Love Attack

By AloisiaTherin

8.4M 616K 282K

Mereka punya cinta, tapi dunia punya norma. Ezkiel Milano sudah melewati batas yang ditetapkan. Dia telah jat... More

Love Attack
LA - 01
LA - 02
LA - 03
LA - 04
LA - 06
LA - 07
LA - 08
LA - 09
LA - 10
LA - 11
LA - 12
LA - 13
LA - 14
LA - 15
LA - 16
LA - 17
LA - 18
LA - 19
LA - 20
LA - 21
LA - 22
LA - 23
LA - 24
LA - 25
LA - 26
LA - 27
LA - 28
LA - 29
LA - 30 (New)
LA - 31
LA - 32
LA - 33
LA - 34
LA - 35
LA - 36
LA - 37
LA - 38
Additional Part 38
LA - 39
LA - 40
LA - 41
LA - 42
Additional Part 42
LA - 43
LA - 44
LA - 45
Additional Part 45
LA - 46
LA - 47
LL - 48
LA - 49
Additional Part 49
LA - 50
LA - 51
LA - 52
LA - 53
LA - 54 [END]
LA - Extra Part 1
LA Extra Part 2
Roman & Aca (beringas series)
Love Attack Extra Part - 3

LA - 05

215K 16.2K 4.8K
By AloisiaTherin

1.700 kata! Updatenya sehari setelah target kecapai ya gais aku tuh.. soalnya cerita ini mayan panjang katanya.. hehe..

Next 3K komen dan 3.5K+ komen aja deh!

Follow ig @kielmilan yuk!
Buat info update dan cerita ini follow ig @aloisiatherin

Komen kalau ada typo atau kalimat rancu!

Gaby menggenggam tangan sang ibu yang sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit. Gadis itu menatap ibunya dengan tatapan sendu.

"Ibu.." Gaby mencium punggung tangan ibunya, membuat tidur sang ibu terusik. Ibu Imah membuka matanya dan saat melihat sang anak ada di sampingnya, ibu Gaby tersenyum melihat kehadiran sang anak.

"Nak..." Ibu Gaby menyapa sang anak dengan lembut.

"Ibu gimana kabarnya? Dokter bilang kondisi ibu makin menurun, ibu mikir apa?" Gaby mengecup punggung tangan ibunya dengan penuh haru perasaan sedih.

Ibu Imah hanya tersenyum. Ia kemudian menggelengkan kepalanya, pertanda tidak mau menjawab.

"Kamu gimana kerja di rumah Tuan Milan?" Tanya Ibu dengan suara lemah.

"Gaby di angkat jadi anak angkat sama Mami Clara. Terus Gaby mau di kuliahin sama Mami Clara, ibu." Mata Gaby berkaca-kaca ketika bercerita hal itu.

Ibu yang mendengar itu sontak menggelengkan kepalanya. "Jangan nak, jangan.."

Gaby mengerutkan dahinya, kebingungan dengan ibu yang berkaca-kaca sembari menggelengkan kepalanya.

"Kenapa ibu? Mami Clara baik sama Gab—"

"Zia anak ku,—" Ibu membalas genggaman tangan sang anak. "Jangan, ibu mohon jangan. Ibu takut kamu melupakan ibu, nak."

Gaby menggelengkan kepalanya mendengar perkataan sang ibu, "enggak ibu. Mana mungkin Gaby lupain ibu."

Ibu terbatuk kecil di tengah air mata yang berderai, "ibu nggak keberatan kamu di kuliahkan oleh Nyonya Milan, ibu tidak masalah kamu pada akhirnya memanggil Nyonya dengan sebutan Mami, meskipun hati ibu merasa iri dan sakit mendengar hal itu, tapi tolong biarkan ibu menjadi satu-satunya perempuan yang kamu panggil sebagai ibu, Nak."

Kalimat yang terlontar dari mulut Ibunya membuat Gaby terdiam menahan tangisnya.

Bagaimana ia dibutakan oleh sebuah dendam masa lalu, hingga membuat dirinya melupakan seberapa lembut hati sang ibu.

Ibu benar, tidak seharusnya Gaby menerima semua kebaikan Nyonya Milan, meskipun Nyonya tak berniat merebutnya dari Ibu.

Karena di dunia ini, Ibu hanya memiliki dirinya dan juga Nenek.

***

Hari sudah menjelang sore saat Gaby turun dari atas motor ojek yang mengantarnya dari rumah sakit kembali ke rumah megah keluarga Milan.

