Cold Boy

By NafdiaCrdw

308K 12.2K 582

[Follow sebelum membaca] *Saquel Possessive vs Bad Girl •••• "Re!" "Revan!" "Ih Revan budek!" "Sayang!" Reva... More

|PERMULAAN|
1 : Cewek Sinting
2 : Beruntung or Sial?
3 : Ketemuan
4 : Reaksi Revan
5 : Boomerang?
6 : Tukar!
7 : Kebetulan yang Aneh
8 : Sayang[×]
9 : Kantin
10 : Tentang Ekskul
|KENALAN|
11 : Mall
12 : Ovie Cemburu
13 : Rasa
14 : Pembalasan
15 : Mirip itu Jodoh?
16 : Ketemu!
17 : Tak Terduga
18 : Camer
19 : Berbeda
20 : Revan Cemburu
21 : Tak Terduga 2
22 : Kasihan or Perduli?
23 : Makan Malam
24 : Ovie vs Elin
25 : Calon Pelakor
26 : Putus (...)
27 : Ovie is Winner!
28 : Kenapa dan Siapa?
29 : Pahit dan Manis
30 : Ajakan Spesial
31 : Jalan?
32 : Sedikit Celah
33 : Kaget
34 : Jelous
35 : With Aksa
36 : Pacar?
37 : Cemburu 1
38 : Cemburu 2
39 : Perasaan yang Salah
40 : Terpaksa
41 : Hari yang Sial
42 : Hari yang Sial 2
43 : Kesempatan
44 : Bad Day's
45 : Suka?
46 : Bad Day's 2
47 : Baikan
48 : Manis
49 : Amarah
50 : Fakta
51 : Fakta 2
52 : Liburan
54 : Bad Day's 3
55 : Tiba - tiba

53 : Mine

2.4K 76 10
By NafdiaCrdw

••

Ovie memejamkan kedua matanya. Menikmati setiap usapan tangan Revan dikepalanya. Memeluk cowok itu dari samping dan menjadikan pundaknya sebagai tempat sandaran ternyaman. Sesekali juga, Revan mengecup sayang puncak kepala Ovie.

Hari ini, entah kenapa perasaan Revan menjadi gelisah. Keinginan untuk terus bersama dengan Ovie setiap waktu selalu saja terbesit dihatinya.

Untuk itu Revan mengajak Ovie jalan - jalan dengan alibi menikmati udara pagi. Padahal sebenarnya Revan ingin menikmati waktu berduaan saja dengan gadis itu. Tanpa gangguan dari sahabat - sahabat mereka yang saat tadi masih tertidur.

"Gue sayang Lo, Vi"

Ovie menyunggingkan senyuman manisnya dan tambah mengeratkan pelukannya pada Revan. "Ini udah kali ketiga Lo ngomong gitu ke gue, Re"

"Lo ga suka?"

Ovie membuka kedua matanya. "Suka banget, dong! Gila apa kalo gue ga suka." Kemudian Ovie memejamkan kembali kedua matanya. "Apalagi kalo Lo bilang kaya gitu setiap hari ke gue. Mungkin, gue bakal jadi cewek paling beruntung di dunia ini"

Cowok itu terkekeh kecil. "Segitunya?" Ovie hanya cengengesan dipundak Revan. "Semoga yang Lo pengen bisa terjadi"

"Bisa banget harusnya. Kan Lo udah tau apa yang gue mau. Mau dong wujudin?"

Namun hening. Revan tak langsung menjawab pertanyaannya. Gadis itu kembali membuka kedua matanya dan mengernyit bingung.

"Yang?"

Revan menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "apapun yang terjadi nanti. Gue harap itu ga bakal ngubah perasaan Lo ke gue, Vi"

Dengan cepat Ovie langsung melepaskan pelukannya dan menatap Revan bingung. "Lo ngomong apa sih, Re?"

"Gue cuma ngomong kalo gue sayang Lo, Vi" Revan langsung saja mengacak rambut Ovie gemas. "Masih libur ga boleh banyak mikir! Mau jalan - jalan lagi?"

