Secret Admirer

By catatanocta

154K 13.3K 248

Tentang Nala yang menyukai Raskal, teman sekelasnya. Puluhan surat cinta hanya untuk Raskal diam-diam ia leta... More

Prolog
001.
002.
003.
004.
005.
006.
007.
008.
009.
010.
011.
012.
013.
014.
015.
016.
017.
018.
019.
020.
021
022
023
024
INFO

025 - END

10.4K 573 28
By catatanocta

!!18+!!

.
.
.

Kicauan burung terdengar. Celah matahari timbul dibalik jendela kamar Nala. Pagi kini menyapa namun Nala masih asik di dalam mimpi indahnya.

Kak Tama membuka pintu selebar samudera, berdecih datar menatap adiknya masih terlelap di tempat tidur.

Kak Tama ingat, bagaimana gadis itu memohon padanya untuk dibangunkan pagi pagi karena Nala harus sudah siap untuk menghadiri acara kelulusan di sekolahnya.

Nala sudah berjanji pada Santa kalau ia akan mengunjungi Santa ke rumah. Lalu mereka bersama-sama pergi menjemput pakaian pesta mereka di salah satu butik langganan Ibunya Santa di Mall pusat kota.

Tapi apa buktinya setelah Kak Tama mendorong tubuh Nala berkali-kali sampai Kak Tama menepuk-nepuk pipi Nala namun Nala belum mau bangun juga?

Kak Tama lelah membangunkan anak satu itu lalu beralih menatap ponsel Nala yang berdering di meja nakas. Nama Raskal muncul dengan panggilan "sayangnya Nala" di layar ponsel.

Kak Tama memutar mata sebelum mengangkat telepon itu tanpa permisi.

"Kalau mau cari Nala, dia masih tidur."

"Pagi Kak Tama," sapa Raskal hangat di sana. Raskal sudah terbiasa kalau tiba-tiba Kak Tama mengangkat teleponnya dari ponsel Nala. "Nala belum bangun juga, Kak?"

"Belum. Kayaknya mau aku siram saja si Nala."

Raskal langsung mencegah niat terselubung Kak Tama. "Jangan, Kak! Sebentar lagi mungkin Nala bangun. Semalam begadang anaknya. Sibuk menyiapkan puisi untuk acara nanti."

Terang Raskal sambil mengingat di mana ia sengaja menemani Nala semalaman untuk menyusun puisi yang akan ia bawakan di panggung kelulusan.

"Padahal kemarin Nala mohon mohon minta dibangunin pagi pagi." Dengus Kak Tama kesal. Bagaimana tidak? Ia pun juga harus bangun lebih pagi padahal ini hari sabtu, hari di mana ia bisa bangun lebih siang karena hari ini libur.

"Nanti biar aku aja yang teleponin Nala terus, Kak. Pastiin ponselnya berdering dan bergetar ya Kak. Kadang Nala suka silent ponselnya." Ujar Raskal mengingatkan lalu Kak Tama bergumam dan mematikan sambungan.

Kali ini Kak Tama menurut, ia meletakkan ponsel Nala dan meninggalkan kamarnya.

Sejam kemudian Nala terbangun. Rambutnya acak-acakan sambil tangannya mencari ponselnya di meja nakas.

Baru saja melirik jam di latar, Raskal kembali meneleponnya.

"Haloo.."

"Morning babe, baru bangun?"

Nala bergumam, "hmm.. jam berapa sekarang? Aku nggak sempat lihat jam karena kamu meneleponku." Sahutnya dengan suara baru bangunnya. Raskal terkekeh gemas disebrang sana.

"It's 8 o'clock. Kamu semalam bilang kalau mau ke rumah Santa jam setengah sembilan. Masih tersisa setengah jam lagi buat kamu siap-siap."

Nala langsung melihat jam lagi dan buru-buru bangkit.

"Talk to you later, babe." Ucap Nala sebelum ia keluar kamar menuju kamar mandi. Lalu bergegas mengenakan pakaian seadanya dan turun ke dapur.

Nala buru-buru, sangat dan amat, tapi perutnya harus didahulukan. Maka Nala mampir sebentar ke dapur dan melihat ada sepotong roti lapis sosis. Tinggal Nala menyelipkan saos di sana dan Nala melahapnya penuh semangat.

"Bu, aku berangkat." Nala memakai sepatu dan melesat tanpa menoleh sedikit pun. Bahkan ia tak sempat berpamitan pada Kak Tama.

