Hai :)
Bukunya belum kalian hapus ya? Makasih banget loh♥️
Yok banyakin komennya ^^
________________________________________
.
.
.
Pertemuan singkat penuh makna
.
.
.
"Nani, Kyoujuro?" Tanya (Y/n) pada pria yang terus menatapnya tanpa henti.
"Kau sangat cantik." Katanya pelan sambil tersenyum manis.
(Y/n) yang mendengarnya tersenyum tipis dan mengusap surai merah kuning tersebut dengan lembut. Semuanya dapat Kyoujuro baca dari tatapan (Y/n) padanya. Gadis ini juga tengah menatapnya sama seperti yang dia lakukan padanya.
"Sudah lama ya. Aku jadi merindukan mereka." Katanya sambil menatap sakura yang berguguran di halaman.
"Aku juga. Masih tidak dapat dipercaya bahwa kita hidup dengan damai tanpa adanya iblis."
Masa-masa yang tidak akan mereka berdua lupakan. Segala hal yang telah terjadi tentu membuat bekas tersendiri di hati mereka, dan itu akan menjadi sebuah kenangan yang akan mereka kenang sepanjang hidup mereka.
"Kau pernah menyukai seseorang, (Y/n)?" Spontan Kyoujuro bertanya pada istrinya yang menghentikan usapannya.
"Menyukai...? Tidak pernah." (Y/n) menjawab dengan datar.
"Walaupun hanya sedikit?"
"Tidak. Kau yang pertama Kyoujuro. Berhentilah bertanya."
(Y/n) mencubit pipi Kyoujuro gemas dan mencium dahinya. "Kau berhasil membuatku merasakan cinta."
Kyoujuro sendiri terdiam dengan wajah memerah, astaga istrinya ini kadang tidak bisa di tebak.
"Kwak! Berhentilah! Mataku ternodai karena kalian!" Pekik Nao yang memang dari tadi diam bertengger di atas atap.
"Iri ya?" Ejek (Y/n) yang kemudian tertawa diikuti oleh Kyoujuro. "Dasar gagak tua. Carilah pasangan, Nao. Aku prihatin kau akan sendirian sampai mati."
"Kwak! Untuk apa Kwak! Aku malas mencari pasangan, mereka terlalu pemilih!" Nao akhirnya terbang menjauh dengan kesal.
"Gagakmu memang sangat unik." Ujar Kyoujuro.
Tiba-tiba pintu dibuka oleh seorang anak lelaki dan berlari ke atas tubuh Kyoujuro.
"Papa!"
"Kinjuro, jangan begitu. Papa bisa patah tulang lho." Nasihat (Y/n) pada putra tertuanya itu dengan lembut. Anak itu hanya menampilkan senyum tak bersalah dan tertidur di atas tubuh Kyoujuro.
"Dari mana?" Tanya Kyoujuro.
"Bermain dengan Tsuyu. Dia terus berbicara sendiri."
Kyoujuro dan (Y/n) memandang satu sama lain. Mereka memang tahu dengan kelebihan yang dimiliki oleh Tsuyu, yaitu bisa berbincang dengan para arwah. Bahkan anak itu pernah mengatakan pada kakaknya, bahwa dia berbicara dengan sang nenek, Ruka.
"Mungkin Tsuyu sedang berbicara dengan nenek." Ujar (Y/n).
Kinjuro menggeleng membuat keduanya bingung. "Tidak. Dia berbicara dengan seorang laki-laki. Katanya temannya Mama."
Kini (Y/n) di buat heran. Teman? Dia bahkan jarang bersosialisasi, memiliki seorang teman pun sudah pasti tidak mungkin.
"Kau punya teman?" Tanya Kyoujuro dibalas tatapan datar oleh (Y/n). "Maksudku, selain kami para anggota pemburu iblis."
(Y/n) ber oh dan kemudian menggeleng.
Tak lama pintu fusuma kembali bergeser bersama dengan Tsuyu yang melompat ke pelukan (Y/n).
"Mama!"
"Kenapa anak-anak ini suka sekali melompat." Heran Kyoujuro.
"Tidak apa, mungkin masa-masa mereka bermain." Jawab (Y/n).
"Mama! Mama!" Panggil Tsuyu dengan semangat. "Mama kenal dengan kakak berambut putih? Katanya dia teman lamanya mama."
"Tidak. Apa dia mengatakan nama?"
Tsuyu mengangguk. "Namanya Kuro!"