Gadis itu mengangguk sebagai jawaban. "Ayo" Revan menggandeng tangan Ovie. Gadis itu hanya diam dan menatap punggung Revan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Berbeda dengan Revan. Cowok itu pun bingung kenapa bisa dirinya mengatakan hal itu kepada Ovie. Dan setelah kata - kata itu keluar dari mulutnya, hatinya langsung berdenyut sakit. Kegelisahan pun mulai menyelimuti pikiran dan juga hatinya tentu saja.

Lama dengan pikiran masing - masing, Ovie terkejut lantaran Revan menarikna kuat. "Cewek cantik ga boleh ngelamun." Ucap Revan dan langsung saja merangkul erat pundak Ovie.

Gadis itu tersenyum malu. "Astaga.. tumben Lo imut banget, Re"

Revan hanya mengendikan bahunya dengan tersenyum. Lalu mempererat rangkulannya.

"Fotoin gue dong, yang"

"Pake ponsel gue ya?" Tawar Revan. Gadis itupun mengangguk. "Ya udah buru. Gue disini aja." Ovie pun langsung menjauh dari Revan.

"Re! Sini!" Teriak Ovie.

"Jauh, Vi!" Teriak Revan juga.

"Cepet sini! Bunganya bagus!"

Revan pun mengalah. Segera saja dirinya menghampiri Ovie yang sedang berdiri disebelah bunga berwarna putih.

"Harus banget gitu fotonya?"

"Banyak tanya deh Lo. Buruan fotoin, yang!" Jawab Ovie dengan senyumnya.

Revan hanya tersenyum tipis dan mulai memotret Ovie.

"Udah"

"Coba liat!" Revan menyerahkan ponselnya. "Bagus banget! Lo bakat juga ya motoin gue"

"Gampang itu"

"Lagi dong!"

"Mahal. Berani Lo bayar jasa gue?" Ovie memanyunkan bibirnya kesal. "Udah satu aja cukup. Ga usah kebanyakan. Namanya cewek, kalo foto banyak ujungnya yang di posting pasti cuma satu."

Gadis itu mengerjapkan matanya kagum. "Wih Lo ngertian banget sih, Re"

"Makanya jangan remehin gue. Ayo jalan lagi"

Kemudian Ovie mengangguk. Gadis itu mengembalikan ponsel Revan. Dan langsung saja Revan kembali merangkul Ovie.

Kali ini bukan dipundaknya lagi. Melainkan dipinggang ramping gadis itu.

•••••

"Heh, Rez, Lo liat Ovie ga?" Tanya Elin seraya mengeringkan rambutnya.

"Mana gue tau. Gua baru aja siuman" jawab Farez sambil sesekali menguap. "Lah belum ada sarapan?" Tanya Farez ketika cowok itu sampai dimeja makan.

"Mana gue tau. Gue baru selesai mandi!" Seru Elin membalas jawaban Farez tadi.

"Ck!" Kesal Farez dan meminum segelas air putih. "Buruan masak gih, laper gue"

Elin melongo tak percaya mendengarnya. "Spek majikan ceritanya? Enak banget Lo nyuruh - nyuruh orang dengan gampangnya!"

"Lah kan cuma Lo yang ada disini. Lo aja ga tau kan Ovie dimana? Ya udah berarti ga salah dong kalo gue nyuruh Lo buat masak sarapan?"

"Ga gue males!"

"Gue laper astaga!"

Tiba - tiba sebuah ide muncul diotak Elin. Kemudian tersenyum manis menatap Farez. "Okey gue bakalan masak sarapan"

"Oke sip yang enak"

"Ga semudah itu Ferguson!"

"Hah?" Bingung Farez.

"Ya lo minta baik - baik ke gue kalo Lo pengin gue masak sarapan." Ucap Elin manikturunkan alisnya.

Farez mengernyit bingung. Kemudian mengerti. "Lin, masak sarapan dong gue laper.." kata Farez dengan cengiran kudanya.

"Dih, males!"

"Anjir! Gue udah baik - baik ini. Cepet gih!" Elin masih tak bergeming ditempatnya. Kemudian Farez menghembuskan nafasnya kasar. "Elin yang cantik, imut, baik hati dan sangat sombong, bikin sarapan dong gue laper.. yah?"