Perempuan itu tersenyum lebar dan mengucap terimakasih setelah memberikan helmnya pada driver.

"Makasih Pak!" Gaby tersenyum dan kemudian berjalan masuk ke dalam rumah megah itu.

"Gimana kabarnya Bi Imah, nak Gaby?" Pak Seno yang sedang berjaga di pos satpam depan menyapa Gaby dengan sebuah pertanyaan.

Gaby memasang wajah sedih, sebelum kemudian menjawab pertanyaan Pak Seno. "Ibu kondisinya drop Pak. Dan biaya pengobatan ibu makin besar."

Pak Seno memasang wajah prihatin mendengar penuturan Gaby. "Nak Gaby yang kuat ya, Bi Im—"

TIN! TIN! TIN!

Dari arah belakang tubuh Gaby, Kiel Milan dengan moge hitamnya mengklakson tanpa henti, seolah sengaja melakukan itu agar Gaby segera minggir dari jalan.

"Eh-eh-eh?!" Gaby terkejut, jantungnya rasanya ingin melorot saat mendengar klakson motor Kiel yang kencang.

"Minggir woi! Gue tabrak nih!" Kiel berteriak dari balik helmnya.

Tuh kan! Si tuan muda satu ini benar-benar mengesalkan sekali! Kalau saja Gaby penyihir, sudah Gaby sihir pria itu jadi bebek!

"Iya, sebentar Mas Kiel.." Ucap Gaby dengan penuh kesabaran. Ia minggir ke samping dan mempersilahkan si tuan muda angkuh itu masuk ke dalam. Kiel berlalu begitu saja, melewati Gaby yang sudah memasang ekspresi manis palsunya itu.

Kiel berhenti di depan garasi mobil. Ia melepas helm kemudian turun dari motornya. Dan saat matanya menemukan Gaby berjalan melewatinya dengan kepala menunduk sembari meremas tali tas selempangnya, sebuah ide meluncur dari kepala Kiel.

"Heh upik abu." Panggil Kiel dengan nada songongnya seperti biasa.

Anehnya, Gaby menoleh saat dipanggil seperti itu. Seolah panggilan itu memang sudah melekat di telinganya, dan menjadi nama lain darinya.

"Apa?" Gaby berhenti, menoleh ke belakang, menatap Kiel yang berjalan menghampirinya.

"Bawain ini!" Kiel tiba-tiba saja melempar tas punggungnya pada Gaby, yang di tangkap Gaby dengan secepat kilat meskipun kelabakan.

"Aduh!" Dengus Gaby menahan kesal.

"Bawain ke dalam kamar gue. Sekalian buatin kopi. Gue mau begadang ntar malem." Perintah Kiel dengan berlalu begitu saja, meninggalkan Gaby yang sudah mengumpati pria itu dalam hati.

Bertemu dengan Kiel memang benar-benar berhasil menghapus rasa sedihnya, dan digantikan oleh dendam serta kebencian yang berapi-api.

Gaby jadi seketika lupa nasihat sang Ibu tadi sebelum pulang. Beliau sempat berpesan, "jangan bertengkar sama Mas Kiel ya, Nak. Dia anak baik, cuman ketutup gengsi aja. Tolong ngertiin dia ya."

Sebenarnya anak ibu ini dirinya atau si tuan muda Kiel sih?!

***

Gaby baru saja selesai mandi, dan beres beres barang bawaannya dari rumah sakit. Gadis itu masih ingat perintah dari Kiel untuk membuatkan Kopi dan membawakan tasnya ke dalam kamar tidur pria itu.

Gaby mengikat rambutnya jadi satu di belakang sebelum ia melangkahkan kaki ke arah dapur dengan riang. Setelah mandi, hawa negatif yang menempel di tubuhnya akibat Kiel seketika hilang!

Gaby senang!

Perempuan itu membuatkan kopi untuk Kiel sesuai dengan takaran yang sudah di sampaikan oleh Ibu, yang sebelumnya memang bekerja untuk menjadi pengasuh Kiel sejak kecil.

"Udah! Siap di anter ke tuan muda iblis itu." Gumam Gaby sembari menyenandungkan lagu.

Perempuan itu mengambil tas ransel Kiel yang tergeletak di sofa tengah. Ia mencangklong di punggungnya, yang membuat tubuh kecil Gaby tenggelam dibalik tas punggung besar berat itu.

"Kok berat sih?!" Dumel Gaby. Ia sampai harus membenarkan tuas tali agar lebih enak di cangklong di punggungnya. "Nah, gini kan enak."