Tubuh (Y/n) seketika menegang. Sudah sangat lama (Y/n) tidak mendengar nama itu. Kyoujuro yang melihat keterdiaman istrinya segera bangkit dan menepuk bahunya pelan.
Lamunan (Y/n) segera buyar dan kembali menatap Tsuyu. "Kuro, ya... Um, Mama kenal. Dia teman lama mama dulu."
"Papa, kata Kuro, dia cinta pertamanya mama."
Kyoujuro langsung tersedak sedangkan (Y/n) menahan tawanya. Dia melayangkan tatapan protes pada (Y/n).
"Sayang...." Suara Kyoujuro bergetar karena ingin menangis. Ayolah, padahal (Y/n) sudah mengatakan bahwa dia cinta pertamanya.
"Papa cengeng sekali." Kinjuro berujar datar. "Mama hanya berbohong."
"Kinjuro benar." (Y/n) mencium pipi suaminya gemas. "Dasar."
"Dan mama, Kuro mau berbicara dengan mama." Tsuyu melepaskan pelukan (Y/n) dan meletakkan jarinya di dahi wanita itu.
.
.
"Aish, anak itu." (Y/n) menduga bahwa sekarang kini dia tengah pingsan karena Tsuyu. Mungkin saja Kyoujuro kini panik saat ini. Memikirkannya saja membuatnya tidak bisa menahan tawa.
Matanya menelisik sekitar. Tempat ini adalah tempat pertama kali dia dan Kuro berkomunikasi. (Y/n) tersenyum mengingat kenangan keduanya.
"Oi,"
"Oi,"
"Oi!!"
Pletak!
(Y/n) meringis saat dahinya dijitak dengan keras.
"Kalo orang panggil jawab, dasar gadis es! Jangan-jangan kau tuli!?"
(Y/n) bisa melihat jelas Kuro sekarang. Tidak ada yang berubah dari pria itu, mungkin sedikit cerewet.
"Siapa?"
Pletak!
Kuro lagi-lagi menjitak (Y/n) tapi lebih keras dari sebelumnya.
"Masa kau lupa ingatan?!"
"Bercanda Kuro! Sialan, ini sakit sekali."
(Y/n) misuh-misuh sambil mengusap dahinya yang sepertinya memerah. Kuro tertawa keras, rasanya senang bisa menjitak es batu.
"Senang bisa bertemu denganmu, berkat Tsuyu tentunya." (Y/n) menatap Kuro. "Putrimu selalu bersemangat, seperti Kyoujuro."
"Baguslah dia menuruni sikap ayahnya."
(Y/n) menatap kesal Kuro yang tersenyum tanpa dosa.
"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.
"Baik."
Kuro tersenyum kecil, senang bisa melihat gadis ini bahagia. Lihatlah senyuman manis itu, Kuro bahkan tidak percaya melihat itu.
"Ayo mengulang waktu," celetuk Kuro cepat. "AKU BOSAN BEKERJA TERUS!!! LEBIH BAIK AKU MELIHATMU BERTARUNG DENGAN IBLIS!"
Kuro memegang bahu (Y/n) dan mengguncangnya tubuh keras. "AYO (Y/n) MASUKLAH KE ANIME LAIN SUPAYA AKU BISA BEBAS DARI TUGAS-TUGAS TIDAK ADA HABISNYA INI!!!!"
"GOBLOK!"
PLETAK!!
"Datang-datang malah suruh pindah. Dasar ga tau diri."
"Huhuhu..."
Pikiran (Y/n) melayang, memangnya bisa dia pindah?
"Tentu saja." Balas Kuro seakan mengetahui isi pikirannya. "Dengan izin author-sama. Biar ku panggil."
"Eh tunggu―"
"KURO ANJENG GUE LAGI MAKAN MIE WOI!!!!"
(Y/n) langsung kicep dengan teriakan menggelegar hebat entah berasal dari mana. Kuro yang mendengar itu langsung keringat dingin dan bersembunyi di balik tubuh (Y/n) yang sedikit lebih tinggi darinya.
"(Y/n).. menyingkir dari situ."
"Sebentar, author-sama.."
"(Y/n)."
Dan akhirnya Kuro terkena pukulan keras beberapa kali di kepala dengan benjolan disana.
"Huhuhu... Maaf author-sama.."
"Cih, mengganggu saja. Nah (Y/n) ingin bicara?"
(Y/n) spontan menggeleng. Dia menunjuk Kuro.