Sementara Ibu bingung melihat tingkah anak gadisnya yang sudah beranjak remaja. Sementara Kak Tama baru saja mencuci tangan di sink untuk memakan roti lapis sosis ala sederhana yang ia buat.

Lalu Kak Tama tercengang ketika roti lapis sosis buatannya hilang dalam sekejap.

"Bu, roti dan sosisku ke mana?" Teriak Kak Tama.

"Tuh, dicomot adikmu barusan, terus pergi."

Kak Tama langsung berteriak histeris memanggil Nala.

"ROTI LAPISKU!!!"

-0-

"Baju itu sangat cocok untukmu." Puji Santa dibalik pantulan cermin, menganga melihat Nala mengenakan pakaian pesta yang ketat di tubuh kurusnya.

Beruntung Nala tumbuh dengan tubuh yang berbentuk cukup proposional. Berisi di titik yang seharusnya. Nala tampak cantik dan seksi dengan pakaian berwarna hitam. Memiliki potongan rendah di ujung pakaian dan belahan di dada.

"Kebuka banget nggak ya? Takut Raskal nggak suka." Nala mengomentari belahan di paha dan dadanya. Baginya cukup terbuka untuk seusianya. Tapi Santa tak melihat hal itu berlebihan.

Seringai nakal terbit di bibir Santa.

"Aku yakin Raskal akan suka. Jewer kupingku kalau Raskal bilang nggak." Ucap Santa percaya diri, lalu menyetuh bahu Nala dibalik cermin, "Setelah acara kelulusan, besoknya Raskal ulang tahun. Kamu jadi kasih dia kejutan?"

"Jadi," Nala mengangguk mantap, "tapi aku masih belum tau mau kasih kejutan apa."

Santa menyeringai lagi, "kiss him?"

"Hah?" Nala berbalik melihat Santa cengengesan.

"Kiss him. Cium bibir. Itu hadiah terbaik menurutku saat ini. Apalagi kamu dan Raskal belum pernah ciuman 'kan?"

Santa benar. Selama Nala dan Raskal berpacaran dua tahun, Raskal tak berniat ingin mencuri ciuman Nala. Beegitu pun Nala yang malu memintanya walau ingin. Semakin beranjak remaja, penasarannya semakin menumpuk, salah satunya bagaimana rasa ciuman pertama itu di masa sekolah.

"Tapi, Santa," Nala menunduk malu. "Aku.. nggak berani.. takut Raskal nggak nyaman.."

"Kamu bisa mengatakannya lebih dulu. Bilang kamu ingin cium dia."

"Segamblang itu?"

Santa menyentuh bahunya lagi dan menatapnya lamat, "Kamu nggak perlu harus menunggu, Nala. Say it loud and kiss him."

"Kalau dia nggak mau kucium?"

Santa tersenyum penuh arti, "kamu bisa jewer telingaku selama dua hari kalau Raskal menolak."

-0-

Setelah semua siswa kelulusan memakai topi toga, acara berakhir begitu meriah.

Malam semakin larut, satu persatu siswa kelulusan meninggalkan gedung sekolah. Ada yang langsung pulang ke rumah, dan ada juga yang masih ingin merayakan kelulusan dengan pergi ke tempat lainnya bersama teman-teman.

Termasuk Nala, ia beralhir di sebuah restoran minimalis yang cukup jauh dari lokasi sekolahnya. Raskal sengaja menyewa tempat tersebut untuk mengajak sebagian teman-temannya merayakan kelulusan mereka.

Juga merayakan hari ulang tahunnya yang sebentar lagi akan tiba dua jam lagi.

Di pojok sana Nala bersama teman-teman perempuan duduk dan bergosip ria, sambil menikmati minuman soda yang disediakan restoran. Sesekali ia mencicipi kudapan manis lalu ia kembali asik mengobrol dan tertawa.

Raskal pun sama, ia kumpul dengan para laki-laki dan mengobrol. Lalu ia beranjak dan menarik Nala menjauhi kerumunan menuju sebuah sekat di belakang restoran.

"Mau.. ngapain?" Mendadak jantung Nala berdebar melihat ruangan sekat itu gelap. Lalu Raskal menyalakan lampu dan Nala terkejut dengan isi ruangan tersebut.

Ruangan tersebut terisi oleh balon, tirai foil, dan tempelan foto-foto mereka selama dua tahun berpacaran.

Nala tentu saja bingung, padahal yang berulang tahun adalah Raskal, tapi kenapa malah Nala yang dikasih kejutan?