Gadis itu memicingkan matanya menatap Farez. "Mulut lo!"

"Udah astaga buru! Laper gue anjir!"

"Ck, iya - iya. Ya udah ayo bantuin gue nyiapin bahan - bahannya." Jawab Elin sembari berjalan menuju dapur.

"Hah? Males banget gue."

"Cepet! Kalo ga mau, makan rumput aja sana!" Teriak Elin yang sudah berada di dapur.

"What the f---"

"CEPET FAREZ KAMPRET!"

"Sial!" Dengan langka lemas, Farez mulai berjalan kedapur untuk menyusul Elin.

••

"Ih ini tuh bukan daging ayam! Ini daging sapi!"

Farez mengacak rambutnya frustasi. Pasalnya, dirinya selalu salah jika Elin menyuruhnya untuk mengambil beberapa bahan masakan yang gadis itu butuhkan.

"Gimana sih?! Bantuin tapi ga becus!" Omel Elin lagi untuk yang kesekian kalinya. "Awas minggir Lo!"

Saat melewati Farez, gadis itu tak sengaja menyenggol keras pundak cowok itu. Alhasil, Elin pun hilang keseimbangan.

"Farez!!!"

"Anjir!" Reflek, Farez langsung dengan sigap menangkap tubuh Elin yang akan jatuh.

Elin membuka kedua matanya karena sadar dirinya tidak menyentuh lantai. Saat pertama kali membuka kedua matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah Farez tengah menatap dirinya.

Lama memandangi kedua mata Elin. Cowok itu merasa ada aneh dan tidak beres dengan hatinya. 'astaga.. udah gila kali gue' -batin Farez.

"Caper banget sih, Lo!" Sentak Farez dengan mendorong tubuh Elin agar menjauh darinya.

Elin yang kaget pun langsung perpegangan dengan pintu kulkas.

"Ganteng banget ya gue sampai sebegitu capernya Lo ke gue? Dih modus Lo ga mempan!" Tambah Farez lagi melipat kedua tangannya.

"Heh kampret! Mata gue masih sehat ya! Gue juga tau kali mana yang pantes gue modusin sama yang ga pantes sama sekali dimodusin! Kasian banget sih hidup Lo penuh dengan kepedean."

Farez melotot tak percaya dengan ucapan Elin. Saat hendak berbicara, Elin langsung saja menyahut. "Mau ngomong apa Lo? Itu fakta ya, emang Lo ga sadar tiap hari lo ngegodain semua cewek disekolah kita? Itu apa namanya kalo bukan caper hah?!"

Cowok itu mengerjapkan kedua matanya kaget. Hey, kenapa jadi begini? Bukannya Farez yang awalnya ingin menggoda Elin? Tapi kenapa sekarang dirinya malah terkena skak gadis itu?

"Caper ngomong caper! Ga salah Lo? Udah sana, Lo disini malah bikin ruang buat gue masak tambah sempit! Pergi Lo!" Usir Elin kemudian dirinya langsung membuka kulkas untuk menukar daging yang Farez ambil tadi dengan daging ayam.

"Pergi Lo kampret caper!" Usirnya lagi membuat Farez geram.

Farez mendengus kesal. "Inget ya kata - kata gue, mau sampai Lo ngemis tengkurep minta gue pacarin, gue ga bakal sudi ya!"

"Heh emangnya gue juga Sudi ngemis cinta Lo sambil tengkurep? Gue masih waras kali"

"Lo?!"

"CEPET PERGI!!!!!"

Cukup sudah. Farez merasa kesal sekaligus gemas dengan sikap Elin. Kemudian cowok itu segera pergi meninggalkan elin dengan menghentakkan kedua kakinya.

"Dasar cowok kampret!" Gerutu Elin dan mulai kegiatan memasaknya lagi.

•••••

Sedang tidak tidur saja, ketampanan Revan sudah tidak bisa diragukan lagi. Dan ini? Sedang tidur pun ketampanan Revan sungguh tidak berkurang.

