Love Attack

By AloisiaTherin

8.9M 636K 282K

Mereka punya cinta, tapi dunia punya norma. Ezkiel Milano sudah melewati batas yang ditetapkan. Dia telah jat... More

Love Attack
LA - 01
LA - 03
LA - 04
LA - 05
LA - 06
LA - 07
LA - 08
LA - 09
LA - 10
LA - 11
LA - 12
LA - 13
LA - 14
LA - 15
LA - 16
LA - 17
LA - 18
LA - 19
LA - 20
LA - 21
LA - 22
LA - 23
LA - 24
LA - 25
LA - 26
LA - 27
LA - 28
LA - 29
LA - 30 (New)
LA - 31
LA - 32
LA - 33
LA - 34
LA - 35
LA - 36
LA - 37
LA - 38
Additional Part 38
LA - 39
LA - 40
LA - 41
LA - 42
Additional Part 42
LA - 43
LA - 44
LA - 45
Additional Part 45
LA - 46
LA - 47
LL - 48
LA - 49
Additional Part 49
LA - 50
LA - 51
LA - 52
LA - 53
LA - 54 [END]
LA - Extra Part 1
LA Extra Part 2
Roman & Aca (beringas series)
Love Attack Extra Part - 3

LA - 02

245K 18.8K 4K
By AloisiaTherin

Udah siap ramein tiap part?!

Yok, bikin Mas Kiel update tiap hari! Wkwk 🔥

Next 2K vote dan 3K komen yak!

Follow ig @aloisiatherin untuk banyak info lainnya ya!

Tandai typo dan kalimat rancu! Dan, selamat mabuk si Mas Kiel

"Aduh? Hati-hati itu Gaby. Ada pecahan kaca di lantai." Mami Clara memekik, saat melihat pecahan kaca di atas lantai hasil perbuatan anaknya.

"Apa?! Gaby?!" Kini ganti Kiel yang memekik kencang seraya menoleh pada Maminya.

Mami Clara berkacak pinggang, menatap putranya yang menampilkan ekspresi terkejut luar biasa.

"Gaby ini anak Bi Imah, Kiel."

Kalau perihal itu, Kiel sudah tau. Gaby Ziaphire yang kerap ia panggil Jia ah ah ah ah itu merupakan anak dari Bi Imah. Tapi yang membuat Kiel terkejut adalah, kenapa namanya ganti menjadi Gaby?

"Ck," Kiel berdecih. "Apa tadi? Gaby? Nama dia Gaby, Mam?"

Gaby yang mendengar itu sontak menunduk malu. Apa nama Jiah lebih pantas di sematkan untuk dirinya? Huft..

Mami Clara mengangguk. "Iya, namanya secantik anaknya, kan? Jangan kaget gitu dong. Itu Gaby jadi nunduk malu-malu." Mami Clara cekikikan menggoda anaknya.

Kiel melotot lebar. Ia kembali berdecih seraya terkekeh kecil. "Terus dia ngapain di rumah kita?"

"Gantiin Bi Imah kerja. Dia pegang dapur dan kamar kamu."

"Mam?!" Kiel menoleh dengan tatapan protesnya yang begitu jelas terlihat.

"Udah terima aja. Emang kamu mau, kamar kamu di pegang sama Mbak yang lain? Nggak mau kan. Selama ini kamu juga kalo ada apa-apa juga manggilnya Bi Imah. Nah, sekarang ganti ke anaknya." Omel Mami Clara.

Kini Kiel mendongakkan kepalanya, memandang Gaby yang menatapnya dengan senyum begitu lebar hingga menampakkan giginya.

"Holy shit. Sumpah, gue ngerasain hawa negatif sekarang." Gumam Kiel, sebelum ia membawa tubuhnya pergi dari area dapur.

***

Kiel menutup pintu kamar. Pria itu kemudian bergegas mencari sebuah buku tahunan yang berada di rak lemari.

"Buku tahunan, buku tahunan SMA. Oke ketemu." Kiel langsung menarik buku tahunan SMA miliknya.

Tangannya dengan cepat membalik lembar demi lembar yang ada disana, mencari satu nama yang berkeliaran di kepalanya.