Ia kemudian membawa nampan yang berisi kopi panas milik Kiel. Kakinya berjalan menaiki tangga menuju kamar Kiel yang terletak di ujung.

"Permisi mas Kiel!" Gaby memekik, meminta izin untuk masuk. "Gaby masuk ya!"

Tak terdengar balasan dari dalam kamar, namun gemercik air dari dalam kamar mandi membuat Gaby dapat menyimpulkan satu hal.

Kiel sedang mandi.

Bodo amat, Gaby akan masuk dan meletakkan kopi serta tas ransel Kiel di dalam sana. Dia bisa bungkuk lama-lama kalau harus mencangklong tas berat ini!

Gaby melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar Kiel. Perempuan itu meletakkan kopi di atas meja yang berisi beberapa camilan Kiel.

"Rumah orang kaya gini ya, di kamarnya ada cemilan." Gumam Gaby.

Perempuan itu kemudian berjalan ke arah ranjang dan ia melepas cangklongan tas Kiel, lalu meletakkan tas berat itu di atas ranjang.

"Huft! Akhirnya!" Sebuah helaan nafas panjang keluar, Gaby meregangkan tubuhnya ke kanan dan kiri.

Bukannya keluar, mata Gaby malah salah fokus pada satu foto yang tertempel di dinding meja belajar Kiel.

"Eh? Ini— gue kan?" Gaby menunjuk foto dirinya saat berada di kelulusan SMP.

Dia ingat jelas pada saat hari kelulusan seragamnya di corat coret pilox oleh beberapa siswa perempuan, lalu mereka dengan teganya mengabadikan posisinya yang sedang menangis saat itu.

Pasalnya, Ibu sudah berpesan untuk menjaga seragam itu, agar baju putihnya bisa digunakan saat masuk SMA nanti.

"Kok— kok?" Gaby terheran heran, saat ia melihat fotonya dipajang disana.

"Lancang banget lo? Berani masuk kamar gue." Suara Kiel berhasil mengejutkan Gaby. Perempuan itu menatap Kiel yang telanjang dada dengan rambut basahnya.

"Ini kok ada foto aku disini?!" Gaby memekik dan menunjuk foto tersebut.

Salah satu alis Kiel terangkat. Pria yang hanya menggunakan celana hitam sepaha itu mengerut heran dengan kehebohan si upik abu.

"Mas Kiel diem diem— ternyata—" Gaby memberikan tatapan penuh selidik.

Kiel berjalan mendekat, ingin tau apa yang jadi sumber heboh perempuan itu. Dan matanya menyengit saat fokus pada foto yang di tunjuk oleh Gaby.

"Ini, kenapa Mas Kiel nyimpen foto aku?!" Tukas perempuan itu dengan nada galaknya.

Ezkiel berdecak kecil, "Ck! Heh upik abu!" Telunjuk Kiel bergerak untuk menonyor kepala Gaby gemas.

"Lo nggak lihat di foto itu lo lagi sama siapa?" Tanya Kiel.

Gaby langsung menoleh lagi pada foto tersebut. "Sama Mas Kiel yang wajahnya songong banget." Ceplos Gaby.

"Lo— berani beraninya lo?!" Kiel sudah berkacak pinggang sembari melotot.

Gaby meringis lebar melihat pria itu marah.

"Gue pasang foto itu soalnya ada gue! Lo gak lihat betapa puasnya gue lihat lo hampir nangis kayak gitu?!" Ujar Kiel, membuat Gaby cemberut.

"Sampai kapan pun, gue juga nggak akan nangis di depan lo!" Gumam Gaby dengan begitu pelan.

"Hah? Ngomong apa lo?" Kiel yang baru saja berbalik badan langsung kembali menoleh pada Gaby.

Gaby dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Enggak enggak. Heheh." Ringisnya.

"Makin tua makin aneh lo!" Ledek Kiel.

Gaby mengelus dadanya sabar. "Oiya, Mas, tadi Mami Clara pesen katanya minta tolong ajarin Mas Kiel buat aku masuk tes perguruan tingginya."

"Gue sibuk hari ini." Jawab Kiel tanpa perlu pikir panjang.

"Katanya kalo Mas Kiel nggak nurut nanti Mami Clara ngambek."

"Ah elah!" Kiel seketika mengeluh kesal.

Gaby yang melihat itu cekikikan sendiri. Ia jadi tau satu titik lemah dari seorang Kiel Milan. Yaitu Mami Clara.