Sedari tadi, Ovie sibuk memandangi wajah Revan yang sedang tertidur. Mungkin, ini kali kedua Ovie memandangi wajah cowok itu saat sedang tidur.

Ovie mengelus pipi Revan sekali lagi. Kemudian gadis itu bangkit dari tidurnya.

Ya, sudah sepuluh menit dirinya dan Revan tidur diatas rerumputan hijau ini. Awalnya, Revan hanya ingin mengajak Ovie untuk istirahat dengan tiduran diatas rumput sambil memandangi langit yang saat ini tidak panas.

Tetapi, nyatanya cowok itu sendiri malah tertidur tanpa merasa pegal lengannya menjadi bantalan Ovie.

Gadis itu mengambil ponselnya. Dengan senyum manisnya, Ovie memotret Revan secara diam - diam.

"Foto pertama Revan yang gue ambil. Bakal gue jaga baik - baik. Kalo perlu, gue cetak deh!" Gumam Ovie merasa senang.

"Yang.. bangun dong. Udah jam sebelas. Kasian yang lain nyariin" ucap Ovie membangunkan Revan.

Cowok itu membuka matanya perlahan. Kemudian senyuman terulas dibibirnya. "Cantik banget sih"

Blush...

Mungkin untuk pertama kalinya, pipi Ovie memerah mendengar perkataan manis Revan. Ah bukan manis, lebih tepatnya gombal? Haha..

"Apaan sih, Lo.."

Revan terkekeh geli. Kemudian bangun dari tidurnya. Mengelus pipi Ovie lembut. "Emang Lo cantik, kok. Gue mengakui itu"

"Ah ayang beb... Jadi pengen meluk deh"

Dan tanpa diduga, Revan langsung saja memeluk erat gadis itu.

Ovie melongo tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. 'revan meluk gue?!' -batin Ovie kaget.

"Kok ga bales?"

Sadar akan perkataan Revan. Langsung saja dengan semangat Ovie membalas pelukan Revan. "Nyaman banget"

Cowok itu tersenyum kembali. "Mulai sekarang, gue ga bakal marah kalo Lo mau meluk gue, Vi"

"Serius?" Tanya Ovie.

"Serius sayang"

Woy!!! Meleleh sudah hati Ovie saat ini.

"Duh jangan gitu dong.. nanti malah saking senengnya gue kelepasan nyium Lo lagi" ucap Ovie terlampau senang.

Seketika Revan langsung melepas pelukannya. Menatap Ovie lama. Ovie yang bingung pun menatap Revan dengan kernyitan didahinya.

Kemudian Revan memegang kedua pipi gadisnya itu, dan mencium lama kening Ovie.

Ovie mematung ditempat. What the--!!!

"Lo boleh cium gue. Jangan takut gue bakal marah lagi, karena sekarang gue bakal seneng kalo Lo cium gue" ucap Revan mengelus kedua pipi Ovie. "Secara ga langsung, Lo nunjukin kesemua orang kalo gue cuma punya Lo" lanjutnya.

"Dan yang pasti, Lo juga punya gue, Vi. Lo tau artinya mine, kan?" Ovie mengangguk dengan tersenyum. Revan pun juga tersenyum.

Dan lagi, cowok itu kembali mencium kening Ovie. Gadis itu langsung saja memegang lembut kedua tangan Revan yang masih berada di pipinya itu.

Gadis itu tersenyum manis. Karena untuk yang pertama kalinya juga, Revan akhirnya mengklaim bahwa dirinya milik Revan. Dan Revan juga miliknya.

Oh God!!! Hari ini adalah hari yang paling bahagia!

Gadis itu hanya berdoa, semoga dibalik rasa bahagianya saat ini, tidak ada luka setelahnya.

Semoga..

•••••

Revan bucin oh no!!!!!!

Gimana part kali ini?? Sorry banget lagi² lama up😭

Tapi ttp jgn lupa vomment ya gais🥰

SeeU next part ♥️

••
23 Juli 2023
♥️


Bonus pict yang Ovie ambil tadi..

Continue Reading

You'll Also Like

311K 23.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
799K 60.8K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
179K 17.2K 25
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
188K 8.5K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...