"Oi ubanan, kau ingin berbicara apa hah?!"
"Jahat sekali." Kuro bangkit dengan wajah kesal. "Bisa tidak, (Y/n) pindah ke anime lain?"
"... Susah. Lagi sibuk, nanti aja. Itu book keempat juga belum abis."
"Izin request, anime AOT."
"Dibilang ga bisa malah maksa nih bocah."
(Y/n) menatap keduanya dengan aneh, yang satu dewa yang satu pencipta nih buku. Harus apa supaya bisa keluar dari sini.
"Anu.. author-sama." Panggil (Y/n). "Memangnya bisa, aku pindah? Tapi bagaimana dengan keluargaku?"
"Sebenarnya bisa, dengan cara membuat book baru dengan versi dirimu yang berbeda. Jadi kau di book ini, yang lain di book nya sendiri. Tapi untuk sekarang tidak bisa."
(Y/n) mengangguk mengerti, kasihan author nya, pasti sibuk banget.
"Dan Kuro, jangan bolos-bolos ya. Kasian Ken capek ama kamu."
"Yah hilang.." Kuro menunduk sedih, mau sumpahin author tapi takut di banned.
"Baiklah (Y/n), kau bahagia?" Tanya Kuro yang menatapnya dengan tatapan penuh arti.
Pernyataan Kuro membuat (Y/n) terdiam, dia tersenyum manis dan mengangguk.
"Iya. Aku sangat.. bahagia."
Tubuh Kuro perlahan bercahaya, sepertinya tenaganya hampir mencapai batasnya. (Y/n) memeluk tubuh Kuro yang sedikit bercahaya dan setetes air mata yang turun.
"Terima kasih.. untuk segalanya.."
Kuro membalas pelukan hangat gadis itu dengan sayang.
"Kau pantas mendapatkannya, (Y/n). Dimana pun kau berada, aku akan selalu mengawasi mu dari jauh."
.
.
"(Y/n)?" Suara Kyoujuro terdengar samar-samar. Perlahan matanya terbuka memperlihatkan Kyoujuro dan kedua anaknya yang menatapnya khawatir.
Tangan besar Kyoujuro menghapus jejak air mata di pipi (Y/n). Kinjuro langsung memeluknya dengan erat.
"Berhentilah membuat kami khawatir mama."
"Ha'i. Maaf ya." Tsuyu ikut masuk ke pelukan (Y/n) diikuti oleh Kyoujuro yang memeluk mereka bertiga.
"Mama, bagaimana? Sudah berbicara dengan Kuro?" Tanya Tsuyu.
"Sudah,"
"Apa yang dia bilang?"
(Y/n) hanya mengedipkan mata dan menoleh menatap Kyoujuro yang tersenyum menatapnya.
"Sekarang dia tahu kau bahagia." Ujar Kyoujuro.
"Tentu. Karena aku bersama kalian." (Y/n) kembali tersenyum dan memeluk kedua anaknya erat.
"Aku menyayangi kalian." Lirih (Y/n) yang di dengar oleh mereka bertiga.
"Kami juga, Mama!" Jawab Kinjuro dan Tsuyu.
"Aku juga sayang, aku juga." Kyoujuro terkekeh dan mencium pucuk kepala (Y/n) sayang.
•••
"Puas?"
Kuro berbalik melihat Ken yang berdiri di belakangnya.
"Ini bahkan lebih dari cukup."
Mendengar itu Ken mengangguk dan berjalan mendekat.
"Dia sudah bahagia, kini tinggal menunggu jiwa baru. Percayalah author-sama punya banyak ide tapi sedang sibuk."
"Cih, terserah."
Respon Kuro membuat Ken terkekeh, anak ini lagi mager-magernya.
"Sudahlah," tiba-tiba muncul segunung kertas yang membuat Kuro menjatuhkan rahangnya. "Ini, tolong dikerjakan ya kawan, hukuman karena bolos."
"Ayolah!! Aku hanya berbicara dengan Tsuyu! Dia gadis manis yang hangat!"
"Jangan banyak bicara atau ku potong gajimu."
"Baik bos!" Jawab Kuro yang sudah duduk di mejanya sambil membaca semua kertas-kertas yang tadi diberikan oleh Ken.
"Ckck, dasar anak muda." Ken menghilang dari sana sambil melihat adegan yang nampak asing di matanya. Ada penglihatan aneh yang dia dapat tadi.
"Shingeki no... Kyojin?"
E N D ....?