"Ini si udik." Telunjuk Kiel mengarah ke satu foto yang terpampang wajah dekil seorang gadis dengan kaca mata bundarnya.

"Gabriela Ziaphire." Kiel menganga tak percaya. "Anjing, namanya beneran ada Gaby-nya?" Gumamnya pelan.

"Tapi, beneran dia gak sih tadi?" Kiel sampai membawa buku tahunan itu mendekat ke kepalanya.

Matanya menyipit, mengamati dengan seksama inci demi inci foto Gaby yang berada disana. "Gue tetep gak bisa lihat persamaan dia yang di dapur, sama di foto ini."

"Operasi plastik kali, ya?" Gumam Kiel.

Kiel kemudian memilih untuk menutup buku tahunannya, lalu melemparnya ke tengah ranjang.

Kiel berusaha untuk tidak ambil pusing dengan si upik abu itu. Dia akhirnya memilih untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Setelah lima belas menit ia berkutat di dalam kamar mandi, Kiel keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan segar.

Pria itu berjalan ke lemari, mencari baju nyaman yang biasa ia kenakan. "Duh, baju gue mana?"

Pria itu mencari hingga bagian terbawah, namun tidak menemukan kaos tipis yang biasa ia pakai ketika di rumah.

"Bi! Bi Imah!" Pekik Kiel dari dalam kamar, hingga kemudian ia mengatupkan bibir.

Pria itu lupa, kalau sekarang Gaby yang bekerja di rumah itu. Bukan lagi Bi Imah. Baik, sekarang yang berperang dalam pikiran Kiel adalah, dia harus memanggil di upik abu itu dengan sebutan apa?

Pada akhirnya, Kiel memutuskan untuk mencari saja perempuan itu, daripada ia berteriak teriak.

Namun sesaat setelah ia membuka pintu, ia di kejutkan dengan sosok Gaby yang sudah berdiri di depan pintu dengan senyum manis yang sayangnya nampak mengerikan di mata Kiel.

"Mas Kiel butuh sesuatu?"

Aduh, panggilan itu lagi. Kenapa nadanya terdengar begitu lembut di telinga Kiel? Mas Kiel.

"Panggil gue Kiel aja." Kiel berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kata Ibu nggak boleh, Mas. Harus panggil pakek Mas, soalnya Mas Kiel kan yang punya rumah ini." Gaby menjawab.

"Panggil Kak aja." Ralat Kiel.

"Mas Kiel bukan kakaknya Gaby." Sahut Gaby lagi.

"Ck, lo bawel banget ya sekarang. Dasar upik abu." Kiel gemas sekali ingin menjitak perempuan pendek di depannya ini.

"Mas Kiel tadi kenapa manggil?" Sekarang Gaby berusaha kembali pada topik awal, alasan dimana dia berada di depan pintu kamar Kiel.

"Gue manggil Bi Imah." Ketus Kiel.

"Ibu kan lagi sakit." Gaby menyahut dengan cepat.

"Lo kenapa jawab mulu dari tadi. Ngeselin amat sih lo."

"Mas Kiel mending pakai baju deh. Nanti masuk angin lho. Malu diliatin orang orang nanti kalo cuma pakek handuk bagian bawah aja." Gaby menunjuk handuk yang melilit di pinggang Ezkiel.

"Upik abu! Lo mesum juga ya!" Kiel langsung membalik tubuhnya, melindungi bagian depan miliknya yang tadi di tunjuk oleh Gaby.

Gaby menggaruk kepalanya. Padahal dia tidak ngapa-ngapain lho. Kok dikata mesum sih?

"Ambilin kaos gue! Cepet!" Kiel memerintah dengan berteriak, membuat Gaby dengan sigap masuk ke dalam kamar Ezkiel.

"Heh! Upik abu! Lo ngapain masuk kamar gue?! Lo beneran mau mesumin gue?!" Kiel melotot lebar. Sepertinya suara Ezkiel menggelegar satu rumah saat ini.

Gaby langsung menghentikan langkahnya. "Katanya suruh ambil baju. Ya ini aku mau ambilin baju buat Mas Kiel di dalam lemari."