"Aku bingung mau kasih sesuatu apa pada kelulusan kita, jadi, aku buat ini di sini sebelum ulang tahunku."

Raskal menarik Nala agar mereka bersitatap. Penampilan Raskal malam ini sangat.. panas. Padahal pemuda itu hanya mengenakan kemeja putih dan dasi hitam dilonggarkan.

Tatanan rambutnya masih sangat rapi. Nala berniat ingin merapikan helaian rambut Raskal yang jatuh di dahinya, tapi Raskal menahannya dan menuntun tangan Nala menuju wajahnya.

Raskal cium tangan Nala. Mendadak hawa di sana terasa panas. Keringat Nala meleleh, begitu pun dengan hatinya.

Lalu Raskal membawa Nala ke dekapannya. Mengalungkan kedua tangannya diantara pinggang kecil Nala. Terasa pas dan semakin panas.

Dahi mereka bertemu. Hembusan napas beradu mengantarkan kehangatan satu sama lain.

"Terima kasih sudah bersamaku selama dua tahun ini. Aku tidak akan pernah melepaskanmu."

Wajah Nala dan Raskal merona total.

Mata Nala kini tertuju pada bibir. Dengan jarak sejengkal saja Nala bisa melihat bagaimana lembabnya bibir Raskal di sana.

Ia teringat dengan usulan Santa.

Tapi ini bukan waktunya untuk meminta pemuda itu..

"Can I kiss you?" Pinta Raskal dibalik bibir lembabnya. Seketika Nala bergidik. Tapi Nala tak menghindar.

Malu-malu ia mengangguk dan membiarkan Raskal mendekat hingga bibir mereka bertemu.

Ciuman itu diam sejenak, Nala pikir bibir mereka akan menempel saja sebelum Raskal memberanikan diri untuk menggerakan bibirnya. Pelan tapi pasti, Raskal mencecap bibir atas Nala hingga Nala kewalahan. Nala gelagapan dan hanya mampu menikmati sengatan hasrat yang mampu menenggelamkan nalarnya.

Mata mereka terpejam, memperdalam kenikmatan yang kini mereka rasakan. Hangat, basah, dan bergemuruh. Seluruh tubuh mereka seakan aktif otomatis. Berdesir dan panas menjadi satu.

Untuk pertama kalinya mereka merasakan apa itu ciuman sesungguhnya. Tak perlu lagi mereka hanya menonton adegan ciuman di sebuah film romansa. Kini mereka menikmatinya tanpa ada gangguan dan paksaan. Walau ciuman mereka masih terbilang kaku, namun mereka menyukai sensasinya.

Begitu memabukkan. Entahlah. Rasanya mereka seperti sedang melayang ke udara.

Cecapan itu semakin basah, dan gerakannya semakin liar, ide nakal terlintas. Raskal mencoba untuk memperdalam ciuman mereka dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Nala. Melesakkan dan meneliti Nala di dalam sana.

Nala berjingit ketika lidah Raskal melesak masuk. Nala semakin dimabuk kepayang. Ciuman mereka semakin intens dan hal itu membuat Nala pasrah dengan apa pun yang dilakukan Raskal padanya.

Tak hanya lidah yang bekerja, kalungan tangan Raskal kini beralih mencengkram pinggang Nala. Lalu menariknya semakin mendekat dan menjelajahi punggung Nala yang bergetar akan sentuhannya.

Tangan Nala pun ikut bekerja. Tak mau tinggal diam. Ia mengelus lembut rahang Raskal hingga Raskal bergumam rendah. Lalu bergerak ke belakang dan memainkan rambut halus Raskal. Sesekali mencengkramnya ketika Raskal sengaja menggigit bibir dan lidahnya.

Hampir saja Nala merosot sebelum Raskal berhasil menahan dan mengangkat Nala ke gendongannya. Raskal membawa Nala ke sudut ruangan, di mana ada sebuah meja sebagai tempat diletakkannya balon balon disingkirkan Raskal dan digantikan dengan tempat singgah Nala.

Ciuman mereka tak sedikit pun terlepas sampai Raskal lebih dulu menarik diri dan mulai bergerak turun mengecap leher Nala. Nala semakin bergidik. Hasratnya tak mampu dibendung lagi. Begitu pun Raskal.

Dengan sukarelanya, Nala membiarkan Raskal menurunkan tali pakaiannya. Mengijinkan Raskal menikmati kulit mulus dan dada Nala yang terbuka. Mata Raskal begitu panas. Begitu juga dengan bibirnya. Tenggorokannya mendadak haus.