Kiel melirik Gaby dengan sinis, membuat Gaby yang cekikikan di tempat seketika menghentikan tawanya dan merubah ekspresi menjadi datar.

"Besok aja. Gue capek banget hari ini." Kiel tak bohong dengan hal itu. Ia benar benar lelah dengan kegiatan kampusnya hari ini.

Kiel mengambil baju di lemarinya, lalu memakainya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Mas, itu kopinya udah jadi. Kalo nggak di minum nanti dingin." Gaby mengingatkan pria yang sudah tiduran di atas ranjang itu.

"Ah sialan. Gue lupa harus kerjain tugas hari ini." Kiel bangkit dari ranjang dan berjalan menuju mejanya. Pria itu membawa cangkir kopinya ke meja belajarnya.

"Jangan ganggu gue." Perintah Kiel dengan tegas.

Gaby mengangguk, "Mmmm.. tapi rambutnya Mas Kiel masih basah. Nggak mau di keringin?"

Kiel menghentikan gerakannya. Pria itu menarik satu sudut bibirnya ke atas. Oh, jadi caranya gini?

Di deketin dengan halus, di manja manja in, di bikin nyaman dulu, ya? Jadi itu rencananya di upik abu? Kekeh Kiel dalam hati.

Kiel menarik kursi belajarnya, lalu duduk disana, dan kemudian kepalanya menoleh pada Gaby.

"Iya, handukin dulu dong, terus keringin pakek hairdryer." Pinta Kiel dengan lembut. "Terus nanti temenin belajar sampek malem, ya? Soalnya gue suka kalo di temenin, siapa tau cepet bapernya, kan?"

Gaby mengubah ekspresinya menjadi datar.

"Bim salabim Gaby menganggumi kegantengan gue. Tring!" Kiel menggerakkan telunjuknya memutar, layaknya sedang menggerakkan tongkat sihir.

Mendengar itu wajah Gaby seketika merah padam. Rasanya asap keluar dari telinga Gaby. Entah karena malu atau emosi karena sudah digoda.

"Hahaha! Merah banget wajah lo!" Kiel terbahak di tempat melihat merahnya wajah Gaby saat ini.

Gaby yang tak terima di ledek pun langsung berlari ke arah Kiel dan refleks menggigit lengan pria itu.

"Ah-ah-ah! Sakit By! Sakit!" Ceplos Kiel tanpa sadar, membuat Gaby melepaskan gigitannya.

"Apa? Mas Kiel panggil aku apa?" Ulang perempuan itu.

Kiel terdiam sebentar sambil menautkan kedua alisnya. Bibirnya tersungging mendengar itu. Sontak Kiel memajukan wajahnya, menumpu siku di pahanya, agar wajahnya bisa condong ke arah Gaby yang berlutut di bawahnya.

"By?" Ujar Kiel setelah mengusap sudut bibirnya dengan ujung lidah.

Tahan Gaby.. Tahan.. Tahan..

TAHAN NAFSU MU UNTUK INGIN MENGECUP BIBIR MAS KIEL, GABY! SADAR! Teriak Gaby dalam hati, saat melihat ekspresi Kiel saat ini.

Aduh, udh tau Gaby lemah sama yang jago ciuman. Ini Kiel nantang kah bang? 🫣

Gak sabar nunggu Gaby kuliah! Hahaha!

Btw nie tipe cerita musuh jadi cinta kali ya? Xixixi 🤭

Nie aku update seminggu 3x ya fiksnya hehe! Tp tetep sesuai target sieh 😍🥰

Spam komen next 1.5K disini

Spam komen lanjut 1.5K disini

Spam komen 1.5K CICI SEMANGAT!

Kiel waktu berhasil godain Gaby 😏😜

TENGIL AMAT BANGGGHH

Continue Reading

You'll Also Like

19.7K 1.4K 63
[Spin-off Secret Message] [Mature Story⚠️] [Romance-Action] "She's too dazzle, even though she just the lost puzzle." Akibat rasa ingin tahu yang bes...
3.4K 264 45
Xia Ye ditekan oleh ibunya untuk mendapatkan semangkuk nasi emas (pekerjaan bergaji bagus) atau mencari kura-kura emas (suami kaya). Jadi taruhannya...
1.1M 99K 35
AREA πŸ”žπŸ”ž HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA Aturan dasar bagi Agres adalah; tidak berbagi segala sesuatu apapun tentang Shasa serta bersifat mutlak. [ SER...