Kiel memejamkan matanya. Ini entah dirinya yang salah ngomong, atau memang si upik abu yang dungu!

Benar benar menguji kesabaran Ezkiel yang setipis tisu dibagi jadi empat kemudian di celupin ke dalam air.

"Cariin di kamar setrika, upik abu." Kiel menahan emosinya setengah mati.

"Gue manggil lo, karena kaos gue di lemari habis. Gue nggak mungkin manggil lo cuman buat masangin kaos di badan gue." Lanjutnya.

Gaby menganggukkan kepalanya. "Oh, okey. Tungguin ya!" Gaby dengan cepat melesat menuju ruang setrika guna mengambilkan Kiel kaos.

"Oh, ini tumpukan kaosnya si Kiel?" Gumam Gaby. Ya, itu tadi pencitraan. Berlagak sok polos dan lugu serta menggemaskan di mata Ezkiel, agar pria itu gemas padanya.

Padahal kenyataannya Ezkiel malah ingin menampol Gaby saat itu juga.

"Gue beneran kayak babu banget gak sih? Bawa beginian?" Gaby mendumel seraya mengangkat tumpukan kaos tersebut dan membawanya ke kamar Kiel.

Gaby langsung masuk ke dalam kamar Kiel yang pintunya terbuka. Ia langsung memejamkan mata, saat melihat Kiel sedang membenahi tali celana yang sedang dikenakannya.

Kiel menyadari kedatangan Gaby. Pria itu terkekeh sinis.

"Sini lo." Perintah Kiel. Pria itu berdiri menyender pada lemari pakaian.

Gaby mengulum bibirnya dan berjalan mendekat ke arah Kiel. "Ini, Mas baju— AAA!"

Gaby memekik saat Kiel menarik lengannya hingga baju di dalam pelukannya jatuh ke atas lantai. Pria itu memutar posisi tubuhnya, hingga punggung Gaby menghantam lemari pakaian.

"Lo sengaja? Iya?" Kiel mengungkung tubuh Gaby. Pria itu menunduk menatap Gaby yang memejamkan mata erat.

"Upik abu, buka mata lo." Kiel menyentuh dagu Gaby dengan jempol dan telunjuknya, yang kemudian ia angkat dagu itu, agar wajahnya leluasa mengamati setiap inci dari wajah Gaby.

"Si upik abu sekarang udah jadi Cinderella rupanya." Kekeh Kiel.

Gaby masih diam. Ia memejamkan matanya erat.

"Lo jangan macem-macem sama gue. Inget, posisi lo selalu di bawah gue." Kiel memberi peringatan tegas.

Kata-kata itu membuat Gaby akhirnya berani membuka matanya. Tatapan mata yang terpancar bukanlah tatapan mata penuh dendam dengan ribuan kebencian. Melainkan tatapan memelas yang begitu rapuh dan polos.

"Iya Mas Kiel.. Iya.."

Suara Gaby terdengar begitu pasrah dan lembut di telinga Kiel. Seolah, gadis itu menyiratkan bahwa ia siap untuk dimangsa oleh sang hewan buas.

Hahaha 😭 Gaby ni beneran rubah berekor sembilan😭😭

Udah lah, cowok brengsek mah luluhnya sama yang manja manja halus gitu🤣🤣

Gatau kenapa di cerita ini w malah ngakak kalo baca Mas Kiel 😭😭🙏🏻🙏🏻

Udah terobati kangennya? Jangan lupa follow ig Mas Kiel ya! @kielmilan

Lapak Spam komen!

Ketik 1 untuk next lusa!

Ketik 2 kalo mau Mas Kiel emosi!

Ketik 3 kalo gemes sama ceirta ini!

Ketik 4 kalo ngakak sama cerita ini!

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 47.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.9K 161 15
(15+) "Antara membuatmu ingat kembali padaku atau merelakanmu." Cassie tidak tahu jika dia akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya, Helios. Jan...
1.9M 90.5K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
Doom (On Hold) By N.

General Fiction

215K 14.6K 27
"Kalo mantan kamu gak brengsek, aku gak bakal buat kalian putus." Tato di dada menjadi ciri khas Avram Barata, anggota geng motor Conal itu jatuh hat...