"Boleh kucicipi?" Raskal memohon dengan suara seraknya. Tatapannya gelap oleh hasrat, dan Nala tidak melarangnya sedikit pun.

Maka Raskal langsung melakukannya setelah mendapatkan ijin. Ia jilat bahu Nala sampai di ujung dada Nala. Nala mendongak, kepalanya pusing oleh nikmat ini. Dan lolongannya lolos ketika Raskal melahap semua dan mulutnya sampai penuh.

Raskal mencicipinya dengan rakus. Tak ada sesenti pun Raskal lewatkan. Ia jilat dan ia sesap di semua sisi.

Masih ada satu lagi dan Raskal ingin mencicipinya juga. Rasanya pasti sama, manis dan memabukkan. Dan Raskal tak mau melewatkan kesempatan ini.

Taali satunya Raskal turunkan lagi dan kini Raskal disuguhkan pemandangan yang sangat indah. Nala nya bagai pahatan patung. Sempurna.

Tak mau membiarkannya lama lama, Raskal kini bermain di sisi satunya dan melahapnya habis. Nala hanya bisa mendesahkan nama Raskal dan mencengkram kerah dan rambut Raskal. Tak peduli keadaan pemuda itu berantakan, karena Raskal juga tidak peduli.

Ia hanya ingin menghabiskan santapannya. Lalu kembali mencium bibir bengkak itu sepuasnya.

Tanpa terasa mereka bermain cukup lama, ponsel Raskal bergetar sebagai tanda mereka harus berhenti. Jian meneleponnya dan menanyakan di mana keberadaan mereka. Raskal hanya membalas melalui pesan singkat dan segera membantu merapikan pakaian Nala.

"Nala," ucap Raskal setelah Nala sudah sedia kala, "Maafkan aku.."

Nala yang masih bingung karena sisa hasratnya semakin bingung. Baru saja Raskal ingin menjelaskan alasannya memohon maaf, ponsel Nala kini bergetar. Santa mengirimkannya pesaan menanyakan keberadaannya. Mengingatkan bahwa sebentar lagi perayaan ulang tahun Raskal.

Nala langsung buru-buru merapikan pakaian Raskal lalu menariknya untuk kumpul kembali bersama teman-temannya. Masih tersisa satu menit lagi dan kue sudah hadir di depan Raskal. Dengan lilin berangka delapan belas tahun dinyalakan dan bersama-sama mereka menyanyikan lagu ulang tahun untuk Raskal.

Detik terakhir menuju 00.00, Raskal meniup lilin dan konverti dikeluarkan. Terompet pun terdengar dan riuh sukacita mengisi restoran tersebut.

Ketika semuanya sibuk dengan euphoria acara, Nala menarik Raskal dan mencium bibir Raskal singkat.

"Selamat ulang tahun, babe. Many happy returns. I love you.."

Raskal tersenyum senang. Setelah mengingat bagaimana panjangnya ia menjalani hidupnya bersama Nala, Raskal berharap di hari ulang tahun selanjutnya ia bisa melaluinya lagi bersama Nala.

Dan seterusnya.

"I love you more.."

.
.
.
T A M A T
.
.
.

Hai, hai, kamu..

Ini adalah penghujung ceritaku tentang Raskal dan Nala. Kisah singkat yang sengaja kutulis untuk mengisi kekosonganmu. Semoga kamu dan kamu terhibur dengan kisah manis mereka.

Sebelumnya mohon maaf kalau cerita ini kebanyakan typo, atau kurang sesuai ekspektasi kalian, atau ceritanya sedikit, hehe..

Cerita ini memang aku buat cuma cerita pendek saja. Hanya kisah cinta monyet semasa sekolah. Konfliknya memang nggak dominan karena aku nggak bermaksud mengulik itu.

Semoga fiksi ini menghibur kalian. Intip fiksi lainnya di profile ku.

Terima kasih yg sudah membaca💕

Continue Reading

You'll Also Like

579 112 9
Hi, this is my fifth story It's about romantic comedies but later I'll add other genres to make it more fun So, just read on . . let's go to my sto...
17.2K 1.7K 18
FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Menceritakan kisah seorang pemuda genius bernama Kenzie Algraha yang mengalami transmigrasi karna suatu tragedi yang mereng...
2.5M 38.3K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
6.7K 2.1K 68
Bagaimana perasaanmu saat tau kekasihmu adalah calon suami kakakmu? hancur tentu. _Meera Agarwal_ Calon suamiku itu kekasih adikku, walaupun pernikah...