Secret Admirer

By catatanocta

170K 14.2K 253

Tentang Nala yang menyukai Raskal, teman sekelasnya. Puluhan surat cinta hanya untuk Raskal diam-diam ia leta... More

Prolog
001.
002.
003.
004.
005.
006.
007.
008.
009.
010.
011.
012.
013.
014.
015.
016.
017.
018.
019.
020.
022
023
024
025 - END
INFO

021

4.9K 436 4
By catatanocta

Baru saja Nala menyelesaikan prakaryanya. Hampir satu jam Nala menggunting gambar dan ia tempelkan ke ke wadah untuk ia pasangkan dengan bingkai. Ada dua karton yang menjadi media prakarya tugasnya.

Hasilnya tidak buruk. Nala tersenyum melihatnya. Lalu ia meletakkan kembali bingkai itu hati-hati ke meja. Lalu ia mulai memerhatikan sekitar, tampak teman-temannya masih sibuk dengan karya masing-masing.

Tugas keseniannya akan dikumpulkan dua hari lagi, jadi hari ini Nala dengan teman sekelompoknya mengerjakan tugas kelompok di kelas setelah jam pulang sekolah.

Nala memerhatikan tugas temannya, Angger. Ia tak sungkan menawarkan diri untuk membantu, tapi Angger menolak. Ia merasa ia bisa mengerjakan sendiri. Angger hanya tidak ingin merepotkan Nala dan menyuruh Nala beristirahat melihat Nala sudah selesai dengan tugasnya.

Lalu Nala menawarkan dirinya ke teman-temannya yang kain, mereka pun juga menolak halus. Sampai Nala memerhatikan betapa sibuknya Raskal di depan sana.

Raskal sengaja mengambil tempat lebih depan. Sambil sibuk menggunting, beberapa karyanya tampak terlihat berjejer mengelilingi Raskal. Nala berniat mendekat dan menawarkan Raskal bantuan.

"Mau.. kubantu?" Lirih Nala tertangkap Raskal. Raskal mendongak dan ia menggeleng.

"Kamu sudah selesai?" Tanya Raskal dan Nala mengangguk.

"Kalau gitu kamu duduk dan istirahat saja." Ucap Raskal dengan seulas senyuman. Nala sontak termangu, serangan tiba-tiba datang dan Nala tentu saja tidak siap.

Nala lebih baik menurut, mengambil tempat kosong untuk duduk sambil mengatur debaran jantung yang menggila. Raskal dan teman-teman benar, Nala butuh istirahat.

Kelas mereka terisi oleh dua kelompok yang mengerjakan tugas kesenian. Bedanya satu kelompok tersebut mengambil tema keragaman budaya daerah Sumatra. Nala kini beralih memerhatikan sibuknya kelompok tersebut. Sesekali membuka obrolan singkat.

"Nala.."

Suara bass Raskal begitu dekat hingga menggema pendengaran Nala, pikiran Nala mendadak kosong, sampai Nala terdiam beberapa saat hingga sebuah tepukan halus terasa di pundaknya.

"Nala, mau aku belikan makan?"

Suara bass itu kembali menggema. Nalar Nala seakan terpelanting jauh dan terbang. Raskal yang melihat Nala hanya diam saja tampak bingung.

Kalau saja di kelas tidak ada orang, mungkin Nala akan terjatuh ke lantai karena kakinya sungguh sangat lemas dan tak bertenaga.

Tapi 'kan Nala harus kuat. Cuma suara bass Raskal, Nala tidak boleh lemah.

Iya, tidak boleh.

Nala sudah berjanji dengan dirinya sendiri setelah insiden mimisan itu, Nala harus jauh lebih kuat. Harus tangguh. Nala tidak boleh kalah dengan pesona Raskal, salah satunya dengan suara bass Raskal. Sekuat mungkin Nala harus bertahan.

Ketika Nala menoleh dan mendapati wajah Raskal begitu dekat dengannya, Nala terhuyung ke belakang.

"Nala, kamu baik-baik saja?"

Nala langsung mengambil kursi dan duduk hati-hati. Kakinya tak sanggup menapak lantai.

Tuhan, kenapa aku selemah ini?

"Aku belikan sesuatu ya? Kamu kayak lemas gitu. Hampir saja kamu jatuh tadi." Tawar Raskal dengan raut khawatir masih belum ditanggapi Nala. Nala masih sibuk menangani kelemahannya. Merutuk dirinya karena ketidak berdayaannya. Lalu kepala Nala mengangguk singkat atas tawaran Raskal.

"Mau ya? Aku mau ke kantin sama Fajar. Kamu mau aku belikan apa?" Tanya Raskal.

"Itu.. hmm.. itu.." Nala tergagap.

"Mau aku belikan roti lapis dan air mineral? Kayaknya Nasi Ayam sudah tutup jam segini, kamu harus makan makanan berat." Ujar Raskal sambil melirik jam tangannya mengingat jadwal kedai kantin sekolah sudah ada yang tutup.

Nala hanya mengangguk lalu Raskal pergi bersama Fajar.

Nala diam dan memikirkan sesuatu, Nala jadi khawatir dengan kondisinya ke depan kalau Raskal terus mendekatinya seperti tadi.

