakan ke pintu utama. Satu tujuannya sekarang adalah untuk menemui El. Saat akan menaiki lift, perhatiannya teralihkan melihat afeksi seseorang di meja makan.

Lelaki jangkung itu pun meninggalkan pintu lift yang terbuka lalu berjalan ke arah sana. Kedua sudut bibirnya seketika tertarik membentuk senyum samar. El terlihat asik duduk di meja makan sembari memakan tiramisu dengan tidak berselera.

"Buat gue aja kalo lo gak mau."

Sean menghampiri El lalu merebut piring di tangan gadis itu. Dengan santai ia memakan alih tiramisu tersebut. Sedangkan El yang baru saja mendongak langsung terkesiap begitu melihat kondisi wajah Sean.

"What happened to your face?!" Pekik El cemas.

(Muka lo kenapa?!)

Sebenarnya wajah Sean tidak kenapa-kenapa, hanya saja sudut bibirnya sedikit membiru karena dipukul Abimana tadi.

"Lo dipukul Ayah kan?" Tandas El tepat sasaran. "Ck. Udah gue bilang gak usah aneh-aneh, Sean. Lo sendiri tau apapun yang udah Ayah ucapin mutlak dan gak bisa diganggu gugat." Cerocosnya kesal.

Ia kemudian meminta pelayan untuk mengambilkan kotak P3K. Dengan hati-hati El memberikan salep pendingin pada luka Sean. Sedangkan kakaknya itu hanya mengulas senyum sambil membiarkan El mengobatinya.

"It was. Tapi kayanya untuk yang sekarang harus dikecualikan." Ucap Sean.

El seketika berhenti lalu menatap Sean bingung. "What do you mean?"

"What do you think?" Tanya Sean balik.

Lelaki itu mengulum senyum, membuat isi kepala El langsung meloncat ke kemungkinan paling bagus. Seketika wajahnya terkesiap dengan ekspresi terkejut.

"Maksud lo Ayah batalin perpindahan gue ke Switzerland?" Tebak El tak percaya.

Melihat gadis itu yang antusias membuat Sean tak tahan untuk tidak merekahkan seyum. Ia lantas mengangguk-anggukkan kepala yang sontak membuat El terperangah. Gadis itu berhambur memeluk Sean hingga tubuh kakaknya tersebut sedikit terhempas ke belakang.

"AAAAA THANK YOU, SEAN! YOU'RE LITERALLY MY BIG BRO!"

Sean tertawa kecil merasakan luapan kebahagiaan El. Ia kemudian membalas pelukannya sambil mengusap pucuk kepala gadis itu. "I know. Setelah ini jangan sampe bikin masalah kaya ginian lagi." Ucap Sean memperingati.

Continue Reading

You'll Also Like

57.8K 3K 39
jungkook si bayi Bangtan yang ceria dan mempesona tapi sayang sudah ada yang punya. "jangan dekati milik ku kalau tidak mau terkena rap andalan ku" ...
70.9K 7.8K 54
SMA SANJAYA kedatangan siswa baru dari Amerika. Dia bernama Edwards Robertson. Dia baik, tampan, dan pintar. Hanya saja dia sedikit tertutup dan tida...
662 72 9
~Selamat datang di Universitas Tensho~ Disini, kalian akan di suguhi pemandangan yang indah. Kalian pun akan tinggal di asrama yang mewah...
525K 36.3K 44
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...