Senyuman dan suara bass Raskal mengganggu pikiran Nala, belum lagi dengan sentuhan kecil yang kini mulai sering Raskal lakukan terhadapnya. Genggaman tangan dan tepukan lembut di bahu Nala itu ibarat bom nuklir yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan pertahanan Nala dalam sekejap.

Nala jadi memikirkan bagaimana nantinya dirinya semakin dekat dengan Raskal lalu mereka memiliki hubungan romansa yang Nala idam-idamkan selama hampir setahun ini.

Nala membayangkan, suatu saat nanti Raskal akan lebih sering menggenggam tangannya, atau sering mengelus puncak kepala Nala sambil tersenyum dan berkata..

"Raskalnya Nala.."

"Raskal milik Nala.."

"Nala milik Raskal seorang.."

"Nala punya Raskal.."

"Raskal punya Nala.."

"Raskal suka Nala.."

"Nala, saranghaeyo.."

Angger baru saja menyelesaikan prakaryanya lalu menoleh, tertegun dan bingung dengan keterdiaman Nala di sampingnya. Wajah gadis itu begitu merah dan berkeringat.

Tanpa Angger tahu perasaan Nala yang ingin sekali berteriak hanya dengan angan yang berterbangan di pikirannya.

Angger kembali menyibukkan dirinya lagi.

-0-

Satu persatu tugas kelompok Nala diperiksa. Masing-masing menilai dan memberi arahan untuk memperbaiki tugas mereka agar nantinya tugas mereka mendapat hasil maksimal.

Setelah semuanya kelar, mereka memutuskan pulang.

"Nala.."

Nala menoleh, mendapati Raskal sudah menenteng tas besarnya ke punggung. "Mau pulang bareng?"

Nala diam sesaat, ia memandangi Raskal seolah Raskal sedang memberi soal energi fisika yang tak dimengerti Nala dan Nala sulit menjawab.

"Hmm.. itu.. itu.. ke toilet.." gagap Nala kambuh dan Raskal mendengus geli mendengar ucapan Nala.

"Mau ke toilet dulu maksudnya. Iya, ke toilet dulu aja."

Nala menunduk malu, Raskal barus saja memberinya ijin ke toilet seakan mereka pasangan serasi yang sering pulang bareng-bareng.

Nala melesat ke toilet. Bukannya mau buang air, Nala sibuk menahan histerisnya di sana sambil mengelus dadanya berbuncah kebahagiaan.

Jadi, enaknya mau outdoor apa indoor?

Merasa jauh lebih baik. Kondisinya stabil dan pernapasannya selancar ruas tol, Nala begitu percaya diri keluar dari toilet. Aura bahagianya terpancar sampai auranya tertangkap beberapa siswa yang menyaksikan bagaimana Nala melangkah keluar tak gentar.

Ketika langkah lebarnya sampai menuju kelas, langkahnya memelan disaat Nala melihat Raskal dan Lea di ambang pintu.

Nala menyaksikan bagaimana Lea sedang mengadu sakit dengan satu tangannya memeluk perut. Wajahnya sedikit pucat menatap Raskal.

Tampak tak sungkan, Raskal menarik satu tangan Lea ke pundak Raskal lalu Raskal memapahnya. Langkahnya terhenti ketika Raskal mendapati Nala di dekatnya.

Nala menatap Raskal dan Lea bergantian. Matanya tersirat akan maksud tindakan Raskal memapah Lea.

"Nala, maaf, aku harus antar Lea ke klinik dulu. Maagnya kambuh. Nggak apa-apa kalau kamu pulang diantar Fajar?"

Tak lama Fajar muncul dari belakang Raskal.

"Fajar, aku titip Nala sama kamu. Aku harus antar Lea." Ujar Raskal pada Fajar tanpa meminta persetujuan Nala lebih dulu. Fajar hanya mengangguk, menyetujui. Sementara Nala masih terpaku dengan apa yang ia lihat saat ini.

Begitu dekat dan erat rangkulan Lea di pundak Raskal. Juga tatapan Lea pada Nala.

Nala merasa aneh, tidak, Nala merasa terganggu dengan tatapan Lea yang ditujukan hanya untuknya saat ini. Tatapan penuh makna itu menaikkan aliran darah Nala ke kepala secara perlahan. Nala kira ini cemburu. Tapi Nala menepis perasaan itu. Ia tidak punya hak, tapi anehnya rasa itu muncul dan terasa menyebalkan sekarang.

Sebelum Raskal kembali memapah Lea, Raskal berkata, "Nala, aku pergi dulu. Kamu hati-hati ya. Maaf aku nggak jadi antar kamu pulang. Aku harus antar Lea. Tapi aku berhutang padamu. Aku akan mengingatnya."

Raskal mengatakannya dengan mudah, tanpa pemuda itu tahu kalau kata-katanya dan tindakannya pada Lea di depan matanya menimbulkan seutas retak di hati Nala.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 6.7K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
1.4M 114K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
55K 6.5K 43
SELESAI ✔ SEBAGIAN PART DIHAPUS SECARA RANDOM/ACAK [FOLLOW SEBELUM BACA] RANK: 🥇1 in #adventure [23/08/2022] 🥇1 in #petualangan [23/08/2022] 🥇1 in...
1.8M 59